Chapter 20 - Risking Life

Author's POV

"Berhati-hatilah."

Mereka berempat—(Y/n), Yuuji, Nobara, dan Fushiguro—berjalan memasuki bangunan itu. (Y/n) menatap ke sekelilingnya. Tidak ada hal yang mencurigakan dari luar.

"Akan kupasang Tudung-ku," ucap Ijichi. "Berasal dari kegelapan, lebih pekat dari kegelapan. Murnikan yang tidak murni."

Yuuji berhenti seketika. Ia menatap ke arah langit yang tertutupi oleh lapisan berwarna hitam.

"Wah! Berubah jadi malam!" komentar Yuuji kagum.

"Itu namanya Tudung. Karena ada area perumahan di dekat sini, jadi pelindung ini yang akan menutupi kita dari dunia luar." Fushiguro menjelaskan.

"Luar biasa ya!" Yuuji masih tampak kagum. Ia bahkan memandangi Tudung yang perlahan menyebar luas itu dengan tatapan berbinar-binar.

"Kampungan," komentar Nobara pedas.

"Aku setuju," timpal (Y/n) datar.

Yuuji hanya bisa terkekeh. Mereka pun kembali berjalan masuk ke dalam gedung. Terus terang saja, (Y/n) ikut memperhatikan apa yang ada di sekitarnya. Toh ia pun tetap harus waspada. Sesuai dengan apa yang gadis itu katakan sebelumnya, ia tidak ingin mati konyol hanya karena roh terkutuk yang tak jelas asalnya.

"Anjing Iblis!"

Kini giliran Fushiguro yang memakai teknik jujutsu-nya. Seekor anjing berbulu puyih muncul di hadapan mereka.

"Ia akan memberitahu kita jika kutukannya sudah dekat," ujar Fushiguro memberitahu.

Lagi-lagi, Yuuji pun merasa kagum. Ia tampak bersemangat melihat apa yang ada di depannya. Tudung milik Ichiji dan seekor anjing yang dikeluarkan oleh Fushiguro.

(Y/n) menatap Yuuji sesaat sebelum berjalan lebih dulu. Tepat di belakang Fushiguro.

Pintu bangunan itu pun dibuka secara perlahan. Anjing yang merupakan teknik jujutsu milik Fushiguro berlari masuk ke dalam lebih dulu dari mereka. Setelah itu, mereka pun menyusul.

(Y/n) ikut berlari kecil masuk ke dalam. Ia memperhatikan struktur bangunan di sekelilingnya yang tampak rumit dan sulit untuk digambarkan. Gadis itu menghentikan langkahnya tepat ketika Fushiguro menyuruh mereka untuk berhenti.

"Bukankah seharusnya bangunan ini adalah asrama dua lantai? Mengapa bentuknya menjadi seperti ini?" Yuuji berkomentar seraya menatap ke langit-langit bangunan di atasnya itu.

"T-Tenanglah! Ini hanya Mesonette," ujar Nobara yang tampak panik.

(Y/n) menoleh ke belakang mereka. Disertai wajahnya yang datar, ia pun berkata,"Gerbangnya hilang."

Secara spontan dan bersamaan, mereka semua menoleh ke belakang, kecuali (Y/n) yang memberitahukan info tersebut pada mereka bertiga.

"Bagaimana bisa?! Bukankah kita baru saja masuk lewat sini?!" Nobara menunjuk posisi di mana seharusnya gerbang yang mereka gunakan tadi berada. Namun, kini hanya berupa reruntuhan bangunan yang tak jelas asalnya.

"Bagaimana ini?!" Yuuji semakin bertambah panik.

"Anjing itu mengingat aroma gerbang masuknya, 'kan?"

Pernyataan (Y/n) itu membuat dua reaksi yang berbeda antara Yuuji dengan Nobara dan Fushiguro. Yuuji dan Nobara tampak kagum dan mulai merasa tenang. Bahkan Yuuji memuji anjing itu serta mengusap bulunya yang tampak lembut.

Berbeda dengan Fushiguro. Raut wajahnya menyiratkan keterkejutan dalam waktu beberapa detik sebelum kembali normal. "Ya, kau benar." Ia pun membenarkan perkataan (Y/n) yang sebelumnya.

Sementara itu, bagi (Y/n) sendiri, ia merasa ingin menghilang dari sana, saat itu juga. Pasalnya, mulutnya mengatakan pernyataan yang seharusnya tidak pernah ia ketahui sebelumnya. Ditambah gadis itu belum pernah melihat Fushiguro menggunakan teknik Anjing Iblis-nya itu. Membuat (Y/n) merutuki dirinya sendiri karena kebodohannya. Beruntung, Fushiguro tak bertanya apa-apa lebih lanjut.

Dengan wajah bahagianya, Yuuji berseru, "Kau memang bisa diandalkan, Fushiguro! Berkatmu, kita bisa menyelamatkan orang-orang serta diri kita sendiri!"

Sedetik setelah mengatakan itu, ia beralih menatap pada (Y/n). Yang ditatap hanya bisa balik menatapnya dengan raut wajah bingung dan heran.

Lelaki itu melemparkan senyuman pada (Y/n). "Kau juga, Tyazel. Jangan lupakan perkataanku tadi ya!* Setelah kau menepatinya, aku pun akan mengikuti permohonanmu!" (*Chapter 19)

"Hai..." sahut (Y/n) datar. Seolah tak ada niat untuk menurutinya. Namun, Yuuji tetap tersenyum lebar. Dirinya yang optimis beranggapan bahwa (Y/n) tidak akan melakukan percobaan bunuh diri lagi. Ya, ia sangat yakin tentang hal itu.

"Ayo kita lanjutkan." Fushiguro membuka suara. Mengalihkan atensi mereka ke arah lelaki itu. Juga mengabaikan fakta bahwa bahaya telah mendekati mereka.

***

Sebuah lorong yang cukup panjang mereka lalui dengan penuh kewaspadaan. Lorong tersebut membawa mereka ke sebuah ruangan yang cukup besar. Perhatian mereka hanya tertuju pada sebuah objek di sisi ruangan itu.

Yuuji berlari kecil mendekatinya. Matanya membulat ketika ia melihat apa yang tidak ia harapkan.

Tubuh lelaki berseragam biru itu hanya tersisa setengahnya saja. Lebih tepatnya, tubuh bagian bawahnya telah hilang. Disertai oleh darah yang berceceran di sekitarnya. Semua orang yang berada di sana sudah tahu apabila lelaki itu telah mati.

"Kita bawa jasad ini kembali."

"Eh?"

"Ia adalah anak wanita itu. Wajahnya masih bisa dikenali. Ibunya tidak akan terima jika kita berkata bahwa ia sudah mati tanpa membawa jasadnya."

Dari belakang, Fushiguro menarik seragam yang dikenakan Yuuji. "Kita harus mencari dan memastikan yang dua lagi. Tinggalkan jasad itu!" titahnya.

"Jangan bercanda!" balas Yuuji tak terima. "Jalan masuk kita sudah menghilang! Kita tak akan bisa masuk lagi!"

Fushiguro kembali berargumen. "Kita memang tidak akan masuk lagi! Kita tinggalkan jasadnya di sini!"

"Hei, kalian berdua."

(Y/n) mendekati kedua lelaki itu yang tengah beradu mulut. Ia berdiri di antara mereka berdua dan mendorong tubuh mereka masing-masing. Memisahkan mereka dan mencegah adu mulut itu menjadi lebih besar.

"Sejak kita masuk ke dalam sini, kita sudah siap dengan segala konsekuensi yang ada. Tidak semua orang bisa kita selamatkan, Yuuji-kun. Bahkan detik ini pun ada orang yang telah meninggal. Itu adalah takdir mereka. Kalian bukanlah superhero yang harus selalu menyelamatkan orang lain. Bukankah begitu?"

Secara bergantian, (Y/n) menatap Yuuji lalu Fushiguro. Mereka menghindari tatapan (Y/n). Namun, gadis itu tahu jika mereka berdua mendengarkan apa yang telah ia katakan.

"Jangan bertengkar. Aku hanya ingin ketenangan saat ini," tambah (Y/n). "Lihat, bahkan kalian tidak sadar jika Anjing Iblis-mu itu telah mati."

(Y/n) menunjuk ke arah dinding. Tepat di mana anjing berbulu putih itu mati. Fushiguro si pemiliknya tampak terkejut. Karena keributan yang telah ia buat dengan Yuuji, mereka pun jadi tidak mempedulikan sekitar. Seharusnya mereka berterima kasih pada (Y/n) yang telah menyadarkan mereka.

"Berterima kasihnya nanti saja! Masih ada hal lain yang harus kita laku—"

Belum sempat menyelesaikan perkataannya, tubuh (Y/n) telah masuk lebih dahulu ke dalam sebuah lubang yang berwarna hitam. Gadis itu lengah. Tidak terbesit di dalam pikirannya jika ia bisa saja menggantikan Nobara yang seharusnya masuk ke dalam sana.

Tatapan panik dan terkejut milik mereka bertigalah menjadi hal yang terakhir (Y/n) lihat sebelum kegelapan tak berujung. Kini, ia hanya bisa berharap mereka baik-baik saja di sana. Tanpa dirinya.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top