3. Perang

Tante chrystal dan om aidan datang untuk mengunjungi dany, dan itu sudah jadi rutinitas setiap hari libur.

Tante chrystal masuk ke rumah dany yang tidak di kunci.

"Lihatlah, croboh sekali anak ini."gerutu Tante chrystal.

"Mungkin dia kelupaan."jawab om aidan.

"Hmmm kebiasaan."tante chrystal dan om aidan masuk ke dalam.

"Sepertinya dany belum bangun. Lampu juga masih pada menyala."ujar om aidan.

"Biar gue yang bangunin."ucap tante chrystal menuju kamar dany.

"Ya baiklah, gue siapin makanan ini dulu."balas om aidan.

Tante chrystal menuju kamar dany dan membukanya.

"Dany....!!!!"seru tante chrystal.

Dany dan el langsung bangun karena kaget.

"Apa yang kalian lakukan."triak tante chrystal sehingga membuat  aidan segera berlari menuju kamar dany.

"Ada apa?"tanya om aidan.

"Lihatlah itu."tante chrystal menunjuk ke arah dany yang sedang mengucek matanya masih ngantuk.

El sendiri salah tingkah. Kepergok tidur bareng anak kecil mana ada pak Aidan  lagi atasan el.

"Dany apa yang habis kalian lakukan?"crocos tante chrystal.

"Tentu saja dany baru bangun tidur tante."jawab dany turun dari ranjang.

"Tante juga tau kalo kamu baru bangun tidur. Maksud tante apa kalian habis itu?"tanya tante chrystal sambil melihat ke arah el menyelidik, karena el menggunakan baju dany.

"Tidak bu, kita tidak melakukan apa-apa. Hanya ketiduran."jawab el takut.

"Oh ya, gue gak yakin. Loe goda dany?"tuduh tante chrystal.

"Tidak."jawab el cepat.

"Om suruh tante diam, ini masih pagi, sungguh dany masih ngantuk."ucap dany sambil menguap.

"Tante akan laporin ke papah kamu."ancam tante chrystal.

"Sudah sayang. Jangan di besar-besarkan."ucap om aidan yang memang sabarnya tingkat tinggi makanya betah sama tante chrystal yang cerewet dan jutek.

Tante chrystal cemberut.

"Dan kalian, bersihkan diri kalian. Kita tunggu di meja makan."sambung om aidan sambil mengajak tante chrystal keluar.

"Ya om."jawab dany.

El sendiri gugup masih takut, apalagi dengan chrystal yang sangat menakutkan menurut el, karena muka tante chrystal yang tidak bersahabat.

"Bengong. Mandi duluan sana."perintah dany.

"Gue gak enak, gila aja. Gue di kira godain bocah sialan kaya loe."balas el.

Dany tertawa dan melemparkan handuk untuk el.

"Rese."seru el menarik handuk yang menutupi wajahnya.

"Makanya buruan mandi, sebentar lagi papah gue dateng. Apa kata papah gue coba, kalau liat penampilan loe seperti itu."ucap dany.

"Tuan david ke sini?"tanya el antusias.

"Hmm."jawab dany malas.

El pun langsung ke kamar mandi sambil senyam-senyum sendiri.

"Menyebalkan. Ganteng gue kali, dari pada papah, gue masih muda lagi. Dasar tante ganjen."gerutu dany.

Setelah membersihkan diri, dany dan el keluar menuju meja makan yang ternyata papah david sudah ada di sana.

"Papah kapan datang?"tanya dany.

"Baru saja."jawab papah david sambil melihat ke arah el.

"Pagi tuan."sapa el gugup.

Papah david hanya mengangguk.
Tanpa senyum atau expresi, membuat el makin gugup dan salah tingkah.

"Slow aja, papah gue emang manusia es balok."bisik dany pada el.

"Dany papah dengar."ucap papah david.

"Ohw papah dengar yah, Dany pikir enggak."Dany terkekeh.

Membuat yang lain geleng-geleng kepala dengan kekonyolan dany.

Sarapan pagi berjalan dengan tenang.

"Dany kamu bisa jelaskan kenapa ada wanita di rumah kamu?"tanya tante chrystal.

"Semalam tante el di ganggu cowok brengsek, Dany bantuin. Sebenarnya dany mau nganterin pulang langsung tapi dany udah ngantuk banget, capek habis bercinta terus berantem. Daripada dany bawa mobil sambil merem terus nabrak. Mending dany bawa pulang. Rumah dany lebih dekat."jelas dany bohong supaya el gak di pojokan oleh tante chrystal.

"Apa kamu bilang??? Bercinta??"seru tante chrystal melotot.

"Upss keceplosan."Dany menutup mulutnya.

Dan sukses mendapatkan tatapan membunuh dari papah dan tantenya.

Sedangkan om aidan memijit pelipisnya memikirkan ponakannya yang kelewat nakalnya.

El sendiri kikuk di tengah-tengah keluarga bosnya.

"Dany kamu masih kecil, bagaimana kalau yang kamu tidurin hamil."ucap tante chrystal.

"Dany main aman tante."Dany mengeluarkan alat pengaman dari saku celananya.

Dan hal itu membuat semua melotot.
Entah dany sengaja mengetes mereka, entah bego atau polos.
Jujur sekali ucapan dany....

"Dany astaga, anak loe david bikin gue darah tinggi."ujar tante chrystal.

"Sudah sayang tenang."ucap om aidan mencoba menenangkan tante chrystal.

"Dany apa mau kamu sebenarnya?"tanya papah david.

"Dany gak mau apa-apa."jawab dany.

"Apa papah pernah mencontohkan kamu menjadi laki-laki yang tidak bertanggung jawab?"tanya papah david dingin.

"Tidak."jawab dany menunduk.

Dany tau papahnya sedang marah.

"Papah kecewa sama kamu."ucap papah david beranjak berdiri dan mengambil kunci mobilnya hendak pergi.

"Pah maafin dany. Memang dany salah tapi semua itu hanya untuk pelampiasan, dany kesepian pah."seru dany.

Papah david menghentikan langkahnya.

"Dany kesepian pah, hati dany seperti kosong. Dany seolah haus kasih sayang, namun kasih sayang yang dany gak akan pernah dapatkan. Dany tersiksa pah, dany frustasi. Maaf mengecewakan papah."lirih dany.

Setetes air mata papah david terjatuh namun dengan cepat papah david menghapusnya jadi tidak ada yang tau.

Papah david berjalan cepat dan memeluk dany.

"Maaf atas tak kesempurnaan yang papah berikan."papah david menciumi anak semata wayangnya penuh kasih sayang.

Entah mengapa hati el ikut terenyuh dan bisa merasakan kesedihan yang mereka rasakan.

Tante chrystal juga sampai menangis haru.
Tante chrystal tau apa yang di bicarakan dany.
Dany haus kasih sayang seorang ibu yang tidak akan dany dapatkan.
Sedangkan david meminta maaf atas ketidak sempurnaan karena david tidak menikah lagi sehingga dany selamanya tidak akan punya ibu.

Setelah kejadian itu, dany jarang muncul di kantor untuk mengganggu el.

Dany gak mau kalau el kasihan padanya, gara-gara kemarin. Walaupun dany yakin, el gak tau maksud ucapan dany dan papahnya.

"Sudah lama gak ke club."ucap mayang.

"Gue takut."balas el mengingat kejadian waktu itu.

"Jangan turun ke dance floor. Kita cuma minum aja."ucap mayang.

"Baiklah, gue juga jenuh."ujar el.

____________
Kekacauan hati dany membuat hidupnya ikut kacau.

Dany menyalakan rokoknya dengan pematik silver yang selalu iya bawa.

Di hisapannya rokok itu perlahan. Rokok sudah menjadi candunya.
Dany melihat ke sekeliling club' malam itu dan tersenyum getir.

Sungguh dirinya merasa kotor.
Di usia enam belas tahun sudah menjadi laki-laki brengsek.

Malam ini dany minum sangat banyak dari biasanya.

"Tuan muda cukup."Sam mencoba menghentikan dany.

"Jangan ganggu gue."balas dany.

"Anda sudah minum sangat banyak."ucap Sam.

"Sam, gue bilang jangan ganggu."geram dany marah.

El yang baru datang dengan mayang melihat dany sedang memarahi anak buahnya yang selalu mengikuti dany kemanapun.

"Hai bocah, sopan dong sama yang lebih tua."ucap el.

Dany menatap el tajam, membuat el bergidik ngeri.

"Nona el, lebih baik anda pergi."saran sam karena melihat tuan mudanya sedang tidak bersahabat.

"Tidak pak Sam, saya ingin mengajarkan bocah ini sopan santun."tolak el.

"Siapa loe, mau ngajarin gue."ucap dany meremehkan.

"Gue emang bukan siapa-siapa loe, tapi gue prihatin dengan kondisi loe."balas el.

Brakkkk.....

Dany memukul meja dengan keras. Sampai mengagetkan el dan yang lainnya.

"Dengar Tante, gue gak butuh belas kasihan."Dany mencengkeram bahu el kuat-kuat sampai el meringis kesakitan.

"Tuan muda cukup,nona el kesakitan."Sam mencoba melepaskan cengkraman tangan dany dari bahu El.

"Enyahlah loe dari hadapan gue."Dany mendorong el menjauh.
Hingga el hampir terjatuh jika mayang tidak memeganginya.

"Ayo el kita pergi."mayang membawa el menjauh.

El melihat ke arah dany dengan tatapan sendu.
Hati dany mencleos, kenapa bisa bertindak sekasar itu pada el. Sungguh dany menyesal karena tidak bisa mengontrol emosinya.

"Sam apa gue keterlaluan?"tanya dany terlihat gelisah.

"Iya tuan muda. Anda menyakiti nona el."balas sam.

"Gue gak bermaksud menyakiti tante el."lirih dany.

"Lebih baik anda minta maaf tuan."saran sam.

Dany terdiam, Dany tidak mempunyai keberanian untuk menemui el sekarang.

Sedangkan di tempat lain.
El menangis sesenggukan, entah mengapa hatinya terasa sakit.

"Please el jangan menangis. Loe sih terlalu ikut campur urusan dia."ucap mayang.

"Gue peduli."balas el.

"Tapi mending loe jauh-jauh dari dia. Loe tau dia itu brengsek, yang ada tar dia malah manfaatin loe."Mayang mencoba menasehati El.

"Dia anak yang baik may."ucap el membela dany mati-matian seolah tidak ada yang boleh menjelekkan dany.

"Apa loe jatuh cinta padanya?"mayang memicingkan matanya.

"Apa loe sudah jadi gila, sampai otak loe gak berfungsi. Mana mungkin gue jatuh cinta pada anak kecil. Usianya saja baru enam belas tahun."balas el menghapus air matanya.

"Cinta itu biasa datang pada siapa saja dan loe tau El? Cinta gak Mandang apapun, termasuk usia."ujar mayang.

"Dan itu tidak termasuk buat gue."balas el.

Tanpa mereka berdua tau, dari tadi dany mendengarkan percakapan mereka berdua.

Tadinya dany ingin meminta maaf.
Namun kali ini keinginannya menguap begitu saja.

Tangan dany terkepal sempurna. Entah mengapa dany tidak suka dengan ucapan El.

"Tante, akan gue buat loe jatuh cinta sama gue dan akan gue jadikan loe milik gue."geram dany penuh emosi.

Dany segera pergi dari sana dan keinginannya untuk membuat el bertekuk lutut di hadapannya pun semakin menguat.

"Nak."panggil papah david.

Dany tersentak kaget ada papahnya.

"Papah tumben?"tanya dany merubah mimik wajahnya seperti biasa seolah tidak ada apapun.

"Papah ingin minum bersama anak papah."jawab papah david.

Dany menyambutnya dengan senyuman.

"Tentu dengan senang hati pah."balas dany.

Dany dan papahnya tentu saja menjadi pusat perhatian.

"El lihat itu, dany dengan papahnya. Aww manis sekali."ujar mayang.

El melihat ke arah yang mayang tuju.

"Kalo loe beneran gak suka dany, coba loe deketin papahnya."tantang mayang.

"Ok."balas el tanpa berfikir karena masih marah dengan perlakuan dany tadi.

El berjalan mendekati mereka berdua.

"Ehem permisi."ucap el.

Dany dan papah david melihat ke arah el.

"Tuan david bolehkah saya bergabung."ucap el sopan.

"Gak boleh."Dany yang menjawab dengan ketus.

"Owhh maaf maaf tapi saya ingin mengobrol dengan tuan david."balas el menyebalkan.

"Silahkan duduk."papah david mempersilakan el untuk duduk.

Tentu saja dany melayangkan tatapan tidak sukanya pada el dan di balas dengan tatapan mengejek oleh el.

Papah david tau ada yang tidak beres dengan anaknya dan wanita di depannya ini.

"Ehmm nona....maaf siapa nama anda?"tanya papah david pada el.

"Saya Eliza Stevani tuan, panggil saja el."ucap el memperkenalkan diri.

"Panggil saja tante cabe pah, omongannya pedas."sela dany.

El pun langsung melotot ke arah dany.

"Maafkan anak saya."ujar papah david.

"Owh tidak papa tua, saya suka kok dengan Dany. Dia anak yang sangat imut dan menggemaskan."el mencubit pipi dany kencang sampai dany mengaduh sakit.

"Sakit, apa yang loe lakukan."bentak dany menepis tangan el jauh-jauh dari pipinya.

"Awwww maaf , mungkin saya terlalu gemas."balas el dengan wajah tanpa dosanya.

Dany yang sudah kesal, langsung menarik el mendekat padanya dan langsung mencium bibir el di depan papahnya. Masa bodo jika nanti papahnya memarahinya.

Mata el membulat sempurna, dengan tindakan dany yang di luar prediksinya.

"Dany cukup nanti dia kehabisan nafas."ucap papah david sambil meminum vodka yang sudah di pesannya.

Dany pun melepaskan ciumannya.

"Apa-apaan loe ini."kesal el masih sambil terengah-engah.

"Untuk membungkam mulut loe yang menyebabkan itu dan sekarang pergilah. Papah gak akan tertarik sama loe."balas dany.

Papah david cuek-cuek aja gak merespon pertengkaran dany dan el.

"Menyebalkan."El menghentak kakinya beberapa kali lalu berlalu pergi dengan perasaan dongkol yang berlipat ganda pada dany.

Dany sendiri tersenyum puas melihat el kesal.

"Lama-lama kamu akan jatuh cinta."ucap papah david.

"Itu tidak akan mungkin pah, dany tadi hanya membantu papah terhindar dari tante cabe yang menyebabkan."kilah dany.

"Oh ya, bukan karena kamu cemburu?"balas papah david.
Membuat muka dany memerah.

Dany belum tau pasti, apa benar-benar cemburu atau tidak, yang jelas dany tidak suka el menggoda laki-laki lain.

Papah david bertambah yakin kalau dany memiliki rasa pada wanita tadi.

"Mungkin dany belum menyadari perasaannya."gumam papah david dalam hati.

El menghampiri mayang sambil terus berkomat Kamit karena kesal pada dany.

"Kenapa?"tanya mayang heran.

"Gue kesal masa gue di cium paksa di depan tuan  david. Gue malu."El menaruh wajahnya di meja.

"Terus tuan david gimana?"tanya mayang penasaran.

"Dia biasalah, dingin, cuek."balas el.

"Gagal dong loe pdkt tuan david."ujar mayang.

"Iya lah, menyebalkan banget."balas el gemas.

Dany kesal dengan El dan El juga sama kesal dengan Dany.

Entahlah mereka berdua bisa akur atau enggak.
Yang jelas bendera perang di antara mereka berdua sudah berkibar.




Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top