Chapter 17 - Beyond Expectation
Author's POV
Bagian dalam bangunan itu memang tidak terlihat menakutkan. Hanya berupa bangunan kosong yang sudah tua. Dindingnya sudah mulai berkarat. Ditambah juga dengan aura dari kutukan itu.
Mereka pun melangkah masuk. Yuuji berjalan mengendap-endap. Ia mengecek setiap ruangan yang mereka lewati. Sementara itu, (Y/n) hanya mengamati sekitarnya dengan waspada.
"Ah, merepotkan. Mengapa aku jauh-jauh datang ke Tokyo hanya untuk berurusan dengan kutukan?" gerutu Nobara sambil menaiki tangga. Disusul oleh (Y/n) dan Yuuji.
"Bukankah kau datang ke sini untuk membasmi kutukan?" tanya Yuuji. Ia menoleh pada (Y/n) yang berjalan di belakangnya. "Kau juga 'kan, Tyazel?"
(Y/n) tidak menjawab. Ia sendiri memang berniat untuk membasmi para roh terkutuk itu. Namun, tidak dengan mereka—Yuuji dengan kata-kata terakhir dari kakeknya dan Nobara dengan keluhannya di sepanjang menaiki tangga. Gadis itu mengira jika dirinya tidak akan memiliki hubungan apapun dengan mereka. Dengan sekuat tenaga ia menghindari mereka, para tokoh utama. Namun, mereka yang memang berada di dunia ini tidak bisa dihindari semudah itu.
Sepertinya ia sudah tidak bisa kabur lagi atau belum.
***
"Yuuji itu... sedikit tidak beres. Ia tidak ragu untuk membunuh makhluk yang menyerupai makhluk hidup meski memang bentuknya aneh. Namun, bukan berarti ia sudah biasa dengan kutukan seperti dirimu. Dulu ia hanyalah anak SMA biasa," jelas Gojou pada Fushiguro yang duduk di sampingnya.
"Jadi, aku akan memastikan sejauh mana kegilaan gadis itu," sambungnya dengan maksud Nobara-lah yang ia bicarakan.
"Lalu, bagaimana dengan (F/n)? Ia tidak terlihat sering menggunakan teknik jujutsu-nya," ujar Fushiguro mengingat (Y/n) yang tidak pernah menunjukkan semangat bertarungnya itu. Bisa dikatakan, gadis itu tak berniat untuk menjadi seorang Jujutsu.
Gojou menyeringai. "Ah, tentang gadis itu ya. Apakah kau lupa jika (Y/n) pernah menghindari serangan Ryoumen Sukuna, Megumi?" tanyanya.
Fushiguro tersentak. Benar, (Y/n) memang pernah menghindari serangan Sukuna di hari pertama mereka bertemu. Meskipun masih terlihat amatir, tetapi setidaknya gadis itu terlihat cukup berbakat.
"Kau tidak perlu meragukannya lagi. Ia hanya belum menunjukkan wujud aslinya pada kita, Megumi."
"Wujud aslinya?" Fushiguro mengerutkan alisnya.
"Kita lihat saja nanti." Seringaian Gojou semakin lebar.
***
Semenjak Nobara menitahkan mereka untuk berpencar, (Y/n) mulai menatap waspada pada sekelilingnya. Ia mendapat tugas untuk mengecek lantai tengah. Sementara itu, Nobara dari lantai atas hingga ke bawah dan Yuuji dari lantai bawah hingga ke atas. Jadi, secara logika pekerjaan (Y/n) lebih sedikit.
"Aku tidak boleh terlihat mencolok di sini," gumam (Y/n) setelah berpikir beberapa saat.
Ia berjalan perlahan menuju sebuah ruangan. Ruangan itu seketika menarik perhatiannya. Hanya pintu ruangan itu saja yang memiliki bahan dasar yang berbeda. (Y/n) pun mendekatinya dengan hati-hati. Ketika ia meraih kenop pintu itu, sebuah serangan datang dari belakangnya. (Y/n) sontak menghindarinya dengan gesit.
Roh terkutuk itu menatap (Y/n) yang juga sedang menatapnya sambil memasang kuda-kuda. Menurutnya, roh terkutuk yang berada di depannya ini sama saja dengan roh terkutuk yang biasa ia lawan.
"Majulah, sialan."
Tepat setelah itu, roh terkutuk itu menyerang (Y/n) dengan kecepatan penuh. Ia membuat suara-suara yang tidak (Y/n) pahami. Setelah itu, roh terkutuk itu pun melancarkan serangannya.
Namun, karena (Y/n) kurang persiapan, ia terdorong ke belakang akibat serangan itu hingga masuk ke ruangan yang ia ingin lihat tadi. Bahkan, tubuhnya menembus jendela dan mengakibatkan serpihan-serpihan kaca jendela bertebaran jatuh ke bawah.
Beruntung, pintu ruangan itu terbuat dari kayu yang berbeda dengan pintu-pintu lain. Hal itu jugalah yang menarik perhatian (Y/n) untuk mengecek ke dalamnya. Oleh karena itu, rasa sakitnya tidak sesakit yang ia bayangkan jika dirinya menabrak pintu besi.
Alhasil, (Y/n) menggantung pada tepi bangunan. Satu-satunya pegangannya hanya pada tepi bangunan itu.
"Tyazel!"
Seruan dari bawah sana membuat (Y/n) menoleh ke bawah. Di sana, Fushiguro dan Gojou tengah menatapnya. (Y/n) mengembalikan pandangannya ke depan. Ia mengutuk roh terkutuk di depannya itu yang tampak tengah menatap remeh dirinya.
"Oi, (Y/n)!"
Suara yang sudah sangat dikenali oleh (Y/n) itu tiba-tiba muncul di dalam kepalanya. Clove, pemilik suara itu, tiba-tiba menampakkan dirinya melalui suaranya.
Sebuah ide terbesit di dalam kepala (Y/n). Bukan, bukan ide untuk mengalahkan roh terkutuk di atasnya itu. Melainkan sebuah ide yang sama ketika ia menatap lurus ke arah kolam renang di rumahnya.
Bunuh diri.
Tanpa berpikir panjang, (Y/n) melepaskan cengkeramannya pada tepi bangunan. Mengabaikan panggilan Clove. Ia yang sebelumnya menggantung di udara kini jatuh dengan bebas menuju atas tanah.
"Tyazel!"
Fushiguro yang sejak tadi memperhatikan dari bawah sontak membelalak kaget. Ia berlari mendekati bangunan dan berniat untuk menangkap tubuh (Y/n). Sungguh, apa yang gadis itu lakukan saat ini benar-benar berada di luar ekspektasinya.
Kedua manik (e/c) milik (Y/n) tertutup rapat, tersembunyi di balik kelopak matanya. Ia mengosongkan pikirannya. Membiarkan angin menerpa wajahnya yang terlihat damai.
Clove berdecak melihat apa yang telah dilakukan oleh (Y/n). Ternyata gadis itu memang benar-benar berniat untuk mati. Tidak peduli bagaimana caranya. Juga tidak peduli dengan siapa saja yang akan ia tinggalkan.
Tak perlu menunggu lebih lama lagi, Clove langsung bertindak. Ia mengambil alih kerja saraf tubuh (Y/n). Mata gadis itu sontak terbuka. Ia menjentikkan jarinya sebanyak satu kali. Sebuah senjata yang sudah menemaninya untuk membasmi banyak roh terkutuk kini berada di tangan kanannya.
Roh terkutuk itu ternyata ikut melompat ke bawah, menyusul (Y/n). Gadis itu mengayunkan Senjata Kutukan miliknya sekuat tenaga dengan masih sambil terjatuh ke bawah dikarenakan gaya gravitasi bumi. Tubuh roh terkutuk itu pun terbelah menjadi dua bagian lalu menghilang tak berbekas.
Seusai ia berhasil mengalahkan roh terkutuk itu, (Y/n) masih belum bisa menghela napas lega. Sebentar lagi tubuhnya akan menghantam permukaan tanah. Tepat dua detik sebelum tubuh (Y/n) menyentuh permukaan tanah, Clove sudah lebih dulu bertindak. Ia membentuk sebuah perisai yang sama dengan yang sebelumnya pernah (Y/n) buat.
"Clypeuse!" seru Clove.
Perisai yang tebalnya kurang lebih tiga centimeter itu melindungi (Y/n) dari benturan antara tubuhnya dengan tanah. Kini tubuh (Y/n) berbaring di atas perisai buatan Clove. Sejak tadi gadis itu hanya memejamkan matanya dengan erat.
Ketika (Y/n) membuka kelopak matanya perlahan, Gojou dan Fushiguro berdiri tepat di hadapannya. Fushiguro menatap (Y/n) dengan pandangan yang sulit diartikan. Sementara itu, (Y/n) tidak tahu bagaimana tatapan Gojou kepadanya dikarenakan matanya yang tertutup. Yang pasti, mereka berdua sama-sama tidak habis pikir mengingat apa yang telah (Y/n) lakukan.
Melihat raut wajah Fushiguro dan Gojou, (Y/n) hanya diam. Mengabaikan fakta jika kali ini merupakan percobaan bunuh dirinya yang ketiga kali.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top