part 19 -

Syam memijit pelipitnya yang terasa nyeri mendengar ocehan Reni yang bisa saja membuat gendang tekinganya meledak. Dan sekarang yang bisa ia lakukan hanya diam dan menunggu sampai ocehan Reni selesai.

"Jadi... Kenapa kau bersama wanita bodoh itu?" Tanya Reni penuh penekanan di hadapan meja kerja Syam. Syam hanya menghembuskan nafas lega karna kini Reni sudah terlihat jinak. Dan saatnya ia menjelaskan segalanya.

"Bisakah kau tidak mengoceh, dan membuat gendang lengikaku berdenyut?" tanya Syam,menggantung jawaban pertanyaan Reni membuat wanita itu merah padam karna pertanyaannya tidak langsung di jawab.

"Oke.. Wajahmu terlihat menyeramkan. Aku mendekatinya hanya demi perusahaan. Jika tidak, perusahaan kita yang sudah di ambang ini akan jatuh terpuruk!" jelas Syam dengan kedua telapak tangan mengusap kasar wajah luesnya. "Jika kau tak terima aku melakukan hal ini, bersiap saja kau jadi gelandangan di tepi jalan sambil mengemis meminta makan!" tambah Syam tak terbantahkan. Dan di jawab diam tanpa kata oleh Reni.

Bagaimana bisa ia hidup di jalanan. Bukankah tujuannya bersama Syam adalah hidup enak. Sangat di sayangkan jika hal itu hanya ia rasakan beberapa tahun. Jika dengan sedikit berkorban seperti ini mungkin ia akan tetap merasakan hidup mewah sebelum mendapatkan lelaki yang lebih kaya lagi.

"Oke, baiklah. Aku tak akan ikut campur lagi dengan hubungamu bersama wanita bodoh itu!". Mau tidak mau ia harus menyetujuinya.

"Ku lihat dia sudah lebih baik darimu," gumam Syam dengan senyum sumbringahnya. Peduli apa dia dengan perusahaan,yang ia perdulikan adalah mendapatkan Ledi. Maka dengan begitu, perusahaannya tetap aman dan Ledi yang sudah berubah menjadi malaikat itu akan menjadi miliknya. Lebih tepatnya, sambil menyelam minum air. Bukan begitu?

Senyum miring menghias di wajah Syam begitu saja, menggulirkan mata licik seakan dia yang berkuasa.

...

Sebuah mobil berjalan menyusuri kota penuh kepadatan. Membawa Mhin di dalamnya dan seorang supir setianya.

"Kita mau kemana,Mhin?" tanya Supirnya yang bernama Cardy itu.

"Kita mampir di restoran harmony dulu. Aku ingin membeli sesuatu," jawab Mhin dengan tubuh tegak dan kaca mata bening melekat indah di hidung mancung miliknya. Memberi kesan seorang pria pekerja keras walau kaca matanya hanya kaca mata normal.

Tak sampai 10 menit, mobil sudah mulai melambat dan berhenti di depan restoran. Yang membawa kesan mewah dengan tata ruang yang di khususkan untuk orang berada.

Cepat dan sigap Cardy membukan pintu untuk Mhin turun. Memperlihatkan kaki panjang di balut sepatu yang di beli jutaan rupiah itu. Keluar dan menyusuri pintu restoran dan di sambut ramah oleh para pelayan.

"Aku mau pesan sebuah coklat terlezat di sini dan bungkuskan untukku," titahnya tanpa memeriksa coklatnya terlebih dulu. Karna restoran yang terkenal denga kelezatan coklatnya ini tak perlu hal seperti itu. Pertama, karna sudah terjamin lezat. Kedua, karna ini adalah restoran langganannya.

Tidak menunggu lama, sekotak coklat yang di inginkan Mhin tiba. Ia mengambil dan membayarnya sesegera mungkin. Karna Ledi mungkin sudah menunggunya dengan gaun indah miliknya.

"Terimakasih," ujarnya setelah membayar tanpa mendengarkan keramah tamahan pelayannya.

Mhin membawa coklat itu dengan jantung yang sudah berdegup kencang.

"Aah" teriak seorang wanita yang tak sengaja ia tabrak.

"Maaf nona," ucap Mhin mencoba membantu wanita itu berdiri.

Entah ini sebuah kesengajaan atau tidak, Mhin sedang tak menyangka dengan pemandangannya di hadapannya sekarang. Seorang Reni berdiri di hadapannya dan sedang menyingkirkan kotoran dari pakainnya.

"permisi," pamit Syam. Tanpa babibu, sebelum Reni melihatnya alangkah baiknya ia pergi lebih dulu.

"Aku melihatmu! Jangan pergi hanya karna kau tak ingin di lihat olehku!" tutur Reni angkuh. Berbalik melihat punggung Mhin yang sudah berhenti dari langkahnya.

Mhin berbalik dengan tatapan dingin yang tak terbaca. "Kau sedang berbicara denganku?" tanya Mhin berpura-pura memastikan.

"Ya, aku sedang berbicara dengan Mhin Ladelard yang 10th lalu menyembunyikan nama belakangnya," papar Reni.

Mungkin ini akan tetap sebuah kata penyesalan dalam diri Reni setelah Syam menceritakan bahwa lawan perusahannya adalah Ladelard Company milik Mhin, Mantan sahabat kecil Syam alias lelaki yang selalu menyelamatkan Ledi, si gadis bodoh itu.

Kenapa tidak? Dulu sewaktu Masa orientasi sekolah Mhin sempat dekat dengannya dan Mhin hampir pernah menyatakan perasaannya pada Reni. Dan Reni mengelak dan mengatakan bahwa dia sudah lebih dulu menyukai seseorang. Dan itu adalah sahabat Mhin sendiri,Syam.

Mhin mengernyitkan keningnya. Memahami kata demi kata dari Reni.

"Jangan bertingkah bodoh,Mhin. Bagaimana kabar wanita bodohmu itu?" tanya Reni berpura-pura tidak pernah bertemu Ledi.

"Mungkin kau sendiri sudah tau, jika dia sekarang lebih baik darimu," Mhin berjalan mendekati Reni. Memastikan bahwa perkataannya kali ini lebih di dengar oleh Reni. "Bahkan lebih cantik dari wanita yang gila harta sepertimu!". Dengan memasukkan tangan ke saku celananya, Mhin berbalik pergi. Meninggalkan Reni yang nampak kesal dan sesekali menghantam tanah dengan sepatu hak tingginya.

"Awas kau,Mhin!" rutuk Reni, mengertakkan giginya. Merasakan kekesalan sekaligus penyesalan.

Mhin hanya menyunggingkan senyum miring khas miliknya, sedangkan mobil sudah melaju perlahan meninggalkan Reni yang terlihat begitu emosi. Beruntung dulu dirinya tak terlalu terpikat oleh wanita biadab gila harta seperti itu. Dan kekecewannya dulu adalah hal yang kini ia sebut keberuntungan.

Sekarang, sudah ada Ledi mengisi hatinya. Membuat jantungnya tidak berhenti berdegup walau hanya sekedar bertatap mata.

"Dia siapa,Mhin?" tanya Cardy. Karna walau hanya menyandang status sebagai supir. Tapi Cardy tau apapun tentang Mhin. Bahkan mungkin ia sudah menjadi kakak pengganti bagi Mhin. Karna ayahnya hanya sibuk dengan perusahaan yang nanti akan di berikan pada Mhin,anak semata wayangnya. Bahkan kesehatan saja tak di perhatikan oleh ayahnya sendiri.

"Hanya temaan SMA ku,Car."

Cardy hanya mengangguk dan suasana kembali diam seperti biasa. Namun siapa tau di saat tertentu keadaan mobil terlihat sangat risuh jika Mhin atau Cardy tengah mengalami sedikit atau banyak masalah.
Apa lagi saat mereka sudah mabuk dan hanya tertidur di mobil.

Cardy hanya terpaut umur 5tahun darinya tapi terlihat sangat dewasa. Karna mungkin statusnya sebagi kepala keluarga tak bisa membuatnya seperti anak-anak lagi. Dan Mhin beruntung bertemu dengan Cardy. Walau waktu itu,Cardy dalam keadaan yang buruk.

Mhin menenukan Cardy mencopet dan dirinyalah yang menghajar Cardy sampai habis. Walau pada akhirnya Mhin pula lah yang mengobati Cardy hingga sembuh dan menyuruhnya mengembalikan hasil copetannya dan berkeja sebagai supirnya sekarang.

Bukankan semua orang punya alasan sendiri untuk datang kehidup seseorang. Dan sebab tak terduga agar menjadi seseorang istimewa di dalam hati mereka yang menemukan.

...

Yash ku berjaya bisa punya mood ngetik ayeh
Sama otak lagi lancar2nya

Banyak typo maaf
Dan jan lupa bintangnya buat way ya😂

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top