-Shirt Button-
DAMN HEART
Discalimer
Masashi Kishimoto
Story By
Lavendark
[Hinata Hyuuga, Sasuke Uchiha]
Genre
Romance, Drama, Slice of Life
-Sasuke POV-
"Hyuuga" ini sudah kedua kalinya aku menyebutkan namanya. Kulihat dia sedikit tersentak dan secara spontan menyaut.
"y—ya?" ucapnya sedikit gagap. Bukannya aku ingin mengganggu kegiatannya yang sedang membaca novel. Siapa juga yang ingin berurusan dengan seorang gadis? Mungkin beberapa temanku sangat senang, namun tidak denganku.
Sedikit melirik kearah novel yang dibacanya 'AKU, KAMU DAN DIA' tanpa aku harus liat isinya, semua orang akan langsung menebak jika itu adalah novel romansa. Ya.... meskipun warna sampul bukunya sedikit gelap.
Gadis yang mudah ditebak. Hn gadis tanggung yang haus akan cinta. Kupikir.
"kau dipanggil oleh Ebisu Sensei" ebisu sialan, bertemu di tengah lorong sekolah tiba-tiba saja dia menyuruhku untuk memanggilkan salah satu gadis dikelasku. Lihatlah, ketika ebisu sensei menyebutkan namanya, aku sama sekali tidak mengenalnya. Bukan salahku tidak mengenal gadis ini, memang pada dasarnya aku tak terlalu suka berdekatan dengan gadis. Mereka adalah mahluk yang cukup menyulitkan hidupmu, terlebih jika kau seorang yang berumur 14 tahun.
Bagaimana tidak menyulitkan? Wanita adalah mahluk sensitif yang mudah terbawa perasaan jika sudah berdekatan dengan lelaki. Dan ketika lelaki itu tidak menyukainya, wanita itu akan menangis sambil mengatakan jika seorang pria merupakan ciptaan dengan sifat brengsek dan pemberi harapan palsu.
Fuck, dimana letak kesalahan pria?
Dengan dasar itulah aku mencoba untuk menjaga jarak. Lagipula aku bukanlah orang yang populer. Wajahku biasa saja, tidak seperti baka aniki yang selalu menjadi buronan para gadis disekolahnya. dan jangan lupakan banyaknya siswa-siswi di SMP konohagakure yang jumlah kelas perangkatannya dapat mencapai 10 kelas.
"Te__terimakasih" ucapnya terbata-bata. kulihat dia mulai berdiri dan melepas kacamata bacanya.
Itulah pertama kali aku berbicara dengan Hyuuga Hinata. Wanita yang berada dikelas 2-10. Kelas kami sama, tapi kupikir kami sama-sama tidak mengenal. Bayangkan saja, ini sudah satu semester dan kami tidak pernah terlibat pembicaraan.
Mungkin dia mirip sepertiku. Tipikal orang yang pendiam.
Dia duduk dikursi tengah, tidak terlalu dibelakang....tidak juga terlalu didepan. Sedangkan aku, lebih memilih duduk dikursi belakang. Itu sudah sifat alamiah seorang siswa laki-laki, jika kau sedang bosan dengan pelajaran__ maka kau bisa tidur tanpa terlihat.
Sedikit keuntungan duduk di bangku paling belakang.
Setelah itu, aku tidak peduli lagi dengan Hyuuga Hinata. Gadis pecinta novel romansa, gagap dan bodoh. Oh jangan lupakan bagian dari sedikit tuli-nya.
...
Satu minggu dari sekarang sudah akan memasuki ujian akhir kelas. Dan hari minggu ini adalah waktu yang tepat untuk pergi ke perpustakaan kota.
Aku sedang memahami dan berfikir bagaimana rumus pythagoras dapat menyelesaikan banyaknya air yang dapat ditampung dalam bangun kerucut.
Hingga aku menemukan gadis berambut biru? Mmm atau indigo, sedang mengembalikan buku disalah satu rak yang tak jauh dari tempatku membaca. Terlihat jelas sekali jika rak tersebut adalah rak khusus untuk novel.
Kuperhatikan gerak-geriknya, ternyata dia mengambil salah satu buku disana dan mulai kembali ke kasir lalu pergi keluar tanpa menyadari adanya diriku di sini. Oke, siapa yang peduli dengan hal itu.
Hei....!! apa dia sama sekali tidak belajar untuk UAS? Kenapa harus meminjam novel?
Lupakan tentang air di dalam kerucut. Tanpa sadar kakiku bergerak sendiri ke rak bagian novel. Kemudian aku menemukan bukunya. Itu dia, buku yang dua minggu lalu sempat ku lirik.
Dengan kurang ajarnya tanganku menghianati logika ku. Tanganku mengambil novel tersebut, begitu juga dengan mataku yang turut serta dalam penghianatan.
Kubaca sekilas sinopsi tersebut.
woooaww aku cukup terkejut.
Kupikir ini bergenre horor. 'DIA' yang tertera pada judul adalah si hantu. Tanpa minat, kukembalikan lagi bukunya ditempat semula.
Kembali ke meja ku, dan mulai memikirkan air dalam kerucut. Gadis dengan selera yang aneh.
SIAL. SIAL. SIAL
Kenapa harus terpikirkan gadis Hyuuga itu? Kupikir aku harus pulang dan mandi untuk menyegarkan otakku.
...
Lihat, sesuai prediksiku, soal matematika mengenai volume pasir yang harus dimasukan kedalam topi ulangtahun berbentuk kerucut tertera dalam soal ujiannya. Kupikir aku akan dapat nilai sempurna dalam matematika.
GENIUS
Berbicara tentang kerucut, entah kenapa nama Hyuuga Hinata muncul kembali dalam otak ku. Dan tanpa sadar aku melirik kearahnya.
Aku mengernyit. 'kenapa dia?' innerku bertanya. Terlihat dia sedang memegangi rambutnya, sedikit menjambak dan menunduk. Aha! Dia pasti tidak bisa mengerjakan soalnya. Itulah buah dari membaca novel disaat persiapan ujian. 'Gadis yang cukup lucu' menggeleng-geleng seperti orang bodoh, aku mencoba mengenyahkan pikiran gila tadi
...
"sasuke.... cari bolanya sampai ketemu" teriak salah satu temanku. Suigetsu.
"kenapa hanya aku sih yang mencari?!" gerutuku tak terima. Aku berada di klub baseball, untuk beberapa menit yang lalu aku berfikir untuk keluar dari klub ini. mereka sungguh menyebalkan, menyuruhku mencari bola hanya karna aku yang memukul bolanya. Setidaknya harus dicari sama-sama, karena kita latihan bersama. Itu baru yang namanya Tim Goals.
cukup lama mencari dan Violaaaa___ ketemu. Baru saja aku akan pergi jika saja tidak mendengar suara senandung gadis. Terimaksih kepada keluarga Uchiha yang memberikan setiap keturunannya mental yang kuat, sehingga aku sama sekali tidak berfikir itu hantu.
Dan terjadi lagi. Apa ini takdir? Sekarang aku melihat Hyuuga Hinata sedang menyiram tanaman. Terlihat sudah ada beberapa bunga yang mekar. Jika kuingat lagi, disekolah kami tidak ada klub menanam atau klub berkebun. Lalu apa ini? apa dia bekerja untuk sekolah? Ah sudahlah lupakan saja. Toh ini bukan urusanku.
Aku harus berpegangan! Kupikir otakku sedang berputar putar, dipenuhi oleh pertanyaan tentang Hyuuga Hinata. Gadis gagap yang bodoh. Berponi rata, berambut indigo, bermata abu-abu dan berkulit putih porselin. Cukup!! Bagaimana mungkin ini terjadi padaku..... ini sangat menyebalkan.
Perutku terasa diremas remas.
SIAL!
...
Ini memalukan. Sungguh! Aku seperti seorang stalker. Sekarang sudah memasuki tahun ketiga aku sekolah. Entah mengapa aku merasa kecewa ketika tahu bahwa aku tidak satu kelas lagi dengannya. Aku berada di 3-2 sedangkan dia berada di 3-8. Kucoba untuk tidak peduli dengan rasa kecewaku dan mencoba memenangkan harga diriku. Baiklah__ kupikir aku harus berdamai dengan hati dan otakku.
Tapi apa ini? kenapa aku disini? Duduk disalah satu bangku taman belakang sambil memperhatikan seorang gadis Hyuuga yang menikmati bentonya. Tiba-tiba saja, kaleng minuman soda yang ada ditangan kuremas-remas. Ini semua salah kaki ku yang bodoh dan mataku yang mulai bermasalah. Ketika semua atensiku terhadap hyuuga hinata, saat itulah aku menyadari jika aku harus pergi ke psikiater.
Kenapa harus dengan gadis aneh? Pecinta cerita misteri dan horor, penyuka bunga dan anak-anak, penggila makanan manis, dan penikmat kesendirian. Tiba tiba aku mendengar suara otak ku 'hei__lihat, bahkan kau tau semua tentang gadis itu. Kupikir kau sudah menjadi seorang pria yang mesum' dasar otak sialan.
Salah kan kaki dan mataku yang berhianat ini! semenjak kejadian mencari bola baseball, kaki dan mata ku selalu haus akan Hyuuga Hinata. Dasar gadis brengsek! Kembalikan kehidupan ku yang dulu.
...
"kau menyukai Hyuuga Hinata?" Pertanyaan itu muncul dari salah satu mulut temanku si suigetsu.
Mulutnya tidak ada penyaring ya? Kenapa pertanyaan keruh seperti itu bisa keluar?
"kau mengikuti pelajaran tambahan?" tanyaku padanya. Cukup beralasan, suigetsu akan merasa tertekan dan stres jika dia sedang mengikuti pelajaran tambahan karena nilainya yang tak cukup. Dia benar benar tertekan, bagaimana mungkin dia berfikir aku menyukai Hyuuga Hinata. 'aku hanya penasaran saja. Ya____ hanya penasaran' innerku menyemangati harga diriku.
"apa?! Aku hanya bertanya saja. Aku selalu melihatmu seperti stalker si Hyuuga Hinata" aku bisa lihat dari wajahnya, dia terkesan biasa saja.. tidak terlalu antusias. Apakah aku harus mengelak? "entah saat jam istiharat, ataupun jam pulang___ terlebih kemarin saat kau izin ke toilet kulihat kau melewati kelas hinata. Sejak kapan toilet berpindah?" lanjutnya lagi. Benar sekali, sejak kapan toilet ada di utara gedung. Toilet itu ada di selatan gedung, sedangkan yang diutara gedung adalah kelas 3-8, kelas Hyuuga Hinata.
Hmmm kupikir aku butuh konsultasi akan makna menyukai. Dan suigetsu mungkin orang yang tepat
"hn. Mungkin saja" aku menjawab dengan hati-hati.
"APA?" kulihat dia langsung terbangun dari posisinya. Antusias. Hei kemana rasa malas suigetsu yang tadi. Tak lama kemudian dia tertawa terbahak-bahak.
Oke! Aku menarik kata-kataku jika dia mengerti tentang makna menyukai.
Dengan kesal, aku mendelik kearahnya dan pergi meninggalkannya. Menegaskan jika ini menjadi rahasian antara dua pejantan.
...
"kau belum menyatakan cinta padanya?"
Suigetsu sialan! Kenapa dia harus membahas ini? dasar laki-laki pecinta romansa. Sejak kejadian aku berusaha konsultasi padanya, suigetsu selalu menggangguku dengan pertanyaan pertanyaan seputar kisah ku dengan gadis Hyuuga.
"sasuke! Aku serius..... kau harus menyatakan perasaanmu, ini sudah selesai ujian akhir dan tiga hari lagi adalah upacara kelulusan"
Sekarang kami sedang dirumahku, bermain game bersama. Dan entah setan dari mana, suigetsu menanyakan perihal perkembangan diriku dengan gadis pujaan. Apa dia sedang mencoba menjadi dewi cinta? Sial aku semakin membenci temanku yang satu ini.
"cintaku murni, tidak perlu pengakuan! Jika dia jodohku, kami akan menikah suatu hari nanti" aku mencoba memberikan alasan yang paling masuk akal. Menurutku.
Tak lama, pria bergigi ikan ini tertawa terbahak bahak. Sialan!, wajahku memerah. Dengan segera aku pukul kepalanya dengan stik game, dia mengaduh kesakitan. Rasakan!
"aku akan tambah bodoh setelah ini" sambil mengusap-usapkan kepala dia melanjutkan "kau terlalu dramatis sasuke__ apa itu cinta yang murni?. Dasar bodoh! Kusarankan kau nyatakan perasaanmu saat kelulusan nanti. Dan berikan kancing keduamu"
"kancing kedua?"
"kau tidak tau? Jika seorang pria memberikan kancing kedua saat kelulusan, maka hidup mereka akan bahagia nanti. Dan akan berjodoh"
"apa?" kupikir suigetsu sudah termakan banyak dorama-dorama cinta. "aku dan dia tidak saling mengenal. Jadi kupikir dia akan langsung menolak ku nantinya" dan itu hanya akan menjatuhkan harga diri seorang Uchiha Sasuke.
"mudah saja___ ajak dia keatap sekolah, nyatakan perasaanmu, berikan kancingnya dan katakan 'jika kau mengenalku, hidupmu akan hangat dan berwarna"
"kau itu bodoh ya? Itu hal yang paling idiot yang pernah aku dengar" tentu saja, itu aneh sekali__ kupikir jika aku melakukan apa yang suigetsu katakan, aku hanya akan menjadi bahan tertawaan 'Si Uchiha budak cinta' uuuhhhh memikirkannya saja kepalaku sakit.
"terserah" sepertinya suigetsu putus asa dengan diriku. Dia mengambil stiknya kembali dan melanjutkan gamenya. "setidaknya jika kau mengungkapkannya, kau tidak akan menyesal nantinya" lanjutnya lagi.
...
Lupakan ketika aku bilang suigetsu adalah orang idiot. Sekarang ini aku sedang berlakon menjadi pria idiot. Berhadapan dengan gadis diatap sekolah sambil menggenggam erat kancing keduaku.
Aku masih menatapnya. Dia sedang melihat kehalaman sekolah. Apa yang dia lihat?
Baiklah__ sekarang aku harus menguatkan hati dan mulai berfikir bagaimana cara ku menyatakannya.
"hyuuga...."
"Ya?" dia langsung menjawab!...Gadis itu langsung menatapku. Hei kemana si Tuli Hyuuga? Sial! Aku harus mempersiapkan kata selanjutnya.
Apakah aku perlu berbasa-basi terlebih dahulu? Seperti bertanya kabar atau nilai sekolahnya?
"aku menyukaimu... maukah kau menjadi pacarku?" hei bukan ini yang ingin aku ucapkan! Kuso!
"ke.... kena... kenapa?" tanyanya dengan gagap
Dia terkejut, melihat ekspresinya membuatku secara random langsung terkekeh.
Kenapa? Justru itu yang ingin aku tanyakan padamu hyuuga! Kenapa aku bisa seperti ini... sihir apa yang kau buat? Aku masih setia dengan tanganku menyodorkan kancing. Sejujurnya tanganku sudah berkeringat. Kuharap gadis ini tidak menyadarinya.
Sekarang aku harus menjawab pertanyaannya.
"aku juga tidak tau" aku menjeda beberapa saat ".....kupikir aku cocok dengan mu, dan__" entah kenapa jiwa brengsekku mulai keluar. Aku ingin menggoda kelinci kecil ini.
Menggoda? Hei kau tidak bercermin uchiha? Kau sama tegangnya dengan gadis ini.
"dan?" kulihat dia sudah lebih rileks
"___kupikir kau adalah wanita yang luar biasa" kupasang wajah datarku__ wajahku tidak boleh bersemu!
Kulihat wajahnya memerah__ seperti....... tomat kesukaanku. lalu tak lama dia langsung menunduk.
Cukup lama kami terdiam. Kupikir dia sedikit bingung, dan itu membuatku lega__ dalam pikiranku dia akan dengan yakin menolakku. Tidak! Tidak! Tidak boleh.... ayolah pikir___ aku harus melakukan bujuk rayu
Teringat kata-kata suigetsu si dewi cinta akhirnya kata-kata 'hidupmu akan hangat dan berwarna' meluncur begitu saja dari mulutku. Dia mengulurkan tangannya! Apa itu berarti aku diterima?
Tiba- tiba saja aku sangat senang dan ingin berterimakasih... entah untuk siapa.
Jika berlama lama disini, aku akan memperlihatkan wajah merahku yang memalukan. Dengan secepat kilat aku berbalik dan kemudian berjalan santai. Tak lupa salam perpisahan dan selamat bertemu di SMA yang sama.
Simpan kancing itu, dan dia akan menjadi jimat cinta kita
Berhasil. Aku Uchiha sasuke secara resmi berpacaran dengan Hyuuga Hinata. Meski aku tidak tahu Hinata akan menganggapku apa.
Akan kubuat dia jatuh cinta.
Setelah ini kupikir aku akan mentraktir Suigetsu si Dewi Cinta. Tak lupa akan menanyakan saran bagaimana membuat seorang gadis bertekuk lutut terhadap pria.
Untuk kancing kedua seragamku,
bersiaplah...... sampai bertemu di SMA Konohagakure
Hyuuga Hinata
TBC
Signature (Lavendark)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top