CRUSH HOUR
Prolog
°
"Nanti malem ada acara, Mas?" tanya Odessa.
Seda melirik istrinya sejenak, sebelum kembali pada rutinitas membaca artikelnya di pagi hari. Baik itu pada hari kerja maupun tidak.
"Ada." Jawab pria itu sekenanya.
"Apa?"
"Acara dengan kamu. Di kamar."
Pipi Odessa memerah. Baru ucapan super kaku dan singkat saja dia tersipu, bagaimana jika suaminya menjadi romantis?
Ah, andai saja suaminya mampu menjadi sosok romantis itu.
"Kenapa?" seruan tanya itu mengalihkan Odessa dari angan-angannya mengenai Seda yang seandainya bisa bersikap lebih romantis.
"Aku... boleh keluar?"
Odessa bisa melihat kening suaminya berkerut dalam meski matanya masih menatap layar tablet.
"Ngapain?"
"Main sama temen," jawab Odessa.
"Siapa nama temanmu?"
"Oriris. Beda divisi sama aku, dia bagian---"
"Saya tahu." Ucap suaminya. "Main aja. Mumpung kamu masih bisa bebas. Nanti kalo kamu hamil, saya nggak akan izinin."
Kalo hamil. Sekarang Odessa tidak hamil. Suaminya ini entah menyindir atau tidak, tapi nyeri mendengar ucapan dengan nada biasa itu. Disaat begini, Odessa semakin ingin membagi ceritanya pada 'Deprima' teman chatting-nya di aplikasi Madam Rose.
Membayangkan akan mendapatkan balasan yang lebih manusiawi dan menghargai betul dari teman curhatnya itu sudah membuat Odessa tersenyum lebar.
"Kenapa senyum-senyum?" tegur Seda.
Odessa tergagap. "Eh... nggak."
Seda mengintip kepergian istrinya yang berperilaku aneh.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top