2. Menyebalkan
Membuat tante cabe marah itu sungguh bisa bikin hati dany senang.
Setiap pulang sekolah, dany akan ke kantor hanya untuk mengganggu el. Tapi kali ini dany bisa ke kantor dari pagi karena sedang dalam masa menjalani hukumannya.
Biasanya dany akan pergi berlibur namun kali ini dany memilih untuk tidak kemanapun.
Dany melihat el yang sedang serius dengan pekerjaannya.
Dany tertawa kecil saat mengingat kejadian kemarin saat el baru pulang dari sekolahnya, lalu di paksa ikut.
Kalian tau, apa yang dany lakukan pada el???
Dany menyuruh el untuk memasak untuknya lalu menyuruh el pergi begitu saja setelah dany kenyang. Tanpa mengantarnya pulang atau bahkan sekedar mengucapkan terima kasih.
Sungguh muka el waktu itu terlihat merah padam menahan marah di perlakukan seperti pembantu.
"Dany apa yang kamu lakukan disini?"tanya om aidan yang kebetulan lewat.
"Tidak ada om."balas dany.
"Oh begitu."om aidan berlalu karena masih banyak pekerjaan.
El merasa ada yang memperhatikan pun melihat ke arah keluar.
Dan terlihat muka si bocah imut di sana yang langsung membuat mood el memburuk karena masih kesal.
Dany mengedipkan sebelah matanya untuk menggoda el.
Hal itu membuat el menganga lebar.
El langsung mengalihkan pandangannya dan mengabaikan bocah imut sialan itu, dengan kembali fokus pada pekerjaannya.
Jam makan siang tiba. Seperti biasa semua buru-buru ke kantin.
"Ayo el nanti kita gak kebagian tempat."ucap mayang.
"Tunggu sebentar, sedikit lagi beres."balas el masih mengetik sesuatu di papan keyboardnya.
"Ya sudah loe tar nyusul aja ok."putus mayang.
"Iya."jawab el singkat.
Mayang pun pergi meninggalkan el sendiri di ruangan itu.
"Hai tante cabe."sapa dany duduk di meja el.
"Pergi, gue sedang gak ingin bercanda."usir el.
"Gue juga sedang serius."ucap dany santai.
El menghentikan kerjaannya dan melihat ke arah dany yang sialan imut itu.
Dany menundukkan sedikit wajahnya, sontak membuat el mundur.
"Apa tante takut pada gue?"dany tertawa meremehkan.
"Karena loe bocah brengsek."ketus el.
"Aww terima kasih atas pujiannya. Tante bilang milik gue belum bisa berdiri sempurna. Kenapa harus takut."goda dany.
"Bicara apa loe ini. Masih kecil bau kencur saja sudah belagu."ucap el pedas.
"Walaupun gue masih enam belas tahun kalau hanya untuk menghamili loe, gue sanggup."Dany menarik el hingga berdiri sejajar dan dengan sigap, Dany melumat bibir el.
El meronta mencoba melepaskan diri namun gagal. Ternyata tenaga bocah ini sungguh kuat.
"Dany...."seru papah david yang sontak dany langsung melepaskan pagutanya dari bibir el.
El sendiri merasa malu dengan bosnya karena ketauan sedang berciuman apa lagi dengan anaknya.
"Papah menganggu."balas dany merapihkan rambutnya.
"Ini kantor."ucap papah david.
"Tante ini yang menggoda dany."balas dany.
El mendengar jawaban bocah sialan ini, matanya membulat sempurna.
"Tuan itu tidak benar."El mencoba membela diri.
"Menurut papah apa mungkin anak sepolos dan seimut ini bertindak seperti itu."timpal dany memasang wajah sok imutnya.
Sungguh el ingin sekali mencakar dan menjambak bocah di depannya ini, betapa menyebalkannya dia. Tapi el berusaha menahannya, bisa-bisa ia di pecat sekarang juga oleh bosnya jika melakukan itu pada anaknya.
"Sudah cepat ikut papah."perintah david.
"Siap bos."Dany mengikuti papahnya pergi.
Dany menjulurkan lidahnya mengejek el.
El pengin lepas hils yang ia pake dan melemparnya ke muka dany. Tapi saat el melihat papah david,
El langsung terkesima dengan ketampanan bosnya yang jarang sekali el lihat.
Sampai jam istirahat selesai el tidak beranjak kemana pun karena rasa laparnya menguap seketika gara-gara kelakuan bocah sialan itu.
Dany tiduran di sofa ruang kerja papihnya sambil bermain ponsel.
Lama-lama dany bosan akhirnya beranjak keluar.
"Mau kemana?"tanya papah.
"Dany bosan, pengin jalan-jalan."balas dany memakai jaket jeans kesukaannya dan segera keluar.
Mata dany tertuju pada el yang sedang lari ke arah toilet.
Senyum devil dany muncul.
"Tante."seru dany.
El menghentikan langkahnya.
"Apa?"tanya el ingin segera masuk ke toilet karena sudah terasa sampai pucuk.
Dany mendekat dan mengurung el di dinding dengan kedua tangannya.
"Gak usah macem-macem, gue kebelet banget nih."ucap el gelisah.
Dany mencium bibir el.
El meronta-ronta, karena saking kebeletnya el menangis.
Dany melepaskan ciumannya.
"Kenapa?"tanya dany sok polos.
"Gue pipis di celana."El menangis sesenggukan.
Tawa dany meledak seketika itu juga.
"Ihhh tante jorok. Bau."goda dany.
"Semua gara-gara loe."bentak el sambil menangis.
"Cengeng, sana bersihkan diri."usir dany.
"Baju gue kotor."balas el melas.
"Udah sana masuk dulu. Tante nangis gini tar gue di kira perkosa tante."ucap dany.
El pun masuk ke dalam toilet.
"Sam, bawakan pakaian kerja lengkap sampai dalem buat tante el."Dany menelfon Sam.
"Baik tuan muda. Segera."jawab sam.
Dany memasukkan kembali ponselnya ke saku celananya.
Tak lama sam datang membawa paper bag berisi pesanan dany.
"Terima kasih."ucap dany segera masuk toilet perempuan, untung sepi gak ada orang.
"Tante ini bajunya."Dany mengetuk pintu.
El membukanya sedikit dan mengeluarkan tangannya.
Dany tak memberikan paper bag itu, malah mendorong pintu itu sampai terbuka. Sontak el langsung menjerit.
Dany dengan sigap membekap mulut el.
"Tante ingin semua orang tau?"bisik dany di telinga el.
El pun menggeleng. Dany melepaskan bekapan tangannya.
"Jangan macam-macam."ucap el.
Dany tak menjawab malah memperhatikan el dari atas sampai bawah.
Sungguh milik dany langsung tegang.
El hanya menggunakan atasan kemejanya yang panjang sampai paha.
El yang tau di perhatikan langsung menutupi bagian bawahnya.
"Kalo loe macem-macem, gue teriak."ancam el.
"Gue gak berminat bercinta di toilet."Jawab dany.
"Udah sana keluar."usir el mendorong dany keluar.
Dany di luar menjambak rambut frustasi karena tidak bisa menjamah el. Dany berjanji pada dirinya sendiri akan dapatkan el.
El berbeda dengan yang lain, yang langsung menyerahkan diri pada dany. Membuat dany penasaran dengan El.
Dany memilih kembali ke ruangan papahnya dari pada pikirannya tambah kacau.
"Kusut sekali."ucap papah david.
"Milik dany tegang pah."jawab dany dengan polosnya.
Namun sukses mendapatkan lemparan berkas ke mukanya.
"Pah sakit tau."Dany meringis.
"Siapa yang mengajarkan kamu tidak sopan."papah david berdiri berjalan ke arah dany.
Dany cemberut.
"Papah sudah bilang berkali-kali, rubah kebiasaan buruk kamu."sambung papah david.
"Nanti kalau dany sudah dapat yang seperti mamah, yang bisa buat dany nyaman dan tenang."jawab dany namun menyakiti hati papah david.
Papah david terdiam dan kembali duduk di kursi kebesarannya.
"Semua salah papah hingga kamu seperti ini."papah david terlihat sendu.
Dany merutuki ucapannya karena baru sadar telah menyakiti hati papahnya.
"Maafin dany pah. Dany sayang sama papah. "Dany berhambur ke pelukan papah david.
El yang hendak masuk memberikan laporan pun mengurungkan niatnya.
El sungguh tertarik dengan pasangan papah dan anak itu. Sungguh mereka sangat tampan dan saling menyayangi satu sama lain. Hal itu membuat el penasaran dan ingin mencari tau tentang kehidupan mereka berdua.
"Permisi."El mengetuk pintu.
"Masuk."balas papah david dan dany melepaskan pelukannya dari papah tercintanya.
"Maaf tuan, ini berkas yang ada minta. Semua sudah lengkap sesuai permintaan anda."jelas el sopan.
Dany beranjak duduk di sofa kembali.
"Duduk."jawab david menerima berkas itu dan mulai memeriksanya.
El duduk di hadapan david rasanya dag dig dug, jantung berasa mau keluar.
El benar-benar salah tingkah.
Sedangkan dany dari tadi memperhatikan sikap el yang aneh.
"Kerjaan kamu bagus."ucap david setelah selesai membaca berkasnya.
"Terima kasih tuan."jawab el malu-malu.
David hanya mengangguk sebagai jawaban dan el pamit kembali ke ruangan kerjanya.
Setelah el keluar, dany melihat ke arah papahnya.
"Ada apa?"tanya papah david.
"Kayaknya tante cabe suka sama papah."jawab dany.
"Papah tidak tertarik."balas papah david menggelengkan kepalanya.
"Syukur deh."gumam dany lega.
David memicingkan matanya melihat ke arah dany curiga.
"Kenapa papah liat dany kaya gitu?"tanya dany salah tingkah.
"Kamu suka dia?"tebak papah david.
"Papah bercanda, enggak lah. Dia lebih tua dari dany pah."kilah Dany sambil tertawa.
"Papah gak yakin."balas papah david.
"Udah papah kerja aja sana."ucap dany malu.
Astaga.... seorang dany malu???
Sangat sulit di percaya.
Dany bisanya muka tembok.
Papah david hanya tersenyum kecil melihat kelakuan anaknya yang malu-malu seperti itu.
Malam hari el dan mayang pergi ke club untuk menghilangkan rasa jenuhnya.
"May loe tau tuan david sang big bos gak?"tanya el.
"Tau lah, siapa yang gak tau bos kita yang kece itu."jawab mayang.
"Emang beneran kalo si bos duda?"tanya el.
"Emang kenapa kalau papah gue duda."sela dany yang tiba-tiba muncul.
"Astaga anak cebong. Ngagetin aja."El mengusap dadanya.
Mayang sendiri menepuk lengan el supaya ngomongnya di saring.
"Gue bukan anak cebong, gue anaknya papah david."balas dany duduk di samping El.
"Gue kaget tadi, terus ngapain loe malah duduk di sini?"tanya el.
"Gue penasaran kenapa tante nanya-nanya tentang papah gue."jawab dany sambil memesan minuman.
"Tante el naksir sama papah loe."sela mayang asal.
"Ihh apaan sih may."pipi el merah merona.
Dany tidak menanggapi mereka, malah fokus pada minumannya.
"Heh bocah, jangan minum sebanyak itu. Loe bisa mabok."El mengambil gelas dany.
"Jangan ganggu gue."dany merebut kembali gelasnya. Entah mengapa dany merasa cemburu.
Sungguh Dany mungkin sudah gila, menyukai wanita yang lebih tua darinya.
"Bocah songong banget sih."seru el.
"Sam."panggil dany tanpa menghiraukan el.
"Ya tuan."Sam menghadap.
"Carikan wanita sekarang. Gue tunggu di atas."Dany beranjak pergi.
"Baik tuan, segera."balas Sam.
Sedangkan el tercengang dengan ucapan dany.
"Loe denger tadi may?"tanya el.
"Apa?"tanya mayang.
"Dia bilang minta wanita? Apa maksudnya coba?"ujar el masih tak percaya.
"Gue kan udah bilang, dia itu PK. Beda dengan papahnya yang setia sekali dengan mantan istrinya."balas mayang.
"Bocah brengsek umur masih muda udah kayak gitu, apa lagi nanti kalau sudah dewasa."crocos el.
"Napa loe yang sewot, hidup-hidup dia inih."balas mayang.
"Iya juga yah."El gak tau kenapa rasanya marah dengar dany dengan wanita tapi el langsung menepisnya.
"Gak mungkin dong, El jatuh cinta dengan anak kecil."pikir el dalam hati.
El dan mayang turun ke dance floor menikmati musik yang berdentum keras.
Malam semakin larut suasana pun semakin memanas.
Ada beberapa laki-laki yang mencoba mendekati el.
Dany yang baru selesai bercinta, meninggalkan wanita itu begitu saja dan beberapa uang.
Dany turun ke bawah sambil menyalakan rokok. mata dany tertuju pada el yang sedang di ganggu oleh empat orang laki-laki.
"Awas minggir."usir el.
"Ayolah nona, kita bersenang-senang."ucap laki-laki berambut keriting itu sambil mencolek pipi el.
"Awas."El meronta-ronta saat yang lain memegangi tangan el.
Mayang sendiri sudah gak tau entah dimana.
El rasanya hampir menangis karena tidak ada yang bisa di mintain tolong.
Saat salah seorang hendak mencium bibir el.
Dany langsung menghajarnya.
"Hai anak kecil, apa-apan loe."geram laki-laki itu.
"Banci kalian. "Cibir dany.
Sontak ke empat laki-laki itu menyerang dany.
Adu hatam pun terjadi.
Sam yang melihat tuan mudanya sedang berkelahi sam langsung mendekat dan membantu dany menghajar mereka.
"Ayo kita pergi."mereka berempat kabur karena sudah babak belur.
Dany masih kecil namun tidak bisa di remehkan kemampuannya.
"Tuan muda gak papa?"tanya Sam khawatir.
"Gak papa. Siapkan mobil. Gue mau pulang."perintah dany sambil mengelap ujung bibirnya yang berdarah.
"Baik tuan."Sam langsung undur diri.
Dany melihat ke arah el yang sudah berkaca-kaca.
"Tante gak papa?"tanya dany melepas jaketnya dan memakaikannya pada el.
"Gue takut."El langsung memeluk dany.
"Tenang sudah aman."dany membalas pelukan el.
El mengangguk dan melepaskan pelukannya.
"Ayo gue anterin pulang."Dany mengajak el pulang.
"Gue takut pulang. Nyokap sama bokap pasti marahin gue. Sedangkan gue gak tau dimana mayang."jelas el.
"Terus gue anterin kemana?"tanya dany.
"Gue bingung."ucap el dengan wajah melasnya.
"Ya udah ke apartemen gue aja."putus dany.
"Tar loe perkosa gue lagi."ujar el.
"Gue aja baru selesai bercinta. Ya kali gue mau ronde kedua."balas dany.
"Ya undah."akhirnya el mau mengikuti dany.
Sepanjang perjalanan mereka berdua hanya diam.
El terkesima melihat rumah yang ada di depannya.
"Bocah ini rumah, bukan apartemen?"tanya el.
"Tadinya gue mau ajak loe keapartemen gue, tapi mending di sini aja."jawab dany turun dari mobilnya di ikuti oleh el.
Dany mengajak el masuk ke kamarnya. El menatap takjub pada kamar dany.
"Gue ngantuk."ucap dany saat sudah sampai kamarnya langsung merebahkan diri.
"Terus gue tidur dimana?"tanya el.
Dany menepuk tempat yang ada di sebelahnya dan memejamkan matanya.
"Gue pinjem baju loe."ucap el.
"Hemmm"dany hanya berdehem.
El kembali sudah mengganti bajunya dengan baju dany, ternyata dany lumayan tinggi, El hanya sebahunya dany saja.
Baju yang El kenakan kaos oblong panjang sehingga seperti terusan saat di pake oleh el.
El naik ke ranjang merebahkan dirinya di samping dany.
El mengamati wajah dany yang tertidur pulas di bawah cahaya lampu kamar yang remang-remang.
"Imut, tampan."kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut el dan senyum tersungging di bibir el.
El menggeleng cepat dan menyangkal semua perasaan anehnya ini.
Dan memilih menyusul dany tidur dan berharap besok otaknya sudah waras.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top