part 3 - Dia siapa?
BRAK!
Ledi memunculkan dirinya di antara pintu yang terhempas kuat. Bahkan emosi di dirinya sangat jelas terpancar di wajah buruk rupanya. Namun, air matanya tak berhenti lolos membasahi wajah.
Tepat di depannya. Raga,reno,diky dan kawan kawan. Dan entah siapa lelaki yang di pojokan yang cukup jauh dari pandangannya.
"weh,ada ledi bod.. Eh ada ledi. Kamu kenapa kesini. Pake gebrak pintu segala?". Tutur reno dengan wajah tak berdosanya. Dan tentu dengan rokok di mulut menjijikkannya itu.
"kamu ngapain kesini di?". Tanya raga dengan tutur lembut.
"kakak bisa jelasin hubungan syam dan reni?". Tanya ledi dengan sesegukan dengan mata tajam.
"woi, ledi udah tau". Sorak reno heboh. "Dasar cewek bodoh. Itu aja ga tau".
"diem lu no". Ragapun bersuara. Mendiamkan reno yang bak ayam bertelur. Berkoar tak menentu.
"Jadi kau sudah tau?". Tanya raga dengan menunggu-nunggu jawaban ledi.
"mereka pacaran?". Tanya ledi dengan air mata berderai. Merasakan kekecewaan berlapis. Bahkan lelaki yang ia anggap baik dan sangat ia kagumi itu bahkan lebih kejam dari keluarganya sendiri. Lelaki laknat.
"ya, mereka sudah berpacaran sebulan lalu". Jelas raga.
"jadi aku..aa..aku gimana?". Tutur ledi dengan nafas tertahan. Menunjuk dirinya di dada dengan sedikit kasar.Tangisnya mengeluhkan segala bentuk ucapannya.
"lo cuman taruhanmya syam. Antara syam dan gue. Dan karna lo udah tau. Saham gue ga bakalan lenyap. Dan semua bakalan balik kegue lagi.hahaha". Tawa raga meledak seakan tak mau tau dengan wanita di depannya yang begitu sangat kecewa.
"jadi, aku cuman taruhan?". Tanyanya lagi. Bahkan mendengelar dirinya sebagai taruhan saja mengingatkannya pada sang keluarga. Bahkan semua orang di dunia tak pantas di percaya. Bahkan dirinya sekalipun.
Kaki nya melemas seketika.mengolok kelemahannya.
Tak
Ledi menjatuhkan dirinya ke lantai,dengan lutut yang membuat bunyi cukup keras menandakan betapa lemahnya dan betapa buruknya ia sekarang. Bahkan ia hanya mampu menggenggam lantai datar dan meremasnya.
Tangannya ia kepalkan,mencari kekuatan. Walau air matanya sekalipun tak kunjung berhenti bercucuran. Dadanya terasa sangat sesak. Menusuk,menerjamnya tanpa ampun.
"lo gapapa?". Tanya raga setelah mengahbiskan tawanya,yang terhenti karna melihat betapa kasihannya wanita di depannya. Hingga jatuh terduduk.
'mungkin saya sekarang hanya wanita lemah. Tapi tidak untuk para manusia laknat seperti kalian'
'bahkan sebuah karma saja tak membuat saya puas!'
Batinnya.
"lo gapapa kan?". Tanya raga lagi dengan mencoba menggapai bahu ledi. Setidaknya untuk mendiami wanita itu.
"peduali apa lo,bangsat!". Bentak ledi dengan menghalau kasar tangan raga. Kemudian berdiri,bangkit dari keterpurukan. Mengapus kasar pipi basahnya. Menatap tajam kepada siapa saja di ruangan setan ini.
Ledi berbalik,memutuskan untuk pergi. Menggebrak pintu tanpa ampun.
Melangkahkan kakinya pasti di antara koridor.
Manusia laknat,harusnya kalian lenyap dari dunia,bahkan dengan cara yg kejam saja tak cukup untukku memaafkan!.
Rutuk hatinya. Dengan air mata yg mulai mengering, dengan hati yg berkecambuk ingin membalas dendam.
....
Hal pertama yg harus ia lakukan adalah berbenag. Bahkan reni tak pantas tau bahwa dirinya terpuruk lemah tak berdaya.
Ia mengusap kasar wajah lusuhnya.
"grrr sebegitu kejinya dunia mempermainkan gue! Apa salah terlahir berbeda?". Tangisannya lolos begitu saja.
"akh, dasar bodoh!". Ledi memukul kepalanya cukup keras, dan kembali mengusap air kewajahnya.
Kemudian beranjak pergi setelahnya. Menapaki koridor demi koridor.
Hingga kini kelas terkutuk itu tepat di hadapannya. Ia melangkahkan kaki pasti meyakinkan diri,bahwa ia baik-baik saja.
Ia tak melihat reni di dalamnya, dan yang ia lakukan kini hanya duduk dengan mantap menunggu keberadaan reni. Ingin sekali ledi menjambak rambut wanita penghianat itu.
...
Sudah beberapa menit ledi menunggu,reni bahkan tak menunjukkan batang hidungnya. miss eni saja sudah berdiri di depan kelas,menyampaikan materi yang bahkan ia saja tak ingin memeprhatikan.
Dan tentulah bercumbu adalah pilihan terbaik di saat ini untuknya dari pada memasuki kelas yang bisa di katakan membosankan.
Dasar wanita laknat! Pantasnya Tuhan tak memberi hati untukmu,jika kau gunakan untuk menyakiti!
Dan lebih gila lagi, syam. Lelaki setan yang entah, aku sangat membencinya kini!
Rutuk ledi dalam hatinya. Ia saja tak tau ia harus kecewa? Menangis? Marah? Atau tertawa akan dirinya yang terlalu bodoh ini.
Tok tok
Jelas itu suara pintu di ketuk. Dan ya reni di balik pintu itu,akan lebih baik ia di balik pintu neraka sana.
"maf miss,saya telat" ucap reni dengan kepala tertunduk tak berdosa.
Wanita munafik
"kenapa anda bisa telat?" tanya miss dengan gaya bicara yang sangat berwibawa, dengan kaca mata yang sudah meluncur ke bagian bawah hidung meneliti siapa murid yang berani telat di kelasnya.
"itu bu,tadi perut saya sakit, dan saya ke uks untuk sekedar tidur hingga lupa jika jam berikutnya akan segera di mulai" jawab reni pasti.
Akh,dasar pembohong, akting mu sangat meyakinkan!
Ledi tak berhenti mengutuk reni dalam hatinya.
"ok, saya terima alasanmu,silahkan masuk!".
"baik,bu" renipun berjalan menunduk menuju bangkunya. Tak jauh dari ledi.
"bibir lo bengkak tuh!". Tutur ledi dengan menyengir jahat ke arah reni. Reni segera memegang bibirnya yang sekiranya di katakan ledi benar. Dan ya bibirnya sangat bengkak kali ini.
Ledi hanya mendesis sebal dan duduk di bangkunya.
"satu lagi,bau rokok lo pekat banget. Kok bisa mis eni ga tau," tambah Ledi.
"lo diem!"
"ups". Ledi menutup mulutnya dengan memasang wajah takut.
...
Bel berbunyi.nampak dari mereka mulai girang dengan untuk keluar menikmati santap siang atau hanya sekedar bergerombol dan bergosip.
"di,aku mau ngomong sama kamu" pinta syam dengan wajah yang di buat menyesal.
Ledi yang sedari tadi diam duduk dan sedikit menyeruput susu yang ia bawa dari apartemennya,kini sudah tampak berdiri dengan wajah masamnya.
"untuk?" tanya ledi dengan sebelah alisnya naik. Hal bohong apa yang akan di utarakan lelaki bangsat di depannya ini.
"apa yang kamu liat tadi,itu hanya sebuah ketidak sengajaan ledi" jelas syam. Yang jelas saja membuat ledi sangat jijik dengan tampang tak berdosanya.
"jadi yang sengaja itu bagaimana? Dan apa yang kalian lakukan di roftoop itu sebuah ketidak sengajaan yang sengaja di lakukan?" tutur ledi cukup kencang. Dan di pastikan semua warga kelas bisa mendengarnya,termasuk reni sekalipun.
Dan lihat saja,wanita itu mulai berjalan ke arah mereka.
"apa-apaan kau! Sekali lagi kau mengeraskan suaramu! Kau habis di tanganku!" ancam reni yang sudah berdiri kokoh menunjuk-nunjuk ledi dengan emosi.
Ia tak ingin semua orang tau bahwa ia akan sehina itu.
"apa yang ku takutkan dari wanita seperti kau!" sergah ledi dengan tampang datar.
"di aku bisa menjelaskan semuanya,aku... Aku hanya memaksa reni. Dan saat itu aku benar-benar sedang tak bisa menahan diri" jelas syam tampa menghiraukan reni yang tampak berharap syam akan membelanya.
"sudah? Penjelasannya sudahkan?" tanya ledi sakartis.
"ya"
"oh baiklah, aku pergi. Jaga wanitamu baik-baik syam khana!" ancam ledi sebelum melangkahkan kaki pertamanya.
Belum beberapa langkah tangan kokoh sudah memeganginya,dan sedikit menariknya kasar.
"kau akan menyesal sudah pergi seperti ini" koar syam dengan nada halus mengancam.
"kau akan lebih menyesal lagi,jika tanganmu masih menyentuh tangan saya!" dan tangan itu mengendur. Entah karna takut atau memang sebuah ancaman syam memang akan terjadi.
Dan yang terpenting ledi tak akan takut! Ia berjalan pasti keluar dari kelas laknat itu.
Bagaimana tidak laknat,bahkan kelas ini yang mempertemukannya dengan wanita jahannam itu,reni.
....
Ledi hanya diam di perpusatakaan kosong ini. Bahkan buku-bukupun hanya menatapnya diam diantara susunan rapinya.
Apa aku memang tak di lahirkan bahagia? Jika ia lenyapkan aku sekarang
Keluhnya. Ia meneggelamkan wajahnya antara tangan yang berlipat. Sangat menyedihkan.
"hai" sapa seseorang yang membuat ledi penasaran. Suaranya cukup dekat dan seperti tertuju padanya.
Seketika ledi mendongakkan kepalanya. Dan ia temukan sesosok lelaki tampan yang ledi rasa pernah melihatnya.
"ini untukmu" lelaki itu mengajukan sebuah buku dan sekotak susu. Ledi hanya membeku di posisinya. Ia bahkan tak mengenal lelaki di depannya,tetapi kenapa lelaki itu peduli padanya.
Dan lihat saja buku di depannya dengan judul "kau cantik,tapi tersembunyi" ,maksud dari ia memberikan apa dan untuk apa? Ledi menyerngit bingung setelahnya.
"ini apa?" tanya ledi berhati-hati.
"lihat saja,aku pergi"
Ledi semakin bingung dengan lelaki itu, ia tak kenal dan lelaki itu sudah mulai berjalan menjauh darinya.
Perhatiannya tertuju pada benda di depannya. Banyak hal yang menyinggahi otaknya.
Pertama ia merasa pernah melihat lelaki itu. Kedua untuk apa benda ini?. ketiga apa dia di permainkan kembali? . keempat jika ia untuk apa lagi?
"jangan lupa di baca!" sorak lelaki itu yang membuyarkan pikiran kotor ledi. Entah apa maksudnya.
Ledi heran,kemudian menggenggam buku itu. Sedikit tebal kemudian membaliknya sesaat.
Serta susu kotak yang bisa di bilang kesukaannya.
"akh,ini maksudnya apa?" rutuk ledi. Kemudian menggenggam kedua benda itu. Berniat menggembalikannya
Namun hasilnya nihil,saat ia sudah berada di ambang pintu perpus. Melihat kiri kanan,lelaki itu sudah hilang.
"gue bawa aja kali ya"
Ledi berjalan gontai menuju kelas,sebentar lagi bel akan berbunyi memekakakkan telinga pendengarnya.
...
"Lo masih ada perlu sama gue!" ucap reni tiba-tiba di depan ledi yang berkesiap untuk pulang. Karna pelajaran terakhir sudah berakhir 5 menit yang lalu.
"lo ngomong sama siapa?" tanya ledi dengan raut muka datar dan sedikit kejam.
"gue ngomong sama lo!" emosi reni kini sudah memuncak. Ingin sekali ia mencakar wanita di depannya ini. Jika semua murid sudah tak di kelas lagi mungkin ia akan melakulannya.tapi tidak, semua siswa masih di kelas dan ia tak mau nama baiknya tercoreng hanya karna wanita bodoh di hadapannya ini.
"gue? Sorry gue ga ada urusan sama lo. Minggir" balas ledi sakartis. Kemudian mendorong tubuh reni sedikit ke samping.
"jangan sampai tangan lo hancur karna lo menghalangi gue!" ancam ledi sedikit mencodongkan wajahnya ke telinga reni.
Tentu ancaman itu cukup membuat reni bergeming di tempat.
...
Brak
Ledi menutup pintu apartemennya kasar. Kemudian melepas tasnya sembarangan.
Kini ia terduduk lesu di tepi tempat tidurnya.
Sangat menyedihkan. Ia hanya sendiri dan tercampakkan.
Dan lihat,syam juga ikuy menyakitinya persisi keluarganya.
Kini benar-benar tak ada yang dapat di percaya. Bahkan mereka yabg terlihat baik dari luar. Mereka semua bangsat.
Air mata itu kembali terurai pilu. Menghantam hatinya yang sudah sangat koyak. Ledi hanya bisa meremas erat seprai tempat tidur dengan sekuatnya. Menahan air mata yang kian lama kiat semakin berderai,mengoloknya betapa lemahnya dirinya sekarang.
Buruk,bodoh,dan tercampakkan. Kurang sakit apa lagi hidupnya. Bahkan seseorang yang benar-benar ia anggap baik hanya mempermainkannya,menjadikannya taruhan.
Hingga air mata itu menghantarkannya ke alam mimpi. Ia mulai tertidur dengan posisi yang begitu menyedihkan.
Entah berapa lama ia tidur, kini ternggorokannya terasa perih. Ia terbangun dengan mata sayu,mata seusai menangis.
Ia berdiri dan berjalan menuju dapur,untuk segelas air mineral.
Ledi meneguk seisi air dalam gelas yang sudah lebih dulu ia isi. Kemudian mehentakkannya kasar di meja makan.
"aku, aku akan mebalas semua perlakukan kalian. Haram untukku mengurai air mata berhargaku untuk kalian. Bahkan kalian lah yang harus menangis di hadapanku dengan air mata darah! Dasar Bangsat!" sumpah serapahnya.
"dan aku akan mengalahkan kau reni! Secepatnya! Dan aku,akan merenggut segala yang kalian punya!".
Cinta yang pernah ada dan dendamku sekarang hanya untukmu.
...
Esok harinya seperti biasa reni selalu membuat masalah dengannya
Ledi duduk santai di mejanya, tidak lagi ia hiraukan reni yang sedari tadi melihatnya marah. Toh untungnya apa untuk ia peduli.
Tak lama bel berbunyi dan miss eni sudah berdiri tegak di depan kelas.
Memberikan sambutan pembuka dan sebuah nasihat yang sekiranya berguna. Tapi kebanyak siswa hanya acuh,sibuk dengan aktifitas mereka.
"sekarang buka buku halaman 145,kerjakan 20 soal" tugas miss eni.
Serentak semua siswa mengeluh. Dua puluh soal bukan angka yang kecil. Lima saja belum tentu mau mereka kerjakan.
"jika kalian tidak menyiapkannya sekarang,maka itu akan menjadi PR"
Kini sebuah kelegaan mendominasi suara di kelas. Karna lebih baik mereka mengerjakannya di rumah dari pada harus di sekolah. Di tambah lagi mereka bisa menyonteknya di pagi hari.
Dan benar sekali,hanya sebagian kecil dari mereka yang mengerjakan tugas miss eni. Selebihnya hanya bermain ponsel dan bahkan begosip ria.
Ledi hanya menyoret pasti buku di depannya dengan coretan tak jelas. Ingin sekali coretan itu berpindah ke wajah reni ataupun syam.
Triiing
Semia bersorak bahagia,seperti lepas dari kandangnya.
"baiklah,pelajaran hari ini selesai sampai disini. Jangan lupa kerjakan tugas yang miss berikan tadi di rumah" titah miss eni,kemudian berlalu pergi dengan membawa buku-buku di tangannya.
Sedangkan ledi sedang berkesiap memasukkan semua buku yang berserakan. Menyandang dan kini sudah bersiap untuk pulang.
"lo mau kemana?" sergat reni dengan menggengam tanga ledi kuat.
"lo bego atau apa, ini jam pulang!" balas ledi dengan menghempas tangan reni dari tanggannya.
"pulang kemana lo?" suara serak itu seakan suara setan yang menggema yang ingin sekali ledi lenyapkan dari dunia ini. Dia syam,lelaki laknat.
"urusan sama lo apa?" tanya ledi tugas.
"cih, ga usah ngelonjak deh lo!".
"ngaca dulu sana!"
Ledi hanya mengepal tangannya,ingin sekali tangannya menampar mulut biadab itu.
"sorry gue ga ada urusan sama kalian!" balas ledi sekenanya. Ia hanya ingin pulang sekarang. Melepas lelah melepas sakit melepaskan semuanya.
"lo kira lo bisa pulang gtu aja?" ucap reni dengan wajah sombongnya.
"gue akan pulang, dan itu ga akan berpengaruh sama bacotan lo!" balas ledi.
Kini ia berjalan menepis keduanya yang sudah berdiri kokoh.
"awas lo!" teriak reni yang sangat jelas terdengar di telinga ledi.
Peduli apa saya dengan anda,anda yang akan saya lenyapkan
Rutuk hati ledi. Kemudian berjalan manuju parkir. Memasuki mobil dan menjalankannya menuju apartement yang sungguh ledi tak ingin tinggal di sana.
....
Makasi udah baca cerita way
Jangan lupa bintangnya ya😂
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top