🎵V🎵
Hoseok telah keluar dari rumah sakit, dan dokter mengusulkan pada Hoseok agar rutin memeriksa keadaannya dan tidak melakukan aktivitas berat yang biasanya ia lakukan seperti menari. Karena itu, untuk kesekian kalinya, Hoseok merasa bersalah. Apalagi, ia terus saja merepotkan teman-temannya dengan membebani kompetisi yang mereka ikuti karena taruhan dari Navy Dancers.
Ia juga makin merasa bersalah, kala Taekyung menyuruhnya untuk tidak menyetujui taruhan itu, tetapi ia malah menerima taruhan tersebut, karena ingin terbebas dari kunkungan Navy Dancers yang semacam kumpulan bajak laut; menindas dan memprovokasi. Alhasil, Hoseok dan Lilac Dancers pun, kini harus berusaha semaksimal mungkin agar taruhan itu mereka menangkan. Sangat berakibat fatal jika mereka harus kalah.
"Hoseok!" panggil Jimmy saat mereka berjalan menuju base camp. Namun, Hoseok yang berjalan dengan bantuan tongkat, tidak memberikan balasan dan terus menatap ke depan dengan tatapan kosong.
"Hoseok!"
Hingga kedua kalinya, Hoseok terkejut dan langsung menoleh ke arah Jimmy yang menatapnya dengan sebelah alis terangkat.
"Mwo?"
Jimmy menghela napas panjang, kemudian meraih sebelah pundak Hoseok. "Semuanya akan baik-baik saja. Aku tahu, kau memikirkan tentang kompetisi, kompetisi dan kompetisi."
"Itu tidak semudah yang kau bayangkan, Jimmy-ah. Aku merasa bersalah dan jika Lilac Dancers nantinya harus dibubarkan, aku akan---"
"Itu tidak akan pernah terjadi!" katanya penuh penekanan sembari menyilangkan kedua tangannya dengan ekspresi yang kesal. Hoseok yang melihat itu, hanya bisa menghela napas, lantas mereka kembali melanjutkan jalan.
Namun, perkumpulan yang mereka lihat, membuat kedua pria itu menghentikan langkah dan mencoba mencari tahu, apa yang sedang terjadi? Apalagi, saat mereka memang mendengar alunan musik yang menggema. Cukup kuat jika di area sini sedang terjadi battle dance. Hingga, mereka menemukan celah untuk melihat dan itu ternyata … Eunbyul, Jena dan Shinbi yang tengah battle dengan salah satu kelompok tari di daerah sini, Reed Team.
🎵Taylor Swift - Look What You Made Me Do🎵
Kedua pria itu sangat terkejut saat bagian dari Lilac Dancer kini memulai tariannya di mana Shinbi menjadi pemimpin dance.
I don’t like your little games
[Aku tidak suka permainan kecilmu]
Don’t like your titled stage
[Tidak suka tahap judul mu]
The role you made me play
[Peran mu membuatku bermain]
Of the fool, no, I don’t like you
[Kebodohan, tidak, aku tidak seperti mu]
Tarian yang membuat Jimmy dan Hoseok terkejut untuk kedua kalinya. Mereka beranggapan di mana perkataan Jeonkook mengenai gaya tari Shinbi yang memiliki ciri khas, dapat mereka akui saat melihat tarian ini yang begitu powerfull, selaras dengan lagu, tarian juga ekspresi, serta bagaimana mereka menempatkan diri pada tarian itu.
"Jeonkook benar. Dia terlihat sangat terampil, padahal dia cukup lama tidak melakukannya," ucapnya seraya mengamati battle itu dengan jelas. "Bagaimana menurutmu?"
Hoseok masih memilih untuk terdiam. Mengamati begitu lekat pada ketiga gadis itu yang berusaha semaksimal mungkin---lebih tepatnya, kedua matanya lebih fokus pada Shinbi yang melakukannya dengan baik. Hingga, tiga gadis itu harus menghentikan tarian mereka karena kini, giliran Reed Team yang melakukannya.
Kedua tim itu melakukannya cukup baik. Bahkan, membuat para pejalan kaki terhibur hingga lagu selesai dan berlanjut saat Eunbyul, Shinbi dan Jena, melakukan tos dengan Reed Team.
"Kalian fantastis! Aku akui," kata salah seorang dari Reed Team yang mendapat senyum hangat dari ketiga gadis itu.
"Kalian juga," balasnya yang kembali melakukan tos dan pejalan kaki yang tadinya menyinggah karena ingin menyaksikan battle dance, langsung kembali pada intensi mereka saat tarian dari kedua kelompok itu telah selesai.
Jena tampak menghapus peluh pada keningnya dan tersenyum lebar seraya merangkul Shinbi dan Eunbyul. "Ini luar biasa! Seandainya Yuri dan para pria dari Lilac Dancers melihat kita melakukannya," jedanya sembari membayangkan kelanjutan dari ucapannya. "Pasti kita akan mendapatkan pujian dan porsi makanan yang ditambahkan."
Hoh. Eunbyul langsung tertawa renyah mendengar omong kosong dari Jena. Bahkan, Shinbi juga berlaku dan merasa senang saat mendapatkan teman seperti Jena dan Eunbyul.
Namun, tanpa mereka sadari, dari kejauhan, mereka telah diamati oleh Jimmy dan Hoseok. Berlanjut, saat kedua mata Shinbi tidak sengaja menemukan eksistensi dua pria itu.
Dengan kedua mata yang mendelik, ia melepaskan rangkulan tangan Jena. "Seperti yang kau harapkan, Jena-ya ...." Shinbi berujar dengan menundukkan kepalanya saat melihat Jimmy dan Hoseok yang berjalan mendekat ke arah mereka.
Jena dan Eunbyul yang tidak mengerti, langsung menelusuri sekitar dengan jeli. Barangkali, ada sesuatu yang mereka lewatkan dan kenyataanya, benar. Bahkan, apa yang mereka lihat, membuat mereka langsung tertegun.
"Sunbae!" pekik Jena yang tidak percaya. Padahal, perkataannya soal tadi hanyalah candaan semata. Akan tetapi, Tuhan ternyata mengabulkannya. Bahkan, membuat ketiga gadis itu bertanya-tanya soal; sejak kapan dua senior mereka itu ada disekitar sini? Maksudnya, apa mereka ikut menyaksikan tarian tadi sejak awal?
Jimmy yang membantu Hoseok untuk berjalan agar tidak jatuh, hanya tersenyum tipis saat mereka kini berhadapan. Membuat Eunbyul, Jena dan Shinbi langsung kehilangan kata, karena mereka melakukan duel tanpa memberitahu terlebih dahulu.
"Tadi, kami hanya mengajarkan beberapa hal pada Shinbi. Dia masih baru. Jadi, seperti itulah …." kata Jena karena Eunbyul ataupun Shinbi memilih diam karena tatapan penuh makna dari kedua senior.
Jimmy yang mendengar tutur kata Jena langsung terkekeh. "Aku kurang yakin jika Shinbi yang kalian ajar, bukan sebaliknya?"
Mendadak, senyum Jena luntur karena gugup dan bingung untuk memberikan balasan. "Intinya, kami belajar bersama."
"Oke, oke. Tidak masalah dan jujur! Penampilan kalian semakin meningkat dan luar biasa," kata Jimmy yang kemudian mengangguk untuk menyetujui perkataannya.
Alhasil, membuat Jena, Eunbyul dan Shinbi membungkukkan tubuh secara bersama-sama. "kamsahamnida, Sunbae."
"Dan, Shinbi! Aku terkesan dengan tarianmu. Sepertinya, kau memang cocok dengan Lilac Dancers. Kukira, Jeonkook hanya main-main dengan ucapannya," kata Jimmy lagi, saat Hoseok masih memilih untuk diam dan menatap Shinbi cukup lekat. Jimmy menyadarinya, tetapi ia mencoba untuk mengabaikan hal itu, lantas menghembuskan napas. "Kita bertemu besok sore di base camp untuk menentukan bagian pada setiap anggota dan keperluan latihan sebelum kompetisi."
"Siap, sunbae!" ucap mereka serempak. Membuat Jimmy tersenyum dan menatap Hoseok untuk mengatakan sesuatu.
Namun, Hoseok enggan untuk melakukannya dan berlalu begitu saja. Serasa membingungkan saat sikap Hoseok yang khas, lenyap begitu saja. Bahkan, tanpa memperlihatkan senyum khasnya.
"Hyung!" Jimmy yang memanggil pun, tidak dipedulikan. Sehingga, Jimmy hanya menghela napas dan pamit pada ketiga gadis itu. Membuat ketiga gadis itu, menatap lekat pada dua senior mereka yang kini berlalu.
"Ah, aku rasa, Hoseok sunbae belum bisa menerima keadaannya," kata Eunbyul tiba-tiba. Jena yang mendenganya, mengangguk setuju.
"Padahal, ini kompetisi penting. Aku serasa ingin membunuh penabrak yang tidak bertanggung jawab itu. Dia tidak punya hati nurani," balas Jena dengan meremas kedua tangannya sebagai pelampiasan.
Shinbi yang masih terdiam, sontak menghela napas dan menatap ke arah Jena dan Eunbyul dengan lamat-lamat. "Apa Hoseok sunbae tidak berniat melapor masalah ini pada pihak berwajib?"
Dan gelengan dari dua gadis itu, membuat Shinbi merapatkan kedua bibirnya dan menghela napas. "Aku harus pulang," katanya yang kemudian berlalu begitu saja.
Eunbyul dan Jena yang melihat gelagat aneh Shinbi, hanya bisa saling mengedikkan bahu yang kemudian melakukan hal yang sama.
***
Hembusan angin, kini menusuk tulangnya saat ia masih berdiri di depan rumah minimalis yang tidak lain adalah rumahnya. Ketakutan dan kegelisahan juga begitu tampak saat ia mendadak pulang cukup larut karena sesuatu hal yang harus ia lakukan.
"Bagaimana jika eomma-ku pulang terlebih dulu?" tanyanya pada diri sendiri. Akan tetapi, ia tidak akan tahu apa-apa, jika terus berdiri di sini saja. Alhasil, Shinbi langsung menuntun kedua kakinya untuk masuk ke dalam rumah.
Sangat tampak saat ia berjalan seperti pencuri---berusaha agar ia tidak melakukan suatu hal yang bisa menimbulkan suara yang bising, tetapi itu sia-sia saja.
"Kenapa baru pulang?"
Ternyata, ibunya sejak tadi, berada di sofa ruang tamu dan ia tidak menyadarinya. Sungguh, Shinbi begitu terkejut dibuatnya. Bahkan, ia mendadak kehilangan kata-kata saat menatap ibunya.
"Aku, aku---"
"Kau menari lagi?"
Dengan spontan, Shinbi menggeleng dan mengeluarkan sebuah buku yang masih terbungkus plastik dari dalam tasnya. "Aku dari toko buku. Ini untuk ujian semester akhirku," katanya yang diiringi permintaan maaf di dalam karena berbohong. Bahkan, Shinbi merutuki diri sendiri karena sangat sulit untuk menjelaskan semuanya pada sang ibu yang sejak kematian sang kakak, melarangnya untuk menari.
Sang ibu pun hanya mengangguk dan berlalu ke kamarnya. Sekejap, membuat Shinbi bernapas dengan lega karena ibunya tidak bertanya hal yang lebih lagi dan mungkin membuatnya merasa disudutkan.
Setidaknya, untuk saat ini, ia bisa melaluinya. Tidak tahu jika besok dan berharap semuanya akan baik-baik saja.
Ia tidak memiliki niat jahat kepada Lilac Dancers atau siapapun itu. Melawan trauma dan larangan sang ibu, ia lakukan demi menebus kesalahannya yang mungkin tidak akan dimaafkan oleh Hoseok.
Ia sangat yakin, saat Hoseok tampak belum menerima takdir yang mempermainkannya dan karena itu, Shinbi semakin bersalah setelah menjadi bencana bagi kehidupan Hoseok, di mana ialah pelaku penabrakannya.
TBC.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top