Chapter 23
Langit telah di kuasai malam, dengan goresan tinta hitam disegala penjuru. Bercak kerlip bintang bertaburan dengan berantak. Gerimis datang mengundang hawa dingin, menyeruak menguasai tiap sudut di iringi gelegar guntur dan kilatan cahaya petir menyambar-nyambar seolah sedang melakukan pertunjukan yang mengerikan.
Alice duduk di sebelah Jeno yang masih setia memandanginya dengan ekspresi tenangnya, tangan mungil Jeno beberapa kali memukul pelan tangan Alice yang menjadi hiburan tersendiri untuk Alice yang fikirannya berkecambuk. Sementara Sally, gadis itu tak berhenti menunjukkan senyum bahagianya. Andai saja Sally tahu, akankah ia sebahagia ini?
Beberapa menit yang lalu, dikamar ini hanya ada Alice, Sally dan penata rias untuk mendandani Sally dan tiba-tiba Alice mengusulkan untuk membawa Jeno kemari dengan bermaksud untuk menjaganya. Alice mengatakan bahwa tidak boleh sembarang orang untuk menjaga Jeno karena bayi itu bisa dikatakan cukup berbahaya dan tanpa pikir panjang Sally menyetujuinya. Sesungguhnya Alice benar-benar melakukan perintah Taeyong untuk menjaga Sally beserta Jeno bersamaan.
Semenjak tadi Alice terlihat begitu waspada dan tegang dengan beberapa kali mengedarkan pandangannya pada setiap sisi ruang kamar ini. Tanpa Sally tahu, Alice menggunakan kekuatannya untuk tahu keadaan diluar sana. Menajamkan pendengarannya untuk mendengar setiap apa yang terjadi diluar sana sampai panggilan Sally membuatnya berhenti melakukan itu.
"Alice!" Panggil Sally membuat Alice sedikit terkejut. Konsentrasinya hilang begitu saja.
"Why?" Tanya Alice yang seketika mengubah ekspresinya yang tegang menjadi lebih tenang.
Sally menghela nafas sebelum melanjutkan perkataannya. "Semua akan baik-baik saja kan?" Ternyata Sally merasa cemas juga tapi hanya kecemasan biasa yang dirasakan untuk seseorang yang akan menikah dan Alice berusaha untuk menenangkan saudarinya itu dengan mengangguk, mengiyakan pertanyaan Sally.
"Apa kau sudah selesai?" Tanya Alice dan Sally mengangguk.
"Ayo!" Alice mengangkat tubuh Jeno dan menggendongnya. Sementara Sally mengekori Alice dari belakang.
Mereka berjalan melewati lorong menuju aula. Didepan pintu sudah ada paman Kim yang merupakan paman Alice memakai tuxedo yang akan mendampingi Sally. Alice berhenti tepat dihadapan pamannya.
"Paman, aku serahkan dia kepadamu." Ucap Alice dan pamannya mengangguk mengerti. Alice tidak hanya meminta pamannya untuk menemani Sally tapi juga meminta pamannya untuk melindunginya.
Kini Sally dan paman Kim masuk kedalam aula dan Alice beserta Jeno yang berada digendongannya mengikutinya dan duduk disalah satu bangku. Alice mengedarkan pandangannya pada setiap sisi dan melihat beberapa penyihir beserta pasukan vampire menjaga tempat ini.
Di depan sana, acara pernikahan antara Sally dengan Jaehyun telah berlangsung. Alice begitu cemas dan berusaha untuk menghubungi Taeyong.
"Yong...Kau dapat mendengar ku?"
"Yong...Bagaimana keadaan diluar?"
Taeyong tak menjawab pertanyaan Alice sama sekali membuat Alice bertambah frustasi saja. Ia memandangi Jeno yang terus memandanginya dengan senyum polosnya, anak ini seolah tahu keresahan Alice. Mencoba menenangkan Alice dengan senyum polosnya dan celotehan menggemaskan yang beberapa kali Jeno keluarkan membuat Alice sejenak melupakan niatnya untuk menghubungi Taeyong lewat telepatinya.
Bagaimana Taeyong dapat menjawab panggilan Alice? Sementara kini ia sedang menghadapi beberapa vampire original atau berdarah murni dan juga penyihir.
Tepat di luar halaman mereka, Doyoung beserta Endor bertarung dengan ratusan pasukan vampire yang begitu kuat. Sementara Taeyong, disini berada dihalaman castil dengan mereka yang telah berhasil menerobos masuk Castil. Mereka bisa menghancurkan perisai yang telah dibuat oleh para penyihir.
"Aku tidak percaya ini? Bagaimana bisa kau menjadi vampire dengan kekuatan penyihir hitam?" Seorang vampire seusia tuan Lee menggeleng, berusaha menyangkal apa yang dilihatnya saat ini.
"Jadi benar perkataan Tiffany? Haha...Ternyata anugrah itu jatuh ditangan putrinya? Selama ratusan tahun dia berusaha untuk mematahkan kutukan suaminya tapi putrinya malah memiliki takdir yang luar biasa." Gelak tawa salah satu penyihir terdengar nyaring dan menggema menunjukkan seberapa kuat penyihir itu.
Taeyong tahu, bahwa ia tidak bisa meremehkan siapapun disini. Taeyong mulai berkonsentrasi, memejamkan matanya, mulutnya mulai bergerak di ikuti dengan kedua tangannya. Seketika sebuah bayangan menyelimuti castil, berangsur bercahaya. Taeyong mengambil resiko dengan menggunakan sebagian kekuatannya untuk melindungi castil.
"Apa kau meremehkan kami sampai kau menggunakan setengah kekuatanmu untuk membuat perisai hah?" Bentak salah satu wanita tua.
"Bocah ini benar-benar kurang ajar!" Gerutu pria yang sama tuanya.
"Biarkan aku yang menyerangnya!" Ucapnya wanita tua itu.
"Baiklah!" Jawab pria tua itu sambil menyeringai. Mungkin, mereka berfikir bahwa Taeyong tidak akan bertahan lama dengan sisa kekuatannya.
Wanita tua itu mulai menancapkan tongkatnya di tanah, kedua tangan kriputnya bergerak berlahan. Gelegar guntur semakin menjadi-jadi tatkala badai angin mulai menerjang apapun yang menghalanginya. Menghempas, menghancurkan sekitar castil yang tak terlindungi oleh perisai yang Taeyong buat. Bahkan beberapa vampire rendahan yang bersama mereka ikut melayang-layang dan terbanting beberapa kali, hanya mereka yang memiliki kekuatan yang mampu untuk menciptakan perisai yang mampu melindungi tubuh mereka di dalamnya.
"TIDAK ADA YANG BISA MENGALAHKAN BADAI PENGHANCUR MILIK SHAFFIRA!!!" Teriak wanita tua itu. Apa dia berusaha membanggakan dirinya? Jadi namanya adalah Shaffira? Penyihir yang cukup kuat dengan elemen udaranya. Taeyong masih bertahan dengan tenang, melayang-layang benda apapun akan hancur sebelum sampai padanya. Ini adalah perisai yang luar biasa yang di miliki seorang penyihir hitam dan Taeyong memiliki hal yang seperti ini karena Alice.
"KAU HANYA AKAN DIAM SEPERTI ITU BOCAH???" Bentak Shaffira membuat kirutan di dahi Taeyong terlihat jelas.
---***---
Alice masih memandang seksama setiap momen bahagia Sally. Saat Jaehyun dan Sally mengikrarkan janji suci untuk sehidup semati bersama, saat Jaehyun dan Sally bertukaran cincin, bahkan kini sepasang kekasih itu telah menjadi pasangan suami istri yang resmi dengan buah cinta mereka Jeno. Memikirkan itu membuat Alice tersenyum geli sampai ia merasakan sesuatu.
Alice pov
Syukurlah semua berjalan cukup tenang sampai detik ini. Aku senang melihat kebahagiaan itu dimata mereka berdua dan si kecil Jeno yang terus menyalurkan perasaan nyaman ini. Aku memandangi Jeno yang masih saja berceloteh dengan bahasa yang menggemaskan, seolah ia berusaha mengajak ku untuk berbicara. Entah apa yang berusaha bayi mungil ini katakan kepadaku? Yang pasti aku sangat merasa tenang disini bersamanya.
Tapi apa ini? Aku merasakan sesuatu? Udara di sekitar sini menjadi lebih hangat. Ya Tuhan! Ini perisai Taeyong? Kenapa ia harus membuat perisai seperti ini? Itu akan menguras kekuatannya! Aku harus membantunya tapi aku sudah berjanji kepadanya untuk menjaga Sally dan Jeno!
Bagaimana ini? Apa yang harus ku lakukan sekarang?
"Apa pernikahan konyol ini sudah selesai?" Suara itu? Aku berbalik, tidak hanya aku tapi semua orang. OH MY GOD!!! TEN??? Kenapa dia harus berada disini? Dan mahkluk jenis apa itu yang berada disampingnya.
Aku segera berdiri untuk menghalanginya tapi terlambat, Jaehyun mendahului ku. Ia mencengkram kaos hitam yang Ten pakai. Ten hanya tersenyum kecil menanggapi ancaman Jaehyun.
"Apa yang kau lakukan disini?" Jika Ten berhasil masuk, berarti ada yang bisa memasuki perisai yang Taeyong buat. Tapi tidak mungkin? Ten hanya keturunan campuran dan aku sudah beberapa kali menyempurnakan perisai ini bersama Taeyong, tunggu...Pasti wanita itu! Dia yang menerobos perisai ini. Ku rasa dugaan Taeyong benar, mereka mengincar Sally atau Jeno?
"Aku? Tentu saja menghadiri pernikahan bahagiamu." Aku memandangi wajah Ten yang sepertinya sedikit berubah. Apa dia belum bisa melupakan ku? Dan makhluk bermuka aneh menyeramkan disampingnya, entah kenapa ia terus memperhatikan ku? Tapi ku rasa ia berusaha memperhatikan Jeno.
ckck...Jadi tujuan kalian adalah Jeno? Tidak akan ku biarkan kalian menyentuhnya!
"Pergi dari sini! Sebelum aku melakukan sesuatu padamu dan teman mu ini!" Jaehyun sedikit berteriak dan aku lupa dengan Sally! Ia terlihat begitu cemas memandangi Jaehyun sementara Appa dan Eomma sudah berjalan mendekati mereka.
BRUKKK
Makhluk aneh itu mendorong tubuh Jaehyun membuatnya terpetal beberapa meter. Semua vampire yang menjadi saksi dipernikahan mereka tentu saja segera menyingkir, berusaha untuk menyelamatkan diri mereka masing-masing. Untung saja kami tidak menggundang para manusia kalau tidak? Tempat ini akan menjadi tempat pembantaian yang mengerikan! Itu akan menjadi sebuah pencapaian jika seorang hunter mampu membunuh semua vampire tapi jika sebaliknya? Ini tidak akan baik.
Paman? Dimana paman? Aku melihatnya masih berada di depan tak jauh dari Sally. Ia terlihat memandang ku dengan tenang dan mengangguk setelah pandangan kami bertemu. Paman segera mendekati Sally dan mengajaknya menyingkir, aku dapat sedikit menghela nafas ketika Sally tak menolaknya karena ku rasa ia dapat menebak bahwa semua itu keinginan ku. Ia memandang ku sekilas dan ekspresinya terlihat lega saat melihat Jeno masih di pangkuan ku.
Beberapa pasukan vampire datang, berusaha menyerang makhluk aneh itu. Tapi sebelum tubuhnya tersentuh, dari jarak seperti itu makhluk itu berhasil melempar mereka. Aneh, dia memiliki taring sama seperti vampire tapi dia juga memiliki kekuatan seperti penyihir!
Tanpa ku sadari Ten berjalan mendekatiku tepatnya ia sudah berdiri dihadapan ku dengan senyum yang sama yang selalu ia tunjukkan kepada ku.
"Hi Alice..." Suara begitu lembut. Mungkin dulu, aku akan langsung memeluknya jika ia melakukan ini tapi kami tidak bisa lagi seperti dulu. Kini yang tersisa dihatiku hanya perasaan iba kepadanya.
"Lebih baik kau pergi dari sini. Sebelum aku melakukan sesuatu kepadamu!" Ancam ku dan ia terkekeh.
"Wae? Apa yang akan kau lakukan? Kau ingin membunuh ku?" Tanyanya membuat ku semakin kesal.
"Apa yang membuatmu datang?" Aku tahu mereka menginginkan Jeno tapi aku ingin tahu apa alasannya?
"Aku datang untuk melihatmu. Kau tetap sama cantiknya seperti saat pertama kita bertemu Alice." Shit! Kenapa ia terus bertingkah seperti ini.
"Jangan terlalu berbasa-basi. Katakan apa maumu!" Aku sedikit menekan suaraku dan ia segera menunjukkan senyum liciknya.
"Aku membutuhkan bayi itu. Kalau kau menyerahkannya, aku akan menarik semua pasukan ku dan membiarkan keluargamu hidup." Hah? Dia berusaha memberikan penawaran? Tentu saja ini hanya penawaran omong kosong!
Aku mendesis kemudian memandangnya tajam. "Kau pikir, aku akan tertipu begitu saja? Sampai kapan kau akan bersikap seperti ini Ten?" Aku masih berusaha untuk menunjukkan kebaikan hatiku kepadanya tapi jika ia tidak segera pergi? Aku tidak akan membiarkannya lagi!
"Waka, bunuh mereka semua! Jangan sisakan satu pun!" BEDEBAH INI!!! Ia memandangiku dengan mengejek. Apa yang benenarnya kau rencanakan?
"KAU..."
"Sudah ku katakan kepadamu bukan? Kau hanya perlu menyerahkan bayi humpire itu dan Sally akan selamat tapi aku tidak bisa menjamin keselamatan suami tercintamu itu, Lee Taeyong! Mungkin sekarang ia kewalah menghadapi beberapa vampire original dan penyihir kuat." WHAT?? Tidak mungkin? Padahal dia menggunakan sebagian kekuatannya untuk membuat perisai? Lalu bagaimana dia bisa melawan mereka dengan sisa kekuatannya?
Aku harus membantunya! Tapi bagaimana dengan Sally dan paman yang entah bersembunyi di mana? Appa dan Eomma yang masih disini dan Jaehyun yang terluka? Aku juga tidak bisa melepaskan Jeno. Apa yang harus ku lakukan sekarang?
"Kenapa? Kau bingung harus menolong siapa? Itu kenapa dari awal seharusnya kau memihak kami dari pada kumpulan vampire bodoh ini Alice!" SHIT! Kenapa ia terus berusaha membuat ku marah.
"DIAM KAU!!! Mereka semua lebih baik dari keluargamu yang licik itu." Aku marah karena ia telah menghina keluarga ku sekarang, tapi ia terbahak mendengar ucapan ku.
"Hahaha...Apa kau lupa? Kau bagian dari kami Alice! Kau sengaja di ciptakan hanya untuk ku, tidak penting kau mau menerimanya atau tidak, bukan? Seharusnya kau tau itu." Bedebah ini benar-benar!
"Kau benar. Aku lupa itu, jadi biarkan seseorang yang tidak penting ini untuk melakukan sesuatu yang bisa membuka mata mu untuk tak meremehkan orang yang tidak penting ini!"
Aku membuat perisai untuk Jeno karena aku tidak memiliki pilihan lagi untuk terus diam. Kini Jeno telah melayang-layang diatas ku, tidak akan ada yang bisa menyentuhnya kecuali wanita licik itu tapi saat ini aku tidak dapat merasakan kehadirannya, untuk sementara Jeno aman dan aku bisa menghajar pria bermulut tajam ini sekarang!
"Ayo kita selesaikan sekarang. Aku tidak punya banyak waktu untuk mendengarkan omong kosongmu, menyerahkan Jeno? Kau bermimpi! Aku akan menjaganya walau apapun terjadi!" Seru ku dan Ten tersenyum kecil mendengarnya.
Aku pun mulai berkonsentrasi dan hal pertama yang ku lakukan adalah menyerah makhluk aneh itu yang sepertinya akan mengambil Jeno dengan bantuan syihir jarang jauh dari wanita licik itu. Kalian pikir aku tidak merasakannya? Jadi ini yang mereka lakukan? Syihir jarak jauh? Kalian ingin mengelabuhiku? Jangan pernah bermimpi! Aku akan menunjukkan seperti apa penyihir hitam yang sebenarnya. Tangan ku bergerak, asap hitam muncul di sekelilih mahkluk aneh yang Ten sebut sebagai Waka. Aku mencengkram tangan ku sendiri, mengintruksikan udara tak kasat mata itu menghimpit pergerakannya. Ia berusaha melawan, lumayan kuat untuk ukuran makhluk aneh sepertinya yang masih memiliki jiwa manusia. Tapi, itu hanya seperti ketika aku memegang apel yang berusaha ku hancurkan dengan syihirku, sangat mudah.
"Arrggghhh..." Ia merintih dengan serangan ku. Aku ingin bermain-main sedikit dengannya karena ia sudah menghabisi beberapa pasukan kami, melukai Jaehyun dan Appa.
"Alice hentikan!" Di luar dugaan Ten terlihat panik. Aku hanya tersenyum kepadanya, sebegitu berhargakah makhluk ini untuknya? Aku masih memainkan tangan ku membuat makhluk itu terangkat dan membentur kesana-kemari.
BRAK
Ten berhasil mengalihkan perhatian ku dengan menyerang Eomma, tapi aku tak melepaskan Waka begitu saja. Aku masih memperhatikan mereka dengan cermat. Eomma terlihat berjuang untuk melawan Ten tentunya dengan ketidak seimbangan kekuatan yang mereka miliki.
"Jangan pernah mengganggu anak-anak ku!" Eomma yang selalu menyayangi anak-anaknya. Aku melihatnya melompat dan menyerang Ten dengan pukulan cepat tapi Ten bisa menangkisnya. Appa yang sebenarnya terluka karena perbuatan Waka yang menyerangnya secara curang tadi, memilih untuk segera menyelamatkan istrinya.
Mereka menyerang Ten bersamaan. Mereka memiliki pengalaman dalam bertarung dari pada siapapun disini, karena mereka sudah hidup lebih lama tapi tentu saja itu tidak bisa dikatakan dapat membantu. Mereka membutuhkan energi lebih, karena mereka sudah lama tidak melatih diri mereka dalam mode bertarung. Selama ini mereka lebih memilih untuk hidup layaknya seperti manusia dan melupakan semua kebiasaannya saat menjadi seorang vampire.
"Kau hanya akan diam? Atau kau akan membiarkan mereka mati?" SHIT! Dia benar-benar licik!
"Lepaskan kedua orang tuaku!" Jaehyun datang lagi, ia juga ikut menyerang Ten. Setidaknya itu cukup membuat Ten kewalahan. Aku akan membiarkannya sedikit saja dan aku akan mengurus makhluk aneh ini sebelum berhasil melakukan sesuatu.
Waka, atau jenis makhluk apapun itu, aku sudah melihatnya lemas karena himpitan udara yang ku buat. Kini saatnya aku melenyapkanya.
DUAAARRRR
"SHIT! SIAPA YANG BERANI MELAKUKAN INI?" Seseorang berhasil melepaskan himpitan udara ku.
"Aku? Kenapa? Kau melupakan ku nak?" SIAL! Kenapa wanita itu harus datang disaat yang tidak tepat seperti ini? Sekarang ada 3 orang yang perlu ku hadapi. Baik Appa, Eomma atau Jaehyun tidak akan bisa banyak membantu.
"Sepertinya kalian ingin melenyapkan semuanya?" Tanyaku dan aku dapat menangkap senyum pada wanita tua licik itu.
"Kau menjawabnya dengan benar nak."
"Baiklah, sepertinya aku harus mengerahkan seluruh kekuatan ku." Aku masih berusaha sesantai mungkin.
"Tidak seharusnya kau sesantai itu nak! Aku merasa terhina jadi kau bisa menerima sapaan ku ini bukan?" Aku tahu, ia juga menggunakan elemen udara untuk menghantam tubuh ku tapi itu tidak akan mudah.
BLASHHH
Udara yang berlawanan arah saling beradu, antara milik ku dan miliknya. Aku tidak dapat melakukan ini terlalu lama, Jeno masih melayang-layang diatas ku. Wanita itu akan bisa menembus perisai yang ku buat. Shit! Aku tidak bisa bertarung dengan cara ini!
Apa yang harus ku lakukan sekarang?
"Ada apa denganmu? Apa vampire bodoh itu telah menyerap semua kekuatanmu?" Wanita itu semakin menekan ku.
"Waka, ambil humpire itu!" What? Aku tidak akan membiarkannya.
Waka melayang diatas ku, ia berhasil membongkar perisai yang ku buat dengan bantuan wanita itu.
"Lepaskan dia!" Aku berteriak tapi Waka terus melesat membuatku semakin geram.
Baiklah, aku tidak akan main-main sekarang! Kau lihat saja, aku akan benar-benar kalian semua! Sudah saatnya kita bertarung secara terang-terangan.
Aku melayang di udara, mengejar Waka yang membawa serta Jeno tapi wanita itu menghalangiku dengan bertubi-tubi menyerangku.
DUAR...DUAR...DUAR...
Aku terus menghindarinya tanpa mengurangi kecepatan ku mengejar Waka dan aku mendapatkannya. Wanita itu tak berani untuk menyerang kami dari jarak jauh tapi aku tahu bahwa ia akan segera datang.
Aku mencekik leher Waka.
"Aaaaa...." Aku segera meraih Jeno. Aku harus membunuhnya dalam satu serangan jika tidak? Dia akan membuatku kewalahan.
Aku terus menekan tangan ku padanya sampai membuat tubuhnya lenyap seperti pekatnya asap hitam.
"Hwang Sinb! Kenapa kau membunuhnya?"
BLEDAAARRR
Aku hanya membunuh Waka bukan Ten? Tapi dia sudah berani menyerang ku dengan dentuman sebesar ini?
"Kenapa kau tak suka? Aku bahkan bisa membunuh anak kesayanganmu itu!" Sinisku.
"TUTUP MULUTMU!"
Lebih dari ratusan gumpalan api datang menyatu menjadi gumpalan api besar dan mengarah padaku, melesat tanpa bisa dihentikan.
Aku tentu saja, dapat menghidarinya, bahkan aku bisa berdiri diatas bola api ini dan wanita itu, sedikit kaget melihatnya.
"Ayo, berhenti bermain-main. Aku harus menyelesaikan ini." Kataku
"Kau terlalu sombong!"
BLEDAARR
Alice pov end
Petir semakin menyambar-nyambar. Badai bergerak cukup kencang, menghantam semua benda yang menghalanginya memporak-porandakan, ditambah dengan hujan turun begitu lebatnya. Beberapa muncul dari balik tanah menjalar kesegala penjuru castil.
Alice masih melayang-layang dan menerobos castil dan dapat melihat Taeyong yang sedang bertarung dengan beberapa penyihir atau pun vampire. Ia melihat Taeyong terlihat kewalahan membuat Alice semakin marah.
"Apa yang akan kau lakukan dengan ini?" Suara wanita itu membuatnya Alice kembali ke kesadarannya.
"Menghancurkan semuanya seperti maumu." Ucap Alice dingin. Wujudnya kini berubah seperti penyihir hitam dengan bola mata berwarna hitam pula dan seluruh tubuhnya hanya kulitnya saja yang tetap sama.
"Kau harus bertanggung jawab untuk setiap kekacauan yang terjadi!" Geram Alice.
Alice mengerahkan seluruh akar yang menjulur itu kepada Tiffany membuat wanita itu terus menghancurkannya tapi kemudian datang lagi akar yang lain.
"Apa kau mencoba mengalahkan ku dengan cara murahan seperti ini?" Teriaknya dan Alice hanya memandanginya dengan santai, bahkan ia masih menggendong Jeno.
"Lalu bagaimana dengan ini?" Matanya menajam, puluhan gulungan asap hitam datang dan menjadi satu dengan pola memutar seperti sebuah badai, datang mendekati Tiffany.
"Apa ini?" Asap hitam itu mengelilinginya menghimpitnya, membawanya terbang.
BLEDAAARRR
DRRAAAAATTT
TRAAAATTTT
BLAAARRR
"Hah...hah..." Tiffany berhasil lepas dari gulungan badai asap hitam yang Alice buat tapi itu cukup menguras tenaganya. Alice tersenyum kecil.
"Apa kau punya yang seperti itu eomma? Bahkan aku sudah menyiapkan sesuatu yang lebih besar dari ini, jika kau mau?" Ejek Alice membuat Tiffany marah.
"EOMMA!!!" Teriakan Jaehyun membuat Alice segera menunduk menatap kebawah. Disana diatas atap castil yang telah roboh, Alice melihat Eomma Taeyong tergeletak .
"AKU TIDAK AKAN MENGAMPUNIMU TEN!" Alice segera mengerahkan gulungan asap hitam itu kepada Ten. Menelan tubuh Ten yang tak cukup mampu melawannya.
"HWANG SINB! KAU TAK BISA MELAKUKAN INI!!!" Bentak Tiffany yang kini menyerang Alice dengan sisa kekuatannya.
BLEENNDUUMMM
Dentuman keras terdengar nyaring tapi tak sedikit pun membuat tubuh Alice oleng, ia masih saja menunjukkan tatapan tajam dan ekspresi dinginnya bahkan asap hitamnya masih menggulung-gulung tubuh Ten.
"LEPASKAN DIA SETAN KECIL!" Tiffany tak berhenti berteriak.
"Kenapa aku harus? Bagiku dia bukan siapa-siapa termasuk dirimu, eomma." Kata Alice dengan seringaiannya.
"Baiklah, aku juga akan membalasmu!" Tiffany mengarahkan tangannya pada sosok Taeyong yang melayang-layang cukup jauh dari mereka, sedang berkonsentrasi dengan musuhnya sendiri.
"Eomma, kenapa kau tak mengerti juga? Kau sudah kalah, jangan memaksaku untuk mengeluarkannya." Kata Alice tanpa meninggalkan seringaiannya.
BLEEEDDUUUMMM
Terlihat dari jauh tubuh Taeyong terhempas, jatuh membuat Alice geram.
"YONG!" Jerit Alice dengan sangat marah. Wajahnya benar-benar terlihat mengerikan.
"Kalian semua akan membayar untuk ini!" Alice semakin memperkuat kepalan tangannya yang menunjukkan asap hitam itu semakin menghimpit Ten menjadi lebih kecil dan akan menghilang.
"CHITTAPON!!!" Jerit Tiffany yang kini berusaha mengerahkan tangannya masuk.
"Sekarang giliranmu eomma!" Ucap Alice dengan seringaiannya.
-Tbc-
Akhirnya...Update kan ya? 😂😂😂
Ada yang menunggu kah?
Nggak banyak ngomong lagi deh...cuman buat yg suka baca ini tapi nggak follow akun author gimana coba? 😯 follow dunk pasti entar author follback deh 😂
Jan lupa votenya harus 😁
Komen juga pasti 😀
Baca ceritaku yang lain ya...Dijamin nggak seru wkwk 😅😅😅
Eh seru ding 😉😉😉
Sekian terima Taeyong, Ten, Jaehyun wkwkwk 😂😂😂
Thanks ya buat baca 😉😉😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top