6. Darah Ke Empat Serta pengakuan Zarina.

Banyak hal indah yang akan kita temui jika mencoba membuka mata lebar-lebar pada dunia yang ada didepan mata.
Begitulah hal yang dirasakan Zarina, saat ini dia sedang bersama Zavier menuju sebuah dermaga tempat pemberhentian yach mereka selanjutnya.

Zavier sedang mengerjakan sesuatu dengan laptopnya didalam kamar sementara Zarina memilih duduk menikmati pemandangan lautan yang luas dan indah.
Namun, sepertinya Zarina salah, Zavier sudah berdiri di depannya dan menatap Zarina masih dengan senyuman menggoda yang dimiliki pria itu.

Zarina mendekat, mengusap rahang Zavier sementara Zavier langsung menarik tubuh Zarina yang hanya memakai bikini seksi menempel padanya.

"Kau masih belum puas hem ?" tanya Zarina.

"Kau tidak takut padaku ?" tanya Zavier.

"Aku tidak pernah takut padamu." Zarina tersenyum sementara Zavier hanya menampilkan senyuman tipis lalu memagut kembali bibir Zarina.

"Bersiaplah, aku mengganti rencana. Akan ada sebuah pulau pribadi yang tidak cukup besar diarah selatan dan kita akan kesana."

Zavier ingin pergi namun Zarina menarik tangan Zavier. "Apa kita akan bersama ?"

"Jika itu yang kau inginkan," jawab Zavier tenang.

"Apa kau ingin bersama ku ?" tanya Zarina lagi ingin lebih jelas dengan hubungan singkat yang terjadi diantara mereka ini.

"Jika kau bersikap baik dan manis kenapa tidak !?" Zarina tersenyum dia berdiri dan berhadapan dengan jarak yang sangat dekat dengan Zavier.

Jemari Zarina menyentuh bagian dada bidang yang tak tertutup helai kain itu. Menggelitik Zavier membuatnya mengeram tertahan.
Zarina memberanikan dirinya mencium bibir Zavier lembut yang dibalas lembut pula oleh Zavier.

Zavier menggendong tubuh Zarina mendudukan wanita itu diatas pahanya, dan cumbuan menggebu itu terjadi. Namun, Zavier enggan melakukan lebih, dia tahu harus melakukan apa yang tepat.
Sementara Zarina menginginkan hal lebih dari sekedar cumbuan, dia menatap mata Zavier masih dengan percikan gairah tapi Zavier hanya tersenyum simpul.

"Jika ingin bersamaku, kau harus bisa mengendalikan dirimu." Zavier meninggalkan Zarina yang terdiam dan merasa bodoh.

****

Pulau pribadi, tentunya tidak akan ada keramaian disana. Dan tidak beda dengan pulau pertama yang di datangi Zarina, pulau ini sama sekali tidak ada penghuninya selain dirinya dan Zavier.

Namun seperti sudah di set oleh Zavier. Rumah yang ada di pulau itu sudah lengkap dengan semua bahan makanan dan pakaian yang dibutuhkan Zarina. Ya, Zavier Howard memang kaya raya jadi mudah bagi Pria ini melakukan apapun yang dia mau. Zarina menganggap kalau ini adalah liburannya, sayang dia tidak memiliki ponsel. Dia bertanya kepada Zavier semalam dimana ponselnya dan Zavier mengatakan ponsel itu sudah disimpan oleh Zavier dengan aman. Jika Zarina ingin bersama Zavier maka dia harus menuruti semua keinginan Zavier, termasuk akan menelpon orang tuanya setelah Zavier memberikan izin. Tidak ada ponsel, dan tidak ada media sosial.

Hingga larut malam Zarina menunggu Zavier pulang namun pria itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Bahkan sudah tiga hari, Zarina yang bosan memilih mencoba kembali berjalan ke pinggir pantai yang indah.

Dia berpikir harus bertanya apa yang sebenarnya dilakukan Zavier diluar sana. Dia tidak boleh hanya menjadi gadis bodoh yang hanya ingin bermesraan dengan Zavier saja, dan Zarina tahu dia harus menunggu momen yang tepat untuk bertanya hal tersebut.

*****

Ditempat lain, Zavier membuka topinya setelah dia masuk menggunakan topeng wajah silikon yang dia pesan khusus.
Dia menyusuri club malam ke-empat yang dia datangi beberapa hari ini untuk mencari pelaku selanjutnya yang patut dia ambil kebahagiaannya. Dan orang itu adalah salah satu keluarga mafia yang menjadi pemilik beberapa club ternama di Inggris. Saingan klub malam milik Kenan Rexton sahabatnya.

Zavier sedikit lebih lama disana arena merasa tidak ada kesempatan yang baik bagi dirinya untuk menghabisi kebahagiaan Ludwich. Saat dia melihat mata beberapa anak buah Ludwick lengah dan pria itu sendiri sedang memangku seorang gadis Zavier beraksi.

Dia mulanya hanya berjalan santai, lalu tersenyum seolah ingin menyapa Ludwich. Tapi sebelah tangannya dengan cepat mengeluarkan pistol kedap suara dan menembak tiga kali pada bagian paha,kaki,dan alat kelamin Ludwich dengan tepat.

Suara teriakan dari wanita disana membuat keadaan ricuh dan Zavier bergegas keluar dari tempat itu dengan aksi baku tembak yang terjadi. Tapi dengan gesit Zavier bisa lolos.
Zavier bukanlah pembunuh yang biasa, dia sangat mahir dan sudah berlatih. Terlebih dia memahami denah dari tempat-tempat yang akan dijadikannya tempat eksekusi para target yang dia inginkan.

Dipersimpangan jalan sebuah mobil tanpa plat berhenti mendadak, pintu mobil terbuka lalu Zavier masuk.
"Thanks Ken," ucapnya dan Kenan mengangguk sekilas lalu melajukan mobilnya.

Kenan mengemudikan mobil itu jauh dari kota lalu Zavier segera turun. Menaiki motor sport dia membuka topengnya lalu menyimpan topeng itu dalam kantong jaketnya.

Kenan sendiri pergi ke jalur yang berbeda.

****

Zarina baru selesai mandi karena bergegas ingin tidur, dia terkejut karena Zavier sudah berada di kamarnya dengan membongkar sebuah koper lalu kembali keluar.

"Zavier kau darimana ?" tanya Zarina namun Zavier tidak menggubrisnya.
Zarina mengikuti Zavier pindah ke kamar disebelahnya.

"Zavier," panggilnya lagi namun pria itu seolah menulikan telinganya.
"Zavier kau___," Zavier yang geram karena Zarina terus berisik mengumpat dan menatap tajam Zarina.

"BISAKAH KAU DIAM ! Kau bukan siapa-siapa dan jangan pernah mengurusiku." Zavier keluar dari kamar itu dan Zarina terdiam. Dia merasa sakit dengan apa yang dikatakan Zavier barusan. Dia pikir ada sesuatu antara dia dan Zavier tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai objek pemuas hasrat pria itu.

Ya ! Zarina yakin akan hal itu. Tapi bukankah dia sudah berjanji akan membuat Zavier mencintainya ? Ini baru awal dan Zarina tidak bisa memaksa Zavier dengan semua keinginannya. Hubungan mereka tidak terjadi seperti orang normal lainnya, maka Zarina pelru trik khusus agar menjerat Zavier. Saat Zarina ingin keluar kamar dia melihat ada potongan kertas yang dia yakin adalah tiket. Tanggal keberangkatan serta tujuannya membuat Zarina menggelengkan kepala. Pria itu pergi ke London beberapa hari ini, pantas saja tidak kembali pikir Zarina.

"Zavier aku bosan disini," kata Zarina manja saat melihat Zavier ada di dapur entah melakukan apa. Dia duduk di meja makan memandang punggung tubuh Pria yang kini menjadi obsesi untuk dia miliki. Karena tidak mendapat respon dari Pria itu, Zarina memilih berjalan mendekati Zavier dan memeluknya dari belakang. "Zavier maafkan kalau aku bertanya, aku hanya khawatir. Jangan marah padaku, aku memutuskan disini bersama mu karena aku menyukai mu."

Zarina merasakan kalau Zavier berhenti dengan kegiatannya, satu tangan Pria itu melepaskan tangan Zarina dari perut Zavier. "Aku minta maaf karena sudah berteriak kepada mu," kata Zavier membuat Zarina tersenyum bahagia. "Namun untuk perasaan ku padamu, aku harap kau tidak memiliki harapan lebih padaku." Zavier pergi dari sana setelah mengatakan hal itu.

Tbc....

Yuk ah dikoment bagi kalian yang baca cerita ini...

okeh ?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top