Juri Dua
Halo, ini Juri Dua.
Karena aku sudah dikasih amanah buat menilai, sebelumnya aku minta maaf sebesar-besarnya kalau ada kata-kata yang kurang berkenan. Aku menilai bukan karena aku sudah bisa, aku juga masih belajar. Jadi kalau semisal ada yang salah, jangan sungkan buat koreksi, ya.
Penilaian
1. Asal Mula Suara Lantang (7,5/10)
Maaf sebelumnya kalau salah, entah kenapa aku kok merasa ini bukan yang ada di kehidupan sebenarnya, ya. Atau mungkin aku yang kurang update atau gimana dan perasaan aku doang kali, ya.
Untuk koreksi tentang kepenulisan, masih ada beberapa penggunaan kata 'di' dan 'ke' yang masih salah contohnya di paragraf tiga dan lima. Beberapa bagian masih ada yang typo juga. Dan satu hal terpenting, tidak konsisten. Aku kira itu perlu digaris bawahi karena sebagai pembaca aku sempat kaget dengan pergantian sudut pandang dari 'aku' menjadi 'saya' yang menurut aku pribadi sangat menganggu.
Di luar itu semua, cerita ini sudah sangat menginspirasi dan saranku lebih teliti lagi, ya.
2. Biarkan Aku menjadi Nada (8.6/10)
Nice, awal paragraf dibuka dengan sebuah lirik lagu yang cukup bermakna, kalau tidak salah. By the way, aku kurang tahu siapa Yui Yoshioka itu, kalau boleh nebak kayaknya dia seorang penyanyi dari Jepang. Mohon maaf kalau salah.
Sejujurnya, aku suka pembawaan ceritanya. Diksinya ringan tetapi sangat nendang. Untuk koreksi penulisan, aku tidak bisa komen banyak karena cerita ini sudah rapi. Sayangnya, di akhir paragraf banyak spasi yang hilang.
3. Darah dan Salju (8/10)
Awal baca aku kira Anna di sini adalah karakter di film Frozen, lol. Diksinya bagus, cara penggambaran yang keren, penulisan sudah rapi, dan sangat terasa biografinya. Sayangnya, aku baca sampai tiga kali tapi tetap tidak tahu siapa Anna di sini. Rip my brain.
4. Me, Just Say Goodbye (8,8/10)
It brings all the memories back.
Jujur, berat kalau harus menilai cerita ini karena ini menceritakan kepergian satu dari sekian banyak orang yang aku sayang—Jonghyun. Aku tahu betul gimana perjuangan selama mendiang hidup bahkan sampai detik ini, aku masih berkabung dan merasa kehilangan. Sampai-sampai aku skip cerita ini berkali-kali karena sakit banget. But, gimanapun juga aku harus profesional.
Keseluruhan cerita bagus, tapi beberapa masih perlu banyak koreksi.
5. Bidadari Berlampu (8.3/10)
Awalnya, aku kira Florence itu sebuah nama tempat di Italia—karena aku sempat baca sebuah artikel di internet tentang kota ini pas lagi riset buat nulis cerita. Setelah berselancar di dunia wikipedia, aku dapat informasi tentang tokoh ini.
Kesan pertama, aku tertarik karena aku lumayan suka baca tentang kehidupan tokoh yang belum pernah aku tahu apalagi yang berpengaruh bagi sejarah. Secara garis besar, menurutku penulisan cerita ini sudah sangat rapi dan ceritanya sangat menginspirasi.
6. Lady Bluebeard (7.5/10)
Lagi-lagi, aku kurang tahu siapa tokoh yang diceritakan. Secara keseluruhan ceritanya menarik, tapi masih ada penggunaan kata 'di' yang kurang tepat.
Lebih teliti lagi ya, hehe.
7. Pasca Gerilya (7.8/10)
Baru melihat judul, aku ingin mengubur diri rasanya. Karena jujur, aku paling tidak bisa masalah sejarah. Well, cerita ini lumayan menarik karena aku harus memutar otak untuk menebak siapa tokoh yang diceritakan. Untuk penulisan, masih ada penggunaan kata 'di' yang kurang tepat di paragraf pertama.
8. Gorila-sensi (6,9/10)
Maaf, karena nilaiku yang terbilang unch. Tapi jujur, aku hampir nangis dan pusing kepala waktu baca cerita ini. Well, cerita ini bagus tapi minus di penulisan yang masih acak-cakan dan kurang rapi. Banyak yang tidak sesuai dengan PUEBI.
Tolong, rajin-rajin bacain KBBi sama pelajarin PUEBI ya, sayang.
9. Rasaku yang Tertahan (7,8/10)
Aku tahu siapa yang nulis ini, haha. Tapi sorry sayang, gimanapun juga aku harus profesional. Poin pertama, kamu terlalu terburu-buru sampai-sampai banyak bahasa asing yang lupa italic dan beberapa penulisan yang masih kurang rapi. Lain kali jangan ngerjain waktu deadline, ya. Semangat.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top