Bab 25

Love dulu buat part ini 😭😭

Ada yang kangen Bima?

Mohon maaf lahir dan batin yaa💜💜

Susah banget mau nulis cerita ini. Bismillah aku coba sampai tamat semoga kalian banyak yang sukaaa... 

***

-Aku layaknya hujan, jika kau tak menyukaiku berteduhlah namun jika kau menyukaiku menarilah bersamaku.-

***

Bima mengantar pulang Moka sampai di depan rumahnya, sepanjang perjalanan tadi. Bima merasakan sesuatu yang aneh pada Moka. Gadis itu memeluknya begitu erat tanpa enggan melepaskan, bahkan rintik hujan yang seharusnya membuatnya menggigil kedinginan terasa begitu hangat. Bima merasakan hatinya yang kosong dan penuh dengan kebencian seakan terhapuskan, namun ia berusaha membuang perasaan itu. Ia tak boleh mengenal cinta, ia akan menjadi lemah dan tak bisa membalaskan dendamnya. Karena satu-satunya kelemahan seseorang adalah ketika memiliki orang yang ia cintai.

Seragam yang melekat di tubuh Bima basah kuyup. Jaket hitamnya sudah ia pinjamkan kepada Moka tadi. Moka juga memaksanya untuk berteduh di rumah gadis itu namun Bima menolak, karena ia ingin mematangkan rencanya untuk menangkap orang yang telah membunuh sahabatnya itu.

Motor Bima melaju di jalan raya, entah kenapa jalanan terlihat begitu sepi hanya ada rintik hujan yang menemani. Disaat itu tiba-tiba terdengar suara motor yang begitu banyak, Bima melihat di kaca spion, ia terkejut ada banyak motor yang mengejarnya. Bima tau ia memiliki banyak musuh, ia tersenyum kebetulan sekali ia sedang kesal. Tadi ia menahan diri untuk tidak membunuh Dante, tapi sekarang ia punya pelampiasan.

Bima melajukan motornya membawa orang-orang itu untuk mengikutinya, ia sudah memikirkan tempat yang cocok untuk berkelahi. Sebuah gedung yang proyeknya berhenti di tengah jalan di sana ada lapangan kosong. Benar dugaan Bima orang-orang itu memang mengikutinya.

Bima menghentikan motornya, lalu turun dari motor. Sedangkan orang-orang yang menggunakan jaket hitam berlogo Alpha Night ikut turun siap untuk menyerang Bima. Bima tersenyum mengentahui jika yang memimpin adalah Mahendra. Sepertinya mereka mau bales dendam karena motornya pernah ia hancurkan waktu itu dan juga peristiwa kuburan itu.

"Sekarang lo nggak bakal bisa ke mana-mana, tamat riwayat lo sekarang?" Alaska maju mendekati Bima, ia adalah ketua Alpha Night. Saat ini hastratnya untuk membalas dendam dengan Bima sangat besar mumpung cowok itu sedang sendiri. Ia juga mendapat perintah dari Lana kekasihnya. Lana mengatakan jika kekasih Bima yang bernama Moka membullynya di sekolah. Ia tak terima. Bahkan Lana juga mengatakan Bima ikut menyudutkan Lana hingga membuat Lana menangis.

Padahal tanpa Alaska ketahui Lana sengaja memanfaatkan Mahendra untuk menghabisi Bima. Agar Bima besok tidak datang ke acara ulang tahun ayahnya bersama Moka. Ia tahu jika Bima berniat menghancurkan hari penting ayahnya dengan Moka. Dan ia juga tak mau Moka datang, kalau Moka datang orang-orang akan tahu identitas Moka anak dari Narendra Group. Lana tidak ingin kehilangan posisinya.

"Bukannya ke balik ya? Seharusnya gue yang bilang kayak gitu. Mending lo lari sebelum lo dan temen-temen lo habis di tangan gue."

"Hahaha..." Alaska tertawa diikuti anak buahnya. Ia memegang kerah ke meja Bima.

"Gue pastiin lo bakal mati sekarang."

"Let see!" Balas Bima.

"Bacot lo anjing!" Alaska mengumpat dengan penuh amarah lalu tangannya bergerak hendak meninju rahang Bima. Namun Bima dengan mudah menghindar dan menangkis tangan Mahendra.

Bima balik menyerang ia menggunakan kakinya yang bebas untuk melakukan jurus beladiri MMA yaitu Brazilian kick menggunakan kakinya, tak lupa  dengan speed yang cepat sehingga mampu membuat Alaska tumbang jatuh ke tanah. Bima tertawa, teman-teman Alaska yang itu tak terima melihat ketua mereka jatuh mereka maju menyerang Bima. Mahendra pun begitu ia maju kembali menyerang Bima.

Berbagai tinju, pukulan dan serangan yang menyerang Bima terasa tak mempan bahkan Bima dengan mudah menghindar. Mereka tak tahu jika Bima memiliki kemampuan  bela diri, bukan hanya taekwondo, tapi karate, booxing, dan lainnya, karena kemampuan Bima sebenarnya ia pandai mencopy skill lawan dengan mudah. Ia masih mengingat semua teknik penyerangan yang ia pelajari dulu, bukan hanya mencopy ia bisa membaca pergerakan lawan. Satu lagi ia memiliki tubuh yang kuat. 

"Mana katanya mau bunuh gue?" Bima memanasi mereka.

"Cuma segini lemah, sini gue kasih tau gimana caranya berantem monyet!" Bima membuka seragamnya, dan menampakan tubuhnya yang ototnya terbentuk begitu sempurna.

"Yang bener woy berantemnya, dia cuma sendirian masa kita kalah sama dia." Teriak salah satu di antara mereka. Alaska yang mendengar itu tak terima. Semangatnya jadi berapi-api untuk menghabisi Bima.

"Pegang dia, jangan biarin dia bergerak." Perintah Alaska agar teman-temannya dapat mengunci pergerakan Bima, sehingga ia mudah memukuli cowok itu.

Beberapa diantara mereka mencoba untuk menahan Bima, mereka mencengkram kedua tangan Bima. Di bawah rintik hujan mereka terus berkelahi, meski beberapa pukulan dari mereka ada yang mengenai Bima dan membuat bekas luka, tapi tak seberapa dengan kekuatan Bima yang berhasil membuat beberapa orang tumbang dan tak bisa bergerak. Mata Bima tajam terlihat menyeramkan. Dia seperti seorang monster, darah yang menempel di badannya baik dari lukanya sendiri atau musuh sebagai bukti jika ia tak main-main dalam pertarungan ini.

"Dia monster!"

"Mustahil sendirian bisa melawan kami."

Beberapa di antara mereka yang terkapar tak menyangka jika Bima akan sekuat itu. Hujan yang membasahi tubuh mereka seakan tak membuat perkelahian itu berhenti. Bima dengan napas yang terengah-rengah, masih terus berkelahi tanpa henti. Mereka tidak tahu, jika dulu Bima adalah mantan gengster Serigala merah, yang kemampuannya diatas rata-rata. Sedangkan mereka hanyalah anak geng motor biasa yang tak punya memiliki kemampuan bertarung. Sangat berbeda jika dibandingkan dengan Bima. Bahkan ayah Dante mengakui kemampuannya. Mungkin itu juga alasan Dante masih mencarinya.

Alaska sendiri merasa malu, ia tak bisa berbuat lebih. Kakinya patah seakan tak bisa bergerak. Lagi-lagi ia tak bisa dikalahkan oleh Bima. Kenapa anak itu sekuat itu? Alaska benci mengakui jika dia kalah lagi?

Sekitar tiga puluh orang terkapar tidak berdaya. Seragam mereka di penuhi dengan darah, tubuhnya terdapat banyak luka. Tidak sedikit di antara mereka ada yang tak sadarkan diri. Bima berjalan menghampiri Mahendra, lalu menunduk sehingga kepalanya sejajar dengan Mahendra. Mata mereka saling menatap penuh kebencian.

"Kalau lo berani ganggu gue lagi, gue bakal hancurin Alpha Night, dan bikin lo nggak bisa jalan seumur hidup." Ucap Bima, lalu berbalik menuju motornya dan meninggalkan mereka pergi.

Tak jauh dari sana tanpa disadari, ada Dante yang melihat semua itu. Ia memang diam-diam mengikuti Bima dari pulang sekolah hingga perkelahian ini. Ia hanya jadi penonton tanpa mau membantu. Baginya ini hiburan semata. Sudut bibirnya terangkat, lalu ia menyeringai.

"Ternyata lo masih sama kayak dulu Bim."

***

Semoga suka cerita ini 💜💜💜

Kalau cerita ini rame aku bakal update cepet

100 komen baru lanjut...

Gimana part ini?

SPAM KOMEN "BIMA GANTENG" DISINI

SPAM ♥️

SPAM NEXT

Ada yang mau di sampaikan ke Bima?

Ada yang mau di sampaikan ke moka?

Ada yang mau di sampaikan ke Dante?

Ada yang mau di sampaikan ke Dimas?

Ada yang mau di sampaikan ke Dandi?

Ada yang mau di sampaikan ke Evan?

Ada yang mau di sampaikan ke Joni?

Instagram Roleplay

@mokavann_ | Moka
@bimacalvin | Bima
@psychoteam46

@yudis_tiracalvin | Yudistira
@naomilee124 | Naomi
@bimacalvin | Bima
@arju.nacalvin | Arjuna
@sadewacalvin | Sadewa
@nara.asavira | Nara
@nakulacalvin | Nakula

Instagram author

@wgulla_

@wattpadgulla buat info update cerita

Gulla
Istri sahnya song Jong Ki

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top