Kamu.
Hai, apa kamu sudah dengar cerita menyedihkan itu sebelumnya?
Sebenarnya aku tidak begitu suka cara dia menyampaikan semuanya, seperti, ayolah? Masih banyak yang melihatnya dengan sungguh-sungguh dan memperhatikannya, (aku misalnya, tentu saja), jadi untuk apa terpuruk sedemikian jauh?
Tapi yah, aku tidak mau menyalahkannya juga, siapa pun punya masalahnya sendiri, bukan?
Ada waktunya kamu ingin sendiri dan ada waktunya ketika kamu hendak bercerita.
Semua ada waktunya, seperti hari di mana aku mulai meraihnya.
Oh ya, ngomong-ngomong aku mau cerita dan tanya sedikit. dan tolong jangan bingung kalau misalnya halaman ini berbeda dari sebelumnya, karena ini aku.
Kalian punya alasan untuk hidup? Aku tidak punya.
Kalian punya alasan untuk mati? Aku punya.
Kalian punya orang yang berharga lebih dari apa pun di dunia ini? Aku tidak punya.
Tidak sampai aku mendengar suaranya, dan visi kami bertemu tak sengaja.
Aku tidak tahu apa namanya saat itu, kagum? Terpesona? Jatuh cinta? Apa pun bahasanya rasanya tidak cukup menggambarkan perasaanku.
Kami tidak saling kenal, tidak juga satu sekolah tapi ada sesuatu yang menarik dan itu membuatku ingin mengenalnya lebih. Ia bersinar jauh lebih terang dari bintang dan lebih rumit dari konstelasi langit malam di atas sana.
Kuberi tahu satu fakta yang kujamin seratus persen kebenarannya.
Aku jenius. Aku bisa melakukan apa saja.
Jadi dengan cara-cara yang kamu, kalian, tidak ketahui barangkali sudah kuketahui jauh sebelumnya atau bisa juga mencari tahunya hanya membutuhkan sekian menit─tentu berkali lipat lebih cepat darimu.
Itu sudah biasa, sampai-sampai aku muak dengannya.
Aku tahu siapa dia dengan sangat detail hanya dalam beberapa hari. Sekolahnya, identitas biologisnya, sampai catatan kriminalnya. Eh, aku boleh kan jadi stalker soulmate sendiri? Bukannya ini wajar untuk ukuran jatuh cinta atau apalah itu?
Tidak? Oh, ya sudah.
Aku tidak melakukan hal lebih tentang semua yang kudapatkan, walaupun aku bisa saja melakukannya tentu saja.
Dia adalah gadis yang banyak menangis. Sangat banyak. Keseringan malam hari, diatas jam sembilan.
Jujur, aku tidak suka mendengarnya. Menurutku suaranya jauh lebih bagus untuk tertawa, atau bicara dengan nada meninggi ceria. Itu pasti akan membuatku tersenyum lebih banyak setiap harinya.
Aku akan melakukan apa pun agar ia menjadi lebih banyak tertawa daripada menangis. Meskipun tangisan itu semacam konten eksklusif yang hanya dapat didengar olehku, tetapi kalau aku tidak ingin mendengarnya maka untuk apa? Sudah cukup dengan diriku, aku tidak mau orang yang menjadi belahan jiwaku ikut kehilangan semangat hidupnya.
Akan kulakukan apa pun, apa pun agar dia tetap hidup. Meski hidupnya tidak untukku, asal dia tetap bernapas dan lebih baik lagi tertawa ....
Apa kamu pernah merasakan hal ini? Sejujurnya ia dekat, namun terasa begitu jauh.
Seperti mengawang di udara, ada dan sepertinya kamu bisa lakukan apa saja. Namun, kamu tidak bisa melihatnya dan sejujurnya tidak tahu apa saja yang bisa terjadi.
Setiap kalimat yang kuutarakan secara anonim, aku bisa melihatnya kebingungan dan itu sangat menggemaskan. ketika isinya dapat membuat ia menunggu pesan berikutnya atau tertawa kecil, hatiku rasanya menyenangkan sekali. rasa-rasanya aku bisa hidup lebih lama lagi karenanya.
Ya, barangkali aku dapat menikmatinya sedikit, hanya sedikit lebih lama.
Agar saat aku pergi nanti, ia bisa kembali mengangkat kepalanya dan melihat dunia. Dengan begitu, pastinya, aku akhirnya bisa tidur dengan senyum nyaman.
Istirahat tak berkesudahan yang selama ini kuimpikan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top