Purple (Sai)Taro
07 Juni, 2023
#prompt: Aku Jatuh Cinta dengan Alien
#Monthly Writing for Blackpandora_Club
Type: Cerpen, min. 500 kata [650 kata]
Status: Chizuru x Saitaro
🛸🛸🛸
Keseharian Chizuru dan Saitaro, selalu diwarna oleh adu mulut dan bang bang boom!
Terkhusus hari ini, Chizuru tidak terlalu ingat kejadian yang mengantarnya ke gudang tua dekat pelabuhan kecil yang sudah terpakai lagi. Sebagai putri petinggi pemerintahan memang menjadikan gadis 19 tahun ini menjadi incaran.
Oho! Jangan salah, dia diincar bukan karena kecantikan atau ada yang tidak bisa menahan napsu. Sebaliknya, mereka menginginkan Saitaro, pengawal pribadi Chizuru. Ya, di dunia yang populasi prianya selangka menemukan berudu kepala dua ini, memiliki bibit alien kualitas super adalah sebuah kebanggaan tersendiri.
Hubungan Chizuru dan Saitaro seperti seperti minyak dan sabun, kalau tidak diaduk, yang ada mereka tidak akan pernah bersatu untuk segala hal. Begini, Chizuru mencintai kebebasan, sementara Saitaro sangat kaku dalam mengikuti aturan dan arahan. Sebenarnya hanya satu saja yang bisa memerintahnya, papa Chizuru sendiri.
Kecintaan Tuan Putri manja—menurut Saitaro—sering mendatangkan bencana bagi mereka berdua. Pasalnya, Chizuru sering melarikan diri dari rumah yang membuatnya sesak. Selain perbedaan jumlah pria dan wanita yang jomplang, harapan hidup para wanita juga sangat rendah. Entah apa yang menyebabkan banyak wanita yang tidak bisa melewati usia 40 tahun. Jadi, tidak mengherankan banyak upaya pemerintah untuk menyeimbangkan populasi. Poligami salah satunya. Namun, jumlah saudara tiri Chizuru bukan karena papanya yang berpoligami.
Alasan sebenarnya terletak pada kematian para istri setelah kelahiran anak pertama. Saat ini, Chizuru memiliki 8 saudara tiri dari papanya yang langganan menduda. Ibu Chizuru satu-satunya yang mematahkan 'melahirkan satu anak, meninggal' dalam keluarga Yumera. Ia memiliki satu kakak perempuan yang menikah dengan alien dari galaksi lain. Mereka hanya berkunjung ke bumi jika ada peringatan wajib seperti melihat Komet Halley melintas. Jadi, mereka akan kembali sekitar 75 tahun sekali.
👿👿👿
Chizuru sedikit mabuk saat ia diculik. Sewaktu terbangun saja, yang ia lihat adalah sosok pria bersayap berambut ungu dengan mata biru menyala seperti neon. Si alien ungu baru saja memuntahkan dua peluru sekaligus dari shotgun bermoncong pendek. Aneh? Memang, tapi siapa peduli. Kepulan asap tipis keluar dari dua silinder besar yang masih terarah padanya.
Atap gudang yang ambruk, memperlihatkan latar langit malam yang cukup cerah hari ini. Ditambah dengan daun merah muda yang berguguran diterbangkan angin membuat Chizuru terkesiap. Pernahkah pria aliennya setampan dan selezat ...
Ah, sial! Dia bukan salad!
Chizuru menepuk-nepuk hingga menggoyangkan kepala supaya bayangan habanero yang terjepit di antara bibir dan ditarik dari tangkainya segera buyar. Habanero ... ceri. Habanero merah yang manis, ceri oranye pedas ....
Arrrrgh, mana yang benar?!
"Hei, kau! Menyingkirlah dari situ!" perintahnya, tak segan mendengus untuk menunjukkan betapa terganggunya dia.
Saitaro tidak mengerti dengan gadis yang terduduk seperti gembel sambil menatap sayu padanya. Sesekali dia menjilat bibir seperti melihat makanan lezat, tak lama menggeleng gusar. Setelah itu tersenyum sambil menyebutnya 'talas ungu' dan tertawa terbahak-bahak.
Di antara semua, yang paling mengganggu tentu saja ia gagal lagi menjadi pahlawan, one man army, untuk sang majikan. Chizuru dalam keadaan mabuk sudah menghabisi, atau setidaknya membuat para penculiknya pingsan. Posisinya yang terduduk dengan gaya provokatif seperti itu juga karena dia terpeleset botol minuman, bukan karena terpojok oleh musuh.
Saitaro menghela napas dan melepas jaket hitam sebetisnya untuk dibentangkan ke tubuh Chizuru sebatas leher. Gadis di depannya ini akan terkena serangan panik jika ditutup sampai kepala.
"Melayang ... melayang ...!" pekik Chizuru senang sambil bertepuk-tepuk tangan mirip anjing laut sirkus sewaktu Saitaro mengangkatnya.
"Diam atau salah satu peluruku menyumpal mulutmu, manusia menyusahkan!" Saitaro pantas kesal karena suara Chizuru bisa memanggil atensi tidak perlu dari musuh yang tersisa.
"Cih! Sentil, sentil. Mulut habanero mesti disentil." Chizuru tidak main-main dengan ucapannya karena jarinya terus menyentil, meski satu pun tidak ada yang mengenai bibir Saitaro yang terus menghindar.
"Chizuru, hentikan!"
Tatapan marah Saitaro tidak tersampaikan karena Chizuru justru mencubit kedua pipinya dan tersenyum. "Manisnya, talas unguku ...!"
Hal berikutnya tidak disangka Saitaro. Ia hanya bisa membelalak sewaktu Chizuru menarik belakang kepalanya dan ... mengecup bibirnya.
"I love you, talas ungu!" Pernyataan cinta Chizuru seakan membuat dunia Saitaro berhenti sejenak.
👿👿👿
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top