Chapter 9
Sebuah ruangan serba putih dengan beberapa orang didalamnya dengan tingkat ketegangan yang tinggi. Dua orang saling bertatapan dengan sengit, seolah mereka beradu perang dalam tatapan itu.
"Dengarkan aku baik-baik nona, kami tidak akan melukaimu. Kami hanya berusaha melindungimu." Pada akhirnya pandangan salah satu diantara mereka melunak. Pria paruh bayah yang kini tengah berusaha untuk membujuk seorang gadis dihadapannya yang tak lain adalah Alice yang masih tak melunakkan pandangannya.
"Cih, omong kosong! Sampai kapan kalian akan membuat lelucon seperti ini hah? Jangan membuatku harus bertindak cukup jauh, kau mengurungku di penjara pengab itu kau bilang melindungi? Apa kau bercanda?" Ucap Alice sinis, entah mereka sadar atau tidak? Ada beberapa yang berubah dari diri Alice, wajahnya terlihat begitu marah.
"Kendalikan dirimu nona, jangan sampai emosimu menguasai dirimu. Itu tidak akan baik untukmu, untuk kita semua." Kata pria paruh bayah itu ambigu.
"Persetan dengan ucapanmu! Terima ini!" Alice mengeluarkan bola apinya secara tiba-tiba dan mengarahkannya pada penyihir paruh bayah itu.
BYAR...BYAR...BYAR...BYAR...BYAR...
Bola api itu lebih besar dari yang pernah Alice keluarkan untuk menyerang Jaehyun, bahkan itu sampai membuat beberapa ledakan diruangan itu.
"Alice ku mohon hentikan..." Pinta Sally, namun nampaknya Alice sudah tidak peduli dengan ucapan siapapun. Pandangannya masih terus fokus pada pria itu.
Alice Pov
Kenapa semua orang berbicara tentang omong kosong?? Melindungi, kata mereka? IMPOSSIBLE!!! Ku rasa aku harus membuat Sally sadar bahwa mereka bukan orang yang tepat untuk mendapatkan kepercayaan darinya. Mereka, para sampah itu benar-benar tidak layak untuk kita percayai.
"Aku tidak perduli dengan apapun yang kau katakan! Berhenti untuk terus mengganggu kami! Aku sama sekali tidak ingin membunuh siapapun. Apa kau tidak mengerti?"
"Tidak! Apa yang kau lakukan? Kenapa kau menyerang Ayahku?" SHIT! Kenapa dia harus datang kemari. Maria, seharusnya urusan kita sudah selesai tetapi kau membuat semuanya menjadi rumit sekarang.
"Sebaiknya kau peringatkan Ayahmu untuk menyingkir karena aku tidak ingin menyakiti siapapun." Ucapku dan sepertinya ia mendengarkan apa yang aku ucapkan.
"Ayah, biarkan saja mereka pergi." Ucapnya setengah memohon kepadanya.
"Apa yang kau katakan? Jadi, kau yang menolong mereka? Maria...Aku mendidikmu bukan untuk menjadi pembangkang seperti ini? Kalau sampai Tn. Lee tahu...Aku benar-benar tak dapat membantumu." Ayolah, perdebatan ini tidak akan berhenti. Haruskah aku yang menghentikannya?
"Kalian berdua...Hentikan sekarang dan kau Maria tepati janjimu. Bawa kami keluar dari tempat ini!" Aku hanya akan mengatakan ini untuk pertama dan terakhir kalinya. Kalau mereka masih keras kepala? Aku tidak akan bersikap baik lagi kepada mereka, tidak akan pernah!
Aku melihat Maria beberapa kali mengedipkan matanya kepadaku. Seketika aku memegang tangan Ten dan Doyoung dengan erat. Okay! Ku rasa ia akan menunjukkan usahanya yang terakhir dengan mengelabuhi Ayahnya. Ambisi wanita ini cukup mengesankan! Ia mengkhianati Ayahnya hanya untuk menjauhkanku dari seorang vampire sampah seperti Lee Taeyong? Bukankah itu sesuatu yang konyol?
"Ayah maafkan aku."
BLARRRR....
Wow...Apa ini? Ia menyerang Ayahnya sendiri? Mendorongnya hingga menjauh dari kami beberapa meter? Amazing!
"Cepat, masuk ke lingkaran ini sebelum Ayahku sadar." Pintanya, kami pun menuruti apa yang diucapkan oleh Maria.
"Alice...Ku mohon jangan lakukan itu." Sally, entah sejak kapan ia menarik tanganku. Aku menggelengkan kepala ku beberapa kali, aku tidak pernah melihatnya ketakutan seperti ini. Ada apa dengannya?
"Lepaskan Sally! Apa yang kau mau sebenarnya? Kau tidak mau pergi bersama ku dan sekarang kau menghalangiku pergi? Aku masih berusaha menerima keputusanmu untuk tetap disini bersama para monster sampah itu. Ku mohon berhentilah bertindak konyol!" Aku melepaskan tangannya dengan kasar.
BLARRRR...
BRAK...
BRUG...
Aku merasakan tubuhku melayang dan terhempas menubruk dinding, cukup keras sampai aku mendengarkan remukan tulangku? tapi anehnya aku masih bisa menggerakkan tubuhku. Lalu siapa yang mengalaminya? TEN! atau Doyoung? tidak mungkin mereka kan. Dengan cepat aku membuka mataku dan melihat Doyoung meringis karena beberapa luka pada tangannya. Ten...Dimana dia? Jangan katakan dibawah tumpukan kursi. No! Aku pun bergegas menghampiri tumpukan kayu itu dan dengan sisa tenaga ku...Aku berusaha untuk membukanya.
"Ten..." Lirihku. Aku melihatnya meringis kesakitan. SHIT! Dia belum sembuh dari cederanya kemarin dan pria tua itu membuatnya kesakitan lagi.
"KAU...AKU BENAR - BENAR TAK AKAN MEMAAFKANMU!!" Aku merasakan sesuatu yang panas mengelilingi tubuhku tetapi tidak membakar tubuhku sama sekali, namun cukup membuat suasana hatiku berubah menjadi lebih penuh emosional.
"Hentikan Alice..." Aku mendengar samar-samar suara Sally yang memohon kepadaku.
"Jangan lukai Ayahku. Aku sudah membantumu cukup banyak bukan?" Maria, aku melihatnya begitu khawatir sembari menatap ku dan Ayahnya bergantian. Pria itu seolah tidak terpengaruh dengan semuanya. Ia menatapku serius...BRENGSEK!
"Aku sangat tidak ingin membuatmu marah gadis kecil, tetapi aku tidak bisa membiarkanmu pergi begitu saja dari tempat ini." Pria tua ini benar-benar!
"Ada apa ini?" Aku melihat pemimpin mereka ada disini. Pemimpin para monster sialan itu dan...Paman? Kakek? Apa yang mereka lakukan disini.
"SinB hentikan!" Paman...Dia memanggil nama kecilku. Nama yang selalu mengingatkanku pada masa lalu yang menyakitkan. Aku benci itu! Aku selalu memaksa Doyoung untuk memanggilku dengan nama asingku dari pada nama itu.
"Tidak paman...Mereka sudah menyusahkan ku dan Sally." Ucapku
"Dari awal aku sudah menduga kau akan mirip seperti eommamu. Wanita yang bodoh!" Kakek...Why? Apa yang kau katakan? Tak cukupkah dengan kau membuangku selama ini? Kenapa sekarang kau menyakitiku dengan perkataanmu? Kenapa?
"Why? Kenapa kau menghina eomma ku?" Aku cukup sedih mendengarkan kata menyakitkan itu dari mulut kakek yang selama ini selalu ku rindukan sosoknya. Ini awal kita bertemu setelah berpuluh tahun lamanya, apa pantas kau mengatakan ini kakek?
"Aboji, jangan berkata seperti itu." Paman...Kenapa?
"Biarkan dia tahu. Aku sama sekali tidak menginginkan kehadiranmu. Kau tahu? Kalau bukan pamanmu yang menghalangiku untuk melenyapkanmu? Mungkin kau tidak akan membuat kekacauan begitu besar. Kau sudah membuat nama baik keluarga dan organisasi hancur." WHAT? Melenyapkanku? Kenapa kakek ingin melenyapkanku?
"Kenapa ingin melenyapkanku? Apa salahku kakek?" Lirihku, aku tidak tahu sejak kapan air mataku menetes dan itu tidak pernah berhenti ketika aku mendapatkan tatapan penuh kebencian dari kakek.
"Aboji..."
"Diam! Biarkan aku memberitahunya. Anakku mati karena harus menyelamatkan dirimu dan eommamu yang kini menghilang entah kemana? Wanita iblis itu, hanya meninggalkanmu bersama kami." Wanita iblis? Ia mengatakan bahwa eommaku adalah wanita iblis?
"Aboji...Dia tidak tahu apa-apa?" Paman, ada apa sebenarnya? tidak mungkinkan apa meninggal karena diriku?
"Paman...Kenapa? Apa yang terjadi? Katakan paman?" Mohonku dan Paman terlihat mendesah.
"Eommamu adalah seorang penyihir hitam yang menyamar menjadi seorang hunter dan memperdaya anakku. Dari awal aku sudah tidak menyukainya, namun dengan bodohnya anakku itu terus mempercayainya dan sekarang kau bisa melihat sendiri? Anakku mati karena dirimu dan juga wanita iblis itu, yang kini menghilang entah kemana?"
Aku...tidak tahu harus mengatakan apa? Paman, ia hanya bisa membisu dengan semua perkataan kakek. Pada akhirnya kenyataan pahit ini harus ku dengar. Mereka tidak pernah menganggapku atau pun menerima kehadiranku. Paman hanya merasa kasihan kepadaku dan tidak pernah berfikir ingin melihat ku lagi. Ia membuangku jauh dari kehidupannya...Mungkin, seharusnya aku tidak harus berfikir bahwa mereka merindukanku. Tuhan, takdir apa yang sebenarnya kau tuliskan untukku? Why? Kenapa harus aku?
"Kalian tidak bisa membiarkan dengan kondisi seperti itu, dia akan segera berubah." Aku mendengarkan samar-samar suara penyihir tua itu. Berubah? Apa yang mereka maksud? Aku merasa suhu tubuhku memang semakin panas.
"Endor, kau lebih tahu dariku apa yang harus kau lakukan?"
"Tentu Tuan, ijinkan saya."
"Lakukan apapun yang dapat menghentikannya!"
"Baik Tuan."
Aku hanya bisa tersenyum mendengarkan apa yang mereka bicarakan...Sebegitu berbahayakan diriku dihadapan mereka? Apa aku sekarang terlihat seperti makhluk yang menakutkan? Ini sangat tidak masuk akal. Sally, apa ia juga memandangku seperti itu? Ya, aku melihatnya ketakutan.
"Kau lihat itu bukan? Siapa yang lebih berbahaya di sini Sally? Dan...Kau juga takut padaku!" Tanyaku padanya, ia terlihat takut, khawatir dan bingung. Sally takut kepadaku...
"Alice, kenapa matamu berubah?" Kali ini Doyoung bertanya takut-takut kepadaku. Aku membalikkan pada dan menatap pantulan diriku pada cermin. Hitam? Berubah menjadi hitam? Ada apa denganku?
Jadi sekarang aku adalah makhluk yang mengerikan? Aku bukanlah manusia? Aku nampak seperti gadis pada buku sihir itu. Mataku berubah hitam, rambutku pun berubah hitam gelap berbeda dari sebelumnya dan sebentar lagi bajuku akan berubah. Aku benar-benar tidak percaya ini? Bagaimana cerita dalam buku sihir itu seperti kejadian yang terulang?
Aku merasakan pergerakan dari penyihir tua itu. Ia berjalan berusaha mendekatiku.
"Alice...Jangan sampai kau melukai Ayahku!" Apa itu sebuah peringatan Maria? Itu tidak akan berhasil untuk saat ini. Tidak ada yang ingin ku lindungi kecuali Ten sekarang.
"Tenanglah, aku hanya ingin membantumu." SHIT! Pria tua ini masih saja terus membual membuatku benar-benar muak.
"Enyahlah kau!"
BLAARRRR...
Aku mendorong tubuhnya dengan kekuatan udara dan sialnya pria ini dengan mudah menghindarinya. Ruangan ini benar-benar sudah kacau dan mereka yang telah merasakan kalau tempat ini sudah kacau, memilih untuk segera menghindar.
"Sampai kapan kau akan berbicara omong kosong seperti itu tua bangka?"
BLUSH...
Aku menyerangnya dengan bola api yang lumayan cukup besar, cukup untuk membakar semua ruangan ini. Lagi-lagi ia bisa menghindar, BRENGSEK!
"Ku mohon jangan lakukan ini. Aku akan membantumu untuk mengendalikan kekuatanmu nona." Lagi? Pria tua ini membual lagi. Sayangnya aku masih dengan mudah mengendalikan kekuatanku.
"Endor..." Aku melihat kaki memanggil penyihir tua itu.
"Kau boleh membunuhnya!" APA? Membunuhku? Bagaimana bisa dia mengatakan itu? Kakek...Sebegitu bencikah dirimu kepadaku? Apa kau benar-benar menginginkanku lenyap? Akan ku lakukan itu...Lihatlah!
"Aboji...Apa yang kau katakan." Paman dengan keibahannya.
"Jangan kakek..." Doyoung terima kasih.
Aku masih terdiam dan melayang diudara dengan perasaan hancur. Adam...Bagaimana ini? Semua orang tidak menginginkanku lagi? Aaron...Aku tidak pernah membencimu. Kalian berdua, aku merindukan kebersamaan kita. Aaron...Haruskah aku menemui Adam?
"Kita tidak bisa membunuhnya Tn. Kim"
"Tidak ada jalan lain, sebelum ia menjadi iblis yang lebih menyeramkan."
Iblis yang menyeramkan? Entah mengapa? Aku mulai berfikir bahwa...Mungkin saja nanti aku tidak bisa mengendalikan diriku. Untuk itu...Haruskan aku menyerah sekarang? Ku rasa semuanya sudah terlalu jauh. Ya, aku harus mengakhiri semua ini!
Aku menatap Sally yang masih berdiri mematung menghadap ke arah ku. Sally, ku rasa kita tidak bisa bersama lagi...Maafkan aku yang tidak bisa menjaga janjiku untuk terus menjagamu.
Jaga dirimu baik-baik dan Ten...Maaf, aku tidak ingin menyusahkanmu.
Aku menatap Endor...untuk yang pertama dan terakhir kalinya aku menyebut nama penyihir tua itu. 'Bisakah kau melakukannya sekarang?' entah sejak kapan? Aku menguasai ini. Dia bisa mengerti dengan apa yang ku katakan dalam hatiku. Aku melihatnya sedikit terkejut dan menatapku khawatir? Benarkah seperti itu? Ia terus memandangku tanpa berkedip. Aku tersenyum kepadanya dan menyuruhnya untuk segera.
Endor menghela nafas sebelum akhirnya mulutnya mulai bergerak membacakan sebuah matra. Mantra yang akan melenyapkanku untuk selamanya. Sebuah cahaya keluar dari kedua tangannya...Semakin membesar...begitu besar dan ia mengarahkannya kepadaku. Aku hanya mampu memejamkan mataku.
BLAARRRRRRRR
BRAAAKKKKKK
BRUGGGGGGGG
"Arggghhhh" Aku terhempas pada dinding dan tertimpa beberapa robohan bangunan. Aku meraba seluruh tubuhku dan mencubitnya beberapa kali. Oh my god! Aku masih hidup? Bagaimana bisa? Dengan cepat...Aku membuka mataku dan aku melihat Ten. OH NO!!!
"TEN!!!" Aku berusaha berjalan dengan tergopong-gopong menuju tubuh Ten yang sudah tergeletak.
"Ten...Apa yang kau lakukan?" Lirihku dengan linangan air mata. Ia membuka matanya sembari tersenyum menatapku. Senyum yang sama, senyuman tulus dan penuh kasih darinya. Senyum itu sungguh membuatku merasa hangat dan perasaan yang sama seperti ketika ku bersama Adam.
"A-aku menepati janjiku" Ucapnya sembari tersenyum. Janji? Ah...Janji untuk melindungiku?
"Mu-mulai sekarang, jagalah dirimu sendiri Alice. Be-berusahalah untuk tetap hidup." Ia memejamkan matanya.
"NO! Ten...Bangunlah! Ayolah Ten...Ku mohon." Ini hanya mimpikan? Ten! Kau hanya bercandakan? Come on Ten!
"Bodoh! Kau pria bodoh...Kenapa kau lakukan ini." Dan...Aku melihat tubuhnya lenyap digenggamanku. NO!
"NO! TEN!!!" Aku hanya mampu menjerit. Kenapa? Sudah cukup dengan Adam...Kenapa sekarang harus Ten? WHY?????????
Alice pov end
Alice masih duduk dan menangisi kepergian Ten. Tidak banyak yang sadar bahwa gadis itu seolah dikelilingi dengan aura gelap. Sally hanya mampu menangis dalam diam melihat semua yang terjadi. Doyoung terlihat lemas begitu lemas sampai ia hanya diam dan menatap kosong kesembarang arah. Ten adalah sahabatnya dan sekarang pria itu harus pergi karena dirinya. Dirinya yang telah membuat Ten harus ikut camput terlalu jauh dalam urusan keluarganya yang ia tidak pernah berpikir akan seburuk ini.
"Kenapa kau diam! Lakukanlah tugasmu!" Ucap kakek kepada penyihir bernama Endor yang terlihat masih tercengang dengan semua yang terjadi.
"Tuan..." Endor memandangi Tuannya yang terdiam dengan ekspresi khawatirnya. Tuannya hanya mampu menggeleng sembari menghela nafas.
"Tidak Tn. Kim...Semuanya sudah cukup. Dia adalah seorang hunter dan merupakan muridmu. Apa kau tidak memperdulikannya?" Tanya Tn. Lee
"Untuk apa aku memperdulikannya? Ia sudah berkhianat dengan melindungi gadis iblis itu." Ucap Kakek dengan ekspresi datarnya. Alice mendongakkan kepalanya dan menatap dengan ekspresi sedihnya.
"Sudahlah Aboji...Kita pergi dari sini." Pinta Paman Alice.
"Tidak! Hidupku tidak akan tenang sebelum aku melihatnya lenyap dari mataku." Ucap kakek dengan ekspresi marahnya.
Alice bangkit dan memandang kakek dengan ekspresi teramat sedih dengan luapan emosi yang seolah membakar seluruh tubuhnya. Aura gelap dalam dirinya semakin kuat dan memaksanya untuk keluar. Itu dapat terlihat dari matanya semakin hitam pekat dan rambut hitamnya semakin terlihat hitam mengkilau. Yang paling mengejutkan dari semua ini adalah semua yang menempel ditubuh Alice berubah menjadi hitam kecuali warna kulitnya. Ia terlihat seperti seorang penyihir hitam terkuat yang pernah di ceritakan dalam legenda.
"Oh tidak...Ini tidak akan baik." Ucap Endor melihat Alice berdiri dengan perubahan pada diri gadis itu.
"Kau tidak akan pernah bisa membunuhku!" Ucapnya menggema di penjuru ruangan. Pandangan mata yang menghitam itu begitu tajam dan mengerikan. Alice benar-benar kehilangan kesadarannya.
BLEEDAAARRRR
Suara petir menyambar-nyambar dilangit yang tadinya terlihat begitu cerah. Langit berubah menjadi gelap seperti malam yang menjelma di siang hari. Udara yang biasanya terasa hangat berubah menjadi dingin dan angin seolah mengamuk menerpa setiap benda yang berusaha menghalanginya untuk terus bergulir.
Di ruangan ini ketegangan masih sangat mendominasi. Alice seolah-olah dikelilingi angin yang semakin lama semakin membesar, gadis itu masih memandangi kakeknya dengan pandangan marah. Endor menghela nafas sambil menatap Alice khawatir.
"Sebaiknya kalian segera pergi dari sini." Pinta penyihir itu membuat semua orang merasa bingung.
"Kenapa Endor?" Tanya Tn. Lee. Endor memandang khawatir Tuannya.
"Maafkan aku Tuan, sepertinya aku tidak bisa mencegah bencana ini." Ucapnya penuh penyesalan.
"Apa maksudmu?" Tanya Tn. Lee yang tak mengerti dengan maksud dari perkataan Endor.
"Kekuataannya telah terbangkit Tuan dan ia akan sangat tidak terkendalikan. Gadis itu akan mampu untuk menghancurkan kastil ini bahkan jika itu seluruh kota dengan hanya beberapa gerakan tangannya. Tuan, bawa semua orang untuk segera menjauh dari tempat ini." Ucap Endor sembari memegang pundak Tuannya seolah memohon pada Tuannya.
"Lalu bagaimana denganmu Endor?" Ucap Tn. Lee menatap Endor yang selalu bersamanya semenjak ribuan tahun yang lalu.
"Aku akan menghalanginya sebisaku." Tn. Lee terlihat ragu namun Endor berusaha untuk meyakinkan tuannya lewat tatapan mata dan senyum yang meyakinkan.
"Baiklah..." Ucap Tn. Lee sambil menghela nafas.
"Kalian semua, kita harus segera pergi dari sini!" Pinta Tn. Lee membuat semua orang didalam ruangan itu terkejut.
"Alice..." Panggil Sally ketika seorang pengawal vampire memaksanya untuk segera pergi meninggalkan Alice yang masih berdiri ditempatnya dengan angin yang masih mengelilinginya. Seolah gadis itu sudah kehilangan kesadarannya, pandangannya masih tertuju pada kakek yang kini berjalan meninggalkannya.
"Hadapi aku, jangan melukai mereka yang lemah." Ucap Endor berusaha untuk mengalihkan perhatian Alice. Gadis itu meliriknya sinis, kemudian smirk jahat keluar dari bibir mungilnya.
"Kau yakin bisa menghadapiku?" Alice memandang remeh Endor.
"Ayah...Aku disini untuk membantumu." Maria masih berdiri ditempat yang sama.
"Tidak Maria, kau harus pergi. Kau tidak bisa menghadapinya, lebih baik kau lindungi Tuan dan keluarganya." Pinta Endor
"Tapi ayah..."
BLUSH
BLAARRRR
"Arrrghhhhhhhh..."
Maria terdorong oleh sebuah cahaya yang keluar dari tangan Alice. Tubuh gadis itu terpental sampai menembus tembok dan membuat bangunan disekitarnya runtuh.
BRAK
BRUG
KRAK
Endor bergerak cepat untuk mengihindari runtuhan bangunan sementara Alice tidak terpengaruh sedikit pun karena ia di kelilingi angin yang mampu menghalangi benda-benda itu untuk menjatuhi tubuhnya.
"Aku muak mendengar seseorang banyak bicara." Ucap Alice dengan ekspresi marahnya.
"Ku mohon berhentilah sebelum kau menghancurkan semuanya." Endor berusaha memperingatkan Alice. Alice tersenyum sinis.
"Aku? Menghancurkan semuanya? KALIAN SEMUANYALAH YANG MENYEBABKAN INI!"
BLEDDAARRRR
Suara petir itu terdengar lagi dan langit semakin terlihat gelap.
"Lebih baik kau pergi dari sini sekarang! Kau tidak akan pernah bisa mengalahkanku Endor!" Kali ini giliran Alice yang berusaha untuk memperingatkan pria itu.
"Tidak! Aku harus menghentikanmu, sebelum kau menghancurkan semuanya." Endor masih bersikeras.
"Rupanya kau tidak sayang dengan nyawamu. Apa kau masih memandangku seperti gadis lemah? Kau benar-benar melupakan siapa diriku?" Tanya Alice dengan tatapan penuh intimidasi.
"Aku sangat tahu siapa dirimu..." Ucap Endor tak kalah sengit.
"Ini akan sangat memalukan kau harus mati di tanganku. Hahahahaha..." Tawa Alice menggema di perjuru castle membuat semua orang yang masih berusaha untuk segera meninggalkan castle dapat mendengarnya.
"Hanya dengan satu kedipan mataku Endor, kau akan lenyap dan kau akan dikenal sebagai penyihir bodoh sepanjang masa." Alice masih tertawa sampai ketika seseorang datang.
"Alice..." Alice menoleh dan mendapati Taeyong berjalan mendekat dengan ekspresi bingung disusul dengan Jaehyun.
"Hyung...Kita harus pergi dari sini. Gadis itu bukan Hunter yang kau kenal lagi. Dia sekarang penyihir hitam yang berbahaya." Ucap Jaehyun sembari menarik tangan Taeyong namun pria itu menepisnya.
"Monster sampah, apa kalian ingin mati bersamanya?" Tanya Alice dengan memiringkan kepalanya dan terlihat gembira seolah ia sedang mendapatkan mangsa baru.
"Lihatlah...Bahkan dia tak mengenalimu hyung!" Ucap Jaehyun dan Taeyong masih sibuk memandangi Alice. Apa vampire itu berusaha untuk berbicara degan menggunakan fikirannya?
Alice pov
TEN! Why? Kenapa harus dirimu? Dari semua orang? Hanya kau yang percaya kepadaku sepenuhnya...Why? TEN...Aku mulai merindukanmu. Mereka—mereka yang berusaha untuk membunuhku dan menyebabkanmu pergi meninggalkanku, harus membayar semua penderitaanmu! Nyawa harus di ganti dengan nyawa. Mereka—akan ku lenyapkan semuanya tak tersisa.
Kalian lihatlah! Apa yang kalian khawatirkan akan menjadi kenyataan. Endor! Kau yang akan pertama ku lenyapkan! Bersiaplah!
"Alice..." Dia lagi? Sungguh menyusahkan!
"Hyung...Kita harus pergi dari sini. Gadis itu bukan Hunter yang kau kenal lagi. Dia sekarang penyihir hitam yang berbahaya." Ya, ku rasa saudaramu itu lebih cerdik dari pada dirimu.
'HENTIKAN ALICE!'
Keluar dari fikiranku!
"Monster sampah, apa kalian ingin mati bersamanya?" Ya, aku tidak perlu bersusah payah untuk mencari mereka. Aku bisa membunuh 2 monster sampah dan 1 penyihir bodoh sekaligus!
"Lihatlah...Bahkan dia tak mengenalimu hyung!" Dia mulai membual! Aku tidak akan melupakan bahwa kau lah yang membuat semuanya menjadi seperti ini Lee Jaehyun. Monster terbodoh yang menganggap dirinya paling cerdik. Apa aku harus mulai denganmu? Hm...ku rasa itu tidak terlalu buruk...
'ALICE HENTIKAN SEMUANYA! Aku akan membantumu untuk kembali seperti dulu.'
Apa yang kau katakan? Mengembalikanku seperti dulu? Kau sedang bercanda? Aku baik-baik saja sekarang. Keluarlah dari fikiranku! Monster sampah!
"KELUARLAH DARI FIKIRANKU!"
BLAARRRR
"Hyung...."
"Tuan...."
Serangan itu cukup untuk membuatmu berhenti membual.
"Kau, apa yang kau lakukan kepada hyungku." BRENGSEK! Dia berusaha mendekatiku saat aku lengah dan menyerangku dengan benda rongsokan ini. Kau pikir ini akan melukaiku? Sebelum menyentuhku benda itu akan hancur!
"Tuan muda pergilah...Dia terlalu berbahaya, bawah Tuan Muda Taeyong." Kalian pikir? Akan mudah untuk pergi dari sini? No! Aku tidak akan biarkan kalian keluar hidup-hidup! Tidak akan pernah!
"Alice, hentikan ku mohon. Demi Sally, apa kau sudah tidak memperdulikannya lagi?"
"Sally lebih memilih mempercayai kalian dibandingkan diriku? Selama ini, aku sudah menghabiskan waktuku untuk melindunginya. Dia...menyebabkan Adam meninggal dan itu masih belum cukup? Kalian membunuh TEN! Kalian benar-benar keji!" Air mata menjijikkan ini keluar lagi. Aku tidak boleh terlihat lemah dihadapan mereka! SHIT, kenapa dia tak mau menyerah.
BERHENTILAH! JANGAN MENDEKATIKU!
"Alice, maafkan kami. Aku berjanji ini tidak akan terulang lagi."
STOP! Kalau kau tidak berhenti berjalan, aku akan benar-benar membunuh Lee Taeyong!
'Lakukan! Jika itu melegakan perasaanmu'
Ada apa dengannya? Mengapa dia bertindak bodoh? Kau monster bodoh!
"Aku tahu!" SHIT, sejak kapan ia berada dihadapanku.
"Menyingkirlah! Kalau tidak? Angin ini akan menghempaskan tubuhmu!" dan aku melihatnya menggeleng sembari terus berjalan mendekat. Dan...Akhirnya aku melenyapkan pelindung dari element udara ini dari tubuhku tanpa ku sadari. Ia meraih tubuhku dan memelukku.
"Kau masih memiliki ku Alice, kau harus mengingat itu." Ku bilang berhenti untuk terus membual. Kau hanya monster sampah!
' Aku tidak peduli apapun yang kau katakan! Kau benar-benar membuatku khawatir sekarang Alice...'
Why? Kenapa kau khawatir padaku? Jangan katakan kau mempunyai maksud tertentu? Sama seperti keluargamu? Kalian merencanakan sesuatu bukan?
"Tidak...Tidak seperti itu." Ucapnya sambil menggeleng menatap ku serius.
'Apa kau tidak merasakan ikatan kuat diantara kita? Aku dapat merasakan apa yang kau rasakan saat ini.'
Benarkah? Apa yang kau rasakan? coba katakan?
'Kau merasa sedih, hancur, kecewa dan marah'
Bagaimana bisa kau mengetahuinya?
'Tentu aku mengetahuinya karena kita terikat'
Omong kosong macam apa itu? Sudahlah, aku tidak pernah tertarik dengan apapun yang berhubungan denganmu. Ten sudah lenyap dan kalian yang membuatnya lenyap. Aku tidak bisa memaafkan kalian!
Pergilah ke neraka!
BLEDARRRR
Aku mendorong tubuhnya dan membuatnya terpental sampai beberapa kilo meter. Aku sungguh muak meliat sandiwara kalian.
"Hyung..."
"Tuan..."
Kalian harus membayar untuk kematian Ten.
-Tbc-
Annyeong....Author hiyer *-*
Moga yang sekarang bisa ngefeel ya...Bingung mau dibawa kemana ini cerita :V
Oh ya...Buat percakapan yang ada tanda miring sama petik (') itu berarti mereka sedang berbicara lewat hati dan fikiran mereka :V jadi jika kalian masih berminat buat baca FF abal-abal ini...tulung kasih votenya ya sebanyak-banyaknya :V kalau bisa komen juga tentang apa yang kalian rasakan setelah baca FF abal-abal ini ^^
Sekian terima uang :V
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top