Chapter 29 - Not Really
Sejak beberapa menit yang lalu, lelaki bersurai hitam itu menatap lurus ke depannya. Lebih tepatnya ke arah sebuah makam yang sekelilingnya tampak dihiasi oleh bunga lily putih. Bunga yang sama dengan yang lelaki itu bawa. Kini, buket bunga tersebut telah berpindah tempat ke atas makam.
Sejenak lelaki itu, Fushiguro Megumi, berdiri dalam hening. Memaksakan dirinya untuk percaya dengan apa yang ia sedang lihat. Tepat di depan matanya.
Itadori Yuuji.
Nama itu terukir dengan jelas dan rapi di atas makam di depannya. Yang justru semakin membuat Fushiguro merasa sulit untuk percaya dengan apa yang tengah ia tatap. Dirinya tidak mungkin lupa dengan sosok yang kini telah tiada itu. Seseorang yang selalu bersikap baik dan membuat Fushiguro ingin melindunginya. Tetapi, kini kenyataan justru berbalik menyerang dirinya.
"Oi, Megumi."
Kala ia mendengar suara yang tak asing di telinganya itu, Fushiguro pun menoleh. Kemudian ia mendapati Maki berdiri di sana sambil berjalan mendekatinya.
"Ia temanmu 'kan?" tanyanya setelah ia berdiri cukup dekat dengan Fushiguro.
"Ya," sahut Fushiguro tanpa berpikir dua kali.
Mereka kembali diam. Menikmati angin yang perlahan berhembus dari arah utara seraya memikirkan orang yang sama.
***
Kala angin berhembus tidak terlalu kencang, dua orang itu saling bersitatap. Yang salah satunya merupakan anak didiknya dan yang lainnya merupakan si pendidik. Ucapan terakhir dari si anak didiknya itu masih terngiang-ngiang dengan jelas di dalam kepalanya.
Tatapannya yang tersembunyi di balik penutup matanya itu tidak dapat dilihat oleh (Y/n). Membuat gadis itu merasa penasaran akan reaksi tatapan yang Gojo berikan.
Namun, kekehan yang tiba-tiba terdengar menciptakan kernyitan pada kening (Y/n). Gadis itu pun hanya bisa menatap ke arah Gojo yang tengah terkekeh.
"Mengapa kau justru tertawa, Sensei? Apakah permintaanku terdengar lucu di telingamu?" Sontak (Y/n) pun bertanya. Rasanya sangat tidak mungkin jika Gojo tiba-tiba tertawa tanpa sebab. Ah, memang mungkin saja hal itu terjadi mengingat sifatnya yang unik.
Tawa Gojo perlahan lenyap. Kini digantikan oleh senyumnya yang seperti biasanya. Ia menatap pada (Y/n) dari balik penutup matanya.
"Membunuhmu?"
(Y/n) diam sejenak. Ia tidak mengerti mengapa Gojo justru mengulang permintaannya. Terlebih ia sudah yakin jika dirinya telah mengatakannya dengan jelas.
Namun, tak lama setelahnya bibir lelaki itu pun terbuka. Mengatakan beberapa kalimat yang diunah menjadi impuls dan masuk ke dalam otak (Y/n) untuk ia pahami.
"Tidak mungkin aku melakukannya. Kau itu muridku, (Y/n)."
Seketika gadis itu pun tertegun. Tidak menyangka jika Gojo justru akan berkata demikian. Mengucapkan kalimat yang kini berputar-putar di dalam kepalanya.
"Hee, mengapa kau diam, (Y/n)? Apakah sebegitu inginnya kau mati di tanganku?" Gojo menyeringai.
"Tidak juga," sahut (Y/n) cepat sebelum Gojo mulai merasa besar kepala.
(Y/n) menatap ke arah langit kala sudah tidak ada lagi pembicaraan di antara dirinya dan Gojo. Ia terdiam. Seketika pikirannya teralihkan pada sebuah momen. Momen yang sama seperti saat ini. Hanya saja orang yang bersamanya saat itu berbeda dengan yang sekarang. Bukan Gojo Satoru yang menjadi gurunya. Melainkan Itadori Yuuji yang dikabarkan telah tiada.
***
Keheningan yang sama pun meliputi dua orang yang tengah menatap ke arah sang jumantara bernuansa biru. Sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Tanpa ada niat untuk membuka bibir dan mengeluarkan kata-kata sebagai pembuka percakapan.
"Fushiguro."
Sang gadis akhirnya berinisiatif untuk membuat percakapan di antaranya dan seorang lelaki bernama Fushiguro Megumi. Yang dipanggil pun hanya menoleh sambil bergumam. Sekaligus menandakan jika dirinya mendengar panggilan si gadis bersurai cokelat itu.
"Menurutmu, bagaimana tentang dirinya?" lanjutnya kemudian.
Fushiguro diam sejenak. Di dalam kepalanya ia bertanya-tanya siapa yang dimaksud oleh Nobara. Berprasangka dengan banyak hipotesa yang hinggap di dalam benak.
"(Y/n), maksudku."
Tanpa diminta, Nobara melengkapi pertanyaannya sendiri. Sekaligus menciptakan keheningan yang sekali lagi menyelimuti mereka.
"Apa yang harus kukatakan tentangnya?" Fushiguro pun berakhir hanya melontarkan pertanyaan setelah beberapa menit terdiam.
Decakan lidah terdengar dari bagian dalam mulut Nobara. Gadis itu menatap kesal ke arah langit. Seolah-olah beranggapan jika di langit tersebut berada wajah (Y/n) yang tampak datar.
"Protagonis dan antagonis. Itulah dirinya."
Ucapan Fushiguro membuat Nobara mengalihkan pandangannya dari cakrawala.
"Justru hal itu membuatku kesal. Mengapa ia tidak bisa to the point saja tentang sifatnya sendiri?" Nobara mendengus kesal. Ia melipat tangannya di depan dada. Membicarakan tentang (Y/n) membuat dirinya kembali naik pitam seketika. Meskipun ia sendiri yang menciptakan pembicaraan tersebut.
"Namun, hal itu juga unik di saat yang bersamaan." Fushiguro tersenyum samar. "Seolah-olah ia membuat dirinya sendiri dapat menarik rasa penasaran orang lain. Bukankah begitu?"
"Aku tidak mengerti dengan dirimu," tukas Nobara dengan wajah datar. "Apanya yang menarik? Justru itu mengesalkan."
Setelah cukup lama terdiam, Nobara pun bertanya untuk melanjutkan percakapan, "Apakah ada alasan mengapa (Y/n) ingin dipanggil dengan nama depannya?"
Fushiguro mengedikkan bahunya. "Entahlah. Aku pun tidak tahu."
Diam adalah hal yang mereka lakukan sekarang. Kedua pemikiran yang berbeda tentang orang yang sama membuat mereka sulit mengerti satu dengan yang lainnya.
"Hei, Fushiguro."
"Hm?" Fushiguro pun menoleh. Manik biru gelapnya bertatapan langsung dengan netra milik Nobara.
"Menurutmu, apa yang akan Itadori lakukan saat ini jika ia melihat (Y/n) yang seperti sekarang?"
***
Yo minna!
Cerita ini resmi akan hiatus.
Alasannya? Karena aku blom ngetik lagi. Penyebabnya yang tak lain dan tak bukan adalah tugas-kun :>
Kalo kalian sv nomor wa-ku, pasti kalian tahu seberapa stressnya aku gara-gara maz tugas-kun itu—🚶♀️
Ayo, gws-in aku🛐
Aku bahkan baru ngetik satu paragraf sj untuk chapter berikutnya. Jadi, update selanjutnya nanti entah kapan akan terjadi. Tapi... tentu saja akan tetap di-update.
Aku berterima kasih karena kalian sudah menyempatkan waktu untuk baca dan juga vomment di ceritaku ini. Terima kasih bangettt ueueueue˚‧º·(˚ ˃̣̣̥⌓˂̣̣̥ )‧º·˚❤
Kalau kalian bosen menunggu cerita ini update, kalian bisa baca book-ku yang lain lebih dulu. Tenang, asupan halu kalian gak akan berhenti di sini sksksksk.
/promosi
/plakk
Sampai jumpa di lain waktu(ㅅ˙³˙)♡
I luv ya!
Wina🌻
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top