-CHANGE-
CHAPTER 17
-CHANGE-
DAMN HEART
Discalimer
Masashi Kishimoto
Story By
Lavendark
[Hinata Hyuuga, Sasuke Uchiha]
Genre
Romance, Drama, Slice of Life
.
.
.
.
.
Enjoy Reading!
.
.
.
.
.
"ini serius?" Karin memperhatikan thermometer dengan pandangan kesal "entah kenapa melihat thermometer ini aku merasa terhina" lanjutnya lagi. Thermometer yang menunjukan suhu manusia normal. "kau sembuh justru saat kutinggalkan? Hinata? Jangan katakan jika aku memang tidak diinginkan di apartemenmu?" dengan pandangan agak kesal Karin mencibir dan melempar thermometer ke atas meja. Tangan lentiknya mulai mengambil lagi beberapa bingkisan disamping Hinata "lebih baik aku menjual oleh-oleh ini dibanding kuberikan padamu" mata Hinata terbelalak, coklat panasnya yang terasa manis entah kenapa menjadi sangat menyengat di tenggorokannya.
Dasar pamrih!
Karin terlalu kekanak-kanakan!
"lihat siapa yang bicara! Kau mau aku sakit terus?" Karin diam, Hinata mulai sewot "jadi kau terobsesi untuk merawatku? Kau fikir kita sedang main dokter-dokteran??" Hinata berdiri, dan mulai merampas semua bingkisan yang berada dipelukan Karin. Karin menganga.
"kembalikan bingkisanku!" tangan bercat kuku merah itu langsung menarik lagi bingkisannya.
"kau sudah memberikannya padaku, jadi ini milikku!" Hinata tak mau kalah, dan pada akhirnya bingkisan itu tetap berada dipelukan Hinata. Karin tersenyum tipis, merasa senang karena sepertinya Hinata telah melupakan masalah skandal dan mulai menjadi lebih baik.
Mungkinkah karena kedatangan Sasori saat itu?
"kau lebih ceria Hinata.... Aku jadi merasa tersinggung! Jangan bilang kau seperti ini karena ku tinggal pergi?" Karin siap menjambak dan mencakar jika Hinata menjawab 'iya, aku lebih baik saat kau tinggalkan'.
"kau bercanda? Aku merindukanmu sampai terbawa mimpi" ucapan Hinata yang membuat Karin menonaktifkan cakarnya.
"apa terjadi sesuatu saat aku pergi?" Karin bertanya santai, mengambil beberapa biscuit buatan Hinata yang selalu menjadi cemilan favoritnya.
Pertanyaan itu sontak membuat Hinata tersentak, tak lama teringat tentang Uchiha Sasuke dan perasaan tersembunyinya "tidak terjadi apa-apa" lirihnya sambil membuang wajah.
Awalnya, niat Karin hanya berbasa-basi agar bisa mengobrol santai dan bertanya kabar, namun..... melihat Hinata yang gugup dengan rona merah tipis di pipi gembilnya, membuat Karin menjadi serius dan menyipit curiga "apa yang terjadi?" kali ini nadanya sarat akan kecurigaan dan mata rijangnya menjadi lebih tajam.
Hinata kelabakan "tidak terjadi apa-apa! Gunakan telingamu!" ucapan Hinata membuat atmosfir menjadi mencekam. Hening beberapa saat sebelum Karin berdiri dari duduknya.
"Aku akan mengecek CCTV!"
Hinata makin kelabakan, mengingat Karin sangat membenci Uchiha Sasuke. tangan Karin dicekal..... Hinata menahannya. Dugaan Karin benar! Hinata menyembunyikan sesuatu.
"Lihat! Kau menyembunyikan sesuatu saat aku pergi!" ucapan Karin membuat Hinata tersadar, dan merutuki kebodohannya. Disini kan tidak ada cctvnya! Ini kan apartemennya. "katakan! Kau bilang kita saudara tanpa rahasia!"
Hinata diam, dan menimbang-nimbang. "ini hanyalah permasalahan pembicaraanku dengan Sasori" Hinata tidak bohong, Hinata memang berbicara hal yang pribadi dengan Sasori kemarin. Dan Hinata masih mau merahasiakan perihal Uchiha Sasuke. tentu saja Hinata tidak mau Karin mengamuk di kantor Uchiha.
"huh! Baiklah! Kau kulepaskan kali ini!"
Hinata bernafas lega. Untunglah Karin langsung percaya padanya.
"Karin" Karin menoleh, mengernyit saat Hinata tetap menahan tangannya "eum... aku ingin bertanya" Hinata ingin bertanya? Tidak seperti Hinata yang biasanya,.... Karin memilih untuk duduk kembali, lalu memandang sang sahabat dengan pandangan seriusnya "Apa yang kau lakukan jika kau mengetahui seseorang menyukaimu?"
Karin tersentak. Memandang Hinata heran... apakah Hinata sedang dekat dengan seseorang? Dari hasil pengamatan Karin, setelah putus dengan Sasori, Hinata belum terlihat dekat dengan pria manapun. "kau sedang dekat dengan seseorang?" Hinata mencibir. Bukannya menjawab pertanyaannya, Karin malah bertanya balik padanya.
"bukan seperti itu! aku bertanya hanya penasaran......." Alis Karin mengangkat, membuat Hinata tambah mendengus kesal. "apa? Aku tak dekat dengan siapapun saat ini" seperti inilah sifat Hinata yang selalu membuat Karin curigaan. Hinata selalu tidak berbicara terus terang.... Mau sampai kapan Hinata itu menyimpan rahasianya sendiri?
"Haaaah.... Kalau aku sih tidak mungkin antusias dengan itu! aku sudah punya Suigetsu" Karin bodoh dan tak mengerti situasi... Hinata lagi-lagi harus mendelik.... Karin tidak bodoh! Dia hanya sengaja berbelit-belit, itu yang Hinata tangkap dari seringai mengejeknya.
"kondisinya, kau belum punya pacar! Aho!"
"huh?! Tentu saja itu tergantung pada perasaanku!...." Karin menatap Hinata "jika aku tidak menyukainya,.... Maka aku akan memilih menjauh dan berusaha tak acuh padanya! Tapi jika aku menyukainya,.... Tentu aku akan senang dengan fakta itu, dan aku akan terus menempeli dirinya" Hinata terkekeh dengan pernyataan Karin yang terakhir. Yah, bukankah itu sudah jelas? Untuk apa Hinata bertanya lagi?.....
Tentu. Karena Hinata bingung dengan perasaannya sendiri.
"Nah jadi Hinata...... Apakah kau menyukainya?" pertanyaan yang membuat Hinata menghentikan kekehannya. Menyukai Sasuke? Hinata tidak pernah berfikir jauh hingga kesana. Sasuke adalah masa lalu Hinata.... Ini terlalu rumit baginya. Hinata pernah membuka hati untuk orang lain.... Tulus mencintainya, dan harus merasakan sakit.
Bagaimana dengan Sasuke? obrolannya Bersama Sasori tempo lalu langsung menyerang kepalanya. Hinata yang membela Sasuke, Hinata yang masih bisa membuka hatinya pada Sasuke...
Hinata terkekeh. Apa-apaan jawabannya itu? apakah itu karena efek Hinata yang sedang sakit?
Mata bulan itu memandang Karin dengan teduh... menyiratkan sebuah rasa yang tulus "aku tak menyukainya.... Karin"
"begitukah?" Hinata hanya mengangguk menanggapi "Ah souka..."
Keadaannya menjadi hening beberapa saat. Karin sibuk memainkan ponselnya, meski dalam hati sedikit bertanya-tanya siapa pria yang dimaksud Hinata. Sedangkan Hinata? Hinata memainkan ibu jarinya, sedikit gugup dan memandang Karin agak canggung. Ada hal yang ingin dikatakan Hinata, hanya saja.... dia terlalu malu.
"apa lagi?!" Karin menyerah, merasa jengah saat Hinata memandangnya layaknya bayi iguana. Kasihan tapi menjijikan.
"Eum... ka-Karin!" wajahnya agak memerah, dan Karin hanya bingung dibuatnya. "Me-menurutmu, apakah aku ini ca-cantik" Karin tertawa. Jadi ini yang dari tadi membuat Hinata bertingkah malu-malu?
"ouh,... Hinata sayang, semua wanita itu terlahir cantik! Hanya saja... apakah mereka bisa mengeluarkan potensi itu... atau tidak!"
"Apa maksudmu?"
"Perawatan Hinata! Seorang perempuan yang malas, tidak akan pernah bisa cantik!" Hinata tertohok dibuatnya. Yah, Hinata memang malas berkecipung disana, bukan hanya waktu tapi biaya juga menjadi alasan Hinata.
Karin sering mengajaknya untuk lulur dan segala perawatannya diakhir pekan, Hinata terus menolak, karena menurutnya akhir pekan itu adalah saat dimana seseorang bisa malas-malasan. Saat Karin meng-makeup Hinata untuk reuni beberapa minggu yang lalu, Karin bilang Hinata kurang perawatan dan kulitnya sedikit kering. Hinata memang tak bisa menampik jika kulitnya sedikit kusam, Karin bilang itu karena Hinata yang pernah menetap di suna dengan kondisi cuaca yang panas. Ditambah Hinata tak bisa make-up.. dan tak mengerti masalah kesehatan kulit, membuat dia jauh dengan apa yang disebut dengan cantik.
"Karin... eum, apakah aku bisa menjadi lebih cantik?!" Hinata Lelah jika selalu di pandang sebelah mata. Awalnya Hinata berfikiran masa bodo dengan fisik! Berfikir jika yang terpenting adalah sifat. Namun, karena skandal yang dibuat oleh sakura, Hinata sadar..... dunia itu kejam. Jika kau bisa memaksimalkan kelebihanmu untuk melindungi dirimu sendiri... maka maksimalkanlah.... Hinata berfikiran kolot... wanita bermake-up adalah wanita-wanita yang terlalu mengagungkan penampilan dan tak bisa menjadi apa adanya... tapi sekarang Hinata sedikit membuka fikirannya. Ini bukan masalah mengagungkan penampilan.... Mereka yang bermake-up hanya berusaha untuk tampil lebih cantik dan percaya diri. Lagipula siapa yang akan dirugikan kalau seorang wanita bermake-up?
Jika Hinata menjadi cantik dan bisa melindungi dirinya dari segala ejekan,... kenapa Hinata tak berusaha untuk menjadi cantik saja? Hinata harus lebih menyayangi tubuhnya....
Jelek berkepribadian baik itu bagus..... tapi bukankah akan lebih bagus lagi jika cantik dan berkepribadian baik?
"Tentu saja bisa!" Karin memekik, dirinya terlalu bersemangat. Ini adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh Karin! Sudah lama dirinya gregetan dengan sikap Hinata yang tak peduli pada kecantikannya.
Oh ayolah... sangat langka dijaman seperti ini pria memandang sebuah 'Inner Beauty' dari seorang perempuan.
Segala macam hal sudah berkeliaran dalam otak Karin, seperti perawatan akhir pekan, membuat masker alami bersama, tidur bersama memakai masker sambil bergosip.... Mengajari Hinata make up, membeli beberapa vitamin kulit, olahraga dan masih banyak lagi... Oh lupakan olahraga! Hinata sudah terlalu sempurna dengan tubuhnya yang sekarang.
"Hinata, sepertinya kau harus mulai mendaftar menjadi member di salon langgananku!"
.
.
.
...
.
.
.
Sasuke melangkah santai saat tiba di bandara. Sedikit tersenyum lega saat dirinya kembali ke rumah. Yah... rumahnya di jepang. Sasuke harus rela dan pasrah ketika sang ayah menugaskannya untuk kembali ke jerman. Cabang Uchiha yang disana sedang mengalami krisis, dan Sasuke yang tak sesibuk itachi, harus rela untuk mengambil tanggung jawab ini.
Sudah tiga bulan Sasuke di jerman saat terakhir kali Sasuke merawat Hinata yang sakit, dan sialnya.. kelincinya sama sekali tak peduli dan tak menanyakan kabarnya. Sasuke mau saja menelfon Hinata, tapi sepertinya gadis itu sudah mengganti nomornya. Meminta pada Suigetsu pun percuma..... karena Karin mulai waspada dan lebih tertutup dari biasanya.
Sasuke bertanya-tanya,... apakah Hinata benar-benar sudah lupa tentang insiden dirinya yang sakit? Sasuke sudah susah payah merawatnya,... dan apa balasannya? Tidak ada! Bahkan saat Sasuke menunggu untuk dihubungi demi secuil rasa terimakasih pun tak ada!
Dasar perempuan tak tau diri!
Setidaknya Sasuke tetap bernafas lega saat Suigetsu bilang Hinata masihlah single. Karin mengatakannya sendiri pada Suigetsu, terlebih kencan mereka yang makin jarang karena Karin memilih menghabiskan waktunya dengan Hinata.
Bibir seksi itu tersenyum kala melihat lelaki berambut putih melambai kearahnya.
"Dasar manja! Untuk apa aku ditugaskan untuk menjemputmu di bandara?" Sasuke melepas kacamata hitamnya, memandang Suigetsu yang masih menggerutu. Oh ayolah... Suigetsu itu sibuk! Semenjak Sasuke pergi, tugasnya menumpuk lima kali lipat!
"Kau tidak rindu padaku?" pertanyaan yang dihadiahi dengusan oleh Suigetsu.
"Bagaimana kabar si jelek?" pertanyaan Sasuke yang sangat Suigetsu prediksi. Selama dijerman, Sasuke menghubunginya hanya untuk meminta sebuah informasi dari Hinata! Sialan! Selain sibuk dikantor, Suigetsu juga dipaksa untuk menjadi sumber informasi!
"Aku tak tau.... terakhir kali yang ku tau, Karin ingin menjadikannya sebagai model butiknya" Suigetsu sedikit berfikir "sepertinya itu tiga hari yang lalu" lanjutnya lagi.
"Model? Apa si Karin bercanda?!" Sasuke agak geram mendengarnya. Bukan karena penampilan Hinata yang menghawatirkan! Sasuke juga khawatir jika Hinata harus kena bully lagi! Mungkin dimata Karin dan dimata dirinya, Hinata adalah sosok perempuan yang cantik dan manis, tapi... dimata orang lain? Ah! Sasuke masih mengingat bagaimana komentar pedas- orang-orang yang menilai fisik Hinata. Terlebih..... Sasuke tidak setuju jika wajah Hinata menjadi konsumsi publik! Hinata itu menu utama dirinya! Hanya dia yang boleh mengkonsumsi itu.
"Jangan berteriak padaku!... lagipula, Karin bilang Hinata sudah menyetujui itu"
"Apa?" Sasuke merutuki kebodohan Hinata. Apalagi yang mau perempuan itu lakukan?
Suigetsu hanya berjalan tak acuh, membantu Sasuke membawa salah satu tas miliknya.
"kita pergi kebutik Karin!" baru saja ingin menyalakan mobil, gerakan sugetsu terhenti. Menatap tajam Sasuke dengan menyiratkan 'AKU LELAH!' dan Sasuke hanya memandangnya kesal"ck! Lagipula kau bisa menemui Karin disana" lanjutnya santai.
"justru Karin akan membuatku lebih Lelah! Baka!" Sasuke mendengus tidak peduli. Suigetsu selalu mendrama layaknya wanita. "Kau tidak Lelah? Kau baru saja tiba dari perjalanan jauh! Lagipula, kau masih membawa koper besarmu!" mata Suigetsu melirik kearah belakang, disana terlihat koper hitam yang menyembul dari balik jok mobil.
"Aku sudah biasa... dan biarkan koper itu tetap dalam mobil"
"Kalau begitu, aku tidak ikut masuk!"
"Kau bercanda? Justru kau lah pion yang perlu kugunakan nanti!" lagi, Suigetsu mendelik tak suka dengan perkataan Sasuke. entah dirinya masih dianggap sahabat atau tidak.... Sasuke memperlakukannya layaknya seorang budak!.
.
.
.
...
.
.
.
Dentingan lonceng dari pintu terdengar, membuat Karin menoleh kearahnya. Matanya terkejut dan langsung mendelik tak suka saat menatap dua orang yang terdiam beku di depan pintu. ini adalah pertama kalinya Sasuke dan sang pacar datang ke butiknya. Karin semakin mendelik tak suka, ketika dua orang pria itu menatap tak berkedip kearah perempuan yang berada di meja kasir, sedang melayani dua orang perempuan paruh baya.
"Sasuke... sepertinya aku tau alasan Karin ingin menjadikan Hinata sebagai modelnya" setelah menguasai segala keterkejutannya, Suigetsu menoleh kearah Sasuke. laki-laki itu masih saja menatap Hinata tanpa berkedip. Suigetsu lagi-lagi menatap Hinata. Kapan terakhir kali Suigetsu melihat Hinata? Sepertinya baru beberapa bulan yang lalu.... Tapi lihatlah! Perempuan yang dulu terlihat biasa-biasa saja di matanya sekarang menjelma menjadi cantik. Sangat cantik menurutnya!
Rambut indigo itu dikepang satu, diselampirkan dibahu kirinya, menutup dada bagian kiri depannya... outfitnya terlihat biasa saja, hanya mengenakan kemeja putih lengan Panjang, yang bagian lengannya digulung ¾.... Lalu dipadukan dengan rok violet Panjang yang sedikit mengembang. Seahrusnya penampilan tersebut adalah penampilan yang biasa saja dan terlihat kuno.
Tapi kenapa semua itu malah memberikan kesan anggun pada Hinata? Jangan lupakan juga jepit bunga putih gading yang terpasang di pangkal kepangannya,.... Oh itu mempermanis tampilan Hinata.
Pipi Suigetsu sedikit bersemu saat melihat Hinata sedikit tertawa dan tersenyum kepada dua orang wanita paruh baya. Entah apa yang dibicarakan mereka.
"Bukankah dia jadi sangat cantik, Sasuke?" Suigetsu menyikut pinggangnya. Membuat Sasuke langsung tersentak dan merasa malu. Malu tertangkap basah telah mengagumi seorang wanita.
Sasuke itu sempurna! Tidak seharusnya Sasuke melakukan hal rendah seperti tadi.
Suigetsu bisa memaklumi keterpanaan Sasuke pada Hinata. Oh tentu saja.... Suigetsu saja bisa terpana dan terkejut dengan perubahan Hinata. Apalagi Sasuke? oh ayolah.... Jangan lupakan fakta bagaimana Sasuke memandang Hinata. Ketika menurutnya Hinata terlihat biasa saja menurut Sasuke sudah sangat cantik! Apalagi sekarang? Sudah pasti bosnya ini akan semakin menggalau.
"Kalian ingin memblokir akses masuk pelangganku?! Minggir sana!" teriakan Karin membuat keduanya tersentak dari lamunannya. Suigetsu mengabaikan teriakan Karin, Suigetsu masih penasaran dengan tanggapan Sasuke terhadap perubahan Hinata.
"Hn" Sasuke mengabaikan Karin dan berjalan menuju arah Hinata. Sedangkat Suigetsu tersenyum canggung. Melambai sedikit dan menyapa sang kekasih.
"Hai sayang...." Suigetsu melengos saat melihat Karin malah membuang muka. Sudah dipastikan Karin marah padanya... tentu saja! Suigetsu membawa Sasuke orang yang paling ingin Karin jauhi dari Hinata.
"Jaga matamu! Dasar buaya!" lagi, Suigetsu menelan pil pahit saat Karin mengatainya buaya. Perempuan merah itu segera meninggalkan Suigetsu dan langsung menghampiri Sasuke. Suigetsu sedikit malu saat Karin menangkap basah dirinya memandangi perempuan lain.
Untung saja itu Hinata.
Tunggu dulu! Apa Karin sedang cemburu?
"Aku tak percaya, kau meninggalkan perusahaanku hanya untuk menjadi seorang kasir?" Hinata menoleh, dua wanita paruh baya sudah pergi beberapa detik yang lalu. Sasuke mulai menyulut pertengkaran, nadanya terkesan merendahkan, namun dadanya berdegup kencang. Sialan! Mata Sasuke tak bisa beralih dari bibir yang biasanya polos itu, karena kini terlihat menggoda dengan lipglos berwarna merah muda.
Yah, Hinata memang tidak terlalu menyukai lipstick.... Ditambah bibirnya yang memang sudah merah merona, Hinata hanya menambahkan lipglos agar terlihat segar dan tidak kering. Make-upnya pun tergolong simpel dan tipis. Bulu mata yang memang sudah lentik, tidak ditambahkan apapun lagi.
Karin memang sangat pandai menyesuaikan make-up dengan penampilan Hinata. Tak heran Karin menjadi salah satu desainer ternama di jepang.
Hinata membuka mulut ingin menjawab, namun tertahan saat Karin berada disampingnya dan menatap tajam si pria. "maaf saja ya brengsek! Bonus dan tunjangan yang kuberikan pada Hinata itu lebih besar dibanding perusahaanmu!" gantian Karin tersenyum remeh pada Sasuke "kau bisa lihat sendirikan? Kondisi Hinata sekarang ini memperlihatkan kalau dia sangat bahagia!" Karin tidak bohong! Selama Sasuke pergi ke jerman, Hinata jadi hidup lebih tenang. Ditambah Sasori brengsek yang juga tak ada kabar... membuat Karin merasa dunianya menjadi sangat nyaman. Tiga bulan ini Karin habiskan waktu untuk mempercantik dirinya dan Hinata. Karin sedikit mendumel saat Hinata bisa berubah dan dirinya tetap seperti sedia kala. Sepertinya kecantikan Karin sudah maksimal dititik yang ini. Sedangkan Hinata? Oh... dia masih bisa menjadi lebih cantik lagi. Karin sudah menduga ini.... Dari dasar dan bentuk wajah Hinata, Karin sudah tau jika sebenarnya Hinata itu cantik.
Alis mata yang tebal, bulu mata lentik, mata belo -mata yang jarang di miliki oleh orang jepang yang cenderung sipit- lalu hidungnya yang mancung nan mungil, bibir merah merekah.... Pipi gembil yang merona.... Oh! Hinata saja yang terlalu bodoh karena tak merawat wajahnya dengan semestinya, ditambah Hinata yang pernah tinggal di suna.... Karin pernah kesana, hanya untuk menjenguk Hinata! Disana panas dan berdebu... tentu Karin tak mau jika harus menetap di sana.
Karin senang Hinata menjadi sangat penurut dalam tiga bulan belakangan, dan lihat! Perkataan Karin selalu benar.... Hinata benar-benar menjadi cantik. Karin akan memanfaatkan ini! Mendapatkan model untuk butiknya secara gratis....
Hinata hanya memegang lengan Karin agar tak mengamuk. Memilih menyerah, Karin menghela nafas "jadi apa yang ingin kalian lakukan?" mata Karin mendelik ke arah Suigetsu yang sudah berada disamping Sasuke.
Sepertinya sang pacar mulai menghianatinya.
"Aku ingin menghadiahi ibuku sebuah baju" perkataan Sasuke membuat mata Karin menyipit. Mata Sasuke masih asik memandangi Hinata yang sedang berkutat dengan buku cacatan pemasukan.
"Apa ukurannya?" Sasuke diam. anjing merah ini benar-benar sangat cerewet. Mana tau Sasuke tentang ukuran baju sang kaasan... tentu saja Sasuke berbohong, alasannya kesini hanya untuk melihat Hinata. Sasuke rindu! Sudah tiga bulan dia tidak berkomunikasi dengan kelinci berdada besarnya. Dan sialannya, Karin bisa mengendus niat mulia Sasuke.
"Menurutmu berapa ukurannya?" masih asik memandangi Hinata yang berpose imut karena sedang berfikir. Rasanya Sasuke ingin memasukannya kedalam koper hitam besarnya.
Karin mendengus! Sudah dia duga... Sasuke datang kesini hanya untuk mengganggu Hinata. Karin sudah tau dari lama.... Sasuke itu masih mencintai sahabatnya, dan menurut Karin, dengan kepribadian seperti itu, Sasuke tak akan cocok dengan Hinatanya!, hanya kakaknya lah yang cocok.
"Hinata, kau pergi lah kebelakang, sekarang sudah waktunya makan siang... untuk dua pelanggang tampan kita, biar aku yang urus" Hinata hanya menggangguk menuruti perintah Karin.... Sasuke menggeram marah, jangankan melihatnya, meliriknya saja Hinata seperti tidak sudi.
Apa Sasuke berbuat kesalahan?
Dan lagi si anjing merah ini benar-benar berniat menjauhkan kelincinya!
"Aku ingin ketoilet" Sasuke masih mencari akal. Sepertinya berduaan dengan Hinata di belakang cukup menantang. Dan seperti yang dia duga, si anjing merah tak akan membiarkannya melakukan itu dengan mudah.
Karin menghadang Sasuke, menatap tajam dirinya. "maaf tuan, toilet disini hanya untuk para pegawai!"
Sasuke menyeringai, tentunya sudah menyiapkan rantai untuk dipasang di leher Karin. Mata onyx itu melirik Suigetsu, meminta bantuan. Suigetsu kelabakan. Apa yang harus dilakukannya?
Inilah tujuan Sasuke membawa Suigetsu... untuk berjaga-jaga jika Karin mulai berulah.
"Ka-Karin! Ada yang ingin aku bicarakan dengan mu! Ini mengenai ayah dan ibuku!" tanpa ba-bi-bu, Suigetsu langsung menyeret Karin, Karin sedikit tidak rela,.... Masih menatap Sasuke tajam. "ayolah.... Ini tentang rencana pertunangan kita" dengan paksa, Suigetsu lagi-lagi menarik lengan Karin.
"Huh?!" atensi Karin teralihkan. Lalu dengan berat hati mengikuti tarikan Suigetsu. Karin tak berdaya jika Sudah membahas masalah mertua. Saat Sasuke yakin Suigetsu berhasil merantai anjing merahnya, Sasuke melanjutkan berjalan. Mencari ruang istirahat.
.
.
.
...
.
.
.
"itik buruk rupa sedang berusaha menjadi angsa yang cantik, huh?" Hinata yang sedang membuka kotak bentonya berhenti, lalu menatap kedatangan Sasuke. dahi Hinata mengernyit. bagaimana bisa Sasuke masuk kesini?
Tanpa membalas perkataan Sasuke, Hinata hanya diam dan tersenyum menanggapi.
Sasuke bersumpah, Hinata terlihat sengaja tersenyum seperti minta diculik olehnya. Jika bukan karena harga dirinya, Sasuke yakin sudah menerjang dan melumat habis bibir itu.
Hinata bingung harus seperti apa pada Sasuke. semenjak dia tau bagaimana perasaan Sasuke terhadapnya, Hinata jadi tidak tau harus bersikap bagaimana dengan sang bungsu Uchiha itu. Jika dulu, mungkin Hinata akan mendelik marah dan tersulut emosi, itu karena yang Hinata tau adalah Sasuke membencinya. Tapi sekarang? Sasuke mencintainya, dari dulu... tak berubah.... Perkataan hinaanya pada Hinata bukan perkataan yang sungguh-sungguh dari hatinya.
Satu hal yang Hinata tau.... Sasuke itu tipekal pria tsundere, dan dia hanya berusaha menarik perhatian Hinata saja.
Jujur saja, dibanding marah, Hinata malah melihat Sasuke seperti iba. Kenapa pria itu tidak jujur saja pada perasaannya? Jika Sasuke masih mementingkan ego dan harga dirinya.... Maka Hinata akan melakukan hal yang sama. Ini bukan berarti saat Sasuke menyatakan cinta, Hinata akan terima begitu saja... tidak! Ini tidak sesimple itu. ini agak rumit untuknya, perasaannya pada Sasuke.... bukan perasaan cinta seperti dulu. Namun Hinata tak bisa menampik.... bagaimana berdebarnya Hinata saat melihat Sasuke Sasuke masuk butik tadi.
Hinata menganggap debaran itu sebagai sesuatu ketertarikan, dan perasaan malu. Oh ayolah... perempuan mana yang tidak malu jika kenyataannya ada seorang pria yang diam-diam mencintaimu?
"Makan, Uchiha-san?" Hinata sopan menawari, sedangkan Sasuke mengernyit tak mengerti. Dimana sifat Hinata yang akan berubah menjadi wanita menyebalkan saat digoda olehnya? Kenapa dia sekarang cenderung lebih santai menghadapi celaannya?
Sasuke berjalan tanpa menjawab, duduk dihadapan Hinata... dan memandang bento simpel sang gadis. Sejujurnya Sasuke sangat lapar. Tentu saja dirinya belum makan selama perjalanan dari jerman..... Sasuke tidak pernah menyukai makanan yang disajikan di pesawat.
Melihat Sasuke diam, membuat Hinata mengerti. Sasuke sedang perang batin. Harga diri lagi? Oh ya ampun....! Hinata bisa melihat raut Lelah Sasuke.. Hinata tau dari Karin jika Suigetsu hari ini menjemput sang atasan. Tentu saja pasti Sasuke lapar. Bukan suatu rahasia bagi Hinata jika Sasuke itu benci makanan yang berasal dari pesawat. Hinata tau itu saat mereka berpacaran dulu.
Hinata mengambil tutup bentonya, lalu memindahkan beberapa potong onigirinya.
Sasuke mengangkat alisnya. Sungguhkah ini Hinata? Entah kenapa Hinata sekarang seperti memperlakukannya lebih baik.
Apakah Hinata mulai mencintainya?
"Makanlah Uchiha-san... aku tau kau sedikit Lelah dan lapar. Kudengar kau baru saja kembali dari jerman" Sasuke tetap diam. Hinata benar-benar bertingkah aneh.
Hinata hanya berusaha membangun hubungan yang baik dengan Sasuke. jujur saja, Hinata belum berfikiran apakah dirinya akan membuka hati untuk Sasuke atau tidak... karena kenyataanya Hinata masih belum bisa. Itu terlalu jauh menurutnya, saat ini,... Hinata hanya mengikuti apa yang dia mau, menjalin pertemanan yang baik dengan Sasuke dan menyudahi perang aneh antara keduanya. Yah,... Hinata tau ini akan sulit, ditambah dengan harga diri Sasuke yang selangit... Hinata masa bodo saja. kalau Sasuke ingin berteman, maka Hinata akan sambut dengan baik, jika untuk berhubungan lebih serius maka Hinata harus memikirkan itu terlebih dahulu, lalu jika Sasuke tetap memilih menjadi musuhnya hanya karena harga diri,... yah Hinata juga akan menerima itu.
Sekarang ini, Hinata hanya netral... dan tak mau terlalu memikirkan Sasuke. Hinata juga punya hidup sendiri....
"Aku sudah makan diapartemen tadi" bohong... tentu saja Hinata tau Sasuke berbohong. Dasar! Dengan kedatangan Sasuke saja sudah membuat Hinata sangat yakin... Sasuke langsung kesini saat sampai dijepang. Dan itu membuktikan jika laki-laki di depannya ini sungguh sungguh mencintainya. Hinata tergelitik dengan pemikirannya.
Apa Sasuke sangat merindukannya?
"kalau tidak mau juga tidak apa-apa" Hinata hampir menarik lagi onigirinya, namun tak jadi saat Sasuke menahannya.
"berikan padaku" ekspresinya datar. Dan Hinata tak peduli.
Pasti sulit untuk lelaki sempurna seperti Sasuke menyukai perempuan biasa sepertinya.
Apa Sasuke berusaha agar Hinata mengemis cinta padanya? Cih! Jangan harap!
Tipe Hinata itu lelaki sederhana... dan Sasuke terlalu sempurna.
"kau bisa memakannya menggunakan tisu, maaf... aku hanya membawa satu sumpit" Mendengarnya membuat Sasuke sedikit mendelik tak terima. Jadi Sasuke harus makan pakai tangan?
Melihat delikan Sasuke, Hinata tetap tak peduli, mulai menyumpit makanannya, Hinata makan dengan sangat tenang. Sasuke diam.... begini saja hatinya sudah menghangat. Kapan terakhir kali Sasuke makan bento Hinata? 5 tahun? 7 tahun? Entahlah... Sasuke tak peduli itu, karena sekarang Sasuke sudah bisa memakannya lagi.
Bibir coklat itu tersenyum sangat tipis. Menyuap satu onigirinya sambil memandangi Hinata yang makan dengan gerakan yang menurut Sasuke sangat anggun.
Makan siangnya akan menjadi sangat sempurna jika Karin tak mendobrak pintu dengan keras dan meneriakinya dengan sebutan brengsek! Suigetsu tidak berguna! Menahan pacar sendiri saja tidak bisa!
"Hinata apa yang si brengsek ini lakukan! Oh seharusnya aku tak mempercayai ucapan Suigetsu!" Sasuke berdecak kesal. Suigetsu berada dibelakang Karin yang mengamuk, menampilkan raut wajah minta maaf kepada Sasuke.
'Aku tak bisa menahannya lebih lama lagi'
Hinata berdiri, menghampiri Karin dan sedikit berdebat kecil. Sasuke bisa melihatnya, Karin sedikit menyalahi Hinata karena tak mengusirnya dan Hinata yang bilang tidak apa-apa dan tak terjadi apa-apa. Sasuke tetap bersikap santai, meski kesal karena Karin mengganggu semuanya. Sasuke tak mengacuhkan keributan kecil didepannya, mengabaikan Karin yang menunjuk-nunjuk dan mengancamnya. Mata onyxnya malah terpaku pada sumpit milik Hinata.
Sasuke tau, jika dia tidak bisa berlama-lama disini.... Jadi setidaknya sebelum pergi, Sasuke akan membuat sedikit 'kenangan' pada Hinatanya. Mata onyxnya lagi-lagi melirik Karin dan Hinata yang mengobrol, dan secara diam-diam Sasuke mengambil sumpit yang digunakan Hinata makan tadi. Tangan bergerak, memasukan ujung sumpit itu kedalam mulutnya. Hanya beberapa detik sampai sumpit itu di kembalikan di tempat semula.
Sasuke tersenyum tipis. Setidaknya hari ini mereka sudah berciuman secara tidak langsung.
'Nah, kelinciku,... silakan nikmati ciumanku di sumpit itu' batinnya. Sasuke berdiri, menarik atensi Hinata dan Karin. Karin melotot menantang, dan Sasuke hanya tersenyum meremeh.
Karin kalah satu langkah darinya.
"Aku sudah selesai di sini, Ayo pulang.... Suigetsu" mereka berdua melangkah pergi. Masih tidak peduli dengan teriakan Karin yang menyuruhnya untuk tak kembali lagi.
Tak kembali? Huh! Omong kosong! Sasuke akan kembali kesini lagi, cepat atau lambat.....
.
.
.
...
.
.
.
Majalah itu dilempar dengan keras oleh Sasuke. Karin sialan.... Dia benar-benar mencari masalah dengannya!
"karenanya, dalam waktu singkat, Hinata banyak ditawari untuk mengiklankan banyak produk" ucapan Suigetsu lagi-lagi membuat emosinya naik. Sasuke tak menyangka, Hinata bisa menjadi sangat terkenal seperti ini. Baru seminggu yang lalu dirinya berkunjung ke butik Karin, tapi hari ini.... Nama Hinata sudah menjadi pusat pembicaraan beberapa orang... ini semua bermula karena Karin menjadikan Hinata sebagai model di butiknya. Si setan merah itu benar-benar membuat sasuka murka.... Siapa yang tau jika Karin menaruh produk promosinya kedalam majalah ternama di jepang?
"Tapi kau tenang saja Sasuke,.... Hinata menolak tawaran-tawaran model dan iklan... yah, meski kita tak menampik jika publik mulai menyukai dirinya"
"Bagaimana mungkin dia bisa terkenal secepat itu?" Sasuke pusing.... Merasa jika Hinata sepertinya akan semakin sulit ditaklukan. Ditambah lagi wajahnya menjadi konsumsi publik... ah brengsek!
Persetan dengan rencana awal. Sasuke sudah mulai putus asa. Apa Sasuke harus mengemis cintanya lagi? Seperti dulu? Dan menjadi seperti sampah? Tidak! Sasuke tidak mau!
"pertama, banyak yang sudah mengenal Hinata dari skandal yang pernah dibuat oleh mantan tunanganmu... lalu, kedua..... kau tak bisa menampiknya Sasuke, Hinata itu sangat cantik. Meski mantan tunanganmu itu lebih cantik.... Tapi poin yang membuat masyarakat lebih menyukainya adalah wajahnya sangat oriental, ditambah dia sangat manis... siapapun pasti akan betah melihatnya. Aku juga begitu" untuk kalimat terakhir, Suigetsu mengecilkan suaranya.... Tak mau membuat sang boss merasa cemburu. Tapi Sasuke memiliki pendengaran yang bagus... dan Sasuke menghadiahi Suigetsu dengan tatapan membunuhnya. "Kau harus melihat kolom-kolom komentar di akun sosialnya Hinata.... Kau tau? bahkan pengikutnya bertambah drastis dalam hitungan hari"
"Tapi kau tau apa kabar baiknya Sasuke? beberapa orang mendukung hubungan kalian berdua... dan berharap kalian untuk kembali menjadi pasangan (clbk)" untuk yang ini, Sasuke sedikit menyeringai. Entah kenapa, dijodoh-jodohkan seperti ini dengan Hinata membuatnya senang.
"Oh ya Sasuke, aku lupa satu kabar buruk lagi" seringainya menghilang. Menatap Suigetsu dengan tatapan serius.
"Apa?" Sasuke mulai menggeram marah. jika Suigetsu berkata buruk,... maka itu benar-benar buruk.
"Karin bilang padaku, jika minggu besok, Hinata akan mengikuti kencan buta yang diatur oleh keluarganya"
.
.
.
TBC
.
.
.
Chapter ini terinspirasi dari obrolan author dengan sang ibunda. saat sedang membahas mengenai artis-artis yang awet muda di depan tv.
"Dia kok keliatan lebih muda dari mama sih?"
"Gausah ngomongin Umur! Yang jelas cantik itu butuh duit!!"
.
.
.
Have a nice Day! Nakama
Signature (Lavendark)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top