Bebas!!
Temanku mengatakan jika aku ingin bebas, maka habisi si pria baju putih yang sering masuk ke ruanganmu. Aku lakukan, karena pria itu punya kunci ruanganku. Setelah ku ganti pakaianku dengan baju milik pria itu, aku membuka pintu ruangan isolasi.
Suster tidak ada yang mengenal mukaku, wong aku jarang diizinkan keluar dari ruangan pengap itu.
“MERDEKA!”
Temanku tertawa bahagia di sampingku. Aku ikut tertawa sambil melempar kunci ke semak. Terdengar seruan nyaring saat aku asik mencari balok kayu untuk menghadiahi satpam rumah sakit.
“KAMAR ISOLASI NOMOR 435, PENDERITA SKIZOFRENIA MELARIKAN DIRI."
Satpam yang ingin ku hadiahi mengerjarku.
"Lama aku tidak lari."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top