sweet

Kamu terduduk di bangku taman.

Sendiri.

Dengan kepala tertunduk dan tangan mengepal kuat.

Mata terpejam erat.  sakit.  membayangkan apa yang Dazai lakukan padamu.

pemuda itu lagi dan lagi berbohong, kini ia menelantarkanmu. dari dulu kamu harusnya tahu apa yang benar-benar Dazai pikirkan. tapi kamu selalu berbohong pada diri sendiri dan menepis kenyataan.

sekarang, semua sudah terjadi.

dalam keadaan putus asa suara bariton kekanakan membuatmu mendongakkan kepala.

"Berhentilah menangis, kau jelek jika seperti itu."

Entah bagaimana perasaanmu di bilang seperti itu, semakin membaik atau memburuk pun tidak tahu.

"Aku sudah memperingatkanmu bukan."

kamu mengangguk kecil sebagai jawaban.

"Kalian berdua sama saja bodoh, padahal kau sudah ku peringatkan. dan apa-apaan Dazai, ia membuat wanita patah hati lagi," Oceh pria di depanmu tanpa henti.

kamu berhenti menangis dan berganti menatap pria di depanmu penuh heran.

"sulit di percaya—"

raut wajahnya mengerut sembari melihat permen di tangan.

"—kali ini saja ku bagikan manisanku."

beberapa bungkus permen tersodor tepat di depan wajah. membuat kedua alismu bertaut bingung.

"cepat ambillah!"

"b-baik."

lalu detektif itu tersenyum kecil. kaki rampingnya bergerak pergi meninggalkanmu.

"cepat makanlah dan jangan bersedih lagi, " ucapnya sembari melambaikan tangan.

Di balik punggung yang kian menjauh, kamu tersenyum melihat kepergian Ranpo.

Andai saja orang itu adalah Ranpo, bukan Dazai.

"Terima kasih, Ranpo-san."

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top