✂️18
Brak!
Yuuji masuk ke dalam kamar Sukuna. Sukuna masih ngantuk, masih tidur beralaskan bantal.
"Sukuna?"
Sukuna masih tidur, merasakan ngantuk dan malas bergerak.
Hingga Sukuna merasakan, tangan Yuuji yang mengelus perlahan surai nya, Sukuna menikmatinya. Yuuji menepuk nepuk kedua pipi Sukuna pelan.
"Bangun. Sekolah lagi.." tegur Yuuji. Disaat seperti ini, Sukuna tidak mau menurut. Sukuna malah mengabaikan Yuuji dan melanjutkan tidur hariannya.
"Sukuna!" Panggil Yuuji mulai jengkel. Sukuna mendecih kesal dan berbalik memeluk guling.
"Ck, sudah sana pergi" usir Sukuna dengan kurang ajar.
"Tapi kau harus bangun!" Seru Yuuji dengan perempatan di dahinya karena diusir begitu saja oleh Sukuna. Sukuna tentu saja tidak mau di atur siapapun.
"Bolos saja.." final Sukuna yang bodoh amat. Hingga sentuhan Yuuji pelan berubah menjadi jambakan untuk rambut merah Sukuna membuat Sukuna meringis kesakitan sembari terbangun paksa. Memegangi rambutnya yang kesakitan.
"Berani sekali kau Yuuji.." seru Sukuna dengan wajah jengkel.
Melihat Yuuji yang duduk di pinggir kasurnya dan tersenyum lebar kepadanya , "Pagi Sukuna"
Dan membuat Sukuna terdiam kembali memegangi kepalanya. Yuuji beranjak berdiri namun dengan cepat Sukuna menarik Yuuji hingga terjatuh di kasur.
"Akh! Sukuna!" Seru Yuuji kaget. Hingga wajahnya memerah saat sadar Sukuna mendekatinya.
Wajahnya manis sekali saat sedang salah tingkah, Yuuji mendorong pelan dada Sukuna sembari mengalihkan wajahnya yang memerah dengan manis.
"S-sukuna. Jangan main-main" seru Yuuji dengan tergagap. Padahal tadi Yuuji begitu keras kepala dan mendadak terdiam.
Sukuna tetap diam, dengan wajah datarnya menikmati wajah manis Yuuji di pagi hari. Tidak begitu buruk, Sukuna mendekatinya lebih dekat. Hingga Yuuji menatapnya dengan wajah yang menahan nafasnya. Sukuna berhenti lalu perlahan menjauh dari Yuuji.
Sukuna melepaskan bajunya dengan mudah membuat Yuuji langsung menutupi wajahnya.
"A-apa yang kau lakukan Sukuna?!" Tanya Yuuji malu.
"Hm? Kau suruh aku bersiap siap bukan?" Seru Sukuna dengan santai. Yuuji melempar bantal ke arah Sukuna dan langsung berlari keluar dari kamarnya sembari berteriak.
"Sukuna bodoh!" Umpatnya.
Sukuna terkekeh pelan, Yuuji memang lucu sekali saat sedang di jahili. Sepertinya Sukuna mendapatkan kegiatan baru, Sukuna terdiam lagi. Dengan wajahnya menatap ke arah jendela luar. Berpikir hal yang masih terus mengganggunya.
Apa Sukuna pantas berada di sini? Padahal Sukuna selalu saja
melukai Yuuji...., Kalau berada disini. Bukankah Yuuji akan lebih terluka karena dirinya-?
Apa Sukuna bisa untuk membahagiakan Yuuji, apa Yuuji bahagia saat bersamanya-?
Ah, Sukuna mengusap kasar rambutnya. Dia benci dirinya sendiri, Sukuna menatap tajam ke arah lantai. Sukuna selalu menyembunyikan segalanya dan jauh di dalam dirinya masih ada sebuah keraguan. Lagipula Sukuna belum menjawab perasaan Yuuji, dan Yuuji yang sama sekali tidak meminta jawaban darinya. Sukuna selesai mandi, membuka pintu kamar dan melihat Yuuji yang sedang tersenyum manis kepadanya.
Yuuji seperti biasanya.
Yuuji yang sangatlah baik.
"Yuu-" ucapan Sukuna terhenti. Yuuji memiringkan kepalanya dengan senyuman manisnya.
"Ada apa Sukuna?", Ah Sukuna ingin melindungi senyuman itu.
Sukuna mengalihkan pandangan ke arah lain dengan wajah datar.
"Tidak,..". Perasaannya hanya akan menyakiti Yuuji lebih jauh, lebih baik dia menyembunyikan perasaannya. Seperti biasanya.
Yuuji mengerjapkan matanya dan memgoyangkan kepalanya seraya tersenyum lebar.
"Makanan sudah siap! Sukuna, ayo kita makan!" Seru Yuuji berbalik. Sukuna mengikutinya, melihat Yuuji dalam diam yang berjalan di depannya.
Mengiringi langkah Mereka.
Namun hanya sekedar itu. Tidak akan bisa berdiri di sisinya.
Sukuna duduk di samping Yuuji melihat Yuuji yang makan dengan lahap. Sukuna menyukai setiap sisi dari Yuuji, Sukuna melahap makanannya dalam diam. Sejak hari itu, Yuuji tidak pernah mengatakan apapun seolah kejadian hari itu hanya lah sebuah angin lalu. Sukuna ingin mengatakannya, namun lagi lagi Sukuna merasa tidak pantas. Yuuji tidak pantas untuk bersanding bersama dengannya.
Sukuna yang penuh Kebencian.
Yuuji tertawa disana berbicara dengan ayahnya dengan ceria. Mungkin Sukuna memang tidak pantas bersama dengan Yuuji. Mereka sangatlah berbeda, bahkan mencintainya saja, Sukuna tidak akan pernah pantas. Sama seperti waktu itu, saat Gojou datang. Dan Yuuji berpaling kepadanya, Mungkin Yuuji kembali akan menemukan seseorang yang pantas untuk bersama dengannya dan Yuuji akan berbalik mencintainya.
Dan pasti bukan dirinya.
Meskipun menyakitkan setidaknya Yuuji bisa berbahagia.
.
.
.
.
.
Mereka berjalan saat musim dingin. Yuuji memeluk dirinya sendiri, Sukuna menatap dalam diam. Dan melepaskan jaket yang dipakainya, Yuuji terdiam saat Sukuna memakaikan jaket besarnya pada tubuh kecil Yuuji.
Padahal Yuuji masih sangat kecil, namun Yuuji sering sekali tidak peduli dengan dirinya.
"Kau seharusnya pakai jaket , jangan sok kuat.." seru cueknya.
Yuuji memeluk jaket Sukuna hingga menempel pada dirinya, dan tersenyum manis padanya.
Senyuman yang selalu bisa membuat Sukuna terdiam dan merasakan kehangatan manis.
"Hehe, terimakasih Sukuna. Kau selalu memperhatikan ku kan?" Seru Yuuji tersenyum. Tentu saja, Karena bagi Sukuna kau adalah orang yang berharga.
Sukuna menoleh ke arah lain seraya mengusap surai pink Yuuji. Berusaha tidak menatap nya, atau Sukuna akan jatuh cinta lagi pada sosok manis itu.
"Kau selalu saja Bodoh. Aku hanya malas pakai Jaket.." seru Sukuna lagi-lagi berbohong.
Yuuji hanya terkekeh dan mengusap pelan tangan kecilnya pada tangan Sukuna.
"Kalau begitu aku yang akan memberikan kehangatan pada Sukuna, Kita samaan ya!" Seru Yuuji mengenggam tangan Sukuna. Detak jantung sialan lagi, Sukuna hanya diam tidak membalas ataupun menolak.
Mereka berjalan ke kampus saling bertautan, Sukuna dan Yuuji memasuki ruangan kampus. Dan lagi lagi wajah Yuuji kembali redup. Sepertinya Yuuji teringat tentang Gojou, Sukuna menarik Yuuji untuk duduk. Yuuji menatapnya dengan wajah terkejut, Sukuna hanya tidak ingin melihat Yuuji bersedih. Rasanya sangat sakit.
"Kau sudah kerjakan tugas kan?". Sepertinya Yuuji sudah tau alasanku, Yuuji selalu tau segalanya tentang Sukuna dan menerimanya lagi dan lagi. Yuuji tersenyum ceria lagi, Sukuna ingin selalu menjaganya meski pun keadaan mereka akan terus seperti ini. Tanpa adanya perubahan, Sukuna hanya ingin melihatnya berbahagia.
Hanya itu, dan sudah Cukup.
.
.
.
.
.
Yuuji tertidur. Sepertinya Yuuji sangatlah lelah. Sukuna hanya menatap dalam kediaman, membereskan buku-bukunya saat murid murid mulai keluar dan meninggalkan mereka.
Udara dingin. Tentu saja.
"Ck, makanya kau tidak perlu bekerja keras. Dasar bodoh.." seru Sukuna dengan nada datarnya. Sukuna memangku wajahnya dengan satu tangan dan memiringkan kepalanya pada Yuuji yang duduk di sampingnya. Tidur dengan tangan yang terlipat di atas mejanya. Wajah polos Yuuji yang terlihat sangatlah manis.
Berapa kali Sukuna melukai Yuuji-nya yang manis ini-?
Sukuna hanya diam, tidak mau membangunkan Yuuji, melihat Yuuji yang terlihat tertidur dengan begitu pulas membuat Sukuna merasakan kehangatan.
Tangan Sukuna bergerak, menyapu dahi Yuuji. Melihat betapa manisnya wajah Yuuji.
"Gojou-San...jangan.." bisik Yuuji bermimpi. Tangan Sukuna terhenti, menariknya kembali dengan wajah datarnya.
Gojou sudah menyentuh Yuuji sebelum dirinya, Yuuji ternyata masih terus mengingat Gojou.
"Yuuji..." Bisik Sukuna. Ternyata rasanya masih sangat sakit.
Sama seperti saat Yuuji dan Gojou akhirnya berpacaran dan meninggalkannya sendirian.
Sukuna menatap dalam diam, dan memandang ke arah lain. Melihat jendela kampus yang perlahan memperlihatkan salju yang mulai turun. Aura dingin, dan keheningan tanpa siapapun. Sukuna tau, dia sudah terbiasa.
Selalu tersakiti. Lagi dan Lagi.
Sukuna terdiam. Tenggelam dalam keheningannya, hingga sesuatu lembut menyentuh bahunya. Sukuna meliriknya singkat. Ternyata Yuuji, Yuuji mengubah posisinya dan mengesekan kepalanya lembut pada samping kiri Sukuna.
Sukuna hanya diam. Tidak merespon. Hanya membiarkan nya saja, Yuuji tidak akan pernah tau tentang perasaannya. Yuuji mengesekan wajahnya mencari kehangatan di lengan Sukuna. Tangan kanannya menggenggam kecil ujung baju Sukuna. Dan tangan kirinya yang memegangi dadanya, Yuuji yang terlihat gemetaran dan perlahan mulai terlihat tenang.
"Sukuna.." bisiknya lagi. Sukuna terdiam, melihat ke arah Yuuji yang ada di sebelahnya. Melihat sosok manis itu yang kini tampak sangat senang, perlahan senyuman lebar terukir di wajah nya dengan sangat manisnya.
Kenapa kau harus semanis ini--?
Sukuna mengigit bibirnya, perlahan tangannya menarik wajah Yuuji ke arahnya. Dan mendekatkan wajah mereka, hingga Sukuna berhenti, dan mengusap pelan Surai pink Yuuji. Membiarkan Yuuji yang masih dengan pulas tertidur.
"Aku ada disini.." seru Sukuna menjawab Yuuji dengan pelan.
Tidak bergerak dari sana. Dan membiarkan Yuuji tertidur di sana. Di sampingnya, Sukuna yang memberikan kehangatan baginya. Di musim dingin itu, wajah datar Sukuna yang tidak peduli dan wajah Yuuji yang perlahan tersenyum lebar tanpa sadar. Perlahan jari jemari kecil Yuuji mengenggam tangan Sukuna. Sukuna hanya diam, dan menggenggamnya balik.
"Hehe,..Sukuna...Aku sangat sangat mencintaimu.." seru Yuuji dan mengesekan manja pipinya pada tubuh Sukuna. Semburat merah manis di kedua pipinya.
"Aku juga, mencintaimu Yuuji" seru Sukuna. Menatap dalam Yuuji dengan lembut dan semburat merah tipis di wajah Sukuna yang terasa hangat.
.
.
.
.
.
🌺 Happiness Is Sweet 🌺
.
.
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top