Ch.00;Into The New World (Moon)

ᴱⱽᴱᴿᴳᴸᴼᵂ ⁻ ᴹᵒᵒⁿ

1:05 ───|────── 2:53

|◁ II ▷|

╭──╯ . . . . . 🌙🌙🌙 . . . . . ╰──╮

Perlihatkan.

Cahaya bulan yang hanya menerangi separuh jiwa.

Seiring berjalannya waktu, kehidupan sang hawa masih terus berlanjut hanya dengan dirinya seorang. Tak ada yang membantunya bangkit, hanya gadis itu berdiri di atas kakinya sendiri.

Tatapan mata kosong, darah yang menempel pada seluruh tubuhnya sudah mengering—namun bau menusuk berasal dari para musuh yang sudah menjadi mayat—tergeletak di ujung jempol kaki milik sang hawa tetap tercium, juga bau bubuk mesiu bekas peluru dari senjata yang ia pakai sebagai perlawanan.

Kanna—Tachibana Kanna, gadis berusia sebelas tahun sudah menanggung beban mengikuti perang yang menyangkut manusia melawan musuh berasal dari luar bumi. Bermodalkan senjata api yang dicuri dari pihak lawan, Kanna dapat membunuh para alien itu. Musuh yang para penduduk bumi lawan.

Tetapi, apa itu pantas dibanggakan? Tidak.

Percuma. Jika bisa dibilang.

Hampa dan sunyi.

Itu yang bisa ia gambarkan dalam situasi ini. Perang telah berakhir, namun mengapa rasanya tidak damai? Bukankah harusnya gadis itu senang kemenangan sudah berada di tangannya? Namun, mengapa senyuman tidak terulas pada wajah manisnya?

***

Cahaya bulan.

Menerangi malam dengan kesunyian yang begitu hampa. Seorang lelaki dengan tangan kiri memegang katana, menatap ke atas—menelisik cahaya bulan begitu bersinar. Bulan memang indah, namun tatapan matanya kosong, tak ada kehidupan di sana. Berusaha untuk mengulas senyum di hadapan kawan-kawannya bukanlah perihal yang mudah, tetapi menangis pun bukanlah pilihan yang tepat.

Dia harus bisa menahan, menyembunyikan, dan membohongi perasaannya sendiri.

Gintoki—Sakata Gintoki. Umurnya menginjak delapan belas tahun di saat Gintoki memulai pemberontakan demi menyelamatkan sang guru. Bersamaan dengan pemberontakan yang ia lakukan, sebuah kejadian aneh mulai mengelumuni pikiran Gintoki.

Tak lain tangisan seorang gadis. Suara tangisan yang begitu asing tiba-tiba muncul, Gintoki sama sekali tidak mengenali suara kecil ini. Pada awalnya, Gintoki hanya menganggap itu sebuah kebetulan dalam mimpinya, namun hal ini sering terjadi. Benaknya penuh dengan tangisan orang asing hingga membuat lelaki dengan iris merah itu pusing sendiri memikirkannya.

Siapa gadis itu? Haruskah ia mencari tahu?

╭──╯ . . . . . 🌙🌙🌙 . . . . . ╰──╮

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top