13. CRUSH HOUR
Detik dimana mereka bisa menyaksikan film melalui layar besar, baik Odessa atau Seda menjelma menjadi anak remaja yang saingan mencari tempat duduk di belakang dan mencoba mencari tahu bagaimana cara memanfaatkan kesempatan. Tentu saja yang dimaksud dengan memanfaatkan kesempatan adalah kegiatan dimana mereka bisa mencuri sentuhan tak senonoh dalam kegelapan. Biasanya yang tua sudah bosan dengan drama semacam itu, tapi ini kebalikannya. Mereka baru saja merasakan kencan yang melibatkan debaran di dada. Sensasi sembunyi-sembunyi memang tiada tandingan.
"Akh---"
Seda hampir memekik keras saat tak sengaja tangan istrinya menekan keperkasaannya. Sadar ada beberapa pasangan remaja yang menyadari tingkah mereka, Seda membisikkan kata-kata pada sang istri.
"Kita keluar, Des."
"Eh? Mas ...? Aku nggak sengaja," ucap Odessa mencoba membela diri dan memberikan penjelasan pada pria itu.
Sayangnya mereka tak bisa bicara leluasa dan Odessa tak bisa menjelaskan dengan leluasa sama sekali. Mereka dituntut tak berisik sama seperti ketika berada di perpustakaan. Maka Seda memiliki cara untuk menyelesaikan drama 'biji yang tersiksa' ini dengan pergi dan tidak meneruskan kegiatan ditengah cahaya super remang.
Begitu berhasil keluar, Seda tak sabaran dengan segera mengamit lengan istrinya tanpa aba-aba. Ditatap oleh Odessa dengan heran, Seda menyalak lebih dulu. "Apa? Salah lagi aku pegang tangan kamu di sini?" tanya pria itu.
"Nggak. Kamu kenapa sewot, sih, Mas?"
"Gara-gara kamu salah tekan, mana bisa aku nggak sewot, Des?"
"Aku, kan, nggak sengaja. Lagian gelap banget tadi. Kamunya juga yang pegang-pegang dan main narik aku buat cium kamu. Salah siapa kalo akhirnya tangan aku mendarat di tempat yang nggak tepat?"
Kelihatan sekali Seda yang ganti menahan diri akan situasi yang terjadi. Pria itu tak bisa tenang karena segalanya menjadi kacau begitu kejantanannya ditekan dan mengacaukan rangsangan perlahan di dalam bilik bioskop tadi.
"Sekarang, kamu harus tanggung jawab."
Odessa tak terima dengan apa yang suaminya katakan. "Kok, malah aku yang tanggung jawab? Kamu yang laki-laki, loh, Mas."
Tidak menerima balasan yang keras dari sang istri, Seda memilih berjalan tanpa henti dan mencari destinasi yang tepat untuk menuntaskan dahaga yang sekaligus disebut sebagai ranah tanggung jawab Odessa itu.
Meski bingung kemana sebenarnya sang suami ingin membawanya, Odessa tetap menuruti. Dia juga agak panik saat melihat wajah suaminya yang ketat tanpa bicara. Lebih mengejutkan lagi, sesuatu yang membengkak di bawah sana. Oh, itu mengejutkan Odessa karena pikiran wanita itu langsung mengulang dimana mereka berjalan sepanjang pusat perbelanjaan itu.
Mereka tadi belanja dengan kondisi penis suamiku yang tegak?
"Mas?"
Seda tidak menjawabnya. Sepertinya tepat sekali sesuai dengan bayangan menyeramkan yang menjelma di kepala, itu sebabnya Seda menjadi sangat diam dan tidak bisa diganggu dengan pertanyaan apa pun lagi. Pria itu sedang menahan diri.
*
"Hhh ... Mas."
Sebagian dirinya menjelma begitu murahan dan berhasrat menekan tubuh suaminya semakin dalam.
Bagian dari percintaan mereka memang menjadi banyak mengalami kemajuan yang lebih pesat, seakan bicara di atas ranjang dengan gerakan saling mendorong dan menarik pilar-pilar nafsu adalah cara yang paling tepat. Komunikasi yang dinamakan seks sukses besar, bahkan sebelum bahasa mulut mereka bekerja dengan benar, seks sudah bicara sangat mahir hingga menyatukan jiwa mereka.
"Miring, Sayang." Seda membuat bulu kuduk Odessa meremang ketika panggilan itu digaungkan.
Mengikuti apa yang diminta oleh suaminya, Odessa memiringkan tubuh. Ketika kakinya dilebarkan dengan gerakan tangan Seda, perempuan itu menangkap besarnya gairah yang ada. Posisi ini entah bagaimana membuat Odessa merasakan kulit bertemu kulit yang intens.
Diraihnya kepala Seda, mereka berciuman dengan cara erotis. Ini momen bercinta yang tak hanya digunakan untuk mendapatkan anak semata. Keduanya bisa merasakan perbedaan yang sekarang terbentuk.
Ini termasuk cheating day yang tidak Seda ucapkan izinnya. Mereka tidak bisa menahan diri soal hubungan ranjang. Odessa sebenarnya juga tidak masalah dengan ini, jujur saja Odessa menyukainya. Sebab Seda lebih berkonsentrasi untuk membuat Odessa merasakan nikmat yang sebelumnya tak pernah dipikirkan oleh Odessa. Hubungan intim yang semula memang hanya dicecar untuk mendapatkan keturunan, sekaran tampaknya bisa mereka gunakan untuk melupakan tekanan kerja dan menjadi hiburan.
Mendengarkan suara geraman dari Seda membangkitkan dorongan Odessa untuk mengeluarkan gelombang dalam dirinya.
"Mas ... Mas Seda," desah Odessa tidak bisa mengontrol nafsunya yang tiba-tiba lebih tinggi dari Seda. Entah lebih tinggi atau seimbang dengan sang suami, Odessa tak peduli. Karena sekarang Odessa memiliki tujuan lebih penting.
"Aku ... Mas, aku mau--"
"Bareng, Des!"
Dalam beberapa detik mereka memang masuk dalam dunia lain. Mata mereka seakan berputar ke belakang dan kenikmatan itu menerjang dengan kental, sekental apa yang meleleh diantara kaki Odessa sekarang.
[Aku eman komit beneran pengen tamatin naskah ini cepet, kok. Makanya update berkali-kali. Seneng, nggak? Eits, jangan senang dulu, karena tentu aja nanti bakalan naik cetak di rumah kesayangan Karos Publisher🤩]
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top