-THE END-


DAMN HEART

Discalimer

Masashi Kishimoto

Story By

Lavendark

[Hinata Hyuuga, Sasuke Uchiha]

Genre

Romance, Drama, Slice of Life


-Sasuke POV-

Aku melihatnya lagi masuk ke kelasku. Seperti biasa, Hinata hanya memasang wajah tanpa ekspresinya. Aku cukup jengkel dengannya, aku sudah bilang padanya untuk tidak ke kelasku mengantarkan bekal. Aku yang akan ke kelasnya.... kenapa dia tidak mau mendengar sih?

Dia akan selalu saja diejek oleh teman-temanku jika dia sudah pergi nanti. Dan aku menjadi benci pada diriku ketika diam saja saat teman-temanku mengejeknya. Aku memang merasa di SMA ini para perempuan menjadi sangat berisik terhadapku.

Apa karena aku kaya?

Kurasa tidak, Naruto bilang jika aku adalah orang tertampan di SMA ini, ya dia bilang kedua, karena Naruto lah yang pertama.

Naruto adalah pemuda ceria yang sangat narsis. Jujur tidak terlalu cocok dengan kepribadianku. Namun entah mengapa kami menjadi sangat dekat. Bahkan sampai ada rumor jika aku dan Naruto merupakan sepasang kekasih.

Terkadang aku membenci mereka yang tidak menghargai Hinata sebagai kekasihku. Terutama para perempuan di sekolah ini. dan aku dibuat kesal ketika Hinata makin santai dengan gunjingan-gunjingan yang ada.

'tidak apa-apa Sasuke-kun, mereka tidak tau apa-apa' masih saja terngiang senyumnya ketika mengatakan itu. Dan dari semua orang, Narutolah yang paling sering memanas-manasiku perihal hubunganku dengan Hinata.

'bagaimana kalian bisa berpacaran? Kapan dia menyatakan cinta padamu?'

Saat itu, Naruto bertanya penasaran. Aku yang biasanya cuek tidak menanggapinya, lama kelamaan jengah, apa sih yang membuat Naruto tidak menyukai Hinata?

Hinataku cantik

Hinataku baik

Hinataku pandai memasak

Hinataku anggun

Apa yang membuat semua orang memandang Hinataku sebelah mata?

"aku yang menyatakan cinta padanya Naruto..." saat itu aku bermaksud mengklarifikasi dan mengatakan jika aku lah yang terlebih dahulu tergila-gila padanya. Sialnya, naruto hanya tertawa terpingkal-pingkal dan mengatakan jika aku tidak perlu berbohong untuk membela gadisku.

Hei aku berkata jujur!

"ah baiklah-baiklah.... terkadang aku tidak tau bagaimana seleramu Sasuke. Seleramu aneh"

Itu adalah percakapan terakhir antara aku dan Naruto. Saat itu aku sangat marah dengannya. membanting stik game dan langsung pergi melenggang, tanpa peduli panggilan Naruto padaku. Terdengar kekanakan memang. Tai,....Sudah cukup Naruto menjelek-jelekan Hinata!

Saat dikelas, Naruto meminta maaf padaku dan Janji tidak akan berbicara buruk tentang Hinata. Dan aku akui... Naruto menepati janjinya. Dia benar-benar sudah tidak peduli lagi dengan hubungan asmaraku.

.

.

Lagi?

Haaaah.... aku menghela nafas. Lagi-lagi aku mendapatkan surat cinta entah dari siapa. Ini sudah berjalan semenjak aku masuk SMA. Seharusnya mereka tau tidak baik untuk menggoda pria yang sudah punya pacar. Mereka benar-benar menganggap rendah Hinata, dan Hinata terlalu santai menghadapinya.

Aku langsung membuang surat tersebut kedalam tempat sampah. Aku membenci wanita-wanita seperti mereka. Mereka seperti jalang tidak tau malu.

"surat cinta lagi?" shikamaru yang entah datang dari mana muncul disampingku. Aku hanya membalasnya dengan anggukan.

"memiliki wajah tampan itu merepotkan ya Sasuke" sambil menguap, shikamaru masih asik dengan bacaan buku caturnya. "terimakasih kepada ibu dan ayahku yang tidak tampan" aku heran entah mengapa shikamaru menjadi lumayan banyak bicara hari ini. seperti tadi saat istirahat, ketika dia bertanya mengapa Hinata tidak mengantarkan bekal kekelas...... ya, Hinata hari ini sakit dan aku berencana kerumahnya setelah ini.

Akan kubawakan banyak makanan manis.

.

.

.

Yamanaka Ino, gadis pindahan itu datang padaku dan mengaku jika dia sekarang berteman dengan Hinata. Yamanaka yang kuingat adalah gadis yang minggu lalu menyatakan perasaannya padaku. Lalu sekarang apa? Cih... gadis ini sangat munafik. Tanpa mencari tau pun, aku sudah tau jika gadis ini mengincarku.

Lalu ada apa dengan Hinata? Apa benar jika Hinata menerimanya sebagai temannya? Apa dia itu bodoh? Atau tidak peka?.

"dia ingin berteman dengan ku Sasuke... aku bisa apa? Ya... selagi dia tidak jahat padaku, aku tidak masalah..... kau bilang aku harus mulai mencari banyak teman kan?"

Hinata dengan santainya menjelaskan. Terkadang aku berfikir, apakah Hinata benar-benar menginginkanku?

"jangan berfikir aneh-aneh Sasuke.... aku melakukan ini karena percaya padamu....asalkan kita baik-baik saja, semua tidak masalah kan?"

Aku tersenyum mendengarnya. Sepertinya Hinata melihat aku mengernyit tadi.

Aku tau gadis ini sangat menyukaiku.... begitupun aku. Teringat masa lalu bagaimana aku sering datang kerumahnya hanya untuk membuatnya terbiasa dengan kehadiranku. Senyumku makin lebar ketika mengingat itu.

Ya.... hubungan kami akan tetap baik-baik saja.

.

.

.

Tidak benar.

Aku merasa tidak benar dengan hal ini.

...aku......... merasa bosan dengan Hinata....

Ini terjadi sejak tiga hari yang lalu. ketika Naruto datang dan membawa pacarnya ketempat biasa kami bermain.

Namanya Shion.

Dia sangat cantik. Naruto bilang, gadis itu berasal dari keluarga kaya raya juga. Aku heran dengan Naruto.... bagaimana dia bisa mendapatkan wanita cantik itu?

Begitupula shikamaru. Mantan pacarnya yang bernama Temari juga tidak kalah Cantik. Rambut temari dan Shion, mengingatkan aku pada Yamanaka Ino.

Pirang.

Apa semua gadis pirang adalah gadis cantik. Tanpa sadar aku membandingkannya dengan Hinata. Hinata jauh berada di bawah mereka. Dan dimulailah, dengan aku yang ragu dengan Hinata.

Yamanaka Ino adalah orang yang ramah. Hinata lebih cenderung pendiam

Yamanaka Ino adalah orang yang ceria. Hinata lebih cenderung pemalu

Yamanaka Ino adalah orang yang terbuka. Hinata lebih cenderung tertutup

Yamanaka Ino adalah orang yang murah senyum. Hinata lebih cenderung sulit Tersenyum

Dan aku selalu membandingkannya dengan Yamanaka si gadis paling cantik di sekolahku.

Kurasa aku baru menyadarinya. Hinata memang terpandang sebelah mata jika dia bersanding denganku.

Aku sadar

Hinata tidak pantas untukku.

.

.

Aku mulai menyalahkan kondisi ini. aku adalah Uchiha Sasuke, pria yang paling di incar sebagai pacar. Dan dia Hyuuga Hinata, orang yang tidak memiliki banyak teman.

Naruto benar. Bagaimana mungkin aku bisa menyatakan cinta padanya? Kurasa ini hanyalah cinta monyet saja.... sekarang aku benar – benar tau posisiku. Aku bisa mendapatkan gadis yang cantik dan cocok dengan diriku.

.

.

.

Aku mulai tidak mempedulikan Hinata. Menyuruhnya berhenti membuat bekal untukku.

"kenapa Sasuke? Apa rasa bekalku makin hambar?" saat itu Hinata memasang wajah sedih dan kecewa padaku.... dan aku tidak terlalu mempedulikannya

"aku hanya ingin makan dikantin bersama teman-teman Hinata" itulah alasan yang kuberikan untuknya. Jujur saja, bukan itu alasan sebenarnya. Entah mengapa kian hari aku merasa malu jika Hinata datang kekelasku.

Ya, aku malu memliki kekasih seperti Hinata.

Sudah kukatakan kan. Hinata tidak pantas untukku.

Hinata hanya tersenyum mendengar alasanku, dia bilang dia tidak apa-apa dan tak mau membatasi ku bersama teman-temanku. Haaaah..... kelebihan hinata adalah dia gadis yang baik.

Dan sayangnya semua gadis akan bersikap baik denganku.

Terlebih Yamanaka Ino dengan sejuta kelebihannya

.

.

.

.

"Sasuke.... kau tegaskanlah hubunganmu dengan pacarmu! Jika kau tidak menyukai Hinata putuskan saja!" ini kesekian kalinya Suigetsu menelfonku dengan nada marah.

Kurasa Suigetsu sangat tersiksa dengan Karin.

Aku sedang dekat dengan Yamanaka Ino. Aku tau gadis itu menyukaiku. Dan aku juga menyukainya. Pribadinya sangat berbeda dengan hinata. Gadis populer, cantik dan dari keluarga terpandang. Ya... gadis yang cocok untukku. Terlebih bagaimana caranya mengekspresikan cintanya padaku.

Dia telah berjuang keras.

Kenapa kami tidak pacaran saja? Itu karena statusku yang masih berpacaran dengan Hinata.

Aku tidak mau memutuskannya..... sekarang ini aku sudah terlihat sangat brengsek... tentu saja aku tidak mau makin brengsek dengan aku memutuskannya. Aku ingin dia yang memutuskanku.

Dan sekarang apa? Hinata tetap saja mempertahankan hubungan ini.... aku sudah dengan sangat sengaja terang-terangan dekat dengan Ino... sudah tidak pernah mengajak Hinata jalan-jalan, bahkan berhenti menghubungi Hinata untuk sekedar menanyakan kabar.

Apa dia sangat mencintaiku? Kurasa dia tau jika aku sudah bosan dengannya.

Kupikir membuat seorang Hyuuga sangat mencintaiku adalah opsi yang buruk. Dia benar-benar tidak melepasku.

Hinata benar-benar seperti tidak mau memutuskanku... dia benar-benar diam dan bertahan, justru karinlah yang sering menangis dan melampiaskannya pada sang pacar. Suigetsu.

Dan aku selalu ditelfon tiga hari sekali olehnya hanya untuk menyuruhku mempertegas hubungan. Cih... apa Karin rutin menangis tiga hari sekali? Yang benar saja.

.

.

.

Baiklah, ini sudah keterlaluan.

Tadi malam Karin datang menemuiku. Tidak ada ekspresi yang menunjukan dia ingin menangis. aku hanya melihat ekspresi marah bercampur sedih.

"aku sudah lelah mendengar gosip antara kau dengan Yamanaka itu Sasuke. Kau masih pacar Hinata..... aku sudah beberapa kali mempergokimu pergi bersama Yamanaka itu Sasuke. Jika kau ingin jalan dengan jalang itu... setidaknya putuskan Hinata"

Aku cukup kesal ketika Karin menyebut Ino sebagai Jalang. Ino bukan Jalang, dia hanya gadis yang sedang jatuh cinta.

"dengar Sasuke! Jika dalam minggu ini kau tidak memutuskan Hinata, maka aku akan mempertaruhkan hubunganku dengan Suigetsu..... aku akan putus dengannya dan tidak mau berteman dengan kalian berdua. Aku tidak sudi memiliki pacar yang punya teman brengsek seperti mu" dengan itu, karin melenggang pergi.

Sialan. Kenapa Suigetsu dibawa-bawa? Aku jadi mengerti bagaimana tersiksanya Suigetsu saat itu. Lagipula... kenapa Karin jadi seperti ini? tidak seperti Karin yang kukenal.... kenapa dia sangat Sayang dengan Hinata? Seingatku... kesan pertama mereka jelek.

Tiba-tiba gosip Hinata dengan Guna-guna mulai terlintas dikepalaku. Mungkin saja karin dan aku adalah korbannya. Dan Ino, menyelamatkan ku dari Hinata.

Kenapa karin harus memaksaku sih untuk memutuskan Hinata? Kenapa dia tidak memaksa Hinata saja untuk memutuskanku? Cih... sungguh Sialan!

Aku mengalah. Hari ini aku akan memutuskannya. Aku datang kekelasnya, disana aku melihat Karin melotot tajam kepadaku, aku mencoba tidak peduli. Beberapa anak kelas mulai berbisik keheranan. Memang akhir-akhir ini gosip antara aku dan hinata adalah putusnya hubungan kami. Dan aku menjalin hubungan dengan Yamanaka.

Gosip itu tidak benar. Dan aku akan membuatnya menjadi benar.

Aku tidak peduli jika aku dicap sebagai pria brengsek nantinya. Toh, meskipun aku brengsek.. masih banyak orang yang tetap menyukaiku. Beginilah dunia.... asal kau populer, maka kau akan mendapatkan segalanya.

.

.

Akhirnya aku mengakhiri hubunganku dengannya. aku tau jika Hinata akan menduga hal ini. aku tau dia gadis yang cukup peka membaca situasi. Dan aku benci ketika dia meminta maaf padaku, membuatku seperti menjadi pemeran antagonis dalam sebuah film.

Sebenarnya dia mencintaiku tidak sih? Kenapa dia tidak menangis atau meraung mencoba memperbaiki hubungan ini?

Yah masa bodoh..... sekarang, urusanku dengannya telah usai.

- Sasuke POV end –

.

.

Malam ini, karin merasakan kesedihan dan kebahagiaan dalam satu waktu yang sama.

Hinata menelfon Karin, mengatakan jika Sasuke mengakhiri hubungan mereka. Karin tidak percaya Sasuke melakukannya sehari setelah dia mengancamnya. Tapi disisi lain karin sedih ketika mendengar suara Hinata yang serak, Hinata habis menangis. Karin tau jika hinata sangat tulus menyukai Sasuke. Dan sasuke tidak pantas mendapatkan itu dari wanita sebaik Hinata. Karin heran bagaimana dengan perubahan Sasuke sekarang, dan lebih sedih lagi ketika tau sepupunya Naruto lah yang juga ambil bagian didalamnya.

Sejak kapan Sasuke tergiur akan Popularitas seorang Gadis?

Naruto sangat dekat dengan Sasuke. Dan lingkungan pertemanan adalah salah satu faktor pemicu perubahan sikap seseorang. Sasuke yang brengsek dan egois. Karin sangat ingin memaki Naruto dan mengadu pada bibi kushina jika putranya berkelakuan tidak baik.

Sayangnya hinata si gadis malaikat melarang karin melakukan hal tersebut. d

ia bilang..... 'karin.... lingkungan memang berperan penting dalam sifat seseorang. Tapi, semua akan bergantung pada diri kita masing-masing. Sasuke seperti itu adalah karena kemauannya sendiri. Kau tidak boleh terlalu menyalahkan sepupumu.'

Malam ini karin memutuskan menginap dirumah Hinata. Dan tak lupa dengan membawa makanan manis kesukaan malaikatnya itu.

.

.

.

Sudah seminggu semenjak Hinata dan Sasuke putus. Dan Hinata terlihat baik-baik saja.

Hari ini Yamanaka Ino, mendeklarasikan hubungannya dengan Sasuke. Dan karin mendapati Hinata menangis di Toilet. Hinata masih menyukai Sasuke, karin tau itu.

Bajingan beruntung.

Kata itu sangat pas Karin sematkan pada Sasuke

Setidaknya karin puas pernah membuat Yamanaka kehilangan baju olahraganya. Melihatnya dihukum, membuat karin merasa senang. 'kau pantas mendapatkannya jalang'. Dan sekarang, fokus karin hanya untuk menghibur Hinata dan mencarikannya pengganti Sasuke.

Sepertinya kakanya Nagato tidak buruk.

.

.

.

.

-Sasuke POV-

Ini sudah sebulan hubunganku dan Ino berjalan. Tidak ada rasa kasihan dari Naruto, yang ada hanyalah kekaguman Naruto karna aku bisa berpacaran dengan gadis terseksi di sekolah. Begitupula dengan kiba dan temanku lainnya. Kecuali Shikamaru yang memang tidak peduli dengan hal-hal seperti ini.

Kondisinya benar-benar berbeda. saat Ino menjadi pacarku... tidak ada surat cinta di lokerku lagi, tidak ada gunjingan-gunjingan terhadap pacarku... ataupun membanding-bandingkan diriku dengan pacarku.

Berbeda dengan Hinata.

Ya.... inilah yang benar, berlian lebih cocok menghiasi emas dibandingkan besi.

.

.

Hari ini ada gosip yang cukup mengangguku.

Kabar kedekatan Hinata dan Shikamaru. Bagaimana mungkin? Kapan mereka dekat? Apa setelah Hinata putus dengan ku? Atau sebelum dia putus denganku?

Aku memergoki mereka berdua... mereka ditaman. Apa yang mereka bicarakan.

Kulihat Shikamaru memberikan saputangan kepada Hinata. Ada apa ini?

Aku tau jika Hinata sangat senang dengan taman. Saat SMP juga dia seperti itu. Tapi Shikamaru? Apa mereka sengaja bertemu?

Aku mencoba untuk tidak peduli. Hinata bukan siapa-siapa di hidupku. Aku meyakinkan diriku jika aku hanya terkejut temanku bisa dekat dengan Hinata.

.

.

Hari ini aku mengajak Ino bermain kerumahku. Saat disana, ibuku cukup heran dengan kedatangan Ino.

Ah, aku tidak menceritakan perihal hubungan Asmaraku.

"kalian putus?" ibuku bertanya dengan raut yang tidak percaya. Ya, ibuku sangat dekat dengan Hinata. Kulihat mereka berdua memang memiliki kecocokan. Kurasa ibuku juga bisa dekat dengan Ino.

"huft, padahal Hinata gadis yang baik"

"semua gadis baik padaku bu" aku membalas keluhan ibuku. Itu memang fakta... semua gadis akan bersikap manis padaku. "ibuku akan dekat dengannya.... dia gadis baik, jadi tidak perlu khawatir bu"

Kulihat ibuku mengangguk. Ibuku memang tidak terlalu mengekang masalah asmaraku. Asal aku tidak berbuat onar disekolah dan nilaiku baik-baik saja, kurasa ibuku akan tenang.

Aku segera menyusul ino kelantai dua, aku tidak mau membuatnya menunggu. Ino adalah gadis kedua setelah hinata yang masuk kekamarku ini. ya... keluargaku tidak dihitung.

.

.

.

.

Lagi... aku mendengar Gosip yang membuat telingaku panas.

Kedekatan Shikamaru dan Hinata. Apa-apaan itu? Hinata adalah orang yang sulit bergaul.... bagaimana mungkin??... dengan Shikamaru??!

Aku melihatnya lagi, kali ini aku sengaja datang ke taman untuk melihat gosip yang beredar.

'setelah Sasuke.... kurasa hinata menggunakan guna-guna ke Shikamaru. Bagaimana mungkin orang sepintar Shikamaru bisa menyukai Hinata? Dilihat dengan mata pun aku lebih baik darinya' kalimat yang belakangan ini kudengar dari beberapa gadis yang suka menggosip.

Aku melihatnya ditaman. Mereka berdua mengobrol. Hinata terlihat lebih ramah dan terbuka. Dan dia juga banyak tersenyum dan tertawa.

Tanpa sadar aku mengepalkan tanganku.

Hinata itu orangnya pendiam! Hinata hanya ramah kepadaku!

Hinata itu orangnya Tertutup! Hinata hanya boleh terbuka kepadaku!

Hinata itu orangnya tidak mudah tersenyum! Hinata hanya boleh tersenyum kepadaku!

Dulu aku menilai itu sebagai kekurangan.... sekarang aku menginginkan Hinata seperti itu. Hanya aku yang boleh melihat kelebihannya.

Dan aku tersadar.

Ya, Hinataku cantik dengan caranya sendiri. Ini tidak boleh! Akulah orang yang pertama kali menemukan kecantikan Hinata! Dan aku benci ketika Shikamaru menemukan itu pada diri Hinata.

Tanpa sadar aku menjadi egois.

Aku harus memastikan jika Shikamaru tidak akan mengambil Hinataku. Ya..... Aku harus memastikan

-Sasuke POV end-

.

.

.

Kabar putusnya Ino dan Sasuke menjadi berita yang cukup mengegerkan SMA Konohagakuen bahkan sampai kalangan junior. Pasalnya, hubugan keduanya kandas bahkan kurang dari dua bulan. Cap playboy pun langsung menempel pada image Sasuke. Dan setiap hari loker Sasuke akan dipenuhi oleh surat-surat cinta. Mereka tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Kabar putusnya Sasuke dan Ino juga sampai ketelinga Karin. Bahkan karin tau itu lebih awal daripada saat gosipnya booming. Karin adalah salah satu ratu gosip yang ada di SMA.

"Sasuke putus dengan Ino" karin mengejutkan hinata yang saat itu sedang asik menyiram tanaman

"bukan urusanku Karin" Hinata tetap acuh dengan menyiram tanaman

"kupikir dia menyesal.... haha rasakan!" masa bodoh dengan Hinata yang tidak nyaman akan pembicaraan Sasuke. Yang penting, karin ingin membuat Hinata merasa menang

"kupikir tidak seperti itu Karin. Mungkin dia sudah mendapatkan perempuan yang lebih cantik" Hinata benar-benar sudah mengecap Sasuke sebagai pria brengsek

Jika ada barang yang bagus, maka barang yang lama tinggalkan. Itulah kata yang menggambarkan Sasuke menurut Hinata.

"hei bagaimana hubunganmu dengan profesor hm?" tanya Karin sambil menggoda Hinata. Menurut Hinata karin itu sedikit sinting... selalu saja membahas cowok jika mengobrol. Bahkan dengan tidak tau malunya dia ingin menjodohkan kakaknya dengan Hinata. Alasannya hanya karin ingin memiliki hubungan darah dengan Hinata

'Well.... mungkin keponakan sudah cukup untuk mengikat kita... Hinata'

Dasar gila.

Hinata heran bagaimana mungkin Karin bisa masuk Kelas B... bahkan lebih pintar dari Hinata yang notabenenya sudah belajar mati-matian. Apa ada chip memori di otak Karin? Mengingat Karin termasuk jajaran orang kaya. Mungkin memasang chip di otak tidak lah mustahil. Pikir Hinata Bodoh

"tidak terjadi apapun diantara kami Karin. Kami hanya bertukar pikiran dan mengobrol saja." Hinata menjelaskan apa adanya

"kupikir Shikamaru adalah tipikal yang tidak suka dengan perempuan Hinata.... tapi dia dekat denganmu... kurasa kau spesial dimatanya" Karin tidak akan heran jika orang sekelas Shikamaru akan menyukai sahabatnya ini. Hinata itu anggun, benar-benar dapat mencerminkan sesosok wanita idaman.

"spesial? Kami bahkan hanya mengobrol tiga kali karin....... penggosip itu melebih-lebihkan"

.

.

.

-Sasuke POV-

Aku marah.... aku kalut, tanpa sadar aku memukul Shikamaru. Mendengarnya dari mulutnya membuat diriku murka. Berani-beraninya dia menyukai Hinataku!

Aku tidak peduli jika aku dicap sebagai orang Egois. Yang jelas Hinata tetap menjadi milikku. Aku baru saja ingin memulai semuanya dari awal dengan Hinata. Aku sudah memutuskan Ino. Aku juga merasa bersalah dengan Ino.

Saat aku memintanya putus. Dia menangis dan meminta maaf jika berbuat salah. Aku berusaha untuk menjadi lelaki baik, dengan menjelaskan secara jujur jika aku masih mencintai Hinata. Aku tidak mau membuat Ino terlalu sakit hati nantinya.

Ino tetap meraung dan memohon diberi kesempatan. Momen ini sungguh berbeda dengan saat aku memutuskan Hinata.

Dan sekarang aku benar-benar menjadi lelaki brengsek. Aku tidak peduli. Aku sekarang tidak peduli lagi pandangan orang terhadapku. Hinata harus tetap berada disampingku sebagai kekasihku. Dia tidak boleh dengan yang lain.

Tapi.. bagaimana mungkin Shikamaru menyukai Hinata.....??? ketakutanku menjadi kenyataan. Bagaimana jika Hinata juga menyukai Shikamaru?

'sasuke... aku ingin mengatakan ini lebih awal. Akan merepotkan jika hubungan kita menjadi canggung nantinya. Sepertinya aku menyukai mantan pacarmu, kurasa dia gadis cantik yang tidak merepotkan'

Setelah mendengar pernyataan itu, otakku kosong.. hatiku bergemuruh marah. Ini tidak boleh! Sibuk memikirkan banyak kemungkinan, aku tersadar dengan pipiku yang terkena bogeman mentah. Itu Shikamaru, dia membalas pukulanku.

"brengsek!"

Adu tonjok pun tak bisa dihentikan. Terimakasih kepada Naruto, kiba dan shino yang memisahkan ku dengan sikamaru. Mataku bertatapan dengannya, gadisku melihat perkelahianku dengan shikamaru. Aku bisa melihat raut terkejutnya saat mata kami bertemu.

Hanya beberapa detik.

Dia melenggang pergi tanpa peduli padaku ataupun Shikamaru. Ada rasa senang ketika dia tak peduli pada Shikamaru... namun ada rasa sedih ketika dia juga tidak peduli padaku.

Apakah jika kami masih berpacaran, Hinata akan berlari dan memasang wajah cemas kepadaku?

Tiba-tiba rasa penyesalan muncul.

.

.

.

.

Hari ini, aku akan mentraktir teman-temanku. Aku sangat senang.... bahkan lebih senang dibanding saat Hinata menerima pernyataan cintaku saat SMP lalu...

Hinata menolak Shikamaru.

Aku sangat lega ketika mengetahui kabar tersebut. Terlebih dari Shikamaru sendiri. Aku dan Shikamaru tetap berteman setelah aksi perkelahian kami. Pria memang seperti ini... tidak bisa bermarah-marahan seperti perempuan.

.

Ini sudah larut... dan aku tidak bisa tidur. Aku memikirkan banyak kemungkinan. Bagaimana jika Hinata, tidak mau berdekatan denganku? Apa alasan dia menolak Shikamaru karena trauma dengan lelaki? Apa karena aku?

Tidak! Hinata masih mencintaiku.... kami berpacaran tiga tahun lebih... bagaimana mungkin dia akan melupakanku semudah itu? Dimana rasa kepercayaan diriku? Aku Uchiha Sasuke... dan apapun yang kumau... pasti akan kumiliki. Begitu juga dengan Hinata.

.

Hari ini Karin mendatangi ku... dia kembali mengancamku.

"Aku tau persis apa yang membuatmu bertengkar dengan Shikamaru pekan Lalu..... itu Hinata kan? Ditambah lagi, akhir-akhir ini loker Hinata selalu diisi dengan Chinamon Roll......" aku masih menatap Karin dengan tatapan datar. Urusanku dengan Hinata bukanlah urusannya.

"dengar Sasuke..... aku tidak peduli bagaimana perasaanmu sekarang, yang jelas.. aku akan menjadi orang pertama yang akan menentang hubungan kalian berdua...... aku berjanji akan hal itu" setelah itu Karin pergi meninggalkanku.

Sial... aku kehilangan umpan. Aku tidak peduli perihal Karin, mau dia membenciku atau menjadikan suigetsu sebagai ancaman.... aku tidak peduli! Persetan dengan mereka berdua... yang aku mau sekarang adalah Hinata berada di sisiku.... dan itu harus.

.

.

Hinata mengacuhkanku..... aku sudah berusaha baik padanya, dan sekarang dia mengacuhkanku? Aku frustasi! Hyuuga Sialan.... bagaimana mungkin dia masih keras kepala? Padahal ini sudah mendekati hari kelulusan!

Bagaimana dia dengan tega menyapaku dengan panggilan Uchiha-san? Kemana panggilan Sasuke-kun nya? Bagaimana mungkin dia mengembalikan Kue yang kutaruh dilokernya? Hinata mengembalikannya dalam waktu yang bersamaan... kupikir selama ini dia memakannya... ternyata, lihatlah loker ku hari ini, dipenuhi oleh kue pemberianku ke Hinata dari minggu lalu. bahkan ada yang sudah basi.... apa ini caranya membalasku? Kuakui dia berhasil membuatku kesal. Bukan begini yang aku mau!

.

.

.

"kupikir kau tau apa yang kuinginkan Hinata" ini adalah hari kelulusan... aku menarik paksa dirinya ke atap sekolah. Berbeda saat SMP dimana kami bertingkah malu-malu... tapi sekarang ini sungguh memuakan untukku. Dia harus bertanggung jawab atas apa yang dia mulai dengan ku.

"apa?" dia bertanya... aku tidak pernah bisa menebak

"aku menyesal... aku ingin kita memulainya lagi?" ucapku tidak sabaran. Aku yang sekarang bukanlah tipikal yang mudah untuk memohn... kondisi merubahku menjadi orang yang dingin... dan sikap Hinata padaku membuatku sangat marah.

"memulai apa?" perempuan ini pura-pura bodoh!

"hubungan kita"

Kulihat dia sedikit terkekeh. "itu tidak akan mungkin.... Uchiha-san, bahkan hubungan teman pun tidak akan bisa.... kau yang meminta itu kepadaku saat memutuskanku dulu.. jika kau ingat"

Ucapannya membuatku menggertakan gigi... aku marah! Dia seperti menjebakku dengan keadaan!!

"kau sengaja melakukan ini? kau berteman dengan Ino.... membiarkan ku dekat dengannya... menungguku untuk memutuskanmu... dan membuatku menyesal nantinya,.. sekarang kau membuatku seperti mengemis cinta pada mu Hinata" suaraku cukup rendah ketika mengatakan itu, namun nadaku sangat mendesis... tentu saja, aku sangat marah.

Aku melihatnya terkejut, tak lama aku melihat air matanya yang turun. Ada sesuatu didalam diriku yang bergemuruh... aku marah atas diriku sendiri. Membuat perempuan ini menangis.

"aku sengaja melakukan ini? aku tidak pernah melakukan apapun, Sasuke-kun.... kau tau itu" aku terkejut ketika dia memanggilku Sasuke-kun lagi. Air matanya mengalir semakin deras

"kau bahkan tau... aku tidak pernah memintamu dekat dengan ino, aku tidak pernah memintamu untuk memutuskanku, aku tidak pernah memintamu untuk berpacaran dengan Ino, aku tidak pernah memintamu untuk memutuskan Ino, dan aku juga tidak pernah memintamu untuk kembali menyukaiku dan melakukan semua ini........ seharusnya kau tau Sasuke,.. kau! Kau yang melakukan itu.... bukan aku!" dia berteriak. Menghapus kasar air matanya. Dan aku masih bungkam.

Dia mengambil sesuatu dari kantung seragamnya. Aku terbelalak..... benda itu..!!??

Kancing seragamku. Seragam SMP-ku. Dia menjatuhkannya tepat didepanku.

"sasuke.. dulu kita saling menyukai dengan cara yang sederhana, dan aku sangat bahagia dengan hal itu...." dia menarik nafas panjang, lalu menghembuskanya "tapi sekarang aku katakan dengan jelas..... hubungan kita sudah berakhir.... kau bilang kancing ini akan menjadi pengikat kitaaa, kau lihat sekarang... aku sudah mengembalikannya padamu! Jadi kuharap kau mengerti! Kita selesai.... dan benar-benar berakhir" dia berlari meninggalkanku... bahkan aku masih terdiam mendengar perkataannya. Tubuhku bergerak sendiri memungut kancing yang dia jatuhkan. Kemudian menatap pintu dimana gadisku menghilang.

Aku marah, sangat marah! Ide baru dimulai.... dan tidak akan pernah berakhir.

"kau akan menyesal Hyuuga..... harus menyesal!"

Aku mengepalkan tanganku hingga kurasakan kancingnya pecah.

Persetan dengan pengikat. Tanpa kancing inipun kita sudah terikat Hinata...

Aku Uchiha Sasuke, akan mendapatkan apa yang aku mau

TBC

Okay... Prolognya sudah selesai

Yak... jadi 4 Chapter ini merupakan Prolog dari hubungan Hime dengan Sasuke. Karena aku memang bertujuan untuk membuat cerita romansa dalam dunia orang dewasa

#Uuupppssss

Segitu dulu...

BSI (Bonus Seputar Info)

- Karin pernah menjebak Hinata berduaan dengan sang Kakak didalam apartemennya

- Sasuke dan Shikamaru berkelahi dilapangan Basket

- Naruto tidak pernah menghasut Sasuke untuk putus dengan Hinata

- Naruto benar-benar tidak ikut campur semenjak kejadian Pertengkarannya dengan Sasuke

- Naruto tinggal di apartemen seorang diri. Kedua orangtua Naruto tinggal di kota yang beberbeda dengan Naruto

- Naruto sering bermain game dengan Sasuke di apartemen Naruto

- Ino hanya satu kali datang kerumah Sasuke

- Hinata menyimpan kue pemberian Sasuke di Loker Karin

- Hal yang paling Shikamaru sukai dari Hinata adalah sikap anggunnya

- Karin memakan satu kue pemberian Sasuke tanpa sepengetahuan Hinata

- Karin memasukan kontak kakaknya ke HP hinata dengan nama 'masa depanku'

- Peringkat Karin bejarak 15 orang dengan Hinata. Karin lebih pintar.

Have a nice Day! Nakama

Jangan Lupa Baca Ceritaku yang lain yaaa yang judulnya Game Of Destiny (GOD)

Signature (Lavendark) [apakah banyak Typo?]

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top