Bab 15

Love dulu buat part ini ♥️

Jangan lupa follow vote and comen.

Wajib Komen setiap paragrafnya ya biar aku semangat

Semoga suka cerita ini 💜💜💜

****

Setelah selesai menghukum Bunga dan kawan-kawan, mereka berempat menuju ke sebuah kediaman. Dandi yang bertugas mengendarai mobil sedan hitam tersebut. Bagi mereka Bima adalah penyelamat hidupnya. Mereka rela melakukan apapun untuk Bima. Bisa dikatakan ketiga laki-laki ini mengabdikan hidupnya untuk Bima.

Mobil berhenti di sebuah rumah berlantai dua yang nampak begitu megah. Ada beberapa penjaga yang berjaga di pintu gerbang hitam yang menjulang tinggi. Mereka mengawasi pergerakan penjaga dari dalam mobil sambil mempersiapkan diri.

"Rumah siapa?" tanya Evan.

"Bokapnya Moka."

"Gila? Lo mau ngapain?" kini gantian Dimas yang panik. Ia merasa Bima memiliki ide yang gila. Jangan bilang mereka akan menyelundup masuk. Cari mati namanya. Sejujurnya mereka juga belum tahu motif Bima mengincar ayah Moka. Dimas yakin bukan hanya karena Ayah Moka jahat terhadap Moka tapi Bima lah yang memiliki dendam pribadi.

Bima hanya menyeringai, ia memakai kembali masker dan jubah hitamnya.  Misinya kali ini adalah menakuti pria tua bangka itu. Ia ingin pria itu mengingat dosa-dosanya dua tahun silam. Ia tidak akan membiarkan hidupnya tenang. Selama ini Bima hanya bisa diam, tapi dendamnya harus terbalaskan. Ia tidak ingin menunda lagi.

"Lo sama Dandi lumpuhin penjaga di depan." Dimas dan Dandi tersenyum kecut. Tugas mereka tidak akan jauh dari mengecoh lawan.

"Sedangkan lo rusak saklar lampu rumah itu." Evan terkekeh mendengar itu.

"Selesai tugas langsung ke mobil. Jangan nungguin gue." Bima tidak ingin temannya kesulitan lebih lama, biar ia yang mengurus sisanya.

"Lo nggak nyuruh gue sekalian rusak cctv di rumah itu?" ledek Evan.

"Kalau lo sanggup kenapa enggak?"

"Hancurin aja apapun yang lo liat!"

Bima langsung keluar dari dalam mobil. Cowok itu berlari layaknya seorang ninja, lalu melompat naik ke atas tembok bagian samping lalu berlari diatasnya memutar menuju belakang rumah.

Ketika berhasil memasuki kediaman dari belakang. Bima disambut oleh rerumputan hijau yang tumbuh dan lampu taman belakang yang terang-benderang. Rupanya Evan belum berhasil mematikan listrik. Ia lebih suka beraksi di tempat gelap. 

Bima mulai memanjat pohon untuk melompat ke balkon. Hanya orang-orang bodoh yang memposisikan pohon sangat dekat bangunan rumah. Malingpun akan mudah mencuri.

Ternyata menyelinap ke rumah orang penting tidak sesulit yang Bima bayangkan. Ia dengan mudah menggapai balkon. Namun yang membuatnya terkejut adalah kehadiran sosok berjubah hitam yang hendak mencoba masuk.

Orang itu juga nampak terkejut menyadarinya. Bima tidak tahu siapa orang itu karena wajahnya tertutup oleh masker hitam dan tudung. Namun mata orang itu nampak tidak asing. Ia seperti sering melihatnya.

Tapi siapa?

"Lo siapa?"

Mereka saling menatap satu sama lain. Bima mendekat ingin memeriksa orang itu. Ia melangkah tanpa memutuskan pandangannya. Rasa penasaran dengan mata orang itu mengusiknya. Mata yang selalu membuat Bima bimbang dengan jalan pilihannya. Bahkan tinggi orang itu hanya sepundaknya.

Tak ingin tertangkap oleh Bima orang itu memutuskan untuk pergi. Baru saja ingin melompat dari balkon tersebut. Tangannya lebih dulu dicengkram keras. Orang itu berusaha menahan diri untuk tetap tenang meski hatinya sangat panik. Penyamarannya tidak boleh terbongkar.

"Siapa?"

"Lepas!" suara orang itu membuat Bima tersentak. Tidak mungkin seorang wanita!

Tangan Bima bergerak ingin melepas masker yang dipakai orang tersebut. Namun saat itu juga lampu rumah mati, menghentikan gerakannya. Tandanya teman-temannya berhasil melumpuhkan bagian utana. Seharusnya sekarang ia masuk ke dalam dan menemui bajingan itu. Tapi kakinya merasa enggan. Ia lebih tertarik dengan orang ini. Apa mereka memiliki tujuan yang sama?

Orang itu tak mensia-siakan kesempatan untuk lepas. Ia langsung menyentak tangan Bima. Kemudian loncat dari balkon ke bawah. Dan lari menjauh dari Bima.

Sial!

Bima tak tinggal diam. Ia mengabaikan tujuan utamanya. Ia lebih memilih mengejar orang itu. Ia berlari mengikuti orang berjubah hitam dari belakang, ia ikut memanjat dinding dan lompat keluar dari kediaman. Mereka berlari saling mengejar dan masuk ke dalam sebuah gang yang ternyata buntu. Situasi yang menguntungkan untuk Bima. Karena orang itu langsung panik. 

Bima mencengkram tangan kanan orang itu, namun dielak. Mereka berkelahi satu sama lain saling menangkis serangan. Hingga akhirnya Bima berhasil menarik tudung jubah itu hingga menampakkan rambut hitam panjang yang tergerai. Meski terhalang masker Bima yakin jika orang itu adalah perempuan dan sangat familiar di hidupnya.

Orang itu reflek menoleh ke belakang. Ia ikut menarik masker yang dikenakan orang yang mengejarnya tadi. Speechless itu lah yang dirasakan keduanya. Mereka terdiam saling melihat satu sama lain dan melepaskan diri.

"Moka?"

"Bima?"

Moka menatap Bima bingung. Apa yang dilakukan cowok itu di rumah ayahnya? Terlebih dengan pakaian yang mencurigakan seperti itu. Pantas saja pesannya tidak dibalas tadi. Rupanya cowok itu bergerak kesini.

Begitupun Bima yang tak mengerti dengan tujuan Moka. Dan yang paling ia tak mengerti. Kenapa Moka bisa melompat dan memanjat begitu ahli?

"Apa yang lo lakuin disana?"

"Lo juga ngapain di rumah bokap gue?" Moka membalikkan argumen Bima.

"Gue lagi syuting konten YouTube cara merampok rumah orang." Moka terkekeh mendengar guyonan yang dibuat Bima.

"Nggak lucu." Moka berkacak pinggang menatap Bima garang.

"Apa yang lo cari disana?" desak Bima.

Moka ingin mencari tau siapa sebenarnya kembaran ayahnya. Kenapa ia baru mengetahui jika ayahnya punya kembaran? Maka dari itu ia mencoba untuk menggeledah rumah ayahnya. Awalnya ia ingin meminta bantuan Bima. Tapi cowok itu mengabaikannya. Ia tidak ingin menunggu terlalu lama, maka dari itu ia memutuskan jalan sendirian.

"Apa salah seorang putri mengunjungi rumah ayahnya sendiri?" Moka menekan kata Putri untuk menyindir Bima yang bukan siapa-siapa. Ia penasaran apa tujuan Bima.

"Sedangkan lo ngapain disana? Orang asing mencoba menyelinap masuk pasti punya tujuan tertentu." Moka tahu Bima bukan orang yang suka terus terang. Semua pergerakannya penuh dengan teka-teki. Ia yakin Bima membantunya bukan hanya sekedar unsur kasihan, tapi ada maksud lain dilihat dari keberadaannya di rumah ayahnya sekarang. Itu juga sebabnya, ia tidak sepenuhnya percaya dengan Bima. Bahkan ia menutupi kemampuannya yang pandai memanah, menunggang kuda dan juga memanjat.

Bima tertawa, Moka yang pertama kali ia kenal ketika perkenalkan di kelas kembali. Kadang ia bingung dengan sifat cewek ini yang berubah-ubah. Dilain waktu terlihat cengeng dan lemah, namun sekarang pemberani dan dingin. Bahkan tatapan Moka padanya tak berekspresi. Ternyata gadis ini sama sepertinya yang tidak suka unjuk kebolehan.

"Lo mau tau gue ngapain?" Bima berjalan mendekat ke arah Moka. Sontak gadis itu bergerak mundur menjauh. Hingga mereka terhimpit tembok. Moka tersudut dibuatnya. Gang malam itu terlihat gelap. Hanya ada lampu remang-remang dan sinar bulan yang menyinari keduanya.

"Gue kesini karena lo!" perkataan Bima membuat Moka terkejut. Ia menatap Bima bingung. Apa maksud Bima? Kenapa cowok itu kesini untuknya?

"Gue?" Balas Moka dengan nada miris. Seolah tak percaya.

Bima menyeringai, ia tidak akan memberitahu alasan apa ia kesini. Moka tidak boleh tau dendam terselubungnya pada ayah Moka. Satu hal yang membuat Bima begitu membenci ayah Moka.

Bima merendahkan badannya mensejajarkan wajahnya dengan wajah Moka. Bima ingin merayu Moka. Gadis itu mudah baper dengan perkataannya.  Lalu ia berbisik, "Gue mau kasih sedikit pelajaran, karena gue nggak suka liat lo nangis gara-gara bajingan itu."

Deg!

Pipi Moka bersemu. Ia menunduk malu. Hal yang paling ia benci adalah mudah sekali jatuh kerayuan Bima. Apalagi tatapan mata Bima yang begitu dalam menatapnya membuat jantung Moka berdetak dua kali lipat.

Ketika Moka mendongak ingin menatap Bima kembali. Namun cowok itu malah menyentuh dagu Moka, lalu mengangkatnya membawanya mendekat ke arah wajahnya dan ia mencium bibir itu lembut dan dalam.

****

Gimana part ini?

Ada yang mau di sampaikan ke Bima?

Ada yang mau di sampaikan ke moka?

Instagram Roleplay

@mokavann_ | Moka
@bimacalvin | Bima
@psychoteam46

@yudis_tiracalvin | Yudistira
@naomilee124 | Naomi
@bimacalvin | Bima
@arju.nacalvin | Arjuna
@sadewacalvin | Sadewa
@nara.asavira | Nara
@nakulasadewa | Nakula

Instagram author

@wgulla_
@wattpadgulla buat info update cerita

Song Gulla
Istrinya song Jong Ki

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top