Juri Satu
Akhirnya selesai juga me-review karya-karya member. Overall, semuanya bagus. Aku melihat ada peningkatan di sini. Hanya mungkin ada beberapa kekurangan dan kejanggalan, akan aku kupas di sini.
By the way, aku menilai bukan karena aku lebih hebat, ya. Kita belajar sama-sama di sini :*
Penilaian
1. Asal Mula Suara Lantang (7/10)
Aku merasa penceritaannya terlalu terburu-buru. Apalagi, di saat si tokoh utama mau menasehati salah satu penanya. Di situ aku merasa ada kejanggalan. Baru tiba-tiba si penanya memperkenalkan diri, si tokoh utama langsung marah. Kurang dijabarkan feel dan alasan yang membuat si tokoh utama marah dan kesal.
2. Biarkan Aku Menjadi Nada (8.7/10)
Aku suka diksinya. Ngalir dari awal sampai akhir. Hanya terlalu banyak narasi. Seperti baca diary. Kalau saja ada dialog sebagai pelengkap, pasti cerita ini tidak terkesan membosankan.
Penggambaran tokoh dan biografinya cukup bagus. Aku suka.
3. Darah dan Salju (9/10)
Lagi-lagi, aku suka diksinya. Untuk tokoh dan biografi, aku bias membayangkan mereka satu per satu. Great!
Ps: Habis baca cerita ini aku langsung search siapa Elizabeth Bathory😂
Hanya saja di paragraph akhir ada typo spasi yang cukup banyak dan mengganggu. Sangat disayangkan.
4. Me, Just Say Goodbye (8.7/10)
Harusnya kisah ini bias bikin nangis, kalau pembawaan emosinya dilebihkan di akhir.
But overall, aku suka gaya bahasanya. Ngalir dan menggunakan sudut pandang Jonghyun. Bagaimana lelahnya dia, kenangan dia dan teman-temannya, dll.
5. Bidadari Berlampu (7.5/10)
Alurnya seperti dipaksa agar cepat selesai. Begitu terburu-buru. Sepertinya nulis ini mepet DL, ya? Wkwk.
But anyway, aku masih bias mendapat gambaran tokoh Florence dan semangatnya.
6. Lady Bluebeard ( 7/10)
Gaya bahasa dan diksinya cukup baik. Mengalir dan enak diikutin.
Sayang sekali, aku nggak mengerti alurnya. Maju mundur, tapi jadinya aku bingung sama ending-nya. Sebenarnya Belle mati karena apa? Siapa pria yang membunuh Belle?
Barulah setelah aku buka internet, aku mengerti. Ternyata Belle membunuh anak-anak dan suaminya dengan motivasi asuransi. Tapi sama, ending-nya bikin aku bingung. Kemana kepala Belle?
7. Pasca Gerilya (6/10)
Aku bosen baca ini, seperti biografi. Bahasa yang digunakan member kesan bahwa ini memang buku Sejarah dengan sudut pandang tokoh.
Di akhir, pembawaan emosinya kurang. Waktu si tokoh utama marah, harusnya penulis bias menunjukkan itu lewat deskripsi rinci tentang apa yang dirasakan, bagaimana organ tubuhnya bekerja ketika dia marah dalam keadaan sakit.
8. Gorila-Sensi (6/10)
Banyak kaidah kepenulisan yang sama, contoh saja seperti penggunaan kata di, -lah, dan yang lain. Dialog tag juga masih salah. Harusnya tidak perlu diberi spasi antara tanda petik pertama dengan huruf awal dialog.
Harusnya kisah ini bias menjadi humor yang bias dinikmati pembaca, kalau saja kaidah bahasanya benar. Sayang sekali.
9. Rasaku Yang Tertahan (6.3/10)
Banyak kata asing yang miss italic di sini. Mungkin penulisnya buru-buru ngejar DL😂. Ada juga kata yang tidak sesuai KBBI, seperti 'nafas', harusya 'napas'.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top