18
"Jadi gitu ceritanya, bingung juga coba si Jenab tau kita tapi sabar banget ya buat bilang 'iya semoga lo sama Taeyong bahagia' kalo aku gak akan ngomong gitu ah." Miyu bercerita tentang sahabatnya Nabila yang sudah memberikan restu untuk bersama dengan kekasihnya Taeyong.
Taeyong tersenyum lalu mencubit gemas hidung kekasihnya yang terlihat menggemaskan. "Kalo kamu bakalan selegowo itu juga gak?"
"Oh enggak dong gila aja ya lagian aku gak mau lah doain kamu bahagia sama cewek lain. Kan kasusnya kamu yang nyakitin aku disini dan perlu kamu tau ya..." Miyu mengubah posisinya yang semula bersandar pada dada Taeyong menjadi duduk menghadap Taeyong dan menunjuk-nunjuk wajahnya sendiri. "...Arlingga Taeyong Yudhistira asal kamu tau aku ini bukan cewek yang baik dan bukan orang yang selalu berlapang dada ya. Doa aku entar bukan kamu bahagia tapi nyumpahin kamu biar menderita semenderitanya tau."
Tawa Taeyong pecah saat melihat wajah kesal Miyu serta tingkahnya yang kelihatan sangat kekanakan.
"Terus kalo aku menderita kamu mau apa?"
"Apalagi? Ketawa lah terus bobo nyenyak," Ucap Miyu kembali merebahkan tubuhkan pada dada Taeyong.
"Berarti aku gak di biarin pergi nih?" Goda Taeyong pada Miyu jangan lupakan senyum manisnya yang masih melekat pada bibir tipisnya.
"Boleh kok tapi sebelum itu aku bakalan minta Sehun buat matahin kaki sama tangan kamu."
Miyu sungguh menggemaskan saat bersikap sok tegas seperti sekarang Taeyong sampai tidak bisa menghentikan tawanya sejak tadi, bagaimana tidak Miyu benar-benar orang yang jujur dalam mengatakan banyak hal tanpa takut sedikitpun bahkan ia berani mengancam Taeyong begitu.
Drrtt drrtt
Tiba-tiba ponsel Miyu bergetar saat ia sedang heboh bermain game membuat sang penelpon secara otomatis mendapat sumpah serapahnya dan Taeyong yang mendengarkannya terlebih dahulu.
"Ah monyet Lian, apaan sih nelpon-nelpon pas gue lagi ngeuwe." Kesal Miyu yang terpaksa harus me-logout gamenya sebentar.
"..."
"Ya biarin lagian enak," Balas Miyu pada ucapan Lian yang pasti terdengar sama dengannya.
"..."
"Yaudah ngomong serius apaan?"
"..."
Miyu mendengarkan dengan dahi berkerut, Taeyong yang menyadarinya bertanya-tanya dalam diam menunggu Miyu selesai berbicara pada Lian.
"Yaudah iya gue kesana sama Taeyong."
Taeyong dan Miyu saling pandang tepatnya Taeyong bertanya-tanya tentang perubahan raut wajah Miyu.
"Kita ke bandara buruan." Desak Miyu yang berhasil membuat Taeyong khawatir.
"Kita masih ada kelas loh."
"Udah gak penting. Nabila mau pindah ke Aussie."
Taeyong membelalak lalu bergegas membawa Miyu berlari ke arah parkiran dimana mobilnya berada.
☘☘☘
Setelah hampir tertinggal untuk mengantar keberangkatan Nabila pergi bersama Hyunjin dengan keadaan mengandung, entah lah apa yang akan terjadi nantinya pada mereka disana.
Miyu lebih banyak diam saat perjalanan pulang bahkan Taeyong harus sangat bersabar dengan tingkahnya yang menjadi ogah-ogahan itu.
"Kok kita kesini?" Miyu terheran saat Taeyong menghentikan mobilnya di depan rumah Miyu bukannya pergi ke apartemen Taeyong seperti biasanya.
"Sehun yang nyuruh kita nginep di sini malam ini." Taeyong membelai surai hitam kekasihnya itu. "Kamu gak kenapa-kenapa?"
Miyu hanya mengangguk meyakinkan pada kekasihnya bahwa ia baik saja meskipun Taeyong sangat tau betul kekasihnya itu tidak sedang baik, mungkin Sehun tau bagaimana cara menenangkan mood adiknya itu.
Sehun tau bagaimana adik perempuannya itu akan bertingkah saat ia sedang merasa senang dan bagaimana ia berubah menjadi pribadi yang menyedihkan saat dia merasa tidak baik.
"Inget pulang juga lu sekarang?" Sinis Sehun pada adiknya sekedar memulai obrolan mereka.
Miyu berdecih pada Sehun yang cukup mengagetkannya. "Ya menurut lo? Inikan rumah gue juga."
Sehun mendorong kepala sang adik kesal.
"Makin kurang ajar aja lu ya anjirr." Sehun sedikit meninggikan nada bicaranya entah lah dia sebenarnya sedikit rindu akan tingkah adik perempuannya itu. Yah mungkin tidak sedikit namun cukup rindu.
"Ck, laki gue mana dah?"
"Laki laki laki mulu lu, gak bisa apa pisah bentar ama Taeyong," Kesal Sehun.
"Gue udah biasa tidur di peluk dia jadi wajar gue gak bisa jauh-jauh ama dia, lagian dia udah gue kasih enak juga," Ucap Miyu dengan santainya yang berhasil membuat jidat Sehun mengernyit dengan tiga sudut siku-siku.
"Gue cekek mati serius lu Miyu."
"Iiihh kayak gak tau gue sama Taeyong aja sih lu."
Sehun mulai menyerah berbasa-basi dengan adiknya itu akan membuat dia darah tinggi.
"Kata Taeyong lo diemin dia tadi," Ucap Sehun to the point.
Wajah Miyu berubah serius gadis itu mempersilahkan Sehun untuk duduk di sampingnya di atas kasur, Sehun hanya menurut dan mengambil tempat yang sudah adiknya sediakan. Mungkin obrolan mereka kali ini akan lebih serius.
"Gak tau ya bro cia bro anjir geli amat gue, bangsat dah."
"Tolol Miyu, serius dikit ngapa sih." Kesal Sehun kembali saat ia sudah mengharap lebih mendengar penuturan gadis itu yang lebih serius menjadi menyebalkan.
"Ok ok gue serius," Ucap Miyu sembari menarik nafasnya. "Gak tau deh gue ngerasa cemburu aja ngeliat Taeyong pelukan sama Nabila."
Sehun mulai paham sekarang dengan pemikiran adiknya ini, sikap konyolnya barusan adalah cara untuknya menutupi perasaannya yang tidak menentu.
"Kan cuma pelukan perpisahan Miyu, jangan egois."
"I know i know, but...biar gimanapun gue gak bisa kontrol prasaan gue Sehun." Nafas Miyu terlihat mulai tak beraturan, "Lo tau sendiri gue dari kecil gak pernah bisa berbagi, ada rasa yang gak bisa gue ungkapin dengan kata-kata. Gue cuma bisa mendam sesaknya, ketakutan gue kalo Taeyong bakalan berpaling dari gue sama kayak waktu dia ninggalin mantannya dan itu nyiksa perasaan gue banget."
"Buang fikiran kayak begitu jauh-jauh, coba jadi orang yang sedikit positif." Tegur Sehun dengan penuh penekanan.
Miyu menyandarkan dirinya pada bahu Sehun hal yang lama ia rindukan saat ia dan sang kakak sering bertukar cerita seperti saat ini.
"Gue ini egois koh rasanya udah terlanjur terlahir jadi orang yang begini tuh susah, dari dulu lo selalu ngalah sama gue dan itu bikin gue jadi pribadi yang mau menang sendiri terus."
"I know you so well sist."
"Gue tersiksa sama sifat gue sendiri tapi gue gak bisa kontrol juga."
"Sekarang lu cuma perlu percaya sama Taeyong dan yakin sama dia aja," Ucap Sehun yang berhasil membuat Miyu sedikit tersentuh. "Sekonyol, setolol, dan senyebelin apapun elu, lu tetep adek gue yang paling berharga. Gak akan gue biarin orang di luar sana nyakitin lo."
"Gue tau itu." Miyu tersenyum lalu berhambur dalam pelukan pria yang notabenya adalah kakak kandungnya itu, meskipun mereka tak ada kemiripan sedikitpun.
"Mandi dah lu bau keringat goblok pasti abis lari di bandara tadi kan."
"Si anjing ya lo ngerusak momen tau gak sih lo."
"Yeu orang beneran begitu kok, dah gue keluar dah males deket-deket lu mah."
☘☘☘
Miyu dan Taeyong memutuskan untuk saling terbuka setelah mendengar penjelasan Sehun tentang Miyu yang ternyata cemburu tentang pelukan perpisahan itu yang awalnya membuat Taeyong sedikit kesal dengan tingkah Miyu yang enggan bercerita padanya.
Menjalin hubungan yang masih baru mungkin memang bukan hal aneh bila Miyu kurang terbuka padanya. Tapi, mengingat Taeyong dan Miyu sudah saling mengenal satu sama lain cukup lama tidak serta merta membuat Taeyong mengenal Miyu dengan baik ternyata, dan hal itu cukup menyakiti Taeyong.
"Kok sekarang kamu yang marah sih sama aku?" tanya Miyu dengan tidak tau dirinya.
"Kamu aja bisa ngambek sama aku kok tadi masa aku gak bisa sih," balas Taeyong tidak kalah konyolnya dengan pemikiran kekasihnya, lama bersama Miyu membuat sifat Taeyong ikut kekanakan nampaknya.
"Gak bisa gitu dong kan aku cewek jadi cewek tuh selalu bener ya." mendengar penuturan Miyu hampir membuat Taeyong kembali kesal sebelum kata-kata pamungkas membuat Taeyong luluh. "Sayang."
Dengan wajah malu-malu Miyu membuang muka menyembunyikan semburan merah pada kedua pipinya yang terasa memanas serta mengutuk mulutnya yang sama sekali tidak cocok dengan ujaran romantis macam itu.
Lain halnya dengan Taeyong yang justru terasa seperti mendapat serangan jantung dadakan, betapa sialannya Miyu dengan sikap malu-malu kucingnya yang membuatnya terlihat ngg sedikit menggemaskan.
"Dah ah aku mau maskeran aja, kamu mau gak?"
Taeyong masih shock ringan tubuhnya terasa kaku tapi dia tetap berusaha bersikap sedikit cool, dengan susah payah Taeyong mengangguk dengan kakunya serasa otot lehernya tersengat sesuatu seperti tegangan listrik mungkin yang membuat pria itu masih pada posisi duduk tegaknya.
"Kebawah aja yuk aku mau nonton sama Sehun juga."
☘☘☘
Sehun begitu kaget saat melihat ruang tengah yang begitu gelap dengan cahaya televisi yang menyala terang serta Miyu dan Taeyong yang dengan santainya duduk di sofa empuk juga masker yang melekat pada wajah mereka, lebih ke menyeramkan menurut Sehun apalagi harus bergabung bersama mereka berdua yang sama sintingnya.
"Sine wui." Miyu berucap dengan sulit sembari menahan wajahnya yang terasa akan jatuh bila ia berbicara seperti biasanya.
"Serem amat lo bedua sumpah," ucap Sehun lalu bergabung dengan keduanya yang terlihat tegang dengan acara televisi yang menayangkan film horor, sungguh pasangan gila memang. "Miy mau dong dimaskerin juga gue."
"Ck, nyusahin lu."
Mau tak mau gadis itu tetap menurut dan mulai memasangkan masker pada wajah tampan kakaknya.
"Enak ya punya pacar sama gilanya kek lu gini jadi gak perlu jaim lagi kek lu sama mantan lu yang lain kan?" tanya Sehun ingin mengolok adiknya.
"Bacot ini masker gue ntar retak anjerr."
Sesudahnya ketiganya kembali terdiam fokus pada film yang sedang tayang. Sebenarnya Sehun benar-benar ingin bicara bukannya berdiam seperti sekarang karena masker bodoh yang terasa sayang bila rusak karena gerakan mulutnya, tapi mau bagaimana lagi tampanpun harus ada perjuangannya.
Bentar ngakak dulu, ampun deh baru bisa nulis sekarang daku tuh mengecewakan sekali sebagai penulis tapi gimana dong aguh juga manusia biasa yang kadang bisa bosan dan sedih. Semoga masih ada yg baca dan nunggu cerita ini deh huhuhu. See yall
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top