09






"jadi?" Taeyong tersenyum kearah Miyu yang masih duduk di kursi penumpang dalam mobilnya, mereka telah sampai di kediaman keluarga Miyu tapi mereka belum juga keluar dari dalam mobil.

"jadi apa?" tanya gadis itu sedikit kebingungan.

Baru beberapa jam yang lalu Taeyong terlihat sangat marah dan membawa Miyu pergi dari kantin kampus mereka lalu menciumnya dengan penuh gairah sampai-sampai gadis itu hampir kehabisan oksigen karena ulah Taeyong, tapi sekarang pria itu kembali terlihat sangat bersemangat bahkan senyumannya terus merekah.

"sekarang gue udah dapet restu dong dari nyokap lo?"

"restu apaan njirr? Mamah pengen ketemu lo itu karena Sehun yang minta."

"yakin Sehun?" Taeyong tersenyum jahil kearah gadis itu. "bukan lo yang minta?"

Wajah Miyu memerah dia mulai merasa kesal sekaligus malu bisa-bisanya pria dihadapannya itu membuatnya salah tingkah terus menerus, ditambah kejadian tadi sudah membuat Miyu terus memikirkan hal yang tidak-tidak.

Gadis itu menarik nafasnya kesal dan berusaha membuka pintu mobil agar bisa keluar dan masuk kedalam rumahnya. Tapi sebelum menyentuh pintu mobil itu ternyata Taeyong sudah menguncinya terlebih dulu.

Miyu mengerucutkan bibirnya kearah pria disampingnya itu dengan wajah memelas dia ingin memohon agar Taeyong membiarkan dirinya keluar. Taeyong yang tau akan arti dari diamnya gadis itu hanya tertawa melihatnya, gadis itu terlihat menggemaskan Taeyong sudah berfikir untuk menyerangnya seperti ditaman. Lagi.

"gue pengen keluar," kesal Miyu sembari memukuli lengan pria itu.

Taeyong hanya bertingkah seakan pukulan itu menyakitkan tapi dia tidak dapat menahan tawanya melihat tingkah menggemaskan Miyu saat merengek memaksanya untuk membuka pintu mobilnya.

Karena bosan Miyu merajuk dengan menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya dan memfokuskan pandangannya kearah jalanan lalu sedikit melirik kesal kearah Taeyong.

"gue izinin lo keluar tapi ada syaratnya," ucap Taeyong sambil bergerak mendekatkan wajahnya kearah wajah Miyu.

Gadis itu akhirnya memalingkan pandangannya kearah Taeyong yang membuat jarak mereka berdua menjadi semakin dekat.

"apa syaratnya?"

"syaratnyaaaaa." Taeyong diam dan menatap lekat pada pupil mata gadis itu dengan jarak sedekat itu Taeyong baru sadar gadis itu memiliki mata yang indah pupil matanya terlihat kecoklatan dari jarak dekat dan terkadang bagian kecoklatan itu terlihat membesar.

Dengan gerakan cepat Taeyong langsung menyambar bibir gadis itu lagi dia sudah gila bahkan hanya melihat mata Miyu saja sudah membuatnya merasa sangat bergairah.

Tautan itu terlepas kali ini Taeyong yang melepaskannya terlebih dulu tapi ia masih menyandarkan jidatnya pada jidat Miyu kedua tangannya menangkup wajah gadis itu.

"suka atau enggak suka, sekarang lo milik gue," tegas Taeyong sambil mencubit gemas pipi Miyu.

"hah ap-"

"gue gak terima penolakan," potong Taeyong dan langsung menyerang bibir gadis itu lagi kali ini lebih agresif dan sangat menuntut bahkan dia tidak ingin membiarkan gadis itu memberikan protes dengan mulutnya, lebih baik mulut itu digunakan untuk hal yang menyenangkan.


Suara ketukan pintu pada kaca mobil mereka membuat kegiatan keduanya terhenti dengan nafas tersengkal Miyu mendorong tubuh Taeyong menjauh darinya, karena masih dalam tahap mengatur nafas keduanya hampir lupa dengan orang yang terus menggedor kaca mobil.

"sialan lu berdua malah berbuat mesum di depan rumah gue," protes Sehun yang sudah dibuat kesal dengan terlanjur melihat adegan panas keduanya tadi.

"kenapa sih?" tanya Miyu yang malah menjadi kesal pada Sehun.

"kenapa, kenapa lukata. Mamah udah nungguin njing buruan masuk," balas Sehun sambil mendorong pelan kepala adiknya. "belum jadian aja udah maen nyosor lu berdua."

"kata siapa? Kita udah jadian kali," ucap Taeyong yang berusaha menengok Sehun yang sedang berdiri di luar mobilnya.

"kapan?" kaget Sehun saat mendengar penuturan Taeyong.

"barusan," balas Taeyong tidak lupa dengan senyumannya yang terus merekah.

Miyu hanya bisa diam dengan wajah yang memanas menahan rasa malunya, dia ingin mengatakan kalo semua yang dilihat oleh Sehun dan apa yang dikatakan oleh Taeyong itu bohong tapi rasanya juga percuma toh Sehun sudah melihat mereka berdua berciuman tadinya.


🐳🐳🐳


Ibu Miyu terlihat sangat senang dengan keberadaan Taeyong mereka terus berbicara dengan santai bahkan Sehun juga ikut mengobrol bersama keduanya sesekali. Tapi Miyu hanya bisa diam dan terus merasa gugup dan malu, karena Ibu dan kakaknya itu terus membicarakan masa kecilnya pada Taeyong.

Miyu terus-terusan mengaduk nasi diatas pringnya dia juga ingin ikut bicara tapi tidak tau apa yang ingin ia bicarakan.

"sampe sebesar ini aja kadang dia masih manja loh," ucap Ibu Miyu yang berhasil membuat anak gadisnya itu mendongak menatap kearah sang ibu.

"ma, udah iih," rengek Miyu yang terus-terusan merasa malu mendengar kemanjaannya yang telah diceritakan ibunya pada Taeyong.

"eeh sekarang baru bisa ngerasa malu ya?" goda sang ibu pada putrinya itu, senyuman tak lepas dari bibirnya meskipun sudah cukup berumur wanita paruh baya itu masih tetap terlihat cantik dengan rambut hitamnya yang ia ikat ke belakang.

Taeyong yang sadar dengan sikap Miyu yang terus merengek agar ibu dan kakaknya itu berhenti membicarakan tingkahnya yang sedikit manja dan kekanakan itu, tapi menurut Taeyong itu lucu karena Miyu yang ia kenal adalah gadis yang sangat menyebalkan dan memiliki bermacam bahasa buruk tapi ternyata selain kasar gadis itu juga memiliki sisi lain dan Taeyong senang mengetahui itu.

Tiba-tiba Taeyong meraih jemari gadis itu menggenggamnya dengan erat sekedar untuk membuat gadis itu merasa tenang mungkin, tapi malah membuat gadis itu bertambah malu.


Makan malam selesai dan Miyu mendapatkan giliran untuk mencuci piring sementara Sehun, Taeyong dan Ibunya malah sudah bersantai diruang tamu.

"gak punya perasaan, gue dijadiin babu njirr," oceh gadis itu tapi tetap mengerjakan tugasnya. "kalo tau cucian banyak begini mending gue minta makan diluar aja."

Miyu terus mengoceh dan mengeluh dengan pekerjaannya padahal dia hanya melakukan pekerjaan rumah kalau ada ibunya saja, selama ini kebanyakan Sehun yang mengerjakan tugas rumah seperti memasak dan mencuci.

Tiba-tiba seseorang memeluk pinggang Miyu dari belakang yang berhasil membuat gadis itu terkejut setengah mati bahkan ia rasanya ingin sekali memukuli orang itu dengan sebuah piring atau gelas mungkin.

"Taeyong, sialan lo."

Pria itu membalik tubuh mungil gadis dihadapannya yang malah membuat gadis itu mejadi semakin kaget karena mereka terlalu dekat. Tayong memeluk erat pinggang Miyu dan perlahan tangannya malah turun ke bokong gadis itu.

"oh shitt, what are u doing here?" Miyu melirik kearah pintu dapur yang menghubungkan ruang tamu dan dapur kalau-kalau ada yang datang. "nyokap gue bisa-"

"kayaknya gue makin gak bisa nahan diri kalo di dekat lo."

"lu ngomong apasih? Mabuk lu ya? Sakit jiwa lu." kesal Miyu masih berusaha untuk melepaskan diri dari pelukan Taeyong.

"give me a kiss." Taeyong memajukan bibirnya dan bertingkah seakan ingin mencium gadis itu tapi dengan sekuat tenaga Miyu terus menolak karena ia rasa hari ini mereka terlalu sering berciuman.

"yong, lu kok jadi mesum begini sih?"

"gue juga gak ngerti."

Tiba-tiba ada suara sesuatu terjatuh kelantai yang membuat kedua orang itu terkejut dan yang lebih mengejutkan, lagi-lagi Sehun memergoki keduanya sedang bermesraan.

"sampah lu berdua," pekik Sehun lalu mengecek keluar pintu kalau-kalau ibunya datang kedapur juga.

"lu lagi, lu lagi," kesal Miyu pada kakaknya itu. "percuma lu ganteng, berduit dan segalanya tapi kerjaan ganguin orang pacaran mulu."

Taeyong tersenyum mendengar ocehan Miyu yang entah terdengar sepertinya dia sudah menganggap hubungan mereka yang yah awalnya hanya Taeyong yang memaksakan hubungan itu, tapi sekarang ia yakin bahwa Miyu juga menyukainya.


🐳🐳🐳


Siang hari di taman kampus Miyu, Nabila dan Lian terlihat sedang duduk diatas rerumputan. Jangan lupakan beberapa cemilan wajib yang ada di tengah lingkaran mereka.

Miyu terlihat begitu segar hari ini bahkan dia tidak mengeluh meskipun kelas paginya berjalan begitu lama dari biasanya, bahkan gadis itu terus tersenyum sambil membaca bukunya.

"sakit lu ce?" celetuk Nabila yang tadinya sedikit memperhatikan tingkah gadis didepannya itu.

"tau ni orang senyam-senyum kek orang gak waras," tambah Lian. "baru jadian ya lu."

Miyu kaget saat mendengar penuturan dari Lian.

"ya. . .ampun deh gue tuh seneng karena nyokap gue datang."

"oh ya, weh gue kangen sama tante Senika." Nabila menutup bukunya dan menatap kearah Miyu.

"nyokap gue ntar malam balik ke LA."

"gue bingung deh ce yang bulenya itu nyokap lo atau bokap lo sih?" tanya Nabila.

"mendiang kakek gue masih turunan inggris, nenek gue chiness mereka nikah dan bapak gue dapat nama Albert terus ketemu sama nyokap gue yang indo-chiness juga. Mereka nikah yang mirif bulenya si Sehun dan gue rada chiness doang, karena papah anak tunggal sementara dia udah meninggal jadi mamah yang ngurusin nenek disana sedangkan gue sama Sehun lebih nyaman di indo. Ngerti?"

Kedua temannya itu hanya mengangguk acuh mendengar penjelasan Miyu terlalu panjang lebar tapi tidak terlalu menarik bagi mereka berdua.

"disini lo pada!!" seru seorang pria dan langsung mengambil tempat duduk di sebelah Nabila.

Miyu yang baru pertama kalinya melihat pria itu merasa sedikit bingung dan heran apalagi melihat Lian yang bertingkah biasa saja pada pria itu padahal setaunya mungkin Lian juga tidak mengenali pria itu.

"gak usah bingung kali," ucap pria itu yang malah membuat Miyu semakin membulatkan matanya. "kenalin gue pacarnya Nabila."



To be continued. . .



Update hewhew
Gue mau nangis aja disini tuh (_) Taeyong kok bangsad ya (') tapi aku suka gimana dong. (∀ ̄)

Dan otak gue tiba2 terkontaminasi untuk membuat sesuatu yang liar. 😏

Jangan dulu deh bentar lagi puasa ya gue insaf lah sebagai insan yang baik yekan 😂
Najis sumpah. 🌝

Ok gue promosi nih buat squad para pelakor IcupSQ-  boleh pc gue kalo mau join grupnya karena ini terbuka untuk umum.

Guys kalyan nongol loh pacar-mu LianaChanyeol

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top