03. Memilih Ekstrakulikuler
Sudah seminggu anak kelas X bersekolah, termasuk Dandelion dan juga Mita. Saat ini kedua cewek itu sedang duduk di dalam kelas tepatnya di meja masing-masing dengan selembar kertas di atas meja. Wajah keduanya tampak bingung, seperti memikirkan sesuatu.
"Ta, lu mau masuk ekskul apa?" tanya Dandelion melirik cewek di sampingnya.
"Gue males ikut ekskul. Nggak ikut, nggak pa-pa kan?" Mita balik tanya. Kemudian cewek itu memasukkan tangan kanannya ke dalam kolong mejanya lalu mengeluarkan sebungkus cemilan ukuran sedang.
"Nggak tau gue. Masa lu nggak masuk ekskul? Di sekolah kita ekskulnya kece-kece, pilih salah satu aja."
Mita membuka bungkus cemilan dan disodorkannya pada Dandelion. Cewek itu mengambil beberapa potong kripik kentang di dalam bungkusan cemilan itu. Kemudian memasukkan dalam mulutnya.
"Lu sendiri mau ikutan apa?" tanya Mita sambil mengunyah keripik kentang.
"Bagusnya apa ya? Bingung gue." Dandelion menggaruk leher belakangnya yang tidak gatal.
"Lu aja bingung. Apalagi gue. Mending kita nggak usah ikut ekskul. Nggak wajib juga kan. Yang wajib itu belajar. Bener nggak?"
Dandelion nyengir. Terlintas di benaknya Langit. Kira-kira pujaan hatinya itu ikutan ekstrakulikuler apa? Kalau dia satu ekstrakurikuler sama cowok manis itu akan mempermudah proses pendekatan.
Dandelion membuka resleting tasnya dan mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan pada Langit.
Setelah beberapa detik mengetik pesan. Cewek itu tanpa sadar tersenyum hingga Mita yang sedang mengunyah kripik kentang terheran melihatnya.
"Yon," panggilnya hingga yang dipanggil terkesiap.
"Eh, iya Ta. Ada apa?" Dandelion menoleh dan menyimpan ponselnya di kolong mejanya.
"Kenapa lu senyum-senyum sendiri. Habis chatting-an sama pacar ya?" tanya Mita sambil menggoda.
"Bu-bu-bukan." Dandelion gagap, "pacar siapa? Gue jomblo, belum punya pacar," sanggahnya.
"Soal ekskul nanti aja kita pikirin. Yang jelas gue mau kita sama-sama. Ekskulnya barengan. Tapi jangan yang susah-susah. Yang ringan-ringan aja."
"Sip." Dandelion mengajukan jempolnya.
Tiba-tiba tamu tak diundang datang menghampiri mereka. Cowok itu merampas bungkus keripik kentang di tangan Mita tanpa persetujuan dari sang pemilik. Sayangnya, bungkus yang dirampas tak ada isinya. Tampak kekecewaan bercampur rasa kesal terpancar di wajah putih cowok jangkung itu.
"Kalo tak ada isi kenapa masih di pegang?" keluh Dava sambil meletakkan bungkus kosong ke atas meja Mita.
"Ha.. ha.., " Dandelion tertawa geli. Baru kali ini dia tertawa lepas melihat kebodohan Dava.
"Baru juga abis," jawab Mita menahan tawa. Sebenarnya ingin tertawa, tapi ada rasa tak tega menertawakan cowok di hadapannya itu.
"Siapa suruh usil. Main ngambil makanan orang. Makan tuh bungkus keripik. Ha.. ha.." kekeh Dandelion.
Wajah Dava semakin padam. Matanya melotot menatap Dandelion yang masih terkekeh melihat penderitaannya. Cowok itu menepuk meja cewek itu hingga anak-anak di kelas yang tadinya sibuk dengan urusan masing-masing menoleh ke sumber suara.
Setelah yang mereka lihat adalah Dava dan Dandelion. Mereka kembali melanjutkan aktivitas. Karena mereka bosan melihat dua anak manusia itu yang hampir setiap hari berantem seperti tom and jerry. Tak ada habis-habisnya.
Dandelion bangkit dari kursinya dan membalas tatapan Dava. Dia juga melotot ke cowok itu.
"Ketawa lu tu nggak lucu," ketus cowok jangkung itu lalu melangkah ke mejanya yang berada di belakang kursi Dandelion.
Dandelion membalikkan badan, menatap sebal cowok berlesung pipi itu. Dia masih kesal dengan kejadian pulang sekolah kemarin. Berani-beraninya cowok itu memberi harapan palsu padanya. Kali ini dia ingin dapat penjelasan.
"Dav, maksud lu kemarin itu apa? Tega-teganya lu ngerjain gue."
"Siapa suruh lu percaya. Lagian siapa juga yang mau kasih lu tumpangan. Tak sudi motor keren gue diboncengin cewek kayak lu," balasnya dengan tatapan tajam.
Dandelion naik darah. Ingin rasanya mencekik cowok itu sekarang juga, namun niatnya lenyap karena mendengar ponselnya bergetar di dalam kolong meja. Dengan cepat cewek itu meraih benda pipih itu. Wajahnya berubah drastis-yang tadinya merah padam, sekarang jadi kecerian-setelah melihat notifikasi pesan dari Langit. Sudut bibirnya tertarik dan dia membuka pesan itu.
Langit mengatakan bahwa dia ikut ekstrakulikuler Drumband.
Tadinya, Dandelion mengirim pesan dengan mengatakan bahwa dia galau mau masuk ekstrakurikuler apa? Terus di akhirnya ada embel-embel menanyakan Langit ikut ekstrakurikuler apa? Dan akhirnya Langit membalas pesannya. Langit mengatakan bahwa dia ikut ekstrakurikuler DrumBand.
Dandelion melirik Mita yang tampak serius dengan ponselnya.
"Ta!" panggilnya.
Mita melirik ke samping.
"Hm."
"Ta, gimana kalau kita-" ucapannya terputus karena Bu Eka sudah ada di depan. Dia tidak mendengar bunyi bel karena mentertawakan Dava tadi.
"Apa?" tanya Mita bingung.
"Nanti aja." Dandelion menunjuk Bu Eka yang sudah duduk di depan dengan matanya.
Mita langsung paham dan tidak bertanya lagi.
***
Jam istirahat ke dua, Dandelion dan Mita jalan di koridor menuju kantin. Saat di pertengahan jalan, tiba-tiba Langit datang dari arah berlawan. Dandelion tergelonjak, dengan secepat kilat dia balik arah dan bersembunyi di balik badan seorang siswa-berbadan besar sehingga membuat tubuhnya tidak terlihat-yang sedang duduk bersama temannya. Dandelion duduk di samping cowok itu.
Mita yang terpana melihat Arga malah baru sadar Dandelion sudah tidak bersamanya. Dia melirik kiri-kanan mencari keberadaan temannya itu. Setelah berjalan ke sana-ke mari dilihatnya Dandelion duduk bersama cowok tak dikenalnya.
"Katanya laper. Kok malah duduk di sini, Yon?" tanya Mita heran.
"He.. he.., gue capek jalan. Jadinya duduk bentar di mari," jawab Dandelion berbohong, yang ada dia bersembunyi agar Langit tidak melihatnya. Dia masih belum ingin Langit mengetahui bahwa mereka satu sekolah. Ada masanya, tapi bukan sekarang. Ia juga belum ingin Mita tau bahwa ia mengenal kakak kelasnya itu.
Dandelion bangkit dari kursi-dari semen yang menyatu dengan dinding kelas-lalu melanjutkan langkahnya bersama Mita menuju kantin.
Tbc...
Jangan lupa tinggalkan jejak
Votenya juga
Terima kasih udah mampir
😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top