Teman juga?
Dia menangis di atas ayunan, merunduk dengan kaki menyentuh tanah. Aku yang saat itu tengah bermain pasir, menatapnya. Saat kuhampiri, matanya sudah sembab dengan tangis.
Tangan mungilnya kutarik menuju arena pasir. Dia diam, menatapku yang asik memasukkan pasir pada sebuah ember kecil dengan sekop. Aku menarik lengannya lagi, membuat bocah lelaki itu berjongkok. Ku letakkan sekop yang kumiliki di telapak tangannya.
“Taman bermain itu tempat bermain. Tempat menyenangkan. Kamu jangan sedih. Mau main?”
Dia mengangguk. Senyumnya perlahan muncul dengan gigi depannya yang copot. Aku tergelak menertawakan wajah lucunya.
“Tapi kalau sedih aku ke sini.”
“Kalau sedih aku suka main hujan.”
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top