4. Perasaa Aneh

Dany memejamkan matanya mencoba untuk tidur namun pikiran dany terus tertuju pada el.

Dany berfikir biasanya dia gak pernah memikirkan wanita.
Dan perasaan aneh apa ini, muncul secara tiba-tiba, membuat pikiran dany tambah kacau.

Pagi ini el berdandan untuk menarik perhatian tuan david.
El terlihat sangat cantik.

Walaupun makeup dan tampilannya gak terlalu cetar, tapi el pada dasarnya memang cantik.

Dany gelisah sepanjang malam jadi dany pulang sekolah langsung menuju kantor papahnya hanya untuk melihat el.

Dany mengernyitkan keningnya ketika pertama melihat el.
Biasanya el tidak pernah menggunakan lipstik berwarna mencolok seperti itu.
El jadi terlihat makin dewasa.

"Hahaha....El memang wanita dewasa kali."Dany menertawakan dirinya sendiri.
Betapa dany merasa bodoh.

"Dany."gumam el saat melihat dany sedang melihat ke arahnya.

Mata mereka beradu pandang satu sama lain.

Namun el yang lebih dulu mengalihkan pandangannya dari dany.

Setan di hati dany terus berkicau, menginginkan el.
Namun di sisi lain dany menolaknya karena perbedaan usia yang lumayan jauh.

El gadis matang dan dany hanya bocah ingusan.

Dany berjalan keluar gedung kantor papahnya menikmati matahari sore.

El dan yang lainnya sudah bersiap pulang karena memang sudah jamnya pulang.

El merasa lega, karena el pikir dany gak ada.
Tapi saat el keluar gedung kantor. El melihat dany yang sedang menutupi wajahnya karena silau.

El memperhatikan dany entah dengan perasaan aneh apa.

"Owhh sadarlah El, dia masih bocah."El menggelengkan kepalanya.

"Itu si dany."ucap mayang.

"Biarkan saja, gue mau pura-pura gak lihat. Gue masih sebal sama dia."balas el.

Mayang hanya mengangguk saja.
Terserah mau gimana El.

"Dia liat loe."bisik mayang.

"Masa bodo."balas el cuek.

Dany juga gak berniat menyapa ataupun menghentikan el.
Setelah el dekat, Dany mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Entah mengapa el merasa kesal dany mengacuhkannya.
Padahal el sendiri tadi bilang pada mayang ingin pura-pura tidak  melihat.

"Lihatlah dia mengacuhkan gue."gerutu el.

"Loe aneh yah."ucap mayang.

"Iya gue tau, tadi gue bilang pura-pura gak lihat tapikan dia lihat gue. Harusnya dia nyapa gue dong."ujar el.

"Loe ngarep?"cibir mayang.

"Ya gak gitu juga may, dia kan lebih muda dari gue, sebagai sopan santun karena kita saling mengenal harusnya dia nyapa gue terlebih dahulu."jelas el membela diri.

"Serah loe dech. Sekarang mending loe deketin itu tuan david."ucap mayang.

"Tuan david."panggil el.

Papah david yang baru mau masuk ke dalam mobil pun menghentikannya dan melihat ke arah el tanpa menjawab sapaan el.

Dany sendiri melihat ke arah el yang sedang mendekati papah david.
Dany mengepalkan tangannya kuat-kuat.

"Ehmm tuan, maukah makan malam dengan saya."El membekap mulutnya sendiri yang gak tau malu mengajak bosnya makan malam.

"Maaf saya sibuk."papah david masuk ke dalam mobilnya dan pergi begitu saja.

Dany berjalan mendekati el sambil tertawa.

"Lucu sekali."ejek dany.

"Diam loe."bentak el yang mukanya merah padam karena malu di tolak.

Mayang juga ikut menertawakan el.

"Bagaimana kalau makan malam sama gue saja."ucap dany.

"Dalam mimpi loe."balas el mengibaskan rambutnya dan mengajak mayang pulang meninggalkan dany sendiri.

Dany hanya tertawa.

"Sungguh el, muka loe tadi mirip kepiting rebus."Mayang masih menertawakan el.

"Gak lucu."El membrengut kesal.

Saat di angkutan umum, El mendengar percakapan gerombolan cewek sedang membicarakan dany.

Tadinya el gak tertarik, namun lama-kelamaan el penasaran.

"Anak dari bos di perusahaan barusan, sungguh mempesona. Dia juga jago di ranjang. Gue jadi nagih."ucap salah seorang berambut pirang.

"Tapi gue denger tuh anak gak suka make orang sampai dua kali. Sekali pake buang."timpal cewek berambut hitam.

"Iya sih, padahal hot banget.
Cuma dia gak suka di sentuh dan dia gak suka menanggalkan pakaiannya. Jadi penasaran pengen lagi, lagi dan lagi."cewek berambut pirang itu tertawa.

"Dasar bocah gila."El ngedumel sendiri.

Tapi pikiran el jadi tercemar oleh cerita para cewek tadi. Membayangkan bagaimana dany.

"Ciumannya saja terasa nikmat."batin el.

Namun dengan cepat el menggelengkan kepalanya untuk menepis pikiran kotornya.

Malam ini udara sangat dingin.
El bergulung dalam selimutnya yang tebal.

Tok...tok...tok...

Suara ketukan pintu terdengar.
El mengeliat dan melirik ke arah jam yang ada di atas nakas.

"Siapa malam-malam gini ganggu orang tidur."gerutu el malas untuk bangun.

Tok...tok..tok...

"Siapa sih. Iseng banget."El menyibakkan selimutnya kasar dan beranjak bangun untuk membuka pintu.

El terkejut melihat dany di depan pintu kamar kosnya tengah malam gini.

"Hai."Dany tersenyum.

"Ngapain loe kemari?"ketus el.

"Gue inginkan tante."ucap dany yang sepertinya mabuk karena tercium bau alkohol.

"Apaan sih, sana pulang."usir el.

Dany bukanya pulang malah masuk begitu saja ke dalam.

"Hai gue gak nyuruh loe masuk."seru el.

Dany tidak menghiraukan el malah masuk ke kamar el.
El pun mengikuti dany ke dalam kamar namun menutup pintunya terlebih dahulu.

"Loe mau apa sih?"tanya el.

"Gue mau loe."Dany menarik el.

"Awas, loe lagi mabuk."El meronta-ronta.

"Gue sadar."bisik dany di telinga el membuat el merinding.

"Bocah lepasin gue."pinta el.

Dany tidak mempedulikan permintaan el, malah mencium bibir el pelan namun semakin lama semakin menuntut dan menghempaskan tubuh el di ranjang.

El menutup bibirnya rapat-rapat tidak memberikan akses sama sekali untuk dany.

Dany pun mengerang kesal dan menggigit bibir bawah el sehingga el membuka mulutnya.

Ciuman Dany semakin liar dan tiba-tiba el mendesah. Membuat dany tersenyum.

Setelah terasa kehabisan oksigen dany melepaskan ciumannya.

Dany menatap el lekat dengan nafas yang memburu.

"Bocah jangan macem-macem,"tegur el yang seolah sedang berebut oksigen dengan dany.

Dany malah melepaskan jaketnya dan membuangnya asal.

"Jangan macam-macam."El mulai ketakutan.

"Gak, gue cuma mau numpang tidur."jawab dany merebahkan dirinya di samping el.

"Loe gak mabok?"tanya el sambil mengamati dany.

"Enggak tadi gue kan udah bilang, gue gak mabok. Gue sadar."jawab dany.

El pun menarik selimutnya untuk menutupi tubuhnya dan tubuh dany.

El belum bisa tidur karena masih waspada, kali-kali dany akan beraksi saat dirinya tertidur.

Namun tidak, yang el takutkan tidak terjadi. Dany tertidur pulas.
El pun ikut memejamkan matanya.

Dany terbangun saat merasakan ada tangan yang melingkar di tubuhnya.
Dan leher dany terasa geli terkena hembusan nafas hangat el.

Dany menyingkirkan rambut el yang menutupi wajah.

"Tante, loe bikin gue makin kacau. Loe bisa bikin gue marah sekaligus senang dalam waktu bersamaan."gumam dany dalam hati sambil mengamati wajah tenang el.

Sungguh dany merasa sangat nyaman bersama el.

Jika el perempuan lain, mungkin dany tidak akan sudi di pegang apa lagi di peluk.

Dany memejamkan matanya kembali dan membalas memeluk el dalam dekapannya penuh kehangatan.

Sinar matahari masuk menyilaukan mata.
El terbangun terlebih dahulu.

Saat pertama kali el membuka mata, wajah dany lah yang terlihat jelas di depan matanya.

Ternyata el baru sadar, kehangatan dan kenyamanan yang el rasakan bukan berasal dari selimut, melainkan dari dany.

"Dany bangun."ucap el mencoba melepaskan pelukan dany walaupun rasanya berat beranjak dari tempat tidur.

"Hemmm."Dany berdehem masih memejamkan matanya.

"Bangun bocah, udah siang."El mengguncang-guncangkan bahu dany.

Dany membuka matanya perlahan.

"Tante gue masih ngantuk."balas dany dengan suara serak khas bangun tidur.

"Emang loe gak sekolah? gue juga harus bersiap ke kantor."El turun dari ranjang dan menggulung rambutnya secara asal membuat leher mulus el terlihat menggiurkan.

"Tante."ucap dany ikut bangun.

"Sudah setengah enam, loe pulang gih."usir el.

Bukanya dany pergi malah memeluk el dari belakang dan menciumi leher el.

"Lepas, gue bisa telat ke kantor."El mencoba melepaskan diri.

"Gue horny."bisik dany sambil terus menciumi leher el.

"Jangan gila dech, udah lepasin."ucap el geli aneh.

El merasakan ada yang menusuk pinggangnya saat dany menekan badannya lebih dekat.

Dany tau el terkejut terlihat dari mimik wajahnya di cermin yang ada di hadapan mereka.

"Itu milik gue tante, sudah berdiri dengan sempurna. Tante bisa rasakan bukan?"ucap dany tertawa.

"Bocah sialan, sana pergi."bentak el. Muka el memerah, bagaimana bisa bocah nakal ini menggodanya.

Dany melepaskan pelukannya dan mengambil jaketnya.

"Siapkan diri tante, sewaktu-waktu gue pasti akan melakukannya."ucap dany.

"Dan emang loe pikir gue bakal serahin diri gue begitu saja."balas el sengit.

"Mungkin dengan sedikit paksaan, Tante akan mendesah di bawah gue."ujar dany percaya diri.

"Sudah sana pergi, pagi-pagi udah bikin emosi."geram el.

Dany tertawaan dan pergi dari sana.

Mayang melihat dany keluar dari kosan el sepagi ini pun curiga dan langsung menuju kamar el ingin mencari tau apa yang terjadi.

"Bocah ngapain loe balik lagi."seru el tanpa melihat siapa yang masuk.

"Heh gue mayang bukan dany. Loe habis ena-ena sama dany yah?"tuduh mayang.

"Gue pikir tuh bocah balik lagi, mau gue cincang tuh burungnya."balas el.

Mata Mayang membulat sempurna.

"Jadi loe udah mainan burung."mayang menutup mulutnya tak percaya.

"Heh loe bicara apa sih, gue sama dany gak ngapa-ngapain. Dia semalam numpang tidur."jelas el.

"Loe pikir gue bego, tuh bocah punya rumah, apartemen, dan duit dia banyak bisa menyewa hotel manapun."cerca mayang.

"Mana gue tau. Intinya dia ke sini cuma numpang tidur."tukas el gak mau berdebat lagi karena sudah siang.

Akhirnya mayang menyerah untuk tidak bertanya-tanya lagi.

"Dari mana?"tanya papah david yang sudah rapih.

"Main pah."jawab dany.

"Sampai pagi begini?"tanya papah david dingin.

"Dany ketiduran pah."jawab dany.

"Mandi dan bersiap ke sekolah."perintah papah david.

"Iya pah."balas dany masuk ke kamar mandi.

"Sam."panggil papah david ingin tau apa yang dany lakukan.

"Ya tuan."Sam membungkuk hormat.

"Dany semalam habiskan malam dimana?"tanya papah david.

"Setelah dari club, tuan muda ke tempat nona el, menginap di sana."jelas Sam.

Papah david mengangguk mengerti.

Papah david berfikir mungkin feelingnya benar kalau dany memiliki rasa dengan el.
Yang david tau dari laporan Sam, dany tidak pernah menemui perempuan yang sudah tidur dengannya dua kali.

Sedangkan dany juga sering kepergok sedang bersama el.

Di kantor papah david melihat el.

"Apa loe tertarik dengan dia?"tanya om aidan duduk di samping papah david.

"Apa loe pikir gue bisa jatuh cinta lagi?"jawab papah david.

"Mungkin? Hati manusia siapa yang tau. Dan gue dukung kalau mau menjalin hubungan lagi."jelas om aidan.

"Gue gak tertarik dengannya."balas papah david.

"Lalu untuk apa loe memperhatikan dia?"tanya om aidan lagi.

"Dany menyukainya."jawab papah david.

"Dia lebih tua dari dany."ujar om aidan.

"Gue tau."balas papah david.

"Loe setuju?"tanya om aidan penasaran.

"Jika dia bisa menyenangkan dany, gak masalah."jawab papah david.

"Kenapa loe gak nikahin saja dia untuk jadi ibunya dany."usul om aidan.

"Mendingan buat dany, gue gak tertarik."balas papah david.

"Gimana kalo dia sukanya sama loe dan memanfaatkan dany."ucap om aidan.

"Dany itu pintar. Sebelum orang memanfaatkannya, dany akan memanfaatknya terlebih dahulu."balas papah david.

Om aidan mengangguk setuju, dany memang pintar dan nakal tentunya.

El masih merasakan perasaan aneh yang el rasakan saat bersama dany semalam.
Pikiran el sungguh kacau seharian ini, memikirkan dany, dany dan dany.

"Bocah sialan itu membuat gue hampir gila."gumam el dalam hati.

"Gue perhatiin loe ngalamun aja dari tadi."ucap mayang.

"Gue lagi gak mood."balas el.

"Atau loe lagi mikirin dany?"goda mayang.

"Buat apa gue mikirin bocah sialan itu, mending gue mikirin papahnya dia."ujar el.

"Tapi kayaknya loe harus siap patah hati kalau mau deketin tuan david."ucap mayang.

"Patah hati karena orang ganteng sih gak masalah."El terkekeh.

"Gila."cibir mayang.

"Iya gue emang gila dan juga apes."balas el.

"Maksud loe?"tanya mayang.

"Gue mengagumi tuan david tapi malah anaknya yang nemplok ke gue. Yang ada entar gue kalah sebelum berperang. Gara-gara tuh bocah sialan, tuan david bakal ilfeel sama gue dan nganggep gue, tante-tante pecinta berondong....OH NOOOO...."El ngeri membayangkannya.

"Tante-tante pecinta berondong kayaknya lucu tuh."mayang tertawa terbahak-bahak.

"Heh itu gak lucu. Jatuh harga diri gue. Amit-amit jangan sampai gue sama berondong."ucap el.

"Entar kualat loe, gak usah segitunya kali."balas mayang.

"Emang gitu. Gue gak suka berondong."jawab el sombong.

"Gue doain loe jodohnya berondong."ucap mayang.

"Dia loe gak bakal di kabulkan."cibir el.

Mayang membrengut kesal sambil mengucapkan sumpah serapah dalam hati supaya el berjodoh dengan berondong.

Sungguh el akan menyesali kesombongannya suatu saat nanti.





Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top