(G)hostpital

“Aku benci rumah sakit. Dia yang membuat ayahku pergi selamanya.”

“Ini rumah sakit jiwa.”

“Ayahku sama sepertiku.”

Temanku tertawa. Membahana di seluruh ruangan. Pengang. Aku menutup telingaku.

"Tidak waras."

Aku mencebik, menatap pintu ruanganku yang terbuka.

"Rumah sakit tempatnya orang sakit. Sedangkan aku sehat."

"Sehat jasmani. Kau tidak sehat di pikiran."

Tidak biasanya bisikan ini mengejekku. Bunyi pintu terbuka menampilkan sosok suster cantik yang tengah membawa alat suntiknya.

"Karena kau tidak waras. Coba buat wajah menyebalkan itu tampak cantik."

Cantik ya... dia mendekat lalu melepas ikatanku. Saatnya, kuku panjangku terukir manis di wajahnya.

"Dia tidak perlu beli blash-on lagi."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top