-MAID?-
CHAPTER 12
-MAID?-
DAMN HEART
Discalimer
Masashi Kishimoto
Story By
Lavendark
[Hinata Hyuuga, Sasuke Uchiha]
Genre
Romance, Drama, Slice of Life
.
.
.
.
.
Enjoy Reading!
.
.
.
.
.
"Apa dia gila??!!" Karin berteriak memekik. Dirinya terlihat sangat terkejut, ah tentu saja... jika dirinya saja sampai berteriak seperti itu, bagaimana denganku? Kadang aku bertanya-tanya apa sih isi otak seorang Shikamaru Nara? Mengajak menikah? Apa dia tidak tau jika menikah itu bukanlah hal yang sepele? Ini adalah keputusan dimana aku akan hidup dan mengabdi menjadi wanita pada satu orang pria sampai mati...
Jantungku hampir copot karena lamaran dadakan Shikamaru. Padahal aku berharap dilamar dengan cara yang romantis, dibawakan 100 bunga lavender dan dipasangkan cincin yang cantik.
"Lalu apa jawabanmu?" aku sedikit memandang Karin tajam. Jujur aku sedikit Lelah, kapan mobil merah ini jalan? Karin benar-benar tidak mau menyalakan mobil. Kami masih di parkiran hotel sabaku, ah yang benar saja! baru sampai mobil dia sudah mengintrogasiku yang macam-macam.
"Bisakah kita pulang terlebih dahulu Karin? Setidaknya aku ingin duduk disofa yang nyaman"
"ck! Haa..... lihat! Seharusnya kita tidak pergi reuni! Kakakku jadi kalah start" mendengarnya membuatku memutar bola mata bosan. Selalu saja kakaknya. "Hinata! Aku tidak mood berkendara... ceritakan terlebih dahulu" aku menganga mendengarnya. Ah... Karin si keras kepala.
Aku memijit keningku yang tiba-tiba nyeri, belum selesai permasalahan kerja di perusahaan Uchiha, aku juga harus menghadapi orang gila macam Shikamaru, dan satu lagi perempuan keras kepala.
"tentu saja aku menolaknya, Karin.... Kau fikir aku ini apa?? Menikah dengan seorang pria yang bahkan keluargaku tidak mengenalnya" kali ini aku melihat Karin yang menganga.
"kau serius? Wah, kau melewatkan tangkapan bagus Hinata" aku menghela nafas, aku tidak pernah tau jalan pikiran Uzumaki Karin. Sesaat dia menyuruhku untuk menikahi kakaknya, sesaat pula ia menyayangkan diriku yang menolak pria lain. "lalu bagaimana tanggapannya?"
"ya begitulah"
"ya begitulah bagaimana?! Kau ini... ceritakan dengan benar!"
"dia tidak terima" aku mendengus ketika melihat respon Karin yang berakting terkejut, menutup mulutnya dengan mata yang dibuat melotot.
"sungguh??" lagi, aku berdecak kesal "waaaaah... dia gentle sekali sih! Aku juga ingin dibegitukan!" Karin dan segala kegilaannya.
"dibegitukan bagaimana??? Maksudmu dilamar di taman belakang dengan obrolan seadanya?? Lagipula kau sudah punya suigetsu" aku melihat Karin yang memanyunkan bibirnya. Terkadang aku kasihan dengan suigetsu. Sebenarnya suigetsu itu apa sih dimata si Karin??
"jadi dia memaksamu untuk menerima lamarannya?"
"hm.... Tidak juga sih, dia seperti tau aku akan menolaknya, jadi dia menyuruhku untuk memikirkannya... dan meminta izin untuk mulai pendekatan denganku. Kurasa dia ingin masuk kedalam zonaku"
"sungguh?!" sekilas aku seperti melihat secercah cahaya berkilau dari mata Karin. "wah! Si jelek yang beruntung ini!! Sungguh aku iri!" mendengarnya membuat tanganku relfek memukul pundah Karin "lalu bagaimana tanggapanmu?" lanjutnya
"yah.... Aku bilang 'silakan jika itu maumu"
"dasar wanita kejam! Kau ini tidak menghargai perasaannya Shikamaru ya?! Kau tau, butuh keberanian untuk mengajak menikah seorang wanita!" aku mengiyakan Karin diam-diam.. tapi tetap saja, aku tidak menyukai Shikamaru... jadi untuk apa memberi harapan palsu?
"haaaah.... Mau bagaimanapun Shikamaru mencoba, aku tetap tidak akan menikahinya.. Karin!" mendengarnya membuat Karin menaikan sebelah alisnya "sudah ku bilangkan, laki-laki semacam Shikamaru itu bukan tipeku" lagi-lagi aku memutar bola mata saat melihat Karin menganga.
"kau serius dengan komitmenmu? Menikahi laki-laki miskin dan jelek?" dahiku sedikit berkedut mendengarnya.
"sederhana Karin! Tidak miskin, tidak jelek juga!"
"dasar aneh! Yang Namanya tidak kaya dan tidak tampan itu ya miskin dan jelek!" kulihat Karin menyenderkan punggungnya ke jok mobil, lalu memandangku dengan menyeringai "kau sudah putus asa masalah asmara ya?"
"ah tidak tau ah! Rasanya aku mau jadi gadis penunggu kuil saja"
"kau tidak kasihan dengan ayahmu yang mendamba cucu?"
"aah.... Aku pusing! Ayo pulang" aku mulai merengek. Sungguh aku tidak nyaman dengan pembicara masalah jodoh. Apa Karin tidak tau aku masih berkabung gara-gara si brengsek sasori dan Sasuke?
Karin mendengarkan ucapanku. Dirinya mulai menyalakan mobil dan mulai menyetir dengan bibir yang mencebik kesal.
.
.
.
...
.
.
.
Shikamaru memasuki bar didekat hotel sabaku, Naruto dan yang lainnya menunggunya disana. Katanya itu permintaan Sasuke yang merengek untuk pergi dari tempat reuni. Shikamaru sedikit bertanya-tanya, tidak biasanya Sasuke mau datang untuk acara reuni.
Mungkinkah karena ada Hinata Hyuuga?
Setau Shikamaru, Sasuke sudah bertunangan dengan model cantik dari keluarga Haruno.... jadi tidak mungkinkan Sasuke masih menyukai si Hyuuga?
Saat memasuki bar, Shikamaru langsung tau dimana posisi teman-temannya, itu karena rambut kuning Naruto yang nyentrik. Saat sampai di sana, fokus Shikamaru berada pada Sasuke yang menyeringai kearahnya sambil memutar-mutar gelas yang terisi wine.
"yo Sasuke, lama tak jumpa" Shikamaru sedikit berbasa-basi.
"Hn...." Sasuke menjawab seadanya, kali ini fokus pandang Sasuke kearah wine merah yang memantulkan wajah tampannya.
"bagaimana kabarmu, Sasuke?" mengambil gelas dan menuangkan wine kedalamnya, Shikamaru bergabung untuk mabuk-mabukan. Dirinya sedikit frustasi karena ditolak oleh Hinata.... Bahkan wanita itu menolaknya dengan spontan tanpa pikir Panjang. Setelah satu tegakan, Shikamaru memfokuskan pandangannya pada teman-temannya. Kiba yang asik mengobrol dengan bartender, sedangkan Naruto sedang asik menggoda beberapa perempuan cantik. Dasar playboy.
"tidak pernah lebih baik dari hari ini..... shika" ucapan Sasuke memancing atensi Shikamaru. Jika Shikamaru amati, Sasuke memang sedang terlihat senang..... ntahlah... setau Shikamaru, semenjak kelulusan SMA, Sasuke menjadi jauh lebih dingin dan pemurung.
Mungkinkah karena perempuan Haruno itu yang sudah membuat Sasuke menjadi sedikit pribadi yang ramah?.
"ah ya! Selamat atas pertunanganmu ya, Sasuke" mendengar ucapan selamat dari Shikamaru membuat Sasuke sedikit mengernyit tidak suka. Menghancurkan moodnya yang sedang senang.
"lihat si dobe....."ucapan Sasuke membuat Shikamaru menolehkan pandangannya pada Naruto. Disana Naruto masih asik menggoda beberapa wanita. "bukankah dia sangat beruntung?" lagi, Shikamaru mengernyit tidak mengerti ucapan Sasuke. "diantara kita berempat.... Hanya Narutolah yang paling bebas" kata bebas dari mulut Sasuke seakan-akan membuat Shikamaru sedikit mengerti ucapan Sasuke, dan Shikamaru bisa menebak ucapan yang akan dilontarkan Sasuke selanjutnya. "hanya dia yang masih belum terlibat dengan pertunangankan? Ne Shikamaru?"
Sasuke sedikit mengembangkan senyum kearah Shikamaru, senyum mengejek kepada dirinya, Sasuke dan juga Kiba. Kali ini, Shikamaru yang memutar-mutar gelasnya... pandangannya mulai menyendu... dan murung
"hn.,... kau benar, aku sedikit iri pada Naruto"
"aku mau ke toilet dulu" Sasuke berdiri dan mulai melangkah meninggalkan Shikamaru yang masih menampakan wajah sendu dan frustasi.
Sasuke mulai membasuh wajahnya, dirinya sudah terlalu banyak meneguk wine dan vodka. Dirinya masih harus menyetir dan bekerja besok.... Sasuke tidak boleh terlalu mabuk. Sasuke memandang wajahnya pada cermin wastafel. Tak lama wajah tampannya memamerkan senyum dinginnya.
"tidak boleh ada yang menyakitinya,.... Bahkan sahabatku sendiri.... Hanya aku.... Hanya aku yang boleh menyakiti kelinciku" mengambil ponsel disakunya, kemudian mulai menhubungi seseorang
"Halo... Sasuke-brengsek?"
"suigetsu...."
.
.
.
...
.
.
.
"kau benar-benar yakin Hinata?" Karin sedikit bertanya ketika melihat Hinata yang sudah rapih dengan baju kerjanya.
"apa sih? Kau menanyakan keyakinanku lagi ketika aku bahkan sudah menandatangani kontraknya" semenjak kejadian Hinata masuk rumah sakit, Karin memilih untuk tinggal diapartemen Hinata. Sangat sulit untuk Karin benar-benar bisa tinggal dengannya, perdebatan sengit yang memakan waktu semalaman. Dan mencapai kesepakatan.
Karin tinggal dengannya dengan membagi dua untuk segala pembayaran. listrik, makanan dan lain lain. Tentu saja Karin tidak masalah dengan uang. Dan kedua, Hinata menyetujui Karin tinggal dengannya, asal Karin juga tidak melarang dan menghargai segala keputusannya, seperti bekerja di kantor Uchiha contohnya. Bukannya Hinata tidak peduli terhadap Karin, namun Hinata lebih ingin menjalani kehidupannya dengan pilihannya sendiri, rasa sakit dan senang... Hinata siap menerima itu semua... jujur, Karin sedikit mengekang Hinata.
"kau tau jika Sasuke itu sedikit brengsek dan licik... aku takut kau diperdaya olehnya" Hinata mendengus mendengar pernyataan Karin. Diperdaya bagaimana?? Hinata itu perempuan dewasa yang sudah merasakan diselingkuhi sebanyak dua kali... Hinata sudah kebal jika harus berhadapan dengan laki-laki brengsek... terlebih adalah mantannya sendiri.
"Hinata" Karin memanggil dan menarik eksistensi Hinata yang sedang menyantap roti selai kacangnya.
"hm?"
"kupikir aku tidak boleh menyembunyikan ini....." melihat raut wajah Karin yang sedikit sedih, membuat Hinata tambah penasaran
"Ada apa Karin? Katakana saja"
"kemarin saat kau pergi ke mini market, sasori datang ke apartemenmu......" Karin menggigit bibirnya ketika melihat Hinata yang membelalak mata. "kau belum mengganti passwordmu ya?? Sasori masuk ke sini, aku kaget sekali..... untung saja kau tidak ada dirumah"
"dia sudah gila ya?" ucapan lirih Hinata masih bisa Karin dengar. Tentu saja, mantan masuk ke apartemen tanpa mengetuk bahkan memencet bel..... dipikir apa yang ada diotaknya itu? Bahkan Karin yang tidak terlibat pun sangat ngeri saat melihatnya masuk. Dipikiran Karin, apakah laki-laki itu akan membunuh atau memperkosa Hinata... semua dipikiran Karin berbau negative... dan Karin yakin, semua orang akan berfikiran yang sama. Jika sasori adalah laki-laki psikopat "lalu apa yang terjadi Karin??" pertanyaan Hinata menyentak kesadaran Karin.
"tentu saja aku mengusirnya hime.....kau tau, kurasa dia punya niatan jahat padamu,....." Hinata sedikit syok mendengar ucapan Karin, lalu dirinya terkekeh dan membuat Karin tambah jengkel "jangan tertawa bodoh! Aku sedang ketakutan disini.....!!" Hinata semakin tertawa mendengar ucapan Karin. Sebenarnya siapa yang seharusnya ketakutan?
"kau tidak perlu khawatir Karin,... sasori bukanlah pria yang seperti kau bayangkan... enyahkanlah pemikiran anehmu,.... Sasori itu laki-laki yang baik"
"laki-laki yang baik katamu? Pria yang baru mengajak pacarnya bertunangan dan malah membawa wanita lain kehotel? Apa itu definisi baik?"
"hei! kau membuka luka lamaku!....... sasori itu masih punya otak yang rasional... dia masih harus membahagiakan neneknya di suna... lagipula, ketakutanku itu sasori yang memaksaku untuk balikan... jangan berfikir adegan pembunuhan atau pemerkosaan"
"luka lama dengkul mu?! Aku serius Hinata.... Aku takut!. Hmmmm... bagaimana jika kita pindah ke rumahku saja? aku janji tidak akan menariki pembagian uang padamu"
"hei kau menyindirku karena menariki mu uang sewa?"
"Aarggggh..... Hinata~~ jangan bercanda" Karin menampakan wajah jengkel dan nada yang merengek. Membuat Hinata mendesah Lelah. Menggenggam tangan Karin dan mencoba menenangkannya.
"tenanglah Karin...... percayalah padaku,... aku yakin bisa mengatasinya.... Aku janji padamu..... aku akan selalu bahagia mulai sekarang" dan hanya manyunan bibir Karin yang menutup obrolan pagi mereka.
.
.
.
...
.
.
.
Hinata sedikit memijit keningnya yang tiba-tiba sakit.
Sasuke brengsek dan biadab. Baru saja tadi pagi dirinya berjanji akan bahagia, tapi Sasuke berhasil memporak-porandakan semuanya. Sasuke menyuruhnya untuk bertemu pukul 08.00 pagi, dan bahkan sekarang sudah pukul 9.30 pagi. Ini sudah satu setengah jam,... dan sekertarisnya bilang bos nya itu masih tidak bisa diganggu dengan alasan yang bahkan Hinata tidak tau. ini sangat tidak jelas dan seperti disengaja. Apa Sasuke sangat dendam dengannya?
Ah Hinata Lelah... rasanya ingin pulang dan langsung curhat pada Karin.
"nona Hyuuga...." Mendengar Namanya dipanggil, Hinata berdiri dan menghampiri sang sekretaris yang Hinata tau bernama megumi. "Uchiha-sama sudah bisa ditemui" mendengarnya membuat Hinata tersenyum paksa pada sang sekretaris...
Hari ini adalah hari penentuan posisi Hinata di perushaan... Hinata cukup was-was jika Sasuke dengan seenak udelnya memasukannya pada bagian pantry. Ugh! Meski gajinya sangat besar, Hinata tetap tidak sudi jika harus mengambil OB di perusahaan Sasuke.
Ketika Hinata masuk, ruangan milik Sasuke terlihat luas dan rapih. Ya, Hinata sangat tau bagaimana sosok Sasuke Uchiha, disiplin dan sangat menggilai kerapihan dan kebersihan. Barang-barangnya pun barang-barang mewah yang mungkin jika ditotal Hinata bisa membeli rumah nuansa eropa dengan harga selangit. dulu saat hinata memasuki kamar milik sasuke, kamar itu juga selalu rapih dan bersih.
Ini sudah 10 menit dan bos barunya tidak mengucapkan satu kata patah pun. Hinata mulai Lelah berdiri bengong. Betisnya mulai berkedut sakit.
"Ekhem... Uchiha-sama" Hinata berusaha menarik eksistensi Sasuke. dan berhasil, sasuke mengangkat wajahnya
"ah... kau sudah tiba, aku tidak menyadarinya" ucapan Sasuke membuat Hinata mendengus dalam hati. Tidak menyadari apaanya?? Bahkan Hinata masih lihat lirikan dan seringaian Sasuke saat dirinya masuk. Jika ini adalah salah satu skenarionya, maka Sasuke sangat kekanakan. "hm... nona Hyuuga, kau terlambat 108 menit" ucapnya sombong sambil melihat pergelangan tangannya. Hinata yakin harga jam tangan itu sama halnya dengan harga tas milik Karin.
Ah lupakan jam tangannya. Apa katanya tadi? Hinata tidak salah dengar kan?? Terlambat 108 menit? Rasa-rasanya mendengarnya membuat rahang Hinata hampir lepas. Pria di depannya ini benar-benar sedang membodoh-bodoh dirinya. Hinata lebih memilih diam, berdebat dengan laki-laki kekanakan hanya akan menguras emosi. Malah Hinata berharap di pecat sekarang juga. Dengan begitu, Hinata bisa mengemis pekerjaan pada Karin.
"nona Hyuuga, aku berbicara padamu" nada Sasuke sedikit dinaikan, tapi kentara sekali jika Sasuke sama sekali tidak marah.
"ah maaaf Uchiha-sama.... Saya tidak akan mengulanginya lagi" benar, Hinata tidak akan mengulanginya lagi. Jika dirinya disuruh menunggu lagi karena bosnya yang sibuk dengan alasan yang tidak jelas... maka Hinata akan mendobrak ruang kerjanya.
Disisi lain, Sasuke hanya mengernyit tidak suka dengan ucapan Hinata. Ini tidak sesuai bayangannya... sejak kapan kelincinya menjadi sangat penurut?
"aku maafkan" ucapan Sasuke hanya membuat Hinata memejamkan mata dengan anggun.... Lihat, masalah langsung beres saat Hinata berfikir rasional untuk tetap bersabar. Hinata yakin Sasuke itu sengaja... jadi mana mungkin karena telat ini, Hinata akan di pecat. "ada keperluan apa nona Hyuuga menemuiku?"
Kali ini Hinata benar-benar sukses menganga. Ini sungguh tidak lucu. Sasuke sendirinya yang meminta Hinata datang untuk penentuan posisi... tapi apa katanya? "penentuan posisi, Uchiha sama" umpatan-tinggalah umpatan... Hinata tidak bisa mengumpat selain dalam hati. Terang sekali Sasuke sedang memicu perkelahian disini... dan Hinata harus tetap sabar menjadi orang yang paling pintar.
"ah ya! Sudah kuputuskan kau menjadi asisten pribadiku, nona Hyuuga"
"A-asisten?" apa pria ini gila? Asisten apa? Pribadi apa? Hinata itu mengambil jurusan bisnis... dan menjurus ke arah marketing. Apa Sasuke tidak membaca biodata miliknya. Ini semakin jelas.... Sasuke sedang menjebaknya. "maaf Uchiha sama... tapi spesialis saya pada bagian marketing"
"divisi marketing sudah penuh... lagipula divisi itu hanya di isi oleh orang-orang yang berkompeten" Sasuke sedang mengejek dirinya jika dirinya tidak berkompeten. Hinata menggigit bibir. Menahan amarah.
"ta-tapi, bukankah anda sudah memiliki megumi-san sebagai sekretaris anda?"
"sekretaris ya sekretaris... kau itu asisten pribadiku.... Itu jelas berbeda"
"lalu apa tugas saya.... Uchiha sama?"
"hm.... Menemaniku" Hinata melotot takjub. Sasuke benar-benar brengsek. Menemani?? Apa maksudnya???
"maksud Uchiha sama? Maaf, saya kurang mengerti"
"yah... seperti membawa berkas-berkas, membuatkan ku kopi... lalu,... hmmm, biar kupikirkan sisanya nanti" apa katanya? Sasuke benar-benar gila! Itu seperti pekerjaan seorang pembantu yang sedang di injak-injak. Memangnya Hinata anjing penurut apa?? Hinata benar-benar sedang merasa dilecehkan.
"Uchiha-sama.... Kupikir ini tidak sesuai dengan prosedur-" segera, ucapan Hinata langsung dipotong oleh Sasuke.
"tau apa kau tentang prosedur nona Hyuuga??? Aku yang memegang kendali disini.... Jadi tidak perlu kau pusingkan masalah prosedurnya"
Mendengarnya membuat Hinata menggeram kesal. Hinata sudah siap jika harus di perlakukan tidak layak oleh Sasuke saat di tempat kerja, tapi Hinata tidak menyangka jika akan separah ini... ini bukanlah perlakuan yang tidak layak... tapi ini adalah pembodohan!
"haik! Uchiha sama!" Hinata mengucapkannya dengan suara keras dan lantang... Hinata benar-benar hanya bisa menelan pil nasib. Berpacaran dengan Sasuke adalah penyesalan nomor satu dalam hidupnya. "hmmm.... Uchiha sama, dimana ruang kerjaku?"
"disini"
Mendengarnya membuat Hinata mencoba melihat sekeliling. Hanya ruangan kosong yang di isi sofa dan meja kerja milik Sasuke.
"ma-maaf?" Hinata mencoba memastikan jika pendengarannya masih berfungsi
"disini, kau tidak dengar?"
"ta-tapi...."
"jangan banyak membantah Hyuuga! Kau belum bekerja saja sudah banyak mengeluhnya... kau ingin ku pecat?"
'ya! Pecat saja aku!!!!!' teriak Hinata dalam hati. "hm,... tapi, dimana saya harus duduk?"
"kau tidak melihat disana ada sofa?" Sasuke dan segala kegilaannya. Hinata tentu saja masih sadar jika ada sofa! Tapi masa iya Hinata harus bekerja dengan duduk disofa dan memandang kosong tembok putih diruangan ini?! Jelas saja Hinata tidak mau!! "ada apa lagi??? Wajah jelekmu terlihat sangat keberatan? Terserah saja.. kau mau duduk dimana.... Jika kau ingin meja dan kursi, maka buat sendiri!"
Dan Hinata sungguh ingin menangis. Ini bahkan masih 1 jam dirinya bertemu Sasuke, tapi Hinata sudah merasakah stress berkepanjangan.
Sungguh! Sasuke sama sekali tidak professional. Ini pasti karena dendamnya pada Hinata saat dirumah sakit tempo lalu.
"izinkan aku mencari kursi dan meja ku... Uchiha sama" Hinata masih mencoba menyabari dirinya lagi. Saat melihat Sasuke menganggukan kepalanya, Hinata segera melengos dari sana. Langkahnya tiba-tiba berhenti di daun pintu ketika Sasuke kembali bersuara.
"ah ya Hyuuga.... Kudengar kau akan menikah, kuharap aku mendapatkan undangannya" Sasuke si brengsek itu terang sekali meledek Hinata. Hinata mengingat perkataannya jika dirinya akan tetap menikah dengan sasori saat dirumah sakit. Dan dia meledek Hinata karena Hinata seperti menjilat ludahnya sendiri.
Hinata menoleh, dan kemudian tersenyum. "ah tentu... Uchiha sama...... aku tidak akan lupa untuk menulis namamu di undangan pernikahanku nanti.... Jadi, saya permisi!"
BRAK! Suara pintu tertutup dengan keras.
.
.
.
...
.
.
.
Setelah berkutat mencari meja dan kursi, akhirnya Hinata berhasil menciptakan dunia kerjanya sendiri, di ruangan Sasuke, di pojok dengan posisi membelakangi sang presdir. Ah setidaknya Hinata tidak perlu melihat wajah tampan presdirnya. Hinata mengambil beberapa berkas dari megumi, meski Sasuke tidak memintanya untuk bekerja, tapi Hinata tetap gatal untuk bekerja, Hinata akan mengawalinya dengan mempelajari internal perusahaan Uchiha terlebih dahulu.
BRAK!
"Sasuke!!! kau bilang akan mengenalkan wanita sebagai tunanganmu pada kaasan!!! Jadi dimana dia?! Kau berbohong ya??!!"
Kegiatan Hinata terhenti. Dirinya terkejut saat mendengar dobrakan pintu dan teriakan seorang wanita. Saat Hinata menoleh Hinata sedikit terkejut karena Mikoto lah yang Hinata lihat. Ah, jujur Hinata sedikit rindu dengan Mikoto... dulu saat masih berpacaran dengan Sasuke, Hinata dan Mikoto selalu melakukan kegiatan masak Bersama setiap minggunya.
Tidak hanya Hinata, Mikoto juga terkejut ketika melihat seorang perempuan berada di ruangan anaknya. "Ah maaf! Kupikir putraku seorang diri" lalu Mikoto menoleh pada sang putra sambil melotot tajam. Dan Sasuke hanya mendengus saja.
"lama tak jumpa..... Mikoto obasan" Mikoto mengernyit mendengar ucapan Hinata... lama tak jumpa? apa Mikoto mengenal perempuan didepannya ini? Mikoto meneliti tiap jengkal... dan kemudian dirinya membelalak matanya.
"Hi-Hinata??" dan senyuman Hinata membuat Mikoto menghampur kepelukan Hinata. "aah....!!! Hinata! Kaasan rindu dirimu!!!! Kau semakin cantik saja, bahkan kaasan sampai tidak menyadari jika ini adalah dirimu" Hinata hanya membalas terimakasih dan memeluknya. hinata juga rindu dengan Mikoto. Hinata yang sudah lama kehilangan sang kaasannya, bisa merasakan lagi kehangatan dari Mikoto Obaasan. dirinya sangat menyayangi Mikoto selayaknya ibunya sendiri,
"tunggu, Hinata.... Apa yang kau lakukan disi---
Perkataan Mikoto terhenti. Tiba-tiba kilasan ingatan muncul diotak Mikoto. Putranya bilang sudah mendapatkan calon menantu yang pasti akan disukai oleh dirinya....
Mikoto menoleh pada sang putra, terlihat ada sesuatu kebahagiaan yang tertahan di wajah Mikoto. Dan itu membuat Sasuke mengerti.....
"Sasuke... mungkinkah....." lalu Mikoto melihat kearah Hinata.
Tidak! Sasuke sedikit berteriak dalam hati. Sasuke tau betul perkiraan kaasanya. Pasti karena ucapannya tempo lalu perihal calon pendamping. Saat itu memang yang dimaksud Sasuke adalah Hinata, tapi setelah Hinata membuatnya sakit hati lagi dirumah sakit, itu membuat Sasuke merubah haluannya.
Fakta Sasuke yang masih menyukai Hinata adalah aib untuk Sasuke... dan Hinata tidak boleh tau perihal itu.
Sasuke harus membuat kaasannya diam.
Disisi lain, Hinata hanya mengernyit bingung. Ini kondisi yang aneh. Mikoto obasan sedang menampilkan ekspersi senang yang tertahan, sedangkan presdirnya menampakan sorot pucat dan kepanikan.
"Sasuke! jika seperti ini kondisinya...... tidak perlu bertunangan! Langsung saja menikah"
"kaasan!"
.
.
.
TBC
Lama Tak Jumpa..... Maaf yaa... aku masih sangat sibuk untuk persiapan wisudaku tanggal 1 besok..... jadi dimohon untuk para nakama untuk tetap bersabar....
Komentar dan suara kalian selalu bisa menyemangatiku untuk menulis...
terimakasih banyak....
jangan lupa untuk tetap beribadah.....
Have a nice Day! Nakama
Signature (Lavendark) [apakah banyak Typo? ]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top