Prolog
"Nona Leira, saat ini adalah jadwal mu untuk memberikan darah suci."
Leira mengintip dari balik selimut. Beberapa orang berdiri di samping ranjangnya, dengan sebuah pisau tajam dan beberapa botol kecil yang akan dijadikan sebagai wadah.
Leira mengulurkan tangannya, memberi akses pada pelayan untuk mengambil darahnya. Dua tahun belakangan, metabolisme tubuhnya mulai memburuk. Ia mudah sakit bahkan jika berdiri di ruang terbuka sebentar. Kulitnya juga semakin pucat. Rambutnya memutih karena stress berat.
Pihak istana dan keluarga bangsawan berusaha keras untuk membuatnya pulih dan sehat kembali. Namun setiap usaha yang mereka lakukan, hanya memperburuk kesehatan Leira. Setengah dari rambutnya telah berubah warna, menandakan stress yang ia alami semakin berat.
"Nona, anda ingin kami bawakan sesuatu setelah ini?" Lelaki yang berdiri di belakang para pelayan, melemparkan senyum ramah padan Leira.
"Aku ingin jalan-jalan ke kota." Tatapan Leira yang sayu, tidak dapat menyembunyikan binar harapan yang besar. Ia keluar dari tempat ini, sekitar lima atau empat tahun lalu sebelum akhirnya berubah menjadi tahanan rumah.
"Ah, bagaiman jika hanya disekitar istana saja?"
Leira berkedip pelan, ia mengangguk pasrah. Jawaban yang sama tentunya akan mendapatkan hasil yang sama.
Seberkas cahaya pudar yang keluar dari lengan Leira, saat pisau di goreskan ke tangannya. Itu adalah darah emas, benda paling berharga di Inkarsia. Ribuan orang yang telah menggunakan benda itu, berubah menjadi manusia serakah yang terus-menerus menginginkannya.
Keluarga kerajaan dan bangsawan adalah orang paling beruntung karena mendapatkan subsidi darah emas dari tubuhnya terus-menerus. Tidak peduli setua apa usia mereka, tampilan yang dimiliki selalu seperti anak muda berusia dua puluh tahunan.
Menurut beberapa buku yang Leira baca, keberadaan darah emas disebabkan karena pengorbanan dewi perdamaian dalam upaya menyelamatkan manusia dari wabah mematikan. Ia memasukkan seluruh jiwa dan kekuatannya kedalam tubuh seorang gadis kecil, yang darahnya berubah menjadi emas.
Gadis kecil dan dewi perdamaian, pada akhirnya berhasil menyelamatkan umat manusia dari kehancuran. Setelah itu, selama dua ratus tahun sekali seorang anak dengan darah emas akan terlahir untuk menyelamatkan manusia.
Namun seiring berkembangnya zaman. Darah emas yang digunakan sebagai obat, berubah sebuah senjata mematikan. Darahnya menjadi penyelamat dan pembunuh, dalam satu waktu. Terutama saat manfaatnya terus dikembangkan, menjadi obat keabadian. Orang-orang menjadi gila karena keberadaan darah emas.
Setiap anak yang lahir dengan darah emas, biasanya hanya mampu hidup tidak lebih dari dua bulan. Itu karena, keserakahan manusia tidak memandang siapa yang akan menjadi korban.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top