3 Liburan Akhir Tahun

 Dua minggu kemudian ujian yang dinantikan telah tiba, berkat belajar bersama dan berdiskusi kisi-kisi Fitri berhasil menjawab semua soal ujian hingga tidak terasa hari terakhir ujian akhir semester. Setelah bel untuk ujian terakhir berbunyi Fitri segera mengumpulkan kertas ujiannya ke depan kelas mengabaikan beberapa teman sekelasnya yang mengeluh masih belum selesai, tanpa berlama-lama gadis itu segera keluar bersama yang lain menuju kantin. Rupanya Salsa sudah menunggunya di tangga sebab mereka beda ruang ujian kemudian pergi bersama sembari membahas ujian yang mereka hadapi tadi.

"Akhirnya ujian terakhir selesai juga," seru Fitri lega setelah memesan bakso.

"Iya!" sahut Salsa, asyik mengaduk es teh manisnya kemudian menyeruputnya. Saat ini mereka berdua sudah memutuskan untuk makan di kantin sebelum pulang, hanya beberapa siswa saja yang berada di sana selain Fitri dan Salsa. Dengan santai Fitri membalas,"Ah tenang itu mah, lagipula selama ujian aku sudah sering belajar sebelum tidur dan sekarang aku bisa santai dirumah. Oh ya Sal, kamu setelah ujian mau liburan kemana?"

Salsa yang baru saja memasukan bakso ke dalam mulutnya langsung berpikir kemudian menjawab,"Belum ada rencana sih mau liburan kemana, Tapi yang jelas sih aku milih di rumah saja sambil bantu Ayah dan Ibuku berkebun?"

Fitri beroh panjang sebelum akhirnya kembali menyantap baksonya, dia sudah lama kenal keluarga Salsa yang memang memiliki kebun walau hanya sepetak saja. Setelah selesai makan mereka segera bayar dan pulang. Setibanya di rumah Fitri bergegas masuk ke dalam kamarnya dan lansung ganti baju kemudian bersantai di ruang tengah, baru saja gadis itu duduk dan menyalakan televisi tiba-tiba dia menoleh saat mendengar suara Kak Riski yang mengucap salam.

"Waalaikumsalam!" balas Fitri.

Dari arah ruang tamu Kak Riski segera muncul sambil menenteng kantung plastik berwarna putih kemudian menghampiri Fitri kemudian meletakkan kantung plastik tersebut di atas sofa tepat di samping Fitri,"Itu buat kamu sama Ibu, Ayo makan bersama-sama, ada film kesukaan Kakak yang akan tayang setelah ini!" ajak Kak Riski.

"Tapi Ibu masih sibuk kayaknya!" timpal Fitri seraya membuka kantung plastik itu dan melihat ada enam kotak berukuran sedang dalam kantung tersebut.

"Kalau gitu pisahkan buat Ibu, Kakak mandi dulu, tolong panggil Kakak kalau filmnya sudah mau mulai," pinta Kak Riski seraya berlalu.

Fitri yang tidak tahu film apa yang Kak Riski maksud langsung mengangguk asal kemudian mengambil salah satu kotak tersebut dari sana lalu membukanya, dengan santai Fitri menonton acara Spotline di channel Trans7 sambil mengigit buger. Barulah setelah acara yang di tontonnya selesai mata Fitri langsung terpaku melihat sebuah film sejarah yang muncul di layar televisinya.

"Kaak... filmnya udah mau mulai!" teriak Fitri.

"Iyaa... sebentar!" balas Kak Riski sambil teriak dari dalam kamar mandi.

Merasa tidak tertarik dengan film itu Fitri langsung beranjak dari duduknya sembari memasukan kembali burgernya ke dalam kotak lalu pergi ke kamar dan tidak sengaja berpapasan dengan Kak Riski yang muncul dari arah dapur memakai kaos biru gambar monas serta memakai celana pendek serta sebuah handuk kecil yang menutup setengah kepalanya yang basah.

"Lho Fit, mau kemana? Nggak nonton bareng?" tanya Kak Riski saat melihat adiknya melewatinya begitu saja, tanpa memalingkan wajahnya Fitri menjawab," Nggak, Kak, Ada tugas yang harus aku selesaikan?"

Setibanya di kamarnya Fitri meletakkan kotak itu dan mengambil kembali burger kemudian mengigitnya sambil mendengus, setelah burger itu habis gadis itu beranjak dan segera mengambil buku merah pemberian Bu Miftah lalu duduk dan membuka halaman pertama. Fitri sengaja melewati soal nomor dua dan langsung lanjut ke soal nomor tiga.

"No 3. Apa yang akan kamu lakukan ketika menjadi seorang pejuang kemerdekaan?"

"Menjadi pejuang? Pertanyaan apa ini? Bu Miftah ajak aku bercanda ya?" tanya Fitri pada dirinya sendiri, baru kali ini ia menemukan soal dari guru sejarah itu berikan."Akh!! kenapa harus aku yang mengisi liburan bersama tugas sekolah sementara yang lainnya bersuka ria bebas tugas!" jerit Fitri frustasi yang kemudian tanpa pikir panjang ia menutup kembali buku merah itu lalu menyambar kentang goreng kemudian memakannya dengan perasaan kesal.

****

Di sekolah, hari senin Fitri kembali mengerjakan buku merah putih itu di perpustakaan guna menghindari suara teman sekelasnya yang ramai tanya jawaban akibat kena ujian remidial, ia yang termasuk siswa beruntung lolos dari ujian remidial. sayangnya tidak dengan tugas yang Bu Miftah berikan, Sambil membuang napas lelah gadis berambut ponytail itu berdiri lalu pergi ke rak buku mencari buku sejarah yang dia butuhkan untuk tugas dari Bu Miftah, satu persatu buku sudah Fitri lihat dan baca namun tidak menemukan jawaban sama sekali. Kembali membuang napas lelah ia memutuskan untuk kembali ke mejanya dan memutuskan untuk menjawab asal, baru saja hendak menulis tiba-tiba suara deheman berhasil membuat Fitri mendongak dan terkejut melihat kehadiran Bu Miftha yang tidak gadis itu sadari dan kini berdiri di samping mejanya dengan tatapan serius.

"E-Eh Bu Miftah, halo Bu!" sapa Fitri ramah.

Akan tetapi wanita itu malah diam namun matanya melirik ke arah buku yang sedang Fitri kerjakan dan kemudian berkata,"Jangan menjawab secara asal, Carilah jawaban yang terbaik untuk semua orang termasuk dirimu!" setelah mengucap kalimat itu Bu Miftha berbalik dan pergi begitu saja membuat Fitri bingung sekaligus kecewa karena tidak boleh menjawab asal. Merasa frustasi gadis itu terpaksa kembali bangkit kemudian kembali mencari buku sejarah lain. Tidak terasa bel pulang berbunyi tepat pukul 10 pagi membuat seluruh siswa di sekolah berhamburan dan memenuhi lorong maupun lapangan sekolah, masih frustasi tidak berhasil menjawab dengan berat hati Fitri menutup buku itu dan segera kembali ke kelas. Sepanjang perjalanan Fitri tidak sengaja mengabaikan Salsa yang terus mengeluh karena mendapat ujian remidi selama menelusuri lorong yang kini ramai dengan para siswa sampai akhirnya Salsa memanggilnya dan Fitri menoleh lalu merespon dengan cengesan. Setibanya di depan gerbang sekolah mereka berdua melihat Kak Riski sudah berada disana bersama motornya.

"Bagaimana tadi remidialnya?" tanya Kak Riski riang seraya menghampiri mereka berdua.

"Aku nggak kena ujian remidial, Kak. Tapi Salsa dan yang lainnya kena!" balas Fitri singkat, sedikit jahil sambil lirik ke arah Salsa sementara gadis berhijab itu Cuma cengesan seraya garuk belakang kepala yang tidak gatal.

Kak Riski hanya beroh panjang sambil manggut-manggut setelah itu mengajak Fitri untuk pulang, setelah pamit kepada Salsa mereka berdua segera pergi meninggalkan lokasi naik sepeda motor.

****

"Oh iya setelah ambil raport kamu mau ikut Kakak ke rumah Pakdhe Kasim nggak!" ajak Kak Riski di sela makan mereka. Fitri asyik nonton film yang sedang tayang menoleh,"Mau, sekalian cari suasana baru buat ngerjain tugas hukuman dari sekolah. Tapi Ibu ikut nggak? Biar istirahat sebentar dari pekerjaan."

"Ibu di rumah saja, Banyak jahitan yang harus Ibu selesaikan, kamu jaga sikap selama di rumah Pakdhe Kasim!" timpal Ibu tiba-tiba muncul dan bergabung dengan mereka di ruang keluarga sambil membawa piring berisi donat coklat, tadi sibuk di dapur membuat camilan kesukaan dua anaknya. Fitri tidak berkomentar. Dia tahu akhir-akhir ini banyak jahitan baju dari tetangga maupun orang dari luar komplek yang Ibu terima untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, lantas gadis itu mengangguk paham setelah itu menambil salah satu donat paling atas tapi langsung dikembalikan lagi karena donatnya masih panas. setelah film yang mereka tonton sudah habis gadis itu lantas pamit kembali ke kamar.

"Apa sebaiknya aku mengerjakan buku itu di sana saja ya!" batin Fitri ketika terintas buku merah itu ketika tiba di kamarnya. Diam beberapa saat sebelum akhirnya gadis itu memutuskan untuk mengeluarkan kopernya dan menyiapkan segala keperluan selama liburan di rumah Pakdhe Kasim di Semarang.

.
.
.
.
.
Bersambung...

Assalammualaikum, hai readers jumpa lagi. Maaf sudah membuat kalian menunggu, episode ketiga sudah update. Untuk para reader yang sudah membaca episode satu dan dua aku ucapkan terima kasih sebesar-besarnya karena dalam cerita ini aku tahu masih banyak kekurangan. Dan untuk episode selanjutnya mungkin aku akan update agak lama karena harus mencari reflensi dari buku sejarah atau web yang menceritakan tentang sejarah, jadi untuk episode selanjutnya mohon bersabarnya.

Oke sekian dariku.

@billa270399

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top