Chapter 3 - About His Master
Author's POV
(Y/n) mengunjungi taman yang ada di belakang rumahnya. Taman yang sejak awal tidak pernah ia datangi lagi kini justru (Y/n) kunjungi. Bukan karena keinginannya sendiri, melainkan karena perintah Clove tadi pagi. Lelaki itu berkata jika rumah yang (Y/n) tinggali saat ini dilindungi oleh sebuah pelindung. Pelindung itu melindungi rumah ini dari roh terkutuk yang selalu muncul karena hal-hal negatif dari manusia.
"Pelindung itu disebut dengan Uraes. Uraes dalam bahasa Aprizel berarti bayangan," jelas Clove lagi.
(Y/n) mengangguk-angguk paham.
"Pusat Uraes itu adalah di taman ini. Kau pasti tidak ingin menginjakkan kaki ke taman ini setelah pertama kali melihatnya, bukan?" tebak Clove yang diangguki oleh kepala (Y/n) lagi. "Itu berarti teknik yang Lilliana-sama lakukan telah berhasil."
"Teknik apa yang telah ia lakukan?" tanya (Y/n) penasaran.
"Membuat orang yang pertama kali mendatangi taman ini tidak memiliki keinginan untuk mengunjunginya lagi untuk yang kedua kalinya. Karena apabila Uraes diketahui oleh orang lain, maka akan sulit untuk diperbaiki dan memakan waktu yang cukup lama," jawabnya.
"Oh, begitu."
Clove menepuk tangannya satu kali. Di tengah taman itu tiba-tiba saja muncul sebuah pilar yang kemudian disusul oleh pilar lain hingga mengelilingi bagian tengah taman itu.
"Kau berdiri di tengah-tengah lingkaran pilar itu. Lalu, aku akan memberitahumu apa yang harus kau lakukan," ujar Clove.
Tanpa berpikir lebih lanjut, (Y/n) melangkahkan kakinya mendekati lingkaran pilar itu. Kemudian ia berdiri tepat di tengahnya.
"Baca bagian ini dengan lantang, (Y/n)," titah Clove sambil menunjuk salah satu baris di buku yang kemarin (Y/n) baca.
(Y/n) mengangguk paham.
"Wahai langit dan bumi, percayalah padaku. Tidak akan berkhianat dan berpaling dari padamu."
Sebuah petir menyambar ke salah satu pilar. (Y/n) sempat tersentak dan hampir bergeser dari tempatnya berdiri saat ini.
"Jangan bergerak, (Y/n)!"
(Y/n) menenangkan dirinya sendiri sambil berusaha tetap berdiri tegar meskipun ia sudah cukup terkejut dengan suara petir menyambar tadi. Mulai tenang, langit yang sebelumnya gelap kini kembali cerah. Matahari kembali muncul dari balik awan. Melihat hal itu, (Y/n) menghela napas lega.
"Anda berhasil, Lilliana-sama!"
Mendengar pujian yang Clove berikan itu (Y/n) sempat tertegun. Mungkin Clove memang masih menyayangi nona mudanya itu, Lilliana. Lagi pula, Lilliana baru saja meninggal tiga bulan yang lalu. (Y/n) tahu dengan sangat jelas bagaimana rasanya ditinggalkan seperti itu. Karena ia juga pernah mengalaminya.
***
Clove duduk termenung di atas pagar pembatas balkon ruangan miliknya. Tatapannya tertuju pada sang rembulan purnama yang bersinar dengan terang. Ia terlihat indah di angkasa sana.
Pikiran lelaki itu tiba-tiba saja melayang di saat pertama kali ia menjadi roh penjaga Lilliana. Clove telah menjadi roh penjaganya selama sepuluh tahun. Ia tidak pernah sekalipun membiarkan Lilliana lolos dari penjagaannya. Namun, hal itu akhirnya terjadi pertama kali tiga bulan yang lalu. Tepat di saat Lilliana meninggal.
"Clove."
Hampir saja Clove terjatuh dari tepi pagar yang ia duduki. Manik emerald-nya mendelik ke sebelahnya. Namun, ketika ia melihat wajah tuannya di sana, tatapannya berubah dalam hitungan detik.
"Lilliana-sama..."
"Clove, sadarlah. Aku bukan Lilliana," ujar (Y/n) jengah.
Raut wajah Clove pun berubah. Ia mendelik lagi pada (Y/n) lalu mengalihkan pandangannya kembali ke arah sang rembulan.
"Lilliana itu orang yang seperti apa?" tanya (Y/n) tiba-tiba.
Clove melirik sekilas padanya. Lalu, pandangannya menerawang ke depan.
"Beliau adalah gadis yang baik. Tidak ada tuan yang lebih baik daripada dirinya," ungkapnya.
"Baik, ya?" gumam (Y/n). "Tetapi, baik itu relatif."
"Kau akan paham dengan maksudku jika kau melihatnya secara langsung," tukas Clove.
"Hai, hai. Lanjutkan."
"Lilliana-sama menganggapku sebagai temannya, bukan sebagai seorang roh penjaga. Beliau juga selalu tersenyum di saat senang maupun sedih. Beliau tidak pernah jujur pada dirinya sendiri. Hal itulah yang membunuhnya secara perlahan."
Clove diam sejenak, tampak memikirkan sesuatu. Kemudian, ia melanjutkan, "Bagiku Lilliana-sama adalah tuan terbaik yang pernah kulayani selama seratus tahun aku menjadi roh penjaga keluarga Tyazel. Tidak ada yang lebih baik darinya. Namun, kini tubuh Lilliana-sama justru dipakai olehmu." Clove tampak tak senang saat mengatakan kalimat yang terakhir.
"Apakah kau pikir aku juga ingin berada di sini dan menggunakan tubuh gadis ini? Aku sama sekali tidak mau, tahu. Meskipun dunia ini adalah salah satu anime kesukaanku, entah mengapa aku tidak menginginkannya." Suara (Y/n) berubah mengecil ketika mengatakan kalimat terakhir. Ia tiba-tiba teringat dengan masalah di dunianya sendiri.
"Kau merasa khawatir dan gelisah."
"Dari mana kau tahu?" tanya (Y/n) cepat.
"Aku bisa merasakan apa yang tuanku rasakan. Namun, mereka tidak bisa merasakan apa yang kurasakan. Hanya berlaku satu arah saja," jelas Clove.
"Mengapa kau tak menjelaskannya padaku kemarin?!" hardik (Y/n).
Clove memutar bola matanya. "Bukankah aku sudah mengatakannya jika aku akan mempraktikkannya langsung daripada menjelaskannya? Apa kau lupa?"
Merasa Clove benar, (Y/n) pun mendengus. "Baiklah, baiklah. Itu salahku."
"Bagus kau menyadarinya," balas Clove sambil tersenyum penuh kemenangan.
"Kau menyebalkan, Clove. Aku benci padamu," ujar (Y/n) jujur sambil menatap Clove dengan tersenyum manis. Meskipun tersenyum, senyum itu sama sekali tidak terlihat bersahabat.
"Jangan tersenyum seperti itu dengan menggunakan wajah Lilliana-sama, Bodoh!" Clove menatap (Y/n) kesal.
"Mau bagaimana lagi? Kau memang menyebalkan," balas (Y/n). "Kau juga seenaknya memerintah diriku untuk melakukan hal sesuka hatimu," tambahnya.
Clove menatap (Y/n) datar. "Hei, jika aku tidak melakukan itu, kau akan pergi ke surga dalam hitungan detik, Wahai Tuanku," ucapnya sarkas.
"Kuanggap yang waktu itu terjadi memang diperlukan," ujar (Y/n) akhirnya.
Clove menghela napas panjang. Sifat Lilliana dan (Y/n) sangat berbanding terbalik. Bagaikan langit dan bumi. Tentu saja, Lilliana adalah langitnya.
Itulah yang Clove pikirkan tadi. Namun, ketika ia beberapa kali beradu argumen dengan (Y/n), ia rasa dirinya mulai menyukai gadis itu. Bukan, bukan menyukai dalam arti cinta. Lagi pula seorang roh penjaga tidak boleh jatuh cinta kepada tuannya.
"Clove, jika kau memang bisa merasakan apa yang Lilliana rasakan, mengapa kau masih tidak tahu tentang perasaannya yang sebenarnya di balik senyumannya itu?"
"Perkataanmu memang benar. Namun, Lilliana-sama selalu menggunakan beberapa persen dari Uraes untuk menghalangiku merasakan bagaimana perasaannya itu. Aku sendiri tidak tahu mengapa beliau melakukannya."
"Mungkin ia tidak ingin kau juga ikut bersedih ketika ia tengah bersedih," gumam (Y/n) pelan tanpa memandang pada Clove.
"Apa katamu tadi? Aku tidak mendengarnya." Clove menoleh pada (Y/n).
"Tidak. Bukan apa-apa," jawab (Y/n) cepat.
Gadis itu diam sejenak. Lalu, ia berkata, "Dulu, aku pun seperti Lilliana. Selalu tersenyum tidak peduli bagaimana perasaanku yang sebenarnya." Ia menunduk. "Ya, dulu."
Clove sontak menoleh. Sama sekali tidak menyangka jika (Y/n) hampir mirip dengan Lilliana.
Tidak berniat menjelaskannya lebih lanjut, (Y/n) menatap ke arah langit yang telah berubah menjadi malam. "Bulannya indah, ya."
"Ya, kau benar." Clove pun menyetujui ucapan (Y/n) tanpa bertanya lagi tentang kehidupan gadis itu sebelumnya.
Jujur saja, hal yang paling Clove suka tentang (Y/n) adalah sifatnya yang blak-blakkan. Tidak seperti Lilliana yang selalu menyembunyikan semuanya dengan senyumannya, justru (Y/n) lebih memilih mengatakan semuanya dengan jujur.
***
Yo minna!
Setelah kuteliti lebih lanjut /anjay, aku baru nyadar yang vote banyak banget. Bahkan hampir mencapai 50% dari pembacanya. Makasih bangetttt😭💖❤💗
Meskipun cerita ini adalah hasil kegabutanku, tapi makasih karena kalian sudah meluangkan waktu untuk baca. Aku sangat menghargai comment kalian juga. Mereka adalah moodbooster bagiku🥺
Btw, manga Jujustu Kaisen masih hiatus ya? Aku lupa terakhir chapter berapa :> Tapi semoga kesehatan Akutami Gege sensei menjadi lebih baik supaya manga-nya gak hiatus lagi(*˘︶˘*)
I luv ya!
Wina🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top