part 4 - Malaikat Penyelamat?
Ledi sedang berkutat dengan buku-buku yang berbukit-bukit. Buku yang tak pernah ia sentuh sebelumnya.
Ia tak pernah belajar sedikitpun selama ini. Ia rasa ia tak butuh otak yang cerdas karna ia akan tetap tersingkirkan di zaman sekarang yang hanya butuh wajah yang bagus bukan dengan otak yang cerdas.
Ledi membolak balik buku yang ada di genggamannya. Ia merasa pelajaran selama ini bahkan tak terlalu sulit ia pelajari. Hanya saja ia benar-benar tak ingin menyentuh hal yang tak di butuhkan seperti ini.
Dari matematika hingga biologi ia pelajari hingga titik terkecil. Hingga otaknya mulai terasa capai. Otaknya memang sudah sangat lama tak tersentuh dengan hafalan ataupun rumus-rumus rumit.
Karna dulu dan dulu sekali. Betapa berusahanya ia hingga mencapai peringkat terbaik di sekolahnya semasa SMP hanya demi membanggakan kedua orang tuanya,tetapi kedua orang tuanya tak ada untuknya. Mereka sibuk dengan aktivitas meraka masinga-masing. Berbeda dengan kakaknya, yang selalu mereka temani saat rio mendapat peringkat yang lebih rendah darinya. Mereka malu dan terus malu memiliki anak seperti dirinya yang tak sedikitpun mirip dengan mereka.
Tersisihkan itu sangat sakit. Dan jika sudah terlihat buruk maka buruklah seutuhnya. Untuk apa lagi punya otak nomer satu jika wajah di urutan paling terakhir didunia.
Ledi mengemas buku-buku yang berserakan. Memasukkannya ke dalam tas. PR yang selama ini ia kerjakan asal-asalan,ia kerjakan dengan sangat baik dan rapi. Walau ia tak tau nilainya akan bagus atau tidak,yang dalam fikirannya PR itu telah ia kerjakan dengan usahanya sendiri.
Ledi berjalan ke kamar mandi. Ia harus menyegarkan otaknya yang hampir pecah dan karatan itu.
Cermin!
Cermin bagai hantu di hidupnya. Ia rasa ia tak butuh cermin selama ini. Bahkan tak satupun cermin di kamarnya atau di kamar mandinya. Ia hanya berkaca di kaca polos. Kaca yang tak menampakkan wajah nya.
Ledi hanya menemukan cermin di sekolah. Hanya di sekolah.
Dan kini cermin itu sudah terpampang jelas di kamar maupun di kamar mandinya.
Kini ledi berada tepat di depan cermin mengusap wajahnya yang sangat-sangatlah kusam dan hitam. Bahkan tangannya tak sehitam wajahnya,tangannya bahkan sangat putih.bagai langit dan bumi.
Di tambah lagi wajahnya yang chubby semakin membuatnya jelek tak terhingga.
Sejenak ledi berfikir bagaimana ia bisa menguruskan wajah chubbynya ini. Setelah itu barulah ia mengurus kulit kusamnya.
Apa gue harus diet? Ah bahkan makanan itu terlalu lezat untuk ditolak -,- apa gue harus menggantinya dengan salad yang hambar? Oh tidak -,-
Ledi mulai membatinkan apa yang ada di otaknya.
Ledi meraih sabun cuci muka yang baru pertama kali ia gunakan semenjak ia hidup di dunia. Bukan karna alergi,hanya saja menggunakannya sangat merepotkan.
....
-kelas-
"sekarang kumpulkan tugas kalian". Titah miss eni di depan kelas.
Ledi dengan sigap mengumpulkan tugasnya ke depan.
Saat ia akan kembali ke mejanya.
Bruuk!
Ledi terjatuh ke lantai. Karna sebuah kaki yang dengan sengaja menghalanginya . Dan ia tau pasti bahwa reni yang melakukan. Reni memang telah beranjak duduk dari samping ledi. Dan memilih duduk di depan dengan teman barunya.
HAHAHAHAHA
suara tawa membahana ke seluruh sudut kelas. Mentertawakan ledi yang tengah jatuh. Bukannya membantu malah mentertawakan.
"semua harap diam!". Perintah miss eni dengan keras. Semua murid terdiam seketika.
"kamu tak apa ledi?". Tanya miss.
"gapapa,buk". Jawab ledi yakin. Dengan cepat ia berdiri dan berjalan seakan tak terjadi apapun sebelumnya.
"baiklah, sekarang kalian buka halaman 104. Kalian baca lalu kalian kerjakan tugas halaman 106. Sekarang".
"yaaaaah". Sorak semua siswa serempak. Memberikan nada-nada kecewa di dalamnya.
15menit kemudian.
"baiklah sekarang kalian perhatikan ke depan, ada beberapa hal yang akan miss sampaikan". Ucap miss eni yamg sedikit membuat kening semua murid mengkerut. Menunggu-nunggu ucapan miss eni selanjutnya.
"pertama miss sangat bangga kepada ledi. Karna tugas kali ini di kerjalan dengan sangat baik. Dan mendapat nilai yang sempurna".
Semua mata menatap ledi curiga. Berbagai bisikan ledi dengar di ujung telinganya. Ia pastikan itu semacam bisikan mencemooh.
Tapi dalam hatinya ledi sangat senang. Usahanya tak sia-sia sedikitpun.
"kedua besok kita akan mengadakan ulangan, miss harap kalian mempersiapkan diri dengan sebaiknya". Lanjut miss eni
"yaaaah". Semua siswa mengeluh dengan serempak.
Ledi hanya diam memperhatikan.
Karna baginya ulangan bukan hal yang harus di keluhkan jika belajar.
Sombong? Bukan
Karna mengeluh hanya untuk orang pemalas dan tidak percaua diri. Begitu menurutnya.
...
-istirahat-
"nyontek PR siapa lo?". Tanya reni dengan cenayang di belakangnya. Yang sebelum ini hanya dirinya lah yang ada disisi reni. Kecuali saat makan siang.
"ia tuh nyontek dimana". Sahut salah satu dari cenayang reni.
Ledi hanya bisa mengeluarkan nafas berat.
"ga ada urusannya sama kalian!".Bantah ledi dan berdiri dari duduknya. Lalu sedikit menggeser kursinya ke belakang. Kemudian berlalu pergi dari hadapan wanita murahan di depannya itu.
Sebuah tangan mencekal tangan ledi.ledi mebalikkan badan dan menemukan reni yang tengah memegangi tangannya.
"lo ga usah sok berani dan SOK PINTER!". Bentak reni cukup keras membuat seisi kelas memperhatikan kejadian itu.
"bisa lepasin tangan gue?". Tanya ledi tegas. Menatap tajam kearah reni.
"siapa lo perintah-perintah gue".
"lo? Sampah!". Ucap ledi tanpa pikir panjang.
Lalu mengempaskan tanga reni dari tangannya. Membuat reni sedikit tersentak dan meringis.
Reni mengeluarkan sumpah serapahnya ke pada ledi yang tengah berjalan keluar dari kelas.
Ledi hanya tersenyum miring dan mendengus meremehkan.
Mereka anggap aku siapa? Kemaren memang aku lemah, jangan harap hari ini juga sama. Bermimpilah kalian
Braaak!
Semua pasang mata yang ada di kelas terkejut seketika. Dan melototkan matanya. Ledi memang sudah sangat jauh berbeda dari sebelumnya.
...
Selepas bertengkar dengan reni,Ledi menumpukan dagunya dengan telapak tangan di atas meja. Merenungi kehidupan kelamnya di perpustakaan yang sangat sunyi ini.
Akan lebih baik ada yang menemaninya saat ini.
"hai?". Sapa seseorang yang entah siapa yang membuat ledi cukup kaget karnanya.
"ah hay".
"kenapa sendiri?". Tanyanya lagi.
"kepo!". Jawab ledi ketus, lalu menenggelamkan wajahnya di antara tangan yang terlipat di atas meja.
"bukunya udah di baca?".
Sontak ledi mendongakkan kepalanya. Memang benar lelaki yang sama. Bagaimana dirinya tak mengenali lelaki itu dalam sekali lihat.
"belum".
"di baca ya".
"harus?".
"ya harus,aku pergi".
Ledi hanya bisa melihat kepergian lelaki itu tanpa tau namanya lagi. Bahkan lelaki itu tak memakai name tag di dadanya.
Apa dia lelaki yang nakal.persis seperti,syam?.
Hal buruk menyinggahi otak polos ledi kepada lelaki tanpa nama yang telah pergi.
"ah bodo amat". Sungut ledi lalu kembali menenggelamkan wajahnya.
********
Ledi bersungut-sungut ketika keluar dan menuju parkiran. Karna reni kembali membuat masalah dengannya. Bahkan reni membuat dirinya di marahi miss eni.
Ia di tuduh melempar kertas ke kepala miss eni. Untung saja miss eni tak percaya dan malah melepaskannya. Hingga renilah yang akhirnya di marahi, karna sebuah tindakan baik dari salah seorang murid yang di kenal sebagi ketua kelas yang paling teladan,burno.
Kini Ledi tengah mengeluarkan mobilnya dari parkiran. Ia merasa ada sebuah hal aneh dan mengganjal pada mobilnya.
Kemudian ledi keluar dan menemukan ban kempes pada salah satu ban mobilnya.
Ah sial! Pasti mereka yang melakukannya.
Ia sangat yakin bahwa sebelum ia berangkat sekolah tadi bannya sangat baik. Tak mungkin ban miliknya kempes begitu saja.
Ledi merogoh saku roknya. Hendak menelfon bengkel. Tapi ponsel itu terlempar entah kemana. Akibat sebuah tangan.
"apa-apaan kau!". Teriak ledi penuh kekesalan. Syam mencekal tangan ledi keras.
"lepaskan tangan saya!". Ucap ledi. Ia berusha melepaskan tangannya dari cekalan tangan syam yang besar.
Syam menarik ledi keras. Dan menghempaskan ledi ke dalam mobil sport miliknya.
Ledi berusaha keluar, Namun kekuatannya tak cukup kuat untuk melawan.
Braak!
Syam menghempaskan pintu mobilnya kasar. Lalu dengan cepat menuju tempat kemudi.
Ledi mencoba membuka pintu mobil. Tetapi syam sudah lebih dulu menguncinya.
"keluarkan saya dari sini!". Teriak ledi sekencang-kencangnya. Lalu mengebrak-gebrak pintu mobil syam.
"kau diamlah!".
"bagaimana saya bisa diam. Buka pintu mobilnya saya mau keluar!".
Semua teriakan ledi tak di hiraukan oleh syam. Ia langsung mengemudikan mobil sportnya dengan sekali gas. Membuat ledi terhempas ke depan.
"aduh".
Kepalanya pun ikut terbentur.
"SYAM SIALAN KAU!". Teriak ledi penuh emosi. Kini ia berdiri dengan cepat lalu mencoba memberhentikan mobil syam dengan mengahalangi syam menyetir. Tapi itu juga hanya sia-sia. Ia kembali terpental karna tangan kokoh syam mendorongnya keras ke belakang.
"apa kau gila? Kau ingin mati bodoh? Aku tau kau bodoh! Tapi aku tak ingin mati bodoh karna makhluk bodoh seperti mu!". Sungut syam.
Mobil syam terus melajur dengan cepat kilat. Mendahului apapun yang ada di depannya. Persis seorang pembalap.
"kau mau bawa saya kemana?". Tanya ledi lagi setelah beberapa saat.
"ke tempat yang hangat!".
Hangat? Maksudnya?
"mak...".
Belum sempat ledi melanjutkan pertanyaannya. Mobil syam sudah mengerem mendadak dan membuatnya kembali terpental.
"aaah".
Kini kakinyalah yang menjadi korban. Kakinya terbentur ke bangku depan.
"keluar!". Titah syam dari luar. Yang sudah membukakan pintu untuk ledi keluar.
Ledi keluar dengan tampang polosnya. Dimana syam membawanya.
Hotel?
terpampang jelas di depan ledi kini sebuah tulisan besar yang mengharuskannya pergi dari tempat ini segera.
Belum sempat ledi akan beranjak pergi syam sudah mencengram tangannya dan menariknya kuat ke hotel di depannya itu.
"lepaskan saya!".
"mmmmppphhh".
Mulut ledi di sumpal dengan tangan kekar milik syam. Membuat ledi tak dapat menyuarakan apapun.
Kali ini syam yakin bahwa dirinya akan memenangkan taruhan kali ini walau dengan paksaan. Nyatanya tak satupun persyaratan untuk taruhan raga. Baik secara baik ataupun paksa tak ada dalam aturan mainnya. Dan ini belum satu minggu.
Setelah syam membayar dan mengambil kunci hotel. Syam mengendong ledi dengan gagahnya.
Ledi mencoba menghentak-hentakkan tubuhnya. Agar bisa terlepas dari gendongan syam, namun tak sedikitpun tangan syam akan merenggang karnanya.
...
Syam mengempaskan tubuh ledi ke kasur king size ala hotel pada umumnya.lalu mengikat tangan ledi ke bagian sudut kasur dengan tali yang sudah di persiapkannya dalam saku.
"lepaskan saya!". Teriak ledi dengan masi memberikan perlawanan kepada syam.
"kau akan menikmatinya nanti! Jadi diamlah!".
"kau! Jangan sekali-sekali berani menyentuh saya!".
"hah, memang kau siapa memerintah seorang syam?".
"lepaskan saya!". Ledi sudah tak peduli dengan perkataan syam. Yang harus ia lakukan lenyap dari tempat ini. Tapi bagaimana?bahkan dirinya sangat lemah!
Syam mulai melepas kaitan bajunya. Hingga kini ia hanya memakai celana dalam.
Ledi sempat terperangah dengan tubuh roti sobek syam. Baru kali ini ia melihatnya secara langsung.
"kau melihatku seakan kau ingin memakanku!". Ucap syam yang membuat ledi tersentak akan lamunannya.
"apa-apaan kau! Jangan coba-coba menyentuhku!". Teriak ledi lagi.
"menyentuhmu seperti apa?". Tantang syam yang kian melangkah mendekat.
Kaki ledi sudah siap untuk menghalangi keberadaan syam yang mulai mendekatinya. Dengan sekuat tenaga, ledi menendang dada bidang syam.
Braak!
"aisssh". Syam meringis cukup kesakitan. Bokongnya terpental cukup keras ke lantai, karna tendangan wanita buruk rupa itu. syam kembali berdiri.
"apa kau ingin di perlakukan kasar?". Tanya syam dengan gagah berani.
"jangan mendekat!". Ledi semakin menceracau tak jelas. Kaki ledi sudah di genggam erat oleh syam. Tenaga syam begitu kuat bahkan bisa menggenggam kedua kakinya dengan satu tangan.
Syam mulai mendekat ke tubuh ledi. Mendekatkan wajahnya ke wajah buruk rupa di depannya. Dengan cepat kilat ledi mengelak.
"aku tak berminat dengan bibir atau pipimu! Aku hanya akan mengambil keperawananmu saja. Jadi jangan terlalu geer!". Bisik syam tepat di telinga ledi.
"KAU GILA SYAM!". Ledi sudah tak peduli dengan kata-kata sopan. Tak akan ia panggil lelaki brengsek ini dengan sebutan kak. Bahkan ia tak mencerminkan seseorang yang lebih tua darinya.
"aku memang gila!". Jawab syam. Dan mulai membuka kaitan baju Ledi.
"apa yang kau lakukan! Aku mohon jangan!". Ledi merintih, menceracau. Semua ia lakukan demi lenyap dari hadapan lelaki bajingan ini. Namun hasilnya selalu sama. Selalu sia-sia.
Aku mohon, tolong aku.
Syam kembali untum Membuka celana dalam hitamnya ya g tersisa.
Braaak!
Belum sempat syam membuka celana nya sebuah pintu sudah di gebrak lebih dulu.
Ledi sedikit mendongakkan kepalanya untuk sedikit melihat siapa yang melakukannya. Jika laki-laki maka lelaki itu juga akan melihat keadaannya yang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Syam sialan. Bajingan!
Bug!
Sebuah tinju terdengar begitu tajam di telinga ledi. Ia melihat syam di tonjok oleh ...
Lelaki itu?
Lelaki yang memberikannya buku padanya dan tengah berdu jotos dengan syam. Dan lelaki itu menyelamatkan dirinya.
Syam jatuh tersungkur di lantai. Tepat saat lelaki itu memberikan tinju yang sangat dahsyat pada syam.
Syam kalah? Ternyata ia tak cukup hebat!
"apa-apaan lo? Sohib macam apa lo?". Teriak syam yang dapat di dengar dengan jelas oleh ledi.
Sohib? Jadi!
Sebuah ingatan tengah berputar-putar di kepala ledi dan tap..
Dia yang ada di base camp. Ah otakku!
Ledi sudah dapat mengingat semuanya. Tetapi ia bingung, kenapa teman syam sendiri tengah membantunya.
"bahkan gue gak pernah anggap lo sohib gue!".Ucap Lelaki itu sambil menunjuk-nunjuk wajah syam.
"awas lo!". Ucap syam tanpa perlawanan. Lalu memakai bajunya dan berlalu pergi dengan tergesa-gesa.
Lelaki itu mulai menatap ledi intens.
"kau tak apa?". Ucap lelaki itu pada ledi. Ledi terperangah cukup lama hingga lelaki itu kembali menyadarkan ledi dengan sebuah jentikan.
"ah tidak.hmm jangan hanya menanyakanku, lepaskan ikatanku juga". Titah ledi tanpa tau terimakasih.
"oh ya". Lelaki itu berjalan ke sisi kanan lalu kiri. Melepas ikatan di kedua tangan ledi.
Ledi dengan sigap langsung beridiri. Dan memperbaiki baju yang belum utuh terbuka.
"terimakasih". Ucap ledi dengan menundukkan badan.
"ya.jaga baik-baik dirimu, karna aku tak selalu ada di sisimu!".Ucap lelaki itu lalu melangkah pergi. Meninggalkan ledi lagi.
Tapi belum sampai di pintu ia membalikkan badannya.
"dan baca novel yang ku beri!". Titahnya lagi. Lalu kembali melanjutkan langkahnya. Dan menutup pintu hotel.
Ledi hanya melotot melihatnya. Lelaki itu sangat misterius.
"ah aku lupa menanyakan namanya!". Ucap ledi dengan memukul keningnya.
***
Kok garing ya😂
Jangan lupa vote ya kk cerita way
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top