21 : Raja Yang Merebut Takhta Sang Iblis
Note : Chapter ini adalah kelanjutan dari chapter 20 yang sempat terpotong.
Selamat membaca.
🥀🥀🥀🥀
Lee Jooheon dan Changkyun sampai di tempat tujuan mereka malam itu. Changkyun tidak yakin di mana mereka berada saat ini. Memandang sekitar, Changkyun menemukan empat batu yang cukup besar berjajar seperti tengah membuat sebuah lingkaran dengan jarak merata. Changkyun tahu bahwa batu itu adalah sesuatu yang istimewa, tapi ia tidak yakin apakah itu.
Jooheon kemudian memutar tubuhnya menghadap Changkyun dan menegur pemuda itu. "Putraku, Lim Changkyun."
Changkyun memandang Jooheon.
"Sudah waktunya kau mengambil alih tugas ini."
Kedua alis Changkyun saling bertautan. Dia kemudian bergumam dengan ragu, "segelnya?"
Jooheon mengangguk.
"Aku mungkin bisa menghancurkan segel yang dijaga oleh Da Xian Hyeongnim, tapi aku tidak yakin bisa membuatnya kembali."
"Ketika kau terus menempatkan dirimu dalam keraguan, kau akan kehilangan jati dirimu ... secara perlahan." Jooheon mengarahkan pandangannya pada keempat batu di antara mereka. "Keempat batu ini melambangkan empat gerbang. Kau harus membuat pilihan, gerbang manakah yang akan kau buka. Gomdori sudah pergi, mulai dari sekarang ... kau harus menjadi lebih kuat. Tidak ..." Jooheon kembali memandang Changkyun. "Untuk selamanya ... kau harus lebih kuat dari Gomdori. Hanya dengan itu kehidupan akan berjalan seimbang."
"Tapi bagaimana jika pada akhirnya aku mati di tangan Gomdori?"
"Kau takut?"
"Aku hanya bertanya."
"Kita akan hancur, semuanya ... dunia yang kau lihat saat ini, tidak akan ada yang tersisa. Jadi bagaimana keputusanmu? Kau akan tetap berdiam diri ketika Gomdori menjadi semakin kuat, atau kau lah yang akan lebih dulu menjemput takdirmu? Tentukan sekarang, Lim Changkyun."
Pandangan Changkyun terjatuh, tampak memikirkan ucapan Jooheon dengan serius hingga beberapa saat kemudian sebuah pilihan datang padanya. Ia kembali memandang Jooheon, menyingkirkan keraguan yang masih membelenggu hatinya.
"Berikan kuncinya padaku," ujar Changkyun kemudian.
Jooheon kemudian mendekati Changkyun dan berdiri tepat di hadapan pemuda itu. "Tangan kirimu."
Changkyun mengangkat tangan kirinya, membuka telapak tangannya seakan bersiap untuk menerima sesuatu dari Jooheon. Jooheon kemudian turut mengangkat tangan kirinya. Entah mendapatkannya dari mana, di tangan kanan Jooheon tiba-tiba sudah ada tombak berukuran kecil. Jooheon langsung menyayat telapak tangan kirinya dan langsung mengepalkan tangannya yang terluka.
Jooheon membawa tangannya yang terluka ke atas tangan Changkyun yang terbuka. Perlahan darah keluar dari genggaman tangan Jooheon dan jatuh pada telapak tangan Changkyun.
Jooheon berkata, "darahku akan mewakilkan darah para leluhur kita. Dengan ini, putra kami yang terlahir dengan nama Lim Changkyun, mulai saat ini ... dialah pilar dari Silent Night. Lakukan tugasmu, Nak."
Changkyun menggenggam darah Jooheon yang menetes pada telapak tangannya. Setelah mendapatkan restu dari sang pemimpin organisasi, Changkyun kemudian membawa langkahnya mendekati keempat batu itu. Namun ketika Changkyun memasuki garis transparan yang menghubungkan tiap batu, sebuah cahaya muncul dari genggaman tangan Changkyun. Dan ketika cahaya itu memudar, sebuah tombak kecil muncul di tangan Changkyun.
Changkyun kemudian mengambil ruang yang tercipta di antara empat batu tersebut. Changkyun menghadap ke arah timur, ia mengangkat tangannya yang memegang tombak ke depan, setinggi bahunya dan menggumamkan sesuatu.
"Loquere tenebris ..." (Katakan pada kegelapan)
Changkyun melepaskan tombak di tangannya yang kemudian melebur ketika bersentuhan dengan tanah. Dan ketika tombak itu terlepas dari tangannya, Changkyun berucap, "sang Raja ... akan segera datang."
Angin berhembus dengan pelan, hawa dingin menyergap. Jooheon mengarahkan pandangannya pada langit yang gelap dengan perasaan khawatir yang melukis wajahnya pada malam itu.
Changkyun kemudian duduk bersila menghadap timur, menautkan kedua tangannya dan menghadapkan kedua punggung tangannya yang saling bertautan ke arah timur. Mulutnya menggumamkan sesuatu mengiringi tangannya yang membuat beberapa simbol sebelum menyatukannya kembali. Menghadapkan ujung jemarinya ke atas dengan membiarkan masing-masing jari telunjuk dan tengah saling berhimpitan di saat jemari lainnya saling mengikat, tatapan dingin Changkyun malam itu terlihat cukup gelap hingga sebuah mantra milik sang penyegel keluar dari mulutnya.
"Kuhancurkan yang bertakhta, si pembawa cahaya ..."
Alam segera bereaksi menyambut kekuatan dari sang Raja yang ingin bertakhta dalam kegelapan. Jooheon memandang sekitar, merasakan sesuatu yang benar-benar gelap datang mendekati tempat Changkyun. Dan pandangan kembali jatuh pada sosok Changkyun.
"Para leluhur, lindungilah putra kami," batin Jooheon, sarat akan kekhawatiran.
"...kubawa kembali kegelapan. Aku memanggilmu yang bertakhta, iblis yang bernaung di gerbang timur ..."
Angin lembut berhembus, berputar di sekitar tempat Changkyun seakan tengah membentuk sebuah pertahanan. Dan hal baru terus terjadi seiring dengan mulut Changkyun yang terus mengucapkan mantra penyegel miliknya.
"... Membuka segel ... berikan takhta itu pada sang Raja. Gerbang utara terbuka, gerbang selatan terbuka, gerbang barat terbuka. Kuberikan jiwaku-"
Tubuh Changkyun tersentak dan ia berhenti sejenak. Jooheon yang menyadari perubahan kecil itu menatap lekat, mencari tahu apa yang terjadi saat ini.
Mulut Changkyun terkatup rapat. Namun, perlahan, darah segar meloloskan diri dari sela bibirnya. Dada pemuda itu tiba-tiba terasa memanas. Untuk sesaat ia merasa jantungnya seperti tengah diremas dengan kuat dari dalam. Dan rasa sakit yang ia dapatkan sempat hampir membuyarkan konsentrasinya.
Kedua tangan Changkyun yang saling bertautan tampak sedikit gemetar seiring dengan semakin banyak darah yang keluar dari mulutnya yang terkatup rapat. Tak bisa menahannya terlalu lama, Changkyun kemudian memaksakan diri untuk menyempurnakan ritualnya. Tapi, ketika ia membuka mulutnya, hal itu membuat darah dari mulutnya keluar semakin banyak. Namun, hal itu tak lagi bisa menghentikan Changkyun ketika ia sudah mengambil keputusan.
"Menukarnya dengan sebuah takhta! Berikan semua pada sang Raja. Angin yang berhembus dari utara, antarkan jiwa-jiwa yang tersesat. Lim Changkyun ..."
Tubuh Changkyun kembali tersentak. Terbatuk kecil hingga memuncratkan darah dari mulutnya.
"...Raja yang akan bertakhta, tunduklah pada semua perintah-"
Changkyun kembali terhenti ketika semakin banyak darah yang keluar ketika tubuhnya kembali tersentak. Keringat dingin telah memenuhi wajahnya, dan rasa sakit itu semakin menyiksa tubuhnya. Tubuhnya seperti dibakar dari dalam, dihujam dengan ribuan pisau.
Jooheon yang semakin khawatir lantas berjalan mengitari tempat Changkyun. Dan langkahnya sontak terhenti ketika ia melihat keadaan Changkyun saat ini karena sebelumnya ia hanya bisa melihat punggung Changkyun.
"Lim Changkyun," gumam Jooheon.
Changkyun kemudian memejamkan mata, mengambil seluruh penderitaan dan berusaha untuk merebut takhta sang iblis.
"Gerbang utara tertutup, gerbang selatan tertutup, gerbang barat tertutup. Iblis yang bernaung di gerbang timur ..."
Kedua mata itu terbuka, tapi pada saat itu Jooheon melihat darah keluar dari ujung jemari Changkyun dan sontak mengotori tangan pemuda itu. Jooheon pun tak lagi bisa berdiam diri. Menolak semua hukum, Jooheon mendekati Changkyun dan berniat menghentikan Changkyun.
"Cukup, Lim Changkyun!"
Salah satu mata Changkyun tiba-tiba berubah menjadi hitam pekat. Dan dengan sikap yang lebih dingin, pemuda itu menyempurnakan mantranya.
"Inilah perintahku, dari Raja yang bertakhta ... tutup segelnya ..."
Tangan Changkyun membuat sebuah simpul yang hanya ia yang bisa mengerti maksud dari simpul itu. Dan tepat saat itu, ketika Jooheon menginjak batas terlarang. Cahaya biru muncul dari tanah mengelilingi tempat Changkyun dan tubuh Jooheon sontak terlempar bersamaan dengan ledakan besar yang terjadi dan membiaskan cahaya biru yang berpusat dari tempat Changkyun.
Tubuh Jooheon terlempar cukup jauh hingga terjatuh setelah menghantam batang pohon. Bagaikan sebuah bencana, ledakan besar itu seakan mampu menggoyahkan pulau itu.
Da Xian yang tengah dalam perjalanan menuju bandara bersama dengan Taehyung lantas menepikan mobilnya ketika ia merasakan sesuatu yang besar telah terjadi.
Da Xian turun dari mobil dan segera menemukan cahaya biru yang dibiaskan di langit tepat di atas gunung Hala. Otot wajahnya terlihat menegang, seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.
"Anak itu?" batin Da Xian.
Tampak tergesa-gesa, Da Xian membalik tangan kirinya dan menarik ujung jas yang ia kenakan hingga memperlihatkan pergelangan tangannya. Ia segera melepas jam tangannya dan kala itu tampak sebuah pola heksagram, bintang tujuh sudut yang berada di dalam dua lingkaran dan bertuliskan mantra yang hanya ia ketahui. Sebuah simbol yang bersinar seperti emas sebelum memudar menjadi bayangan hitam dan menghilang dari pergelangan tangan Da Xian.
Da Xian kemudian memandang ke tempat yang sama, tempat yang kini dipenuhi oleh aura kegelapan yang kuat dengan tatapan tak percaya. Si Bocah Penyegel telah berhasil bertakhta dan menggantikan dirinya. Hilangnya simbol di tangan Da Xian menjadi sebuah tanda bahwa segel yang ia perkuat telah dihancurkan. Dan dengan begitu, bebannya akan berkurang. Tapi, ada hal lain yang lebih mengkhawatirkan dari itu. Bisakah Lim Changkyun mengatasi semuanya.
Taehyung yang turun dari mobil lantas menghampiri Da Xian. "Hyeongnim, ada apa?"
Da Xian menjatuhkan pandangannya pada Taehyung, terlihat tengah mengkhawatirkan sesuatu.
"Sudah dimulai, kami akan benar-benar berperang setelah ini," batin Da Xian.
Tak menemukan jawaban, Taehyung mengarahkan pandangannya ke tempat yang dituju oleh Da Xian sebelumnya. Akan tetapi, ia tak bisa merasakan kekuatan Changkyun. Karena ia dilahirkan dalam keadaan yang berbeda dengan orang-orang yang menjadi pilar dari Silent Night. Kelahirannya hanya akan menjadi bencana bagi si Bocah Penyegel. Itulah sebabnya, Lim Changkyun harus lebih kuat dari Park Taehyung.
"Kita pergi sekarang," celetuk Da Xian.
Taehyung kembali ke mobil tanpa mendapatkan jawaban. Dan ia merasa tak lagi membutuhkan jawaban itu. Dia sudah merasa aman dengan melihat Da Xian berada di sampingnya.
🥀🥀🥀🥀
Pengumuman : Mulai bulan ini cerita ini resmi dipindahkan ke Fizzo. Dan bulan ini telah diterapkan sistem Daily Update (update setiap hari)
Kalian bisa menemukan cerita ini di aku Fizzo : Honeybee Official. Dengan judul : DIFFERENT : THE CHASER
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top