36. Semuanya Berhasil Terselesaikan

Gayatri

Pendar cahaya merah semakin terang ketika kedua pusaka yang berpasangan itu saling didekatkan. Mereka seketika mengeluarkan bunyi berdenging disertai getaran yang terasa samar di tangan Gayatri. Ia memilih menggenggam benda itu lebih erat guna meredam getarannya.

Hanya, jelas itu sia-sia.

Lonjakan energi semakin terasa kuat sehingga Gayatri dan semua temannya kesulitan untuk bergerak. Bukan dalam artian tertahan dan membuat mereka diam di tempat begitu saja, melainkan terasa seperti ada tembok tidak kasat mata yang menghalangi.

Meskipun begitu, tidak ada satu pun dari mereka yang mau menyerah.

"Aku rasa, benda yang diambil Kak Dean dari ruang kepala sekolah itu memang pasangan pusakanya." Sunni sedikit memejam ketika angin berembus di sekitar pusaka. Beruntungnya, angin yang muncul tidak terlalu besar.

"Benar, enggak perlu diragukan lagi," kata Gayatri.

Satu hal yang paling memukau penglihatannya adalah terdapat pola-pola abstrak nan unik yang terbentuk di dalam pusaka itu. Percaya atau tidak, pola di kedua pusaka yang mereka bawa benar-benar sama jika diamati secara teliti. Bahkan, dari segi warna maupun garis-garis halus yang terukir pun sama persis. Ukuran keduanya juga sama. Pendar cahaya merahnya apalagi.

Untuk sejenak, Gayatri merasa terhanyut. Sempat terlintas dalam benaknya untuk menyimpan pusaka itu sendirian. Namun, secepat ia terhanyut, secepat itu pula ia tersadar.

Jangan sampai terlena.

Jangan sampai terlupa.

Jangan goyah.

"Aya, fokus!"

Seruan Ares mampu membuat Gayatri kembali memfokuskan pandangannya. Ia melihat temannya satu persatu. Mulai dari Zeera di kanannya, lalu Sunni, dan Dean. Di sebelah kirinya ada Ares dan Sea. Mereka sama-sama fokus dan menahan napas.

"Segalanya sama persis. Rasanya siap untuk dihancurkan, lalu diganti dengan yang baru. Yaitu dengan pusaka yang ditemukan Kak Dean di ruang kepala sekolah di SMANA." Gayatri mengembuskan napas dalam sekali sentakan. "Begitu pusaka yang rusak ini hancur, sekat pembatas antara Ansoncree dan bumi bakalan hilang. Tapi, sebelum hilang sepenuhnya, kita harus segera memasang penggantinya. Apa aku benar?"

"Benar, Kak." Sea yang lebih dulu berkomentar. "Semuanya persis yang Kak Aya bilang."

"Oke, siapa yang mau coba?" tanya Gayatri. Lebih baik menyerahkan kesempatan pada temannya yang lain daripada mengambil semuanya sendiri. Demi apa pun, Gayatri tidak ingin dianggap tidak tahu diri, sebenarnya.

"Biar aku aja." Dean dan Zeera kompak berbicara.

Gayatri mengangguk, lantas berpindah posisi. Dalam genggamannya, terdapat dua benda sekaligus. Pasangan pusaka ada di kanan, sementara Onyx di kiri. Beruntung, energi keduanya tidak saling bertentangan. Jika pusaka leluhur Ansoncree serupa api yang siap melahap apa saja, justru berbeda dengan Onyx yang cenderung memiliki energi menenangkan. Benar-benar cocok sebagai penangkal.

Gayatri membiarkan Dean dan Zeera mengambil alih tempatnya semula. Dean menggerakkan tangannya, mengangkat pusaka yang berada dalam cangkang transparan itu hati-hati, lalu meletakkannya di atas lantai kayu. Suasana tidak sepenuhnya gelap gulita meskipun saat ini malam hari. Cahaya merah dari pusaka dan putih dari Onyx sudah membantu mereka dengan sangat baik.

"Pelan-pelan, Kak," kata Zeera. Lantas ikut berjongkok tepat di depan Dean dengan pusaka sebagai pembatas di antara mereka.

Dean hanya mengangguk, tanpa merespons lebih jauh. Diputarnya kunci yang ditemukan Ares di dekat rumah Sea waktu itu secara perlahan. Cangkang transparan kembali terbuka. Gayatri dan semua temannya seketika menahan napas.

Sedikit lagi saja, maka semuanya akan benar-benar berakhir. Pusaka leluhur Ansoncree tidak akan menyerap banyak nyawa di kemudian hari. Mereka pun bisa kembali pulang. Tentu saja, setelah berhasil membangunkan kepala sekolah SMANA.

Membayangkannya, Gayatri sudah sangat tidak sabar. Ia jelas ingin segera bertemu ayahnya, bertemu ibunya, dan adik laki-laki satu-satunya yang selalu jahil. Ia begitu rindu suasana nyaman dalam keluarga kecilnya. Kehangatan yang terpancar setiap hari, selalu ia rindukan. Melihat ekspresi semua temannya yang sama sepertinya, mungkin mereka juga merasakan hal yang sama dengan Gayatri.

"Zeera, siap?" tanya Dean, memastikan.

Zeera mengangguk. "Lebih dari apa pun."

"Aya, begitu ini hancur, segera letakkan pasangan pusakanya, ya," kata Dean pada Gayatri.

"Tenang aja, Kak."

Akhirnya, tidak ada lagi obrolan yang terjadi di antara mereka. Semuanya fokus pada apa yang harus dilakukan masing-masing. Terutama Dean dan Zeera. Dean berhasil membuka cangkang transparan itu, sedangkan Zeera mengambil pusaka di dalamnya dengan hati-hati.

Wadah berbentuk cangkang transparan itu sedikit digeser mendekati kepada Gayatri. Dean siap dengan alat penghancur-yang mirip seperti palu-dan ditemukannya tepat saat pertama kali mereka sampai di ruangan ini. Dalam hitungan ketiga, Dean mengangkat alat penghancur itu sejenak, lalu mengarahkannya ke pusaka dengan sekuat tenaga.

Pusaka itu retak. Ketika retak, terjadi ketidakseimbangan udara di sekitar mereka. Rasanya membuat goyah.

"Teruskan, jangan berhenti!"

Dean sempat mematung dengan melihat ke segala arah. Seperti ada yang keluar dari dalam pusaka itu. Seruan Ares barusan kembali membuat Dean fokus. Ia mengerahkan tenaganya sekali lagi. Kali ini benar-benar keras.

Retakan demi retakan tercipta. Pusaka leluhur Ansoncree ternyata begitu sulit dihancurkan. Namun, Dean sepertinya tidak akan menyerah. Ia biarkan tangannya lecet karena berkali-kali berusaha. Bulir-bulir keringat berjatuhan dari dahinya. Bukti bahwa Dean benar-benar lelah.

Tepat pada usaha terakhir yang Dean keluarkan, pusaka itu hancur sepenuhnya. Kepingan-kepingannya berserakan. Bayangan-bayangan hitam yang tidak terhitung jumlahnya, keluar dari dalam pusaka. Mungkin itu nyawa para penduduk pribumi yang kembali pada tubuh aslinya.

Bersamaan dengan hancurnya pusaka, tabir tipis yang berada di sekitar mereka perlahan terlihat lebih jelas. Semula berbentuk bulat sempurna, kini mulai terbuka. Hal itu sukses membuat pasokan oksigen seperti habis tersedot oleh sesuatu.

"Aya, pusakanya, sekarang!" sambar Ares cepat.

Seperti tersadar akan sesuatu, buru-buru Gayatri meletakkan pasangan pusaka yang ia pegang dan meletakkannya ke dalam cangkang transparan. Meskipun tangannya gemetar, ia tidak lantas menyerah. Perlahan tetapi pasti, pusaka yang baru, berhasil diletakkan di tempat seharusnya. Cangkang transparan seketika menutup sendiri. Kunci yang semula terpasang di lubangnya, mendadak lenyap bersamaan dengan warna cangkang yang mulai berubah, tidak lagi transparan.

"Apa sudah selesai?" Sunni memecah keheningan. Sama seperti Gayatri, Sunni juga mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Sepertinya tabir tipis tersebut berhasil kembali terbentuk dengan sempurna. Suara hewan malam seketika bersahutan. Padahal, sebelumnya tidak ada sama sekali.

Sorot mata Gayatri berbinar terang. "Kita berhasil!" serunya.

Onyx telah melebur kembali. Lonjakan energi tidak lagi terasa. Pusaka leluhur Ansoncree kembali seperti semula. Pusaka itu bahkan sempat melayang di udara, lalu mendarat perlahan di atas meja kerja Pak Fero.

"Kita berhasil! Kita bisa pulang!" Euforia yang sama ditunjukkan oleh Sunni dan Zeera. Mereka tidak bisa membendung rasa haru karena berhasil melewati semua rintangan.

Di tempatnya duduk, Gayatri bisa melihat Dean dan Ares yang mendesah lega. Wajah keduanya tidak lagi tegang, tetapi benar-benar tenang tanpa beban. Tawa mereka seketika terdengar. Pelukan-pelukan hangat tercipta di antara Gayatri dan semua teman ceweknya, termasuk Sea yang menangis haru.

"Salah satunya memiliki bagian yang sama. Kalimat itu mengarah ke Kak Dean, kan?" celetuk Gayatri. "Akhirnya, sajak Dewa benar-benar berhasil terpecahkan!"

Rasa senang, bahagia, dan haru melebur menjadi satu. Dinginnya malam dan gelapnya suasana ruangan kepala sekolah tidak lagi mengganggu mereka. Yang penting, semuanya telah usai. Semua hal yang tidak benar di Ansoncree, kini kembali ke jalan yang seharusnya.

"Selamat, Anak-anak! Kalian telah berhasil membantu kami."

***


6 November 2024

Terimakasih

-Ros-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top