7. Why ?

Zavier memutar kemudi mobilnya, dia sedang mengamati seseorang yang terlihat masuk kedalam sebuah restoran.
Lama Zavier menguntit pria itu hingga sayup-sayup dia mendengar suara dari seseorang yang sedang berjalan di samping mobilnya.

"Jasper pasti akan mencari dimanapun Zarin berada."

"Aku heran kemana perginya wanita itu."

Seketika Zavier tampak berpikir. Dia menelpon seseorang yang ingin dia minta bantuan untuk mengetahui sesuatu. Terlebih nama Jasper tentu tidak asing baginya, karena saat ini Jasper adalah pria yang dia intai.

"Hallo, bisa kau mengecek seseorang ? Aku ingin tahu semua tentangnya."

"Bicaralah yang sopan, dasar pria !" umpat wanita yang di telpon Zavier. Mengetahui jelas watak wanita yang di telponnya itu sepertinya dia harus menemui wanita itu secara langsung.

Zavier keluar dari mobilnya, berjalan santai menuju sebuah mobil yang terparkir di depan restoran. Sambil berjalan melewati mobil itu Zavier menempelkan sebuah alat yang bisa membantu pengintaian yang dia lakukan.

***

Malam itu Zarina duduk seorang diri di dalam kamar, memikirkan tentang bagaimana jika besok pagi dia akan kabur. Kalimat terakhir Zavier semalam sangat jelas untuk Zarina, mungkin Zavier masih sangat mencintai mantan kekasihnya Sansa Hipwell.
Rencana untuk kabur itu lagi-lagi tidak dapat dia lakukan. Zarina ragu, apalagi jika bukan tentang dirinya yang dengan mudah jatuh pada pesona Zavier.

Kemarin bahkan dia memikirkan memiliki anak dengan Zavier.
Logika dan hati Zarina benar-benar tidak sejalan. Di satu sisi dia menggilai Zavier yang tampan, hot, dan kaya raya, tapi disamping itu dia tidak menyukai sifat Zavier yang sangat kasar jika sudah amarahnya muncul.
Disaat seperti itu Zavier pun muncul dengan wajah tampan dan dinginnya. Zarina berharap jika Zavier langsung melumat bibirnya saat ini, sungguh miris.

Apakah dia akan semurahan ini jika sudah diperlihatkan pemandangan indah ciptaan Tuhan ?

"Kenapa !?" tanya Zavier datar dan Zarina berpura-pura tidak ingin menjawab. Dia juga masih kesal karena Zavier selalu saja pergi tanpa dia tahu.

Zavier hanya menatap wajah Zarina sekilas lalu dia masuk kedalam  kamar mandi.
Zarina frustasi, dia benar-benar kehilangan akal menghadapi Zavier.

Disaat Zavier masuk kedalam kamar mandi Zarina melihat satu buah tas berwarna hitam dibawah kolong meja. Zarina melihat ke arah kamar mandi lalu dengan perlahan menggapai tas itu.
Dia membuka resletingnya perlahan lalu  dia bisa melihat beberapa senjata dan juga sarung tangan serta topi.

Zarina tahu ada hal tidak baik yang di jalankan Zavier, tapi apa ?

Kenapa pria kaya yang terkenal seperti Zavier bisa melakukan hal mengerikan seperti ini ?

"Kau mulai menyebalkan Zarina !" suara Zavier membuat Zarina terkejut bukan main. Dia langsung berdiri dan meletakkan tas itu.

"Jangan pernah menyentuh barang-barang milikku kau paham !?"

Zavier mencekram rahang Zarina dengan kuat lalu sorot mata mereka saling beradu.
"Apa yang sebenarnya kau lakukan Zavier ?"

"Bu-kan uru-san mu !" balas Zavier penuh penekanan di setiap katanya.

Zavier melepaskan wajah Zarina lalu memakai kaos yang dia ambil dari dalam lemari.
"Zavier aku harus tahu, karena aku sudah memutuskan untuk hidup bersamamu !" Zarina merendahkan dirinya sendiri dan Zavier tertawa.

"Kau pikir aku mau ?! ckckckck...jangan percaya diri seperti itu Zarina, kau wanita dan itu tidak baik."

"Lalu maksudmu meniduri ku apa !"

"Kau menginginkannya dan begitu juga aku. Oh...ayolah Zarina kau dan aku sama-sama tahu dan sering melakukannya dengan orang lain."

Tebakan Zarina benar ternyata, Zavier ini memang titisan iblis.

Disaat Zarina masih mengumpati Zavier didalam pikirannya, sebuah telpon masuk ke ponsel Zavier. Dia lalu buru-buru mengangkatnya dan melihat nama Rubby disana.

"Ya By ?"

"Aku mendapat info kalau ada seorang pria yang mencari tahu tentang Sansa. Dia datang ke Rumah Sakit hari ini, sepertinya rencana kita untuk Sansa harus segera kita lakukan. Jika tidak semua akan kacau. Dan tentang Sansa, ada hal yang harus kau tahu. Datanglah ke Lab, kami menunggumu." Putus Rubby dan Zavier buru-buru masuk kembali kedalam kamar.

Zarina yang tahu jika Zavier akan pergi mengikuti Pria itu dari belakang hingga sampai di dekat speedboat Zavier melarangnya untuk ikut.

"Kau tidak bisa ikut paham ! tetap disini atau aku akan membunuhmu !" ancam Zavier tapi Zarina tidak gentar.

"Silahkan bunuh saja, aku tidak takut."

Zavier yang tidak ingin melayani tingkah Zarina membiarkan saja wanita itu untuk ikut dengannya, toh sepertinya dia akan menyerahkan Zarina pada Rubby. Dia akan meminta Rubby untuk memberikan obat apa saja agar Zarina lupa dengan semua yang telah wanita itu lihat. Jika itu bisa maka dia akan terbebas dari wanita ini. Itulah pikir Zavier, sebelum pergi Zavier meminta Zarina membawa beberapa pakaian wanita itu karena mereka akan pergi lama. Terlebih jarak ke London juga tidaklah dekat, dia mungkin akan beberapa lama berada disana.

Zarina dan Zavier menaiki jet pribadi, sebenarnya itu bukan milik Zavier karena dia tidak ingin orang-orang tahu kemana saja dia pergi. Jet itu milik salah satu kawan Kenan, dia meminjamnya dan meminta untuk merahasiakan apapun yang Zavier lakukan. Sean, sahabat Kenan setuju dan tidak keberatan sama sekali. Sean memang adalah teman dekat Kenan, dan Veila istrinya adalah sahabat Rubby. Mereka pernah menjalani misi bersama, dan hubungan persahabatan itu terjalin hingga saat ini.

Kenan dan Rubby adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup Zavier saat ini, karena mereka berdua dia bisa mendapatkan banyak informasi mengenai semua orang yang sudah merusak kebahagiaannya dengan Sansa.

"Zavier kita kemana ?" tanya Zarina saat pesawat sudah lepas landas sedari tadi.

"Ke London." Kali ini Zavier menjawab pertanyaan Zarina, wajah wanita itu terlihat bahagia karena mungkin menganggap ini semacam liburan.

"Zavier kau tidak berniat menjual ku bukan?" tanya Zarina lagi membuat Zavier ingin tertawa, pikiran wanita ini benar-benar konyol. Tidak seperti Sansa kekasihnya yang selalu berpikir hal-hal logika dan terlihat sangat tenang.

"Kau lihat beberapa kemewahan di sekeliling mu saat ini, dan apa kau pikir aku akan tergoda dengan uang hasil menjual dirimu ini." Zavier lagi-lagi memberikan kalimat yang menyayat hati Zarina.  Tiba-tiba saja wanita di hadapan Zavier itu mendekat dan duduk di pangkuannya. Zarina tersenyum lebar dan mencium bibirnya, saat pagutan itu makin dalam Zavier menjauhkan tubuh Zarina.

"Kenapa? kau tidak menginginkannya ?" tanya Zarina menatap lekat wajah Zavier. Ada sesuatu yang menyentuh relung hati Zavier, semua itu tidak lain karena kalimat yang Zarina tanyakan barusan. Kalimat itu akan Sansa ucapkan kepadanya jika Zavier tengah marah kepada Sansa. Lama mereka saling beradu pandang, Zavier yang memikirkan Sansa sementara Zarina yang terpesona akan ketampanan wajah Zavier. Dia tahu kalau benih cinta sudah mulai tumbuh didalam hatinya, dia menyukai Pria sombong dan arogan ini.

Pria yang dia juliki titisan iblis ini nyatanya sudah menaburkan benih cinta dihati Zarina.

Zavier tertegun ketika Zarina meletakkan kepala didada bidang miliknya, entahlah apa yang harus dia lakukan. Andai malam itu Zavier tidak hilang kendali, pasti akan mudah bagi Zavier meolak Zarina. Kini wanita ini sudah salah paham dengannya, Zavier hanya milik Sansa begitu juga dengan hatinya. Dia melihat kini Zarina tengah mendongak melihatnya, dengan senyum yang wanita itu berikan. Tangan Zarina bermain di rahangnya, mengusapnya lembut membuat sesuatu dalam diri Zavier menginginkannya.

"Zarina duduklah di tempat mu, aku masih ada pekerjaan." Zarina terlihat kecewa tetapi tetap memperlihatkan wajahnya yang tersenyum.  Zarina berpikir mengapa Zavier tidak lagi ingin bercumbu dengannya.

Tbc...

Maaf lama gak nongol disini, semoga tiap malem minggu kita ketemu disini ya 😘😘

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top