5. Reason Bag.II

"Mr.Howard maaf tapi tunangan anda___,"

"Jangan katakan apapun, kau hanya perlu melakukan satu tugas Dokter, yaitu menyelamatkannya."

"Maaf Mr.Howard tapi ini____,"

"Lakukan atau aku akan membuatmu kehilangan pekerjaan."

Zavier melihat wajah Dokter yang sudah pucat pasi itu bergegas masuk kedalam ruang gawat darurat.
Zavier hanya bisa menatap nanar wajah kekasih yang sangat dia cintai.

"Jangan pergi honey, kau sudah berjanji. Kau sudah berjanji akan mendampingi ku selamanya."

"Sansa please."

*****

"SANSA PLEASE...," teriak Zavier dan dia bangun dengan keringat di kening. Zarina yang baru saja memejamkan mata disebelahnya ikut terbangun karena suara teriakan Zavier.

Ketika Zavier ingin pergi dari kamar itu, langkahnya terhenti karena ikatan antara tangannya dan Zarina. Dengan kesal dia meraih kunci yang ada dikantong celananya lalu membuka borgol tersebut. Dia tidak perduli jika Zarina kabur. Dia hanya ingin menenangkan pikirannya dan menelpon seseorang.

Di sisi lain Zarina terkejut dan memikirkan ada apa dengan Zavier. Pria itu terlihat ketakutan dan bermimpi buruk, tentu Zarina tahu siapa perempuan yang disebut Zavier namanya. Hanya saja Zarina memikirkan apa yang terjadi kepada kekasih Zavier itu.

Apa mereka putus ?

Atau Sansa pergi meninggalkan Zavier tanpa kabar berita karena mengetahui Zavier adalah seorang psikopat ?

Namun jika melihat wajah sedih dan takut Zavier saat setelah berteriak tadi, sepertinya Zavier sedang sangat tersiksa. Zarina menggelengkan kepalanya.

Tidak perduli apa yang dihadapi pria itu, dia harus segera pergi dari tempat ini. Zarina membuka ikatan tali ditangannya, dia keluar dengan mengedap-endap.

Saat dia ingin menuju pintu keluar rumah itu dia mendengar suara pukulan yang begitu keras.
Zarina mengikuti sumber suara itu dan betapa dia terkejut melihat darah yang keluar dari tangan Zavier.

"YA TUHAN APA KAU GILA. BERHENTI HEI," teriak Zarina mencoba menghentikan Zavier yang memukul pohon dibelakang rumah seolah dia sedang latihan tinju.

Zavier mendorong tubuh Zarina hingga wanita itu terduduk di tanah.
"Jangan ikut campur."

"Tentu saja aku ikut campur, jika kau kehabisan darah hanya aku yang ada disini. Kau akan merepotkan ku. Dan jika ku biarkan kau akan mati, lalu aku akan disini seumur hidupku tanpa ada makanan atau apapun yang bisa membawaku keluar dari tempat bodoh ini."

Panjang lebar Zarina mengomel dan Zavier hanya diam dengan wajah dinginnya.
"Kau ini kenapa ? Jika ada masalah sebaiknya selesaikan dengan baik. Bukan menyakiti dirimu sendiri seperti ini." Zarina menarik tangan Zavier meneliti luka yang didapat pria itu. Lagi, niat Zarina yang ingin kabur dia urungkan melihat Zavier yang seperti ini, atau memang dia tidak berniat untuk pergi menjauh dari seorang Zavier Howard.

Malam itu Zarina kembali melanjutkan tidurnya sementara Zavier terdiam seorang diri di tepi pantai.

***

Pagi hari Zarina terbangun Zavier sudah tidak ada, tapi sebuah note ada di meja makan membuat Zarina berpikir aneh.

Kau makanlah sarapan ini, lalu jika kau ingin kabur dari tempat ini silahkan. Asal jangan pernah mengatakan apapun tentang aku. Jika kau mengatakannya aku tidak akan segan-segan membuatmu menderita seumur hidup. Atau mungkin keluarga mu.

Zarina menelan berat ludahnya, tapi langsung dia beralih pada sarapan yang sudah tersaji.
Sebenarnya Zarina suka juga di pulau ini, begitu tenang dan tidak ada gangguan.
Zarina menyelesaikan sarapannya lalu pergi ke tepi pantai, dia mengingat kejadian semalam dimana hatinya berdegup kencang saat Zavier begitu dekat dengannya.

"Terima kasih."

Ucapan Zavier semalam kepadanya dan dia langsung bersemu merah mengingat wajah tampan Zavier yang begitu dekat dengannya.

Zarina bingung apakah harus kabur dari tempat ini, atau tetap disini sebagai tawanan Zavier.

Tak terasa senja sudah mulai turun, Zarina sepertinya terlalu lama memikirkan Zavier hingga dia tak sadar langit sudah mulai jingga. Baru saja dia ingin kembali masuk kedalam rumah, Zavier berteriak memanggil namanya sambil lari dengan terburu-buru.

Pria itu bahkan menarik tangannya dan langsung mengajak Zarina mengikutinya.
"Zavier ada apa ?"

"Kita harus segera pergi dari sini." Zavier memasukkan beberapa barangnya lalu menyuruh Zarina keluar.

"Kau tunggu aku dibelakang dekat speedboat itu." Zarina hanya mengangguk dan berlari ketempat yang dimaksud Zavier.

Dari tempatnya dia bisa melihat Zavier menyiramkan bahan bakar ke rumah itu lalu tak lama api pun melahap rumah kecil atau pondok yang memberikan kenangan bagi Zarina.

Zavier langsung berlari ke arahnya dan membantu Zarina menaiki speedboat.
Mereka pun pergi dari sana tanpa Zarina tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Zavier kita kemana ?"

"Tempat baru."

Zarina lalu diam. Dia mengikuti Zavier yang membawanya menepi di sebuah dermaga.
Terlihat Zavier berbicara sebentar dengan seorang pria kemudian mengajaknya menaiki sebuah yach yang sangat indah.

"Kita akan pergi dengan ini ke tempat baru, tapi sebelumnya kita harus ke suatu tempat."

"Kemana ?"

"Ikut saja jika kau lapar dan perlu membeli beberapa pakaian." Zarina membenarkan ucapan Zavier. Dia  ikut saja dengan Zavier menaiki motor besar membelah jalanan dengan sinar rembulan yang sangat indah.

Zarina memberanikan diri memeluk Zavier karena pria itu mengemudikan motornya sangat kencang. Zavier membawa Zarina kesebuah restoran yang sepertinya sangat sepi setelah membeli beberapa pakaian.

Zavier memesan makanan dan Zarina hanya menatap wajah pria tampan di sebelahnya. Ya, Zavier memilih sudut restoran dengan Zarina disebelahnya agar orang tidak bisa bebas melihat kehadirannya.

Mereka makan dengan diam, Zarina tidak tahu harus berbicara apa sementara Zavier tidak ingin berbicara  Dia hanya perlu mengisi perutnya dengan makanan yang layak setelah satu bulan hanya diisi makanan seadanya.

Derap langkah dari pintu restoran menyita perhatian Zavier yang langsung melirik kearah pintu. Zavier melihat seorang pria dengan kemeja hitam baru masuk yang seolah juga tertarik melihat ke arah Zavier dan Zarina.

Zavier tahu pria ini berniat ingin menggoda Zarina, tapi jika pria itu mendekat maka wajahnya bisa terlihat.
Untuk itu tiba-tiba Zavier menarik pinggang Zarina membuat wanita itu terkejut langsung duduk di pangkuannya. Zavier mencium bibir Zarina yang masih sangat terkejut akan perbuatan Zavier.

Namun rasa bibir Zavier yang membelainya membuat dia lupa diri. Zarina membalas ciuman itu dan mereka saling membelit satu sama lain. Zarina benar-benar dibuat mabuk, sementara Zavier di sela-sela ciuman itu dia melirik si pria yang menggelengkan kepala lalu menaiki anak tangga menuju lantai atas restoran itu.

Zavier menghentikan ciuman mereka membuat Zarina merasa kehilangan.
"Kau lumayan juga," ujar Zavier membuat Zarina sangat malu.

"Ada apa kau mencium ku ?"

"Dan kau kenapa langsung membalasnya ?" Zarina diam dan menunduk, tak lama Zavier mengajaknya pergi setelah meninggalkan uang di meja tersebut.

***

Zarina memang begitu terpesona dengan Zavier, dia bahkan tidak mencoba kabur sedikit pun meski ada kesempatan.Kemudian sekarang malah berlayar bersama Zavier entah kemana. Yang jelas dia menikmati kebersamaan mereka, bahkan ciuman mereka tadi membuat Zarina seperti yakin ada magnet antara dirinya dan Zavier.

Zavier tersenyum kepadanya dengan memegang segelas wine.
Entah sudah berapa gelas pria itu minum sehingga dia tersenyum lepas seperti itu pada Zarina.

Zarina menebak satu hal, Zavier patah hati karena kekasihnya pergi meninggalkanya. Dia terkesiap saat Zavier berada dekat dengannya.

"Kau tidak minum ?" tanya Zavier dan Zarina hanya menggelengkan kepalanya.

"Minumlah sedikit."

"Aku tidak terbiasa," jawab Zarina seadanya.

Zavier tiba-tiba memeluk Zarina erat setelah meletakkan gelas wine nya.

Mata tajam Zavier menghipnotis Zarina. Jarak mereka sangat dekat sehingga harum wine yang memabukkan itu dapat dicium oleh Zarina dan tiba-tiba bibirnya sudah disapu oleh sentuhan lembut yang Zavier berikan.

Deburan ombak begitu indah terdengar ditelinga Zarina.
Zavier semakin merapatkan tubuhnya kepada Zarina dan tangannya menyentuh seluruh sisi tubuh Zarina.

"Kau menyukai ku hem," tanya Zavier yang berbisik dengan lembut membuat Zarina semakin menderu.

"Dan kau ? Apa menginginkan ku ?" Zarina berani bertanya pada Zavier hingga sorot mata mereka beradu.
Zarina tahu dialah yang kalah pada pesona Zavier. Dia tenggelem dalam mata indah Zavier dan hanya bisa menikmati setiap sentuhan serta rasa yang diberikan Zavier untuknya.

Zarina sudah sangat lama tidak merasakan hal semacam ini, dan kali ini rasanya benar-benar berbeda. Zarina tanpa sadar sudah tidak menggunakan sehelai benang. Dia terkesiap saat Zavier menggendongnya.

"Kenapa ini terasa begitu cepat ?"

Itulah yang ada dipikiran Zarina, tapi karena sudah sangat terbuai dengan permainan Zavier dia hanya bisa melakukan yang juga dia inginkan saat ini. Di depan yach mewah itu Zarina merajut malam indah bersama Zavier.

Meski dia tidak tahu apa akhir cerita mereka tapi Zarina bertekad akan membuat Zavier mencintainya.
Soal pembunuhan yang dia lihat itu, dia yakin Zavier memiliki alasannya dan dia akan mengetahuinya kelak.

Yang terpenting sekarang dia akan bersama Zavier.

"Ah....," suara desahan Zarina membuat Zavier tidak berhenti dan makin menambah kecepatannya.

Tbc...

Wayoooo.....ada apa ini ? wkwkkwkwk...

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top