Dangerous Meeting

Naruto disclaimer by Masashi Kishimoto

Warning : Cerita ini dibuat hanya untuk kesenangan belaka dan bukan untuk menjatuhkan karakter Masashi Kishimoto maupun untuk dikomersilkan.

*

*

*

Ini rapat genting yang harus dilakukan. Bagaimanapun sosok itu telah mengancam dunia shinobi. Sosok misterius bagai zombie membuat yang dirasuki bersikap kejam.

Tak ingin banyak jatuh korban, kelima Kage berkumpul.

Bertempat di ruang besar salah satu hotel Onsengakure, para Kage duduk mengelilingi meja bundar besar. Sedangkan para ajudan berdiri tegap di belakang masing-masing Kage.

"Jadi, ada apa hingga kelima Kage harus berkumpul? Kuharap rapat ini membahas hal penting." Kurotsuchi, sang Tsuchikage bertanya sarkas.

Wanita berambut hitam pendek itu ingin rapat segera selesai. Ia ingin segera berendam setelah ini. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan datang ke desa terkenal akan onsen-nya.

Akatsuchi, si ajudan berdeham pelan. Mengerti rencana sang Tsuchikage. Pria gemuk itu berusaha agar wanita dari cucu Oonoki tersebut fokus pada rapat.

"Lebih baik cepat beritahu masalahnya. Aku pun tak ada waktu."

Tak sabar juga ditunjukkan oleh sang Raikage, Darui. Berbeda dengan alasan tersembunyi Kurotsuchi, desanya membutuhkan dirinya. Tak bisa ia pergi begitu lama.

"Hokage-dono pasti memiliki alasan tersendiri. Tentunya hal penting sampai harus melibatkan kelima Kage."

Senyuman menenangkan diumbar oleh Mizukage, Choujuurou. Meski sedikit kalimat sarkas tak luput di dalamnya.

Sedangkan Gaara duduk bersedekap tenang di tempatnya dengan tenang. Kakaknya, Kankurou berdiri di belakang menemani. Arah pandang kedua kakak beradik tersebut menyorot heran pada sang Hokage dan ajudannya.

Garis tegas penuh kedewasaan terpatri jelas. Tubuh kekar berbalut baju jingga tersampir jubah putih Hokage menutup lekuk. Menyembunyikan otot terlatih berwarna tan dibaliknya.

Sosok bocah mungil berisik tergantikan aura pemimpin penuh kalkulasi. Tinggi tubuh semampai duduk tegap penuh ketegangan. Tak tenang tercetak nyata di wajah.

Berbeda dengan sang ajudan yang berdiri tenang di belakang Hokage. Aura dingin tak pernah lepas. Ekspresi datar tak terbaca membuat semua yang hadir enggan ingin mencari tahu. Terlalu malas untuk peduli pada sosok Uchiha Sasuke.

"Naruto, ada masalah apa?"

Setenang angin berhembus sang Kazekage bertanya. Senyuman ganjil tak luput diperhatikan dari si sahabat.

Kepala berhelai pirang pendek mengangguk pelan. Sebulir keringat terjun bebas dari sisi wajah. Membuat keempat Kage bertanya dalam pikiran.

"Apa kalian sudah mendengar akan sosok misterius ini? Ia merasuki tubuh seseorang dan mengendalikannya sesuka hati."

Suara berat bergetar. Menghantarkan rasa penasaran pada sosok lainnya.

"Bisa kau perjelas, Hokage-dono?"

Mizukage menuntut penjelasan. Menyuarakan keempat Kage lainnya.

Kerongkongan kering meneguk saliva.

"Terjadi beberapa kasus di Konoha dimana warga yang dirasuki menyerang orang lain. Korban meninggal pun tak luput. Semua karena sosok atau makhluk yang belum diketahui siapa atau bagaimana penyebab itu terjadi."

"Aku belum pernah mendengar hal seperti itu. Bagaimana bisa terjadi?"

Tak ayal Darui tertarik mendengar penuturan sang Kage dari negara api.

Tubuh kekar sedikit gemetar. Tangan mengepal erat di atas meja berpelitur. Kondisi sang Hokage tak luput dari semua mata yang hadir.

"Me-mengenai itu..." kalimat jeda sebelum pria pirang itu kembali meneguk ludah. "Entah bagaimana warga yang dirasuki akan berubah seratus delapan puluh derajat. Sisi gelap mereka mendominasi dan akan menyerang orang yang di-dibenci. Sehingga korban pun terjatuh."

Keempat iris berbeda warna seksama memperhatikan. Mereka tahu bagaimana Hokage gagah ini benci melihat korban terjatuh. Terutama karena pembunuhan.

Hening melanda.

Setiap kepala berpikir mencari petunjuk. Mengingat hal yang mungkin berkaitan.

"Sepertinya... kasus serupa pernah terjadi di wilayahku."

Satu-satunya Kage wanita disana bersuara. Mata berfokus pada meja. Memori menelusur visual tersimpan.

"Be-benarkah?"

Suara berat penuh fibra. Ekspresi bercampur. Namun pandangan tak fokus.

Membuat sang Kazekage terheran. Kondisi Naruto saat ini tak biasa.

Peristiwa seperti ini memang membahayakan banyak nyawa. Tentu menjadi hal genting jika tak teratasi segera. Namun gestur yang diberikan pria pirang itu membuatnya bertanya-tanya.

Sang Nanadaime tampak tak tenang di kursinya. Menggeliat tak nyaman sejak tadi.

Meski telinga Gaara mendengar semua percakapan, iris jade melirik fokus pada sang sahabat. Perlahan bulir-bulir keringat meleleh dari pelipisnya.

"Naruto, kau baik-baik saja?"

Yang disebut tersentak. Iris biru memandang sahabat sesama Jinchuuriki-nya. Bola mata sewarna langit tak secerah kemarin. Tersapu kabut panik.

"A-aku? Te-tentu- maksudku... aku baik-baik saja."

Dahi tak beralis mengerut. Benar rupanya ada yang tak beres.

"Kau yakin?"

Kepala berhelai pirang pendek mengangguk kaku. Senyuman aneh terpasang. Bermaksud menenangkan.

Gestur itu berimbas sebaliknya. Membuat yang lain penasaran pada si pria pirang.

"Hokage-dono, anda tampak pucat."

Khawatir terpatri jelas pada paras Choojuurou. Meski tidak akrab, pria berkacamata itu cukup mengenal Naruto. Jika kenalannya tampak tak nyaman tentu membuat cemas.

Senyuman licik terkembang tak satu pun menyadari.

"Ah, a-aku baik-baik saja, Mizukage-dono. Aku hanya-"

Suara bariton memotong.

"Maafkan kami. Hokage-sama hanya sedikit kelelahan. Jarak yang jauh kesini ditambah kasus yang terjadi tampaknya membebani. Kuharap kalian semua memaklumi."

Sang ajudan Hokage, Sasuke menundukkan kepala. Memberi hormat pada semua yang hadir.

Iris azure melirik penuh amarah pada sosok di belakangnya. Tangan terkepal erat penuh gemetar.

"Ma-maafkan atas kelalaianku."

Menyusul sang ajudan, Naruto menundukkan kepala.

Tak menggubris si pria pirang, Sasuke melangkah maju. Mendekati sang Hokage di samping kiri. Menyerahkan beberapa berkas terlampir pada keempat Kage.

Gerakan halus tak disadari. Tangan kanan lihai membelai sensual sepanjang paha berotot.

"Kau sudah berjuang ya, Naruto."

Bisikan lirih hanya terdengar si pirang. Sang ajudan menyeringai tipis penuh kemenangan. Tarikan nafas cepat dan sorot mata penuh murka menjadi bonus yang didapat.

"Ini adalah data informasi dan analisis yang kami ketahui saat ini. Semua-"

Suara percakapan semakin jauh dari telinga sang Hokage. Pikirannya tak lagi fokus pada rapat, melainkan di bawah.

Ya, di bawah.

Iris azure menggelap. Mencoba menghantar amarah melalui pandangan. Rahang mengatup rapat.

Tubuhnya menegang dan lemas diwaktu bersamaan. Bagaimana tidak? Ini semua karena si brengsek Uchiha.

Sosok pria berhelai raven tersebut tengah mengulum kejantanannya.

Sekali lagi, ke-jan-ta-nan-nya.

Ya, di bawah meja sana.

Tentu bukan yang asli, melainkan kagebunshin. Sekuat tenaga Naruto mempertahan posturnya. Berusaha tak dicurigai namun gagal.

Belum ketahuan memang. Tetap saja ini berbahaya. Mau taruh dimana wajahnya? Ia bukan seorang eksibisionis, demi Jashin.

Nafasnya tercekat. Lidah lihai membasahi genital tegak menantang. Dari ujung kepala hingga testis dibalik helaian pirang nan halus.

Karbon dioksida hangat menghantar tremor. Menghisap kuat 'adik' kebanggaannya.

Dirasakan jemari dingin menarik simpul tali dipunggung. Berefek menggesek kerut lubang rektum. Desahan hampir terlpeas.

Jangan tanya mengapa ada simpul tali. Kesalahan selalu berpusat pada si Uchiha-Teme, camkan itu.

Kenapa juga ia mau melakukan apa yang diminta si brengsek? Tentu, ia kalah taruhan. Dan terpaksa menuruti perintah si ajudan.

Tak habis pikir kenapa ia harus dililit tali di dalam baju yang dikenakan. Bondage? Turtle bondage? Atau apalah itu Naruto tak tahu dan tak mau tahu.

Yang ia tahu tali-tali sialan ini menyiksanya. Ketat dan menyesakkan. Menonjolkan organ-organ vital terselubung di dalam pakaian.

Oh, ia bisa merasakan libidonya meningkat. Puting kembar mencoba menyeruak dari balik kain. Tertekan ikatan dan simpul tali mengitari dada.

Tak habis tubuhnya disiksa kenikmatan. Lubang basah menghisap bagai mesin pemerah. Tali simpul ditarik kuat menstimulasi.

Tubuh kekar gemetar. Rasa puncak menumpuk di depan mata. Oh, hampir sampai.

Pikirannya mengabur. Ia ingin terus mendaki menuju kebebasan.

Sepasang mata jade memandang ke arahnya. Tubuh tersentak. Nafas memburu mulai terlepas.

'Oh, ti-tidak.'

Splurt.

"Hnghh..."

Tubuh tinggi nan kekar terduduk lemas. Nafas memburu. Dahi menempel pada lengan terlipat di atas meja.

Seringaian tercetak senang. Mengecap, meneguk dan menjilat sisa sperma. Bagai sake terlezat sepanjang masa.

Suara poof tak terdengar bersamaan sosok bayangan menghilang.

Semua pasang mata berfokus pada sang Hokage. Wajah memerah penuh peluh. Nafas tak teratur. Berusaha meraup oksigen sebanyak mungkin.

"Hei, Hokage, sepertinya kau sungguh sakit. Lebih baik kau beristirahat."

Tak tega juga Darui melihat rekan Kage-nya yang tak berdaya. Percaya bahwa si pirang benar sakit.

Sosok tinggi membungkuk hormat. Seringaian puas tak terlihat dibalik bayang mengembang.

"Sekali lagi maafkan kami. Tampaknya Hokage-sama memang perlu istirahat sejenak."

"Ah, lebih baik Hokage-dono segera dibawa untuk beristirahat. Tak perlu dipaksakan."

Khawatir tak luput pada wajah sang Mizukage.

"Terima kasih atas pengertian anda. Kami mohon diri."

Tak butuh waktu lama sampai sang Hokage diseret ajudannya. Bagai karung beras dibopong pada pundak lebar. Keduanya menghilang dibalik daun pintu.

Deritan kursi menggema. Sang Tsuchikage bersandar pada kursi seraya bersedekap.

"Aku tak heran jika Hokage kelelahan karena kasus ini. Memang membuat khawatir."

Raikage dan Mizukage mengangguk setuju pada komentar. Para ajudan hanya diam.

Sayang dua orang dari Sunagakure tak sependapat.

Suara lirih terdengar.

"Naruto itu... dan si Uchiha..."

"Jangan katakan, Kankuro."

Belahan bibir terkatup rapat. Memasang wajah datar. Tak ingin semburat merah menghiasi wajah kedua bersaudara dari padang pasir.

The End? Continue?

Biar saya tegaskan. Ini bukan ide saya. Cuma diminta sama Kagamiyo Neko alias Gocing buat bikin ff beginian. 😂😂😂
Untuk lanjutannya akan di private krn isinya rate lemon... cuma yg follow yg bs baca... gomen nee... 😆😆😆
Btw, aku request ff ke kagamiyoneko jg dengan genre yg sama tp kinky yg berbeda... tungguin aja dr dia... hahahaha... 😈😈😈 (psst... teror aja orangnya)
Ff ni sekalian buat ikutan Fujodanshi Independence Day 9...

Thanks for reading, vomment, and support... 😙😙😙

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top