07

   Miyu terus di buat kesal oleh tingkah Taeyong yang menurutnya terlalu aneh, dan lagi Miyu terus merasa tidak enak dengan Nabila yang terlihat memandangi kearah mereka berdua terus-terusan.

Taeyong memeluk perut Miyu dan berhasil mendapatkan tendangan dari gadis itu, bukannya kesal Taeyong malah tertawa dan mencubit gemas hidung gadis itu.

Miyu hanya bisa menarik nafas panjang Taeyong terlalu terang-terangan untuk melakukan pelecehan padanya sementara terlalu banyak orang di ruang tamu.

"Nab woi Nabila, lu bawa makanan buat guekan?" tegur Miyu untuk menetralkan rasa tegangnya terhadap Nabila.

Nabila menarik nafas kesal dan menunjuk kearah bungkusan yang isinya sudah hampir separo dimakan oleh Mark dan yang lainnya.

"martabak telur, sampah lu pada itu buat gue bukan buat kalian. Siniin."

Miyu berusaha bangkit dari duduknya tapi di tahan oleh Taeyong, wajah pria itu berubah menjadi serius kalau tadinya dia terus mengganggu dan membuat Miyu kesal kali ini dia memperlihatkan sisi lain dirinya.

"lepasin ah," rengek Miyu yang malah terdengar sedang menahan rasa takutnya.

"lu gak boleh makan itu dulu, makan buah yang gue bawa."

"lu kata gue monyet makan buah mulu."

"lah kan lu saudaranya," timpal Vebri yang duduk tak jauh dari mereka berdua.

"Hun lu dikatain monyet tuh sama Chanyeol's girlfriend" adu Miyu pada kakaknya yang sedang terlihat sibuk dengan game di handphonenya.

Sehun mendekat kearah Miyu dan langsung memegang dahi gadis itu. Sementara Miyu hanya melihat Sehun yang tiba-tiba bergerak tanpa berucap satu katapun.

"tidur gih sono udah malam ini," titah Sehun yang berhasil membuat Miyu mengerucutkan bibirnya kesal.

"yaelah bang baru jam 9 juga udah di suruh tidur aja si Miyu, kita-kita juga baru datang ini," ucap Lian yang mendapat anggukan persetujuan dari Nabila dan Vebri.

"bukan gitu tapi-" Sehun terdiam dan beralih mengecek jam tangannya. "yaudah deh, sejam lagi aja ya tapi."

Persyaratan Sehun mendapatkan anggukan mantap oleh ke tiga gadis itu sementara Miyu hanya memberikan senyuman kepada kakaknya itu.

Tiba-tiba Taeyong memeluk Miyu dari belakang dan menyandarkan kepalanya pada leher gadis itu, Miyu terus meronta tapi tidak ada pergerakan dari Taeyong malah pria itu semakin mempererat pelukannya pada perut gadis itu.

"lepasin gak, banyak orang," cicit Miyu sembari menahan nyaring suaranya.

"oh jadi lo mau di tempat yang sepi."

"fuck."

Taeyong tertawa dan sesekali meniup leher gadis itu yang berhasil membuat Miyu merasa merinding pada tengkuknya. Lagi-lagi Miyu melihat Nabila memandang kearah mereka berdua, Miyu yang tidak tahan akhirnya bangkit dari duduknya dan pergi kearah kamarnya.

"kemana lo?" tanya Lian yang menyadari pergerakan Miyu.

"kekamar kuy gue keknya masuk angin ini."

"yaudah yuk, Nab. Veb kita nyusulin dia." ajak Lian pada dua gadis lainnya.

"gue ikut boleh gak nih?" Mark angkat suara setelah lama diam karena terus di marahi oleh Nabila tadinya.

"diem disini aja, gak usah ikut," titah Nabila sembari menunjuk-nunjuk tempat duduk Mark.

Mark menciut melihat Nabila yang terus-terusan membuatnya merasa tertindas, sementara yang lain hanya tertawa melihat tingkah Mark.

"kenapa ce?" Lian langsung melempar pertanyaan begitu masuk kedalam kamar gadis berwajah oriental yang sekarang sedang merebahkan tubuhnya di atas kasurnya.

"Nabila mana??" bukannya menjawab gadis itu malah mencari satu personil temannya yang terlihat membuatnya sedikit khawatir sejak tadinya.

"ngapasih orang cantik di cariin mulu."

"eeiii najis," ucap ketiganya bersamaan.

Nabila mendekat kearah Miyu dan merebahkan tubuhnya di samping gadis berambut blonde itu.

"rambut lo itemin deh ce," ucap Nabila basa basi sembari memainkan rambut temannya itu.

"Nab lo cemburu ya ngeliat gue sama Taeyong?" Nabila tak menjawab ucapan Miyu melainkan mengubah posisinya dan masih membisu tak membalas. "sumpah gue sama dia gak~"

"jujur ce gue gak pernah punya fikiran baik tentang kedekatan lo sama dia."

Miyu menunduk mendengar penuturan Nabila sementara Lian ataupun Vebri hanya berdiam diri melihat percakapan dua gadis itu.

"lo tau dia itu gimana ce. Jadi gue minta lu hati-hati sama dia, kalo perlu lu jauhin dia. Gue gak pengen lu ngerasain rasa sakit yang gue rasain dulu." Nabila memegang pundak Miyu dan menatap lekat gadis itu. "sekali brengsek tetap brengsek, gak ada kata berubah buat cowok macam Taeyong."

"tapi Nab~"

"ce gue harap lu jangan belain dia."

Miyu terdiam tak berapa lama ia mengangguk tapi hatinya terkecamuk dengan perasaannya sendiri, ia ingin mempercayai Taeyong tapi di sisi lain dia juga tau bagaimana seorang Taeyong menyakiti sahabatnya.


🐳🐳🐳🐳


   Pagi harinya Miyu terbangun tapi masih belum bisa membuka matanya, dirasakannya seseorang tengah memeluknya dari belakang, sebuah kepala terasa bersandar pada punggungnya yang membuat gadis itu risih dan sekuat tenaga membalikkan posisinya untuk melihat siapa orang yang tengah mengganggunya di pagi hari.

"Taeyong, lu ngapain sih meluk-meluk gue," rengek Miyu sambil mendorong tubuh pria itu.

"tolong, jangan jauhin gue," rilih Taeyong dengan suara beratnya.

Miyu yang tadinya meronta-ronta akhirnya terdiam dan membiarkan Taeyong semakin mendekap tubuhnya, dengan mata yang masih tertutup Taeyong terus mengelus rambut Miyu sesekali diciumnnya puncak kepala gadis itu.

Miyu hanya bisa menenggelamkan wajahnya yang memerah pada dada Taeyong. Gadis itu hanya bisa mati-matian menahan suara detak jantungnya yang terus berdegup tiap kali Taeyong menyentuh kepalanya.

"Yong, gue mau mandi."

"gue denger semua omongan lo sama Nabila semalam." kali ini wajah Taeyong beralih menatap gadis itu. "kasih gue kesempatan, buat buktiin diri gue yang sekarang udah bukan Taeyong yang brengsek lagi."

"yong!!"

"gue gak akan lepasin lo, sebelum lo janji buat gak jauhin gue."

Miyu membuang nafas dengan suara berat dia ingin sekali mempercayai Taeyong tapi ketika ia mengingat ucapan Nabila yang terus terngiang di kepalanya membuatnya merasakan kebimbangan.

"gue~"

"please, percaya sama gue. Gue gak bakal nyakitin lo Miy."

Entah apa yang membuat Miyu merasa iba ketika melihat wajah Taeyong yang menatapnya penuh harap membuat matanya mulai berkaca.

"jangan bikin gue seakan gue yang jahat disini." Miyu menutup wajahnya dan mengucek matanya dengan kedua tangannya hingga kedua matanya memerah.

"gue ngerti pasti sulit buat lo, tapi permintaan gue gak berat. Tolong percaya sama gue."

Miyu mendongak memberanikan diri melihat wajah Taeyong yang tadinya sangat menyedihkan baginya, dengan penuh keberanian gadis itu mengangguk.

"iya gue percaya sama lo." Taeyong tersenyum dan langsung memeluk tubuh mungil gadis itu, tapi Miyu mendorong tubuh Taeyong dan memberikan sedikit jarak antara keduanya. "tapi lo bisa rahasiain ini dari temen-temen gue kan?"


🐳🐳🐳🐳



   Siang itu Miyu duduk sendirian di kantin kampus sembari menunggu ketiga temannya, tiba-tiba Arten datang dengan wajah lusut melempar beberapa tumpukan buku. Miyu yang melihatnya hanya dapat mengerjapkan matanya beberapa kali.

"yo wassap men," tegur Miyu pada pria itu.

Bukannya membalas Arten malah memberikan pandangan kesal kearah Miyu yang membuat gadis itu menciut seketika.

"galak banget sih," cicit Miyu dengan suara yang hampir tak terdengar.

"lu tau siapa yang nganterin lu ke apartemen gue malam itu?"

Miyu menggelengkan kepalanya lalu meminum jusnya kembali, dia terlalu gugup untuk berurusan dengan kakak Nabila ini apalagi dulu ia pernah menaruh hati pada pria itu.

"nah itu orangnya, paling enggak lu ucapin terimakasih dulu sama dia. Berkat dia lu gak di bawa ngamar sama om-om."

"yeu, bangsat," kesal Miyu menanggapi omongan Arten yang terlalu blak-blakan itu.

"ada apa nih tiba-tiba lu manggil gue kesini?" tanya pria yang berperawakan tinggi dan sedikit chubby tidak lupa dengan senyuman yang terus merekah di bibirnya.

"masih inget gak sama ini cewek?" Arten bertanya pada pria itu dan tangannya menunjuk kearah Miyu yang sudah mendongak melihat pria yang baru datang itu.

"inget kok cewek mabuk itukan." senyum pria itu lalu mengambil tempat duduk di sebelah Miyu. "lo lucu kalo lagi mabuk, dan sexy juga."

Miyu hanya bisa diam dan menundukkan wajahnya dia terlalu malu untuk menanggapi dua pria didepannya apalagi teman Arten itu terus melihatnya dan tersenyum. Miyu paling tidak tahan di pandangi oleh pria tampan wajahnya sudah memerah apalagi pria itu baru saja memujinya.

"kenalin nama gue Kun. Qian Kun." pria itu mengulurkan tangannya terlebih dahulu.

"Miyu Albert. Panggil aja gue Miyu," balas gadis itu dan menerima jabatan tangan dari pria bernama Kun itu.

   Sementara itu Taeyong hanya bisa menahan diri melihat Miyu yang sedang di dekati oleh pria lain, Taeyong tidak akan bertindak bodoh untuk kali ini ditambah ada Arten yang sedari tadi terlihat mengawasinya.

Taeyong hanya dapat mengepalkan tangannya saat pria yang duduk di samping Miyu itu mengelus puncak kepala gadis itu. Miyu malah membalas tersenyum kepada pria itu, beda kalau dirinya yang melakukan hal itu pasti Miyu akan marah dan mengamuk.

Cemburu? Tentu saja Taeyong cemburu dan juga kesal ingin sekali rasanya Taeyong menghajar pria itu dan membawa Miyu pergi dari tempat itu kalau saja dia tidak mengingat janjinya pada gadis itu.

Taeyong sudah tidak tahan lagi untuk diam ia berdiri dari duduknya dan pergi meninggalkan teman-temannya yang sedari tadi tidak terlalu memperdulikan dirinya yang sedang gelisah.

"yong kemana? Woii," teriak Yuta yang berusaha mencuri perhatian pria itu namun nihil usahanya terasa sia-sia.

"biarin ae lah paling mau nyari cewek lagi," ucap Doyoung acuh.




To be continued . . .





Drama banget sumpah iya tau ini bagian penuh drama hewhew. (.︿﹒.)

Yaudah lah ya penting gue seneng aja yekan.

Kuy kuy pelakor sekalian yang muncul.
pacar-mu  LianaChanyeol vebri__loey

Dabel up cidac ya?? Jangan lah hewhew 🌞

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top