Cryptic

Dazai Osamu, seorang eksekutif mafia dengan umurnya yang masih sangat belia yaitu 15 tahun dan menjadi pembunuh paling berdarah dingin karna 300+ kasus pembunuhan yang dia lakukan belum lagi pembobolan beberapa bank.

Sebut saja Dazai Osamu adalah mahluk berdarah dingin yang tidak punya hati, karna nyatanya satu-satunya manusia yang bisa dekat dengan Dazai secara normal hanyalah Odasaku dan Ango.

Sisanya, Dazai selalu menunjukkan wajah dinginnya atau berbicara menggunakan pistolnya.

Bisa dibilang, Dazai Osamu adalah kebanggaan Mori selaku Boss Port Mafia karna kerjanya yang selalu sempurna seakan tanpa celah kegagalan.

Jika Port Mafia sebuah peti maka Dazai adalah harta karunnya, begitulah Mori menganggap Dazai.

✨🖤✨

Pada suatu malam, Dazai baru saja pulang dari bar Lupin setelah berbincang ringan dengan Ango dan Odasaku seperti biasanya.

Sebuah malam singkat yang begitu membekas di hati seorang Dazai Osamu.

Dar

Suara timah panas yang ditembakkan sontak membuat Dazai baik Odasaku terkejut namun mereka buru-buru menghindar hingga timah itu menghantam dinding.

"Yare-yare, lihat ada gadis yang membuang-buang nyawa disini"Ucap Dazai dingin menatap gelap gadis yang tengah berdiri beberapa meter darinya.

"Sial, pelurunya meleset! Ah membosankan"Ucap gadis itu malas seraya kembali memasukkan pistolnya ke dalam tasnya dengan santai, membuat Odasaku tidak habis pikir dengan gadis dihadapannya pasalnya gadis itu baru saja mengusik iblis mematikan di hadapannya.

Bagaimana bisa dia bersikap sesantai itu?

Gadis itu baru saja menembak seorang Dazai Osamu secara terang-terangan, ingat! Dazai Osamu yang terkenal seperti mesin pembunuh tanpa hati itu!.

Entah nyali apa yang di miliki gadis ini hingga berani bertindak demikian.

"Dazai, tahan emosimu"Tegur Odasaku menahan pundak Dazai sebelum pemuda itu menggila dengan pistol ditangannya sedangkan gadis itu hanya diam seakan penasaran dengan apa yang akan Dazai lakukan.

"Kenapa kau menahannya? Padahal temanmu terlihat sangat ingin membunuhku dan aku tidak keberatan soal itu, sepertinya di bunuh seorang eksekutif mafia berdarah dingin terdengar keren"

"Apa?"

Gadis itu memutar bola matanya malas sambil mendengus.

"Apakah tuan Dazai Osamu memiliki masalah dengan pendengaran?"

Astaga! Odasaku berdesir mendengar pertanyaan berani gadis itu, sungguh apa dia ini tidak takut nyawanya bisa melayang dalam sekejap kedipan mata karna kalimat sarkasnya.

Dazai terlihat terkejut beberapa saat lalu berjalan menarik kerah baju gadis itu, gadis itu tidak berontak hanya menatap datar Dazai.

"Kau ini benar-benar tidak takut denganku?"

"Buat apa? Memangnya kau monster sampai aku perlu takut padamu?"

Dazai membulatkan manik hazelnya, gadis ini gila sampai berani mengatakan hal segamblang itu pada seorang Dazai Osamu.

Yang bahkan Odasaku bilang jika 'Kesialan musuh Dazai adalah dia musuh Dazai',  sekarang lihat! Bagaimana dengan santainya gadis itu melontarkan kata-katanya.

Dazai tersenyum misterius, sepertinya mainannya kali ini memiliki jangka hidup lebih panjang.

Dazai melepaskan cengkramannya dan menghempaskan gadis itu begitu saja.

"Menarik, siapa namamu?"

"[Full Name], kenapa?"

"Jadi apa tujuanmu menembakku tadi?"

Gadis itu merapikan kerah bajunya yang berantakan karna cengkraman Dazai lalu menghela nafas berat.

"Yah kudengar kau suka bunuh diri dan aku ingin mencoba berteman denganmu karna kupikir kita bisa melakukan bunuh diri ganda"

"Kita- apa?"

"Astaga, sepertinya kau benar-benar harus memeriksakan telingamu itu!"

Demi apapun, Dazai semakin tertarik dengan gadis ini karna nyali yang gadis ini miliki sejak tadi tidak menciut sama sekali dan justru semakin santai seakan dia adalah murid baru yang sedang menikmati masa mencari teman di sekolah barunya.

"Aku bosan dengan kehidupanku dan aku tak kunjung mendapat tujuan hidup, jadi kupikir setidaknya saat bunuh diri aku tidak ingin sendirian"Oceh gadis itu santai seakan tengah membahas rencana liburan musim panas yang menyenangkan, Dazai dan Odasaku saling berpandangan beberapa lalu memandangi [Name] lagi.

"Kau yakin dengan ucapanmu itu?"Tanya Odasaku akhirnya angkat suara karna tak habis pikir dengan [Name] dan gadis itu mengangguk santai seakan mengiyakan sebuah hadiah lotre.

"Kau pikir aku menemui Dazai hanya untuk melawak?"Gerutu gadis itu kesal karna sejak tadi merasa diremehkan oleh Dazai dan Odasaku.

Dazai tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi [Name] namun ekspresi Dazai terlihat seram bahkan bulu kuduk Odasaku sampai meremang, takut-takut jika Dazai lepas kendali dan mengarahkan pistolnya secara brutal kearah gadis itu.

"Baiklah, ayo berteman"

Gadis itu tersenyum lebar dengan wajah berbinar.

"Syukurlah! Jadi kapan kita akan mulai mencoba semua tehnik bunuh diri yang kamu tahu?!".

✨🖤✨

Percaya atau tidak hubungan pertemanan Dazai dengan [Name] bergulir begitu cepat tanpa dirasa hingga sudah sebulan semenjak hari mereka berkenalan secara sangat (tidak) normal di dekat Bar Lupin.

Mereka banyak menghabiskan waktu dengan berkeliling yokohama atau [Name] yang ngotot mengikuti Dazai saat menjalankan misi.

Awalnya Dazai berpikir yasudah biarkan saja dia mati di medan misi tapi ternyata gadis itu cukup lihai memakai pistolnya serta abbility nya.

Sebenarnya abbility [Name] itu cukup sederhana yaitu :

浮かぶ希望 Ukabu Kibō
Harapan yang mengambang

Yak singkatnya kekuatan [Name] adalah telekinesis dimana gadis itu bisa memanipulasi benda mati dengan pikirannya, terdengar lemah tapi entah kenapa kekuatan itu bisa membuat gadis itu selalu selamat dari marabahaya.

Sore itu, Dazai dan [Name] tengah duduk di sebuah pematang rumput sembari menikmati beberapa makanan manis kesukaan [Name].

Dazai tidak banyak bicara seperti biasanya sedangkan [Name] mengocehkan banyak hal tapi Dazai terlihat menikmati perbincangan tidak penting gadis itu.

"Dazai, sesekali kau berceritalah! Apa kau tidak bosan mendengarku bercerita?"Gerutu [Name] tiba-tiba, Dazai terkekeh.

"Tidak, biasa saja"

"Ayolah, kau pasti punya pengalaman yang menarik selain bunuh diri kan?"

"Tidak ada yang lebih menarik daripada bunuh diri bagiku"

"Astaga, kau ini menyebalkan sekali!"

"Terima kasih"

"Aku tidak sedang memuji bodoh!"

Dazai tertawa lagi lalu mengacak rambut [Name] gemas, gadis itu mendengus sebal karna Dazai justru memperlakukannya seperti anak kecil padahal umur mereka sepantaran.

"Dazai kenapa kau ini samar sekali"

"Maksudmu?"

"Yah apapun soal kau itu samar dan aku harus berjuang keras untuk menebaknya"

Dazai mengerutkan alisnya tidak mengerti.

"Tidak ada yang memintamu begitu"

"Kita ini teman! Karna itu kita harus saling mengenal satu sama lain!"Gerutu gadis itu sebal, Dazai terdiam beberapa saat.

Teman? Gadis ini sudah gila menganggap Dazai Osamu benar-benar teman?.

Dazai tersenyum membuat gadis itu bingung.

"Kau tak perlu tahu semua tentangku, aku ini hanya pembunuh yang tidak punya hati cukup itu saja yang kau tahu"

Sejenak Dazai menyadari jika saat ini dihidupnya ada yang lebih menarik daripada bunuh diri yaitu,

[Full Name].

✨🖤✨

Atau tidak, nampaknya semesta enggan melihat Dazai berbahagia sedikit saja

Malam itu sedang hujan deras dan Dazai tengah panik karna sejak pagi tadi ponsel [Name] sama sekali tidak bisa di hubungi, bahkan Odasaku sampai menyadari kepanikan Dazai padahal Dazai sudah sebisa mungkin menutupi wajah paniknya.

Awalnya Dazai tidak mengambil pusing ketika dia sibuk berdebat dengan [Name] perihal [Name] yang beberapa kali bertindak gegabah untuk melindungi Dazai selama menemani Dazai menjalankan misi.

Perdebatan mereka berakhir dengan satu teriakan [Name].

"Kenapa kau begitu peduli padaku?"

"KARNA AKU MENYUKAIMU! KAU INI BODOH ATAU BAGAIMANA?!"

Dazai yakin saat itu ada perasaan aneh yang menggelayuti hatinya bahkan Dazai sama sekali tidak bisa mengatakan apapun dan dia justru menembakkan pistolnya kearah [Name] beruntung kekuatan telekinesis gadis itu menyelamatkannya dari serangan timah panas yang ditembakkan Dazai.

Sejak hari itu, gadis itu tak lagi muncul di hadapan Dazai selama beberapa minggu ini dan ini nyaris sebulan semenjak perdebatan itu tapi gadis itu masih tidak menunjukkan batang hidungnya.

"

Kau harus menemuinya kalau kau memang se-khawatir itu"Celetuk Odasaku tiba-tiba sambil menenggak minumannya, Dazai tersentak kaget dari lamunannya lalu menghela nafas berat.

"Aku tidak mengerti kenapa gadis itu menyukaiku, dia sudah gila? Aku tahu aku tampan, tapi kupikir tidak ada gadis yang punya keberanian seperti [Name]"Ucap Dazai sambil memainkan gelasnya yang masih menyisakan es batu itu.

Suasana bar Lupin sedang sepi dan hari ini Ango tidak datang karna sedang sibuk menyisakan Dazai serta Odasaku, hari ini pun mereka tak banyak bicara karna  Dazai sibuk melamun memikirkan [Name].

"Kau tahu cinta memang terkadang bisa membutakan, kurasa [Name] salah satu korbannya"Komentar Odasaku, Dazai terkekeh.

Dazai tiba-tiba bangkit meraih jasnya membuat Odasaku heran.

"Kemana?"

Dazai tersenyum, demi apapun Odasaku terkejut melihat senyuman hangat Dazai barusan padahal Dazai hanya tersenyum lalu pergi.

Cring

Suara lonceng pintu bar yang berbunyi membuyarkan keterkejutan Odasaku, pria itu menghela nafas lalu tersenyum menyesap minumannya.

"Semoga berhasil Dazai".

✨🖤✨

"Kenapa kau disini?"

Yang ditanya menoleh lalu memutar bola matanya malas, astaga sejak kapan gadis itu memotong rambutnya? Padahal beberapa minggu rambut gadis itu masih sangat panjang.

"Kau patah hati?"Tanya Dazai lagi

"Lebih tepatnya aku kesal karna kau bodoh, tapi karna aku tidak bisa membunuhmu aku melampiaskannya dengan memotong rambutku"

"Oh"

Gadis itu kembali membelakangi Dazai mengamati pemandangan dari atas gedung pencakar langit itu, Dazai berjalan mendekati [Name] sambil ikut memandangi apa yang gadis itu lihat.

"Kau belum menjawab pertanyaanku"

"Kau saja belum menjawab perasaanku"

"Kau ini keras kepala atau bodoh?"

"Keduanya kalo soal kau"

Dazai tertawa membuat gadis itu semakin kesal, bukannya berhenti tawanya justru semakin kencang saat [Name] memarahinya.

Dazai merapikan poni [Name] sesaat setelah tawanya mereda, gadis itu terkejut dengan perlakuan Dazai yang tidak biasa itu.

"Jadi kau ingin aku bagaimana?"Tanya Dazai dengan suara paling lembut yang pernah [Name] dengar, pipi gadis itu memerah namun kemudian memalingkan wajahnya.

"Aku ingin kau hidup"

"Tapi kau bilang—"

Gadis itu menggeleng lalu tersenyum getir.

"Aku sudah memikirkan ini cukup lama, kurasa aku terlalu mencintaimu karna itu aku membatalkan niatku"

Dazai langsung memegang kedua pundak [Name] menatap tajam gadis itu.

"Apa maksudmu?!"

"Maksudku..."

Gadis itu merogoh saku jas Dazai lalu menyodorkan pistolnya pada Dazai.

"Bunuh aku"

"Apa?"

"Bunuh aku dan biarkan aku jatuh dari gedung pencakar langit ini"

"APA YANG—"

"DAZAI!"

Gadis itu menangis sambil tersenyum.

"Cukup, aku sudah lelah dengan hidupku dan tolong sudahi semua rasa sakit ini"

Dazai memejamkan matanya beberapa saat lalu menghela nafas berat seraya mengarahkan pistolnya sambil menatap dingin [Name].

Gadis itu tersenyum lalu naik ke pagar bersiap menjatuhkan diri.

Dar

Satu buah timah panas bersarang di dada [Name], tubuhnya oleng jatuh kebawah dan Dazai buru-buru berlari menyusul [Name] lalu memeluk gadis itu.

"D-Dazai?"

"Kau pikir aku masih ingin hidup?"

Gadis itu menangis terisak, dengan sisa-sisa tenaganya dia berusaha menghempaskan Dazai menggunakan telekinesisnya untuk membuat Dazai kembali ke atas balkon.

Bruk

Dazai terkejut setengah mati karna ternyata dia tak bisa menetralisir kekuatan [Name], Dazai berteriak memanggil nama gadis itu tapi semua terlambat.

"Sayonara Osamu-kun, terima kasih untuk semuanya"Bisik [Name] sesaat sebelum tubuhnya menghantam bumi.

The End

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top