Bab 28

Love dulu buat part ini 😭😭

Ada yang kangen Bima?

Mohon maaf lahir dan batin yaa💜💜

Susah banget mau nulis cerita ini. Bismillah aku coba sampai tamat semoga kalian banyak yang sukaaa...

***

Pentas Drama akhirnya tiba. Seluruh kelas akan tampil secara bergantian. Mereka sudah mempersiapkan diri matang-matang. Mulai dari konsep dan jalan cerita. Mereka membawakan legenda cerita Yunani dan nordikh. Begitu juga dengan kelas Bima yang membawakan cerita valkrie bersaudara. Di mana pemeran cowoknya yang dimainkan Bima dikutuk akan terus berengkarnasi dan tidak akan pernah bisa tiggal di valhala, jiwanya tak tenang, karena dulu pernah menghianti seorang valkrie.

Tiba di akhirnya cerita Reginlef pemeran utama menancapkan pedang di dada Baugi hingga Baugi terlepas dari kutukannya. Baugi sebelum kepergiannya ke akhirat ia juga mengatakan betapa ia mencintai Reginlef. Adegan itu terlihat sangat apik, apalagi bagian Regilef yang berusahha melupakan dan memaafkan Baugi atas apa yang dia lakukan dulu. Ia mencabut kutukan Baugi. Baugi yang mati jatuh di pelukan Reginlef. Menyisakan suara tangisan Reginlef menangisi kepergian Baugi.

Lalu suara tepuk tangan dari penonton untuk Moka dan Bima. Akting mereka keren, Lana yang melihat itu dari jauh tak terima. Ia benci ketika Moka menjadi sorotan.

"Keren juga, akting kamu," puji Moka pada Bima.

"Lebih kerenn lo, gue nggak nyangka kalau lo bakal nangis beneran. Lo beneran menghayati nangis kehilangan gue?" Moka jadi teringat perkataan Bima terakhir, tentang Bima yang akan pergi meninggalkannya. Mungkin karnea itu ia jadi terbawa emosi hingga memainkan peran tadi.

"Ih, enggak, lagian akku biasa aja mau kamu hilang kek atau nggak." Moka tidak ingin menunjukan kalau ia menyukai Bima. Ia tidak mau Bima kepedean. Selama ini ia selalu diledek oleh cowok itu.

Bima hanya tertawa melihat itu, lalu ia mereka turun dari panggung untuk menyaksikan pertunjukan dari kelas Lana. Penonton rata-rata dari murid kelas sepuluh dan dua belas. Sedangkan jurinya dari guru-guru mereka yang akan menilai pertunjukan ini.

Selesai drama mereka duduk di tempat khusus anak kelas sebelas. Mereka menyaksikan drama ini dari jauh. Kebetulan kelas Lana yang paling terakhir tampil di akhir acara.

Ketika Moka akan turun dari panggung, ia berpapasan dengan Lana. Seperti biasa Lana melabrak bahu Moka hingga mau jatuh, namun ada Bima yang menahan Moka untuk tidak jatuh.

"Ups, maaf sengaja." Lana mengatakan itu dengan rasa tak bersalah.

"Cewek gila."

"Liat aja pertunjukan gue bakal lebih bagus dari lo!!!" Lana berkacak pinggang lalu melotot menatap tajam Moka.

"Apa iya? Coba buktiin. Looser!!" setelah mengatakan itu Moka lebih memilih turun dari panggung dengan Bima meninggalkan Lana yang kesal dengan ucapan Moka. Ia merasa Moka sekarang kurang ajar dan berani dengannya. Lihat saja nanti, ia akan membalasnya. Ia tidak akan kalah dari Moka.

Moka tidak sebanding dengan dirinya. Ia akan membuat Moka menyesal karena mau menandingi dirinya.

"Tuh cewek nyebelin banget, lupa apa kemarin udah kita bikin malu di acara ulang tahun papanya." Moka menggerutu, ia ksesal dengan sikap Lana yang seenaknya. Padahal Lana itu tak memiliki apapun. Kaya hasil mencolong milik orang saja bangga.

"Biarin aja, nanti dia malah yang capek."

"Uh, kamu malah belain dia."

"Nggak ada yang belain." Bima memutar bola mata kesal, salah sedikit bicara saja sudah dianggap bela. padahal ia hnya tidak ingin Moka meghabiskan waktu untuk menjelekkan Bima.

"Tadi kamu bilang biarin aja."

"Kan bener biarin aja, lagian habis ini aku yakin dia bakal nangis, melebihi kamu nangis tadi."

"Maksud kamu akting Lana lebih bagus dari aku?" Moka kesal karena Bima memuji Lana. Padahal maksud Bima, ia ingin membuat Lana menangis di akhir acara karena kalah. Sangat disayangkan otak Moka tidak sampai untuk mencerna pembicaraannya.

Melihat itu Bima hanya bisa terkekeh. Ia tidak menyangka kalau Moka begitu sensitive. Tak ingin ambil pusing Bima memilih untuk duduk di kursi. Ia menunggu sampai acara di mulai. Ia lalu menghubungi Dante untuk melakukan tugasnya. Ia ingin membuat kejutan untuk Lana. Pasti satu sekolah akan heboh karena peristiwa satu ini.

Pertunjukan di mulai. Disaat drama sudah berjalan sekitar sepuluh menit, di mana pertunjukan antara pemeran utama pria dan wanita sedang menari di iringi lagu romantis, posisi Lana dan Ryan berada tepat di tengah panggung. Mereka berdansa dengan disoroti lampu theater. Namun tiba-tiba suara benda jatuh dari atas, dan membuat kedua pasangan itu mandi air serta tepung.

Hal itu membuat ruangan heboh, begitu juga guru-guru. Mereka tak menyangka kalau di pertengahan acara aka nada kejadian begini. Siswa-siswa yang melihat Lana dipenuhi oleh tepung mulai dari rambut sampai kaki membuat mereka tertawa. Lana terlihat seperti badut.

"Lucu banget Lana."

"Mirip Badut."

"Hahahaha...."

"Foto woy, kapan lagi ngeliat Lana kayak badut."

Kira-kira begitulah obrolan orang-orang tentang Lana. Lana kesal dan malu setengah mati, apalagi melihat pasang mata menatapnya seakan ia bahan lelucon. Sumpah ini bukan hari ulang tahunyya tapi siapa yang tega menghancurkan dramanya. Kalau begini ia mana bisa tenang. Lalu pandangannya tertuju pada Moka. Ia bisa melihat di mana Moka tertawa dengan lebar, hal itu membuat Lana mengeram marah.

Pantas saja tadi Moka berani menantangnya. Pasti hal ini dilakukan oleh Moka. Sambil mengepalkan tangannya penuh amarah, Lana pergi dari panggung, ia tak mood lagi untuk melanjutkan drama. Ia menangis karena dipermalukan seperti ini.

"Gila, itu kerjaan siapa? Jangn bilang kamu Bima?" tanya Moka, ia berbisik, agar tidak aa yang mendengar. Bisa gawat kalau nanti ada yang menuduh Bima.

Bima bisa dihukum oleh pihak sekolah.

"Siapa lagi kalau bukan gue." Sebenarnya ini juga bantuan dari Dante, jadi mereka berdua menyiapkan ini tentu saja di bantu anak ceros lainnya. Hanya saja Moka tidak diberitahu, agar Moka tidak kepikiran. Ia ingin memberikan surprise pada gadis itu. pasti moka senang karena ia berhasil membuat Lana malu.

"Gimana lo suka?"

"Jahat banget si lo Bimaaa, kasian anak orang, pasti Lana malu banget, tapi nggak apa-apa aku suka banget liat dia nangiss, pasti dia nggak bisa sombong lagi. Mana aibnya di liat satu sekolah." Kemudian Moka tertawa, ia awalnya hanya sarkas membuat Bima heran karena ia membela Lana, tapi di akhir kalimat baru ia mengatakan betapa ia puas dengan apa yang dilakukan Bima.

"Kirain kamu beneran bela Lana."

"Hahaha, nggak lah, orang kayak dia harus dikasih pelajaran. Biar dia nggak sombong lagi. Dia pikir. Apa Cuma dia aja yang bisa ngelakuin banyak hal." Lana sangat puas, pasti Lana kalau berhadapan dengannya nanti pasti malu.

"Bagus deh kalau suka."

"Perasaan baru kemarin kamu bikin masalah di kantor papanya Lana, sekarang di sekolah, kamu nggak takut?"

"Gue takut? Yang ada mereka takut kalau berhadapan sama gue." Mendengar perkataan terakhir Bima membuat Moka menggelengkan kepala. Maklum Bima ini licik.

"Eleh, di hukum bersihin wc baru tau rasa."

"Makannya jangan sampai ketahuan. Kalau gue yang bikin, kalau ketahuan nanti gue juga bakal seret nama lo."

"Loh kok aku! dasar jahat!!!!" moka langsung menyubiti pinggang Bima. Ia tak terima karena dibawa-bawa padahal ia tak menyuruh Bima.

"Aww sakit Mok, lepasss...."

Bima tersenyum senang, dua hari ini keberuntungan untuknya. Rencana ia balas dendam berhasil. Hnya tinggal satu membuat Narendra mengakui kalau ia adalah Mahendra. Ia harus bisa melakukan itu dengan cara apapun. Ia ingin menghukum pria yang sudah membunuh Raffa.

***

Semoga suka cerita ini 💜💜💜

Kalau cerita ini rame aku bakal update cepet

1000 komen yuk...

Gimana part ini?

SPAM KOMEN "BIMA GANTENG" DISINI

SPAM ♥️

SPAM NEXT

Ada yang mau di sampaikan ke Bima?

Ada yang mau di sampaikan ke moka?

Ada yang mau di sampaikan ke Dante?

Ada yang mau di sampaikan ke Dimas?

Ada yang mau di sampaikan ke Dandi?

Ada yang mau di sampaikan ke Evan?

Ada yang mau di sampaikan ke Joni?

Instagram Roleplay

@mokavann_ | Moka
@bimacalvin | Bima
@psychoteam46

@yudis_tiracalvin | Yudistira
@naomilee124 | Naomi
@bimacalvin | Bima
@arju.nacalvin | Arjuna
@sadewacalvin | Sadewa
@nara.asavira | Nara
@nakulacalvin | Nakula

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top