Masa Dewasa 2.0, 5 (Belumm)
Tambah 700 kata.
Seorang gadis tersengal-sengal dalam tidur. Mimpi buruk mengenai masa lalu terus menghantuinya selama lebih dari sepuluh tahun. Kenangan manis yang lama-lama seperti bumerang. Matanya sayu, menatap langit-langit kamar apartemen dengan putus asa. "Kakak."
Bunyi nada dering memaksa gadis itu membuyarkan lamunan dan meraih ponselnya. "Zoey! Ya ampun, kenapa baru sekarang kamu angkat panggilan Ayah?"
"Ayah, maaf ya tadi Zoey ketiduran. Ini baru bangun. Memangnya ada apa?"
"Ada apa? Yang benar saja, kamu tidak ingat? Hari ini adalah hari peringatan kematian ibumu. Nia sangat sedih karena kamu tidak datang. Kapan kamu kembali ke Jerman?"
Justru Geornia marah setiap Zoey datang ke makam Madam Floyen. Lagi pula, wanita mana yang ibunya Zoey?
Ayah tidak pernah datang ke kuburan ibuku.
Zoey mengembuskan napas. "Ayah, mulai sekarang aku tidak akan kembali ke Jerman."
"Apa, apa maksudmu? Jangan bicara omong kosong!"
"Aku ingin tinggal di Amerika saja," ucapnya bertekad, sambil menangis.
"Nak, kamu boleh menetap di sana, tapi jangan katakan omong kosong seperti takkan kembali ke Jerman. Apa tinggal tanpa keluarga lebih menyenangkan? Masa kamu tega tidak menjenguk Ayah sama sekali?"
Zoey adalah kesayangan Tuan Hashe serta satu-satunya anak yang peduli padanya di keluarga ini.
"Mau, kan, Zoey ...?" pinta Ayah.
"Tidak, aku tidak mau."
"Ayolah, Nak ...."
"Tidak." Zoey menggeleng kuat.
"Nona Pasien!" teriak Edmund dengan pelipis mengucur keringat. Suhu ruang kamar cukup panas, ditambah suhu tinggi dari tubuh gadis putih itu.
Mata Zoey berkedip dua kali saat setetes peluh jatuh ke wajahnya. "Kamu siapa?"
"Maaf. Sa-saya Edmund." Tanpa disuruh, pria tersebut berinisiatif lebih dulu untuk melepas tangan dari pundak Zoey.
"Edmund?" Samar-samar, Zoey mengendus aroma obat-obatan dan cairan kimia yang khas. "Apa kamu perawat baru? Apa yang terjadi? Di mana Manajer Eric?"
"Perawat ... yah, bisa dibilang begitu. Anda demam tinggi. Saya baru saja mengganti cairan infus dengan vitamin C. Bagaimana perasaan Anda sekarang?"
Dia memalingkan wajah. Ini pertama kalinya semenjak sadar, Zoey mendengar suara orang lain selain milik Manajer Eric. Rasanya benar-benar asing. Edmund juga baru pertama kali melihat iris abu-abu Zoey usai gadis itu siuman. Sekilas memang mirip dengan Bridie, hanya saja lebih gelap.
"Aku baik. Bisa tolong panggilkan Manajer Eric?" pinta Zoey sembari meraba-raba pinggiran ranjang untuk bertumpu.
'Ternyata buta,' batin pria itu kian prihatin. Dari tadi dia terus bermimpi buruk dan setelah bangun malah tidak berhenti menyebut manajernya.
"Sepertinya Nona Pasien sangat mempercayai yang namanya Manajer Eric. Padahal kalau saya boleh berpesan, Anda tidak seharusnya meminum obat apapun dari orang itu."
Zoey tersentak. "Namamu Edmund, ya. Apa kau bosan hidup?"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top