Part 3 - HEALER
Kau tak akan mampu melakukannya...
Andai kau memang mampu, aku tak akan membiarkan dirimu melakukannya, karena itu adalah tugasku.
Melindungimu...
-----------------------🍁🍁🍁---------------------
Vote first before you read the story.
Silahkan tinggalkan vote sebelum kamu baca storynya.
(100 VOTE FOR NEXT CHAPTER)
---------------------🍁🍁🍁-----------------------
"Sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa dia bisa pulang dalam kondisi mengemaskan seperti ini?" Tanya Sehun yang kini sudah menempatkan tubuh kakaknyanya di ranjang dengan di bantu oleh Jongin.
"Bukan itu masalahnya." Ucap Jongin yang kini melepaskan baju Chanyeol satu per satu untuk membersihkan tubuh kakaknya itu.
"Masalahnya, bagaimana bisa dia bersimbah darah tapi tak ada satupun luka di tubuhnya? Luka tusukan atau bahkan luka gores lainnya..." Gumam Jongin lagi, tapi Sehun yang melihat itu seolah tak peduli tentang hal semacam itu.
"Dia barusan menolong orang dan orang yang dia tolonglah yang terluka parah. Itu sebabnya, baju Hyung penuh dengan darah yang tak lain adalah darah dari korban yang dia tolong. Begitu kan?" Ucap si bungsu lagi, tapi Jongin menggeleng.
"Bodoh! Apa kau lupa? Tak ada darah manusia yang mampu menempel di tubuh makhluk seperti kita terlebih jika itu adalah Hyung. Mustahil jika ini darah manusia atau bahkan darah dari makhluk lain yang sama seperti kita. Ini sudah jelas dan pasti adalah darah Hyung sendiri, Hun.." jelas Jongin dan Sehun seolah di ingatkan lagi tentang fakta tersebut.
"Ahh, kau benar. Aku lupa.. tapi bagaimana bisa?" Monolog Sehun pada dirinya sendiri.
"Kau cepat hubungi ibu dan ayah. Minta mereka cepat pulang kesini dan ceritakan kondisi Hyung. Aku akan membersihkan tubuh Chanyeol Hyung terlebih dahulu." Perintah Jongin dan di angguki dengan cepat oleh Sehun yang segera keluar dari kamar kakak sulungnya itu melalui jendela.
---------------------------🍁-----------------------
--dream on--
"Chanyeol... Chanyeol! Cepatlah!" Teriak seseorang hingga lelaki jangkung itu sontak membuka matanya dan terduduk dari posisi sebelumnya.
"Chanyeol! Cepatlah, ayo cepat!" Teriak orang itu lagi, tapi sama sekali tak ada siapapun disana.
"Siapa disana??!! Cepat keluar, tunjukkan dirimu! Siapa disana!" Ujar Chanyeol setengah berteriak.
Kkrrssk krrsskk
Chanyeol menatap ke semak yang berbunyi dan sedikit bergerak, dia mendekat dengan langkah perlahan. Sangat berhati-hati dan hampir tak bersuara.
"Woaa!!"
Seorang gadis keluar dengan senyum lebar di bibirnya.
"Kau??!!"
"Hahaha, iya aku. Kau pikir siapa yang berani memanggil namamu seperti tadi kalau bukan aku, hmm?" Ucap Yoora yang terlihat puas dengan ekspresi terkejut adiknya.
"Untuk apa masuk ke dalam mimpiku? Memangnya kau siapa, sampai berani masuk ke mimpi orang lain seperti ini, hah?" Protes Chanyeol pada kakak perempuannya.
Dan... Tukk!!
Yoora menyentil dahi Chanyeol hingga lelaki itu meringis kecil.
"Kau ini, laki-laki kasar, tidak sopan dan tidak pernah menghargai aku. Kau pikir aku suka masuk ke mimpimu? Ini tugas tahu, tugas!" Teriak yoora tepat di telinga Chanyeol.
"Tugas apa? Apa hubungannya dengan mimpiku?" Tanya Chanyeol.
"Ck,ck,ck.. kau memang bodoh. Ini tak ada hubungannya dengan mimpimu. Tapi ini berhubungan dengan hukumanmu di bumi Chanyeol adikku sayang..." Ucap Yoora sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
Chanyeol membulatkan matanya, apa lagi sekarang?! Astaga, memikirkan hukuman beratnya yang sekarang belum selesai saja dia sudah pusing. Apa sekarang harus di tambah lagi?
"Tunggu tunggu.. memangnya aku salah apa sampai hukumanku harus di tambah? Aku justru sedang sakit hati setelah di khianati oleh manusia, kau tahu? Kau tega sekali menambah hukumanku seenaknya seperti ini?"
"Woww wow wow.. sabar adikku sabar.. tarik nafas.. hembuskan.. fyuuuhhh..." Ucap Yoora.
"Haiishh, mana bisa aku tenang?!!" Yoora memutar malas bola matanya dan kembali menyentil dahi Chanyeol.
"Kalau kau tak mau diam, aku akan tetap membiarkan dirimu bermimpi sampai satu minggu ke depan. Sumpah, aku pusing mendengar ocehanmu itu Yeol. Diamlah, dan dengarkan aku dulu. Bisa tidak?!" Gerutu yoora, dia bahkan belum mengatakan apapun tapi adiknya sudah menyembur yoora dengan kemarahan dan gerutuan tanpa henti. Membuat perempuan cantik itu memijit pelipisnya.
"Ya.. ya.. cepat jelaskan, setelah ini aku harus segera bangun dan mencari seseorang." Ujar Chanyeol.
"Gadis buta itu?" Tanya yoora dan ucapannya membuat Chanyeol menatap dirinya tajam
"Kau.. tahu?" Yoora mengangguk cepat.
"Tentu, itu adalah alasan utama aku masuk ke dalam mimpimu. Aku mau menjelaskan tentang gadis itu dan apa hubungan serta pengaruhnya pada dirimu juga hukumanmu."
Chanyeol mengerjapkan matanya tak mengerti dan menatap yoora begitu lekat. Kalau saja, yoora bukan kakak dari makhluk ini. Mungkin yoora sudah jatuh cinta saat di berikan tatapan semacam ini oleh Chanyeol.
"Sini, duduk dan dengarkan baik-baik ucapanku." Ucap Yoora dan Chanyeol menurut.
"Jadi apa?" Chanyeol terlihat sudah tak sabar
"Ya Tuhan, sabar Chanyeol. Aku baru mau bicara."
"Ya sudah cepat!"
"Iya iya, jadi... Gadis cantik dan uhm.. maaf buta itu adalah penyembuhmu. Kau tahu kan?"
Chanyeol tersentak. Dia sudah sempat menduganya beberapa saat begitu melihat lukanya yang menghilang secara ajaib setelah gadis itu menyentuh kulitnya. Tapi dia masih tidak yakin...
"Penyembuh?"
"Benar, dia adalah penyembuhmu. Kau tahu kan. Makhluk langit seperti kita memiliki penyembuh dari dunia manusia yang bisa kita temui saat mereka sudah meninggal nanti. Tapi, untuk kasusmu.. aku rasa ini pengecualian, karena kau bertemu dengannya saat dia masih hidup di dunia." Ujar yoora.
Benar.. jika Chanyeol, Sehun, dan Jongin juga Yoora bukanlah manusia. Mereka adalah makhluk dari langit. Manusia sering menyebut mereka sebagai malaikat atau bidadari jika dia perempuan dan cantik.
Chanyeol.. uhm, laki-laki itu kebetulan adalah anak yang lahir dari keturunan 'bangsawan' yang ada di sana. Begitu juga Yoora, sementara Sehun dan Jongin adalah sahabat dekat sekaligus orang kepercayaan Chanyeol yang sudah di angkat sebagai anak oleh orang tua lelaki itu.
Chanyeol... Dia melakukan kesalahan atau bisa disebut sebagai dosa jika di dunia manusia, dan karena kesalahan besarnya itu. Dia harus turun ke dunia manusia dan menjalankan hukuman dengan tugas khusus mencari penyembuhnya. Iya.. penyembuhnya, seseorang yang ditakdirkan untuk menjadi takdirnya dan mendampingi Chanyeol di surga. Tapi, jika orang itu menjadi orang baik dan tentunya harus sudah meninggal dunia. Itu sebabnya, Chanyeol terkejut karena dia terus bersikukuh pada sang ibu jika dia tak mungkin bisa menemukan penyembuhnya.
Ya mana mungkin sih, seharusnya penyembuhnya meninggal dulu. Mati, pergi selamanya dari dunia dan menuju akhirat. Atau apapun itu sebutannya.
"Jadi dia sudah mati? Aku bertemu arwahnya begitu?" Ucap Chanyeol lagi dan yoora menghela nafas kesal.
"Astaga, kau benar-benar bebal. Aku heran bagaimana bisa kau jadi pengajar di dunia manusia kalau kau saja sebodoh ini. Kau dengar tidak sih, tadi aku katakan padamu? Ini pengecualian Chanyeol. Pe-nge-cu-alian! Artinya, dia masih hidup tapi kamu bisa bertemu dengannya. Paham?"
Chanyeol kembali mengerjap, dia mencoba mencerna terus ucapan yoora dan segera memekik.
"Ya Tuhan!! Noona, kau tahu apa artinya? Aku bisa kembali ke rumah lebih cepat, benar kan?? Iya kan? Tugasku sudah selesai. Benar kan???!" Ujar Chanyeol yang membuat yoora menutup telinganya.
"Ssttt! Kata siapa semudah itu? Apa kamu tidak lihat, bagaimana keadaan penyembuhmu itu? Kau tahu bagaimana tugasmu? Membuat penyembuhmu bahagia. Itu tugasmu sekarang."
Chanyeol mencebik dan berdecak. "Noona, perjanjiannya hanya menemukan penyembuhku. Bukan membuatnya bahagia, oke.. aku akan membuat dia bahagia. Tapi itu nanti, kalau dia sudah meninggal dan menjadi jodohku di surga. Tapi sekarang?" Protes Chanyeol lagi.
"Tidak, tidak.. ibu sudah memberikan keputusan dan perintah untuk mengubah hukumanmu menjadi membahagiakan penyembuhmu. Bukan hanya mencari dan menemukan saja. Jadi kau harus mengikuti itu semua." Ucap Yoora.
"Noona.. ini sudah berapa tahun, astaga.. aku bahkan hampir lupa dengan bentuk kamarku dan aroma khasnya. Apa kau tega memberikan hukuman seberat ini pada adikmu?" Mohon Chanyeol sambil memelas pada sang kakak.
"Tidak, tidak, dan tidak!! Kau tahu kalau ucapan ibu adalah perintah mutlak yang bahkan Tuhan saja, akan segera mengabulkan permintaan tulis dari seorang ibu kan? Apalagi kita anaknya?" Jelas Yoora.
"Kau dan ibu sama saja. Selalu membuatku pusing dengan permintaan kalian yang aneh-aneh." Gerutu Chanyeol.
"Ssttt, jangan protes. Nanti kalau ibu dengar, hukumanmu bisa ditambah." Ujar Yoora.
"Ya sudahlah, kalau begitu. Aku mau bangun sekarang dan menemui gadis itu. Jadi lebih baik Noona pergi sekarang dari mimpiku." Usir Chanyeol
"Kau tak mau bertanya apapun soal gadis itu sebelum menemuinya? Aku bisa jelaskan, kebiasaan atau makanan kesukaannya mungkin?"
"Tidak, aku akan mencari tahu sendiri." Tolak Chanyeol sambil bersedekap tangan dan menatap tajam kakaknya, memberi isyarat agar kakaknya segera pergi dan membiarkannya bangun dari tidur.
"Oh nama mungkin? Kau belum tahu namanya kan? Atau umurnya? Atau kau tak mau tahu kapan dia bisa meninggal dan menikah denganmu nanti?" Ucap Yoora.
"Tidak! Noona pergi dari sini. Sekarang! Itu yang aku mau, cepat!" Usir Chanyeol lagi dan yoora berdecak.
"Dasar adik kurangajar, kau memang tak tahu terimakasih ya. Aku sudah memberikanmu info yang bagus kan?"
"Iya, tapi kau juga membawakan berita buruk yang menghancurkan moodku sekarang. Jadi pergilah, sebelum aku mengusirmu secara paksa, Noona." Ucap Chanyeol lagi.
"Oke oke. Tapi ingat, bahagiakan dia. Atau kau tak akan boleh kembali ke rumah selamanya sampai penyembuhmu meninggal. Paham, Chanyeol?" Chanyeol menghela nafas, berdehem dan mengangguk untuk menjawab ucapan yoora. Dan setelahnya. Gadis itu pergi menghilang seiring dengan kesadaran Chanyeol yang kembali perlahan.
--dream off--
--------------------------🍁--------------------------
Sementara itu, Putri kini kembali berkutat pada aktifitasnya di kampus seperti biasa. Gadis itu berangkat dan mengikuti kelasnya tanpa ada halangan. Hanya saja... Dia tak menceritakan tentang kejadian malam tadi, saat ada laki-laki asing yang entah makhluk apa dan bagaimana bisa masuk ke dalam pekarangan rumahnya yang terkunci.
Gadis itu bahkan tak habis pikir bagaimana caranya laki-laki itu 'melompati' pagarnya yang penuh kawat berduri di atasnya.
"Putri!" Sapa seseorang di ujung meja dan menghampiri putri yang berjalan menggunakan tongkatnya.
"Kak Dewi.." jawab putri sambil tersenyum, darimana dia tahu? Tentu saja dari aroma parfum wanita itu dan juga suaranya yang khas.
"Ayo... Kau belum makan kan, kita makan dulu, Dinda dan Lisa sebentar lagi juga selesai dan segera menyusul kesini." Ajak Dewi pada Putri. Mereka memang memiliki janji hari ini untuk bertemu, sekedar berkumpul untuk mengobrol dan merencanakan acara akhri minggu mereka.
Dewi, wanita yang sudah bekerja itu lebih sering menemui ketiga sahabatnya di kampus yang memang ketiganya menimba ilmu disana. Walaupun mereka juga sering bertemu di tempat lain, sesuai perjanjian sebelumnya.
"Kakak kenapa datang awal, kakak tidak kerja?" Tanya Putri sambil berjalan berdampingan dengan Dewi.
"Kerja, cuma kan nanti. Kamu tahu kan kalau bisnis seperti itu tidak mengikat. Aku bisa datang kapanpun dan pergi kapan saja, asalkan hasilnya tetap sama." Jawab Dewi dan membantu Putri duduk di meja kantin kampus siang itu.
"Hmm.. aku ingin seperti itu. Tidak mengikat, bisa bekerja dan mengatur usaha kita sendiri sekalipun kecil." Ucap Putri.
"Ya coba saja puu, aku yakin kamu mampu kok. Kerja tidak harus di kantoran seperti banyak orang di luar sana, yang harus menyesuaikan persyaratan yang diminta perusahaan, mengikuti aturan kerja, jam kerja yang mengikat dan lain-lain. Kamu bisa menciptakan lapangan kerja sendiri dan memulainya dari nol. Benar kan?" Putri tersenyum dan mengangguk.
"Iya kak. Aku sudah pikirkan soal itu kok kak..." Jawab Putri.
....
Di ujung kantin, tepat di salah satu meja yang cukup tersembunyi. Chanyeol kini terus menatap ke arah gadis yang tengah bergurau dengan ketiga sahabatnya itu.
Kepalanya di miringkan dan satu tangannya menyangga kepalanya sendiri sambil terus berpikir.
"Dia sudah bahagia kan? Lihat saja senyuman dan tawanya itu. Apa ibu tidak salah memberikan tugas, membuat orang yang sudah bahagia menjadi bahagia? Huufffttt.." Chanyeol bergumam dan mengaduk minuman di depannya.
Lamunan Chanyeol buyar saat dia melihat gadis yang menjadi penyembuhnya itu mulai bergerak menjauh dari area kantin. Dia bergegas mengambil coat hitam miliknya dan mengikuti lagi si gadis dari jarak yang cukup jauh.
Selama dia berjalan, tentu saja banyak gadis yang memekik kecil melihat ketampanannya yang berada di atas rata-rata manusia. Hey, tunggu! Chanyeol bukan manusia, ingat? Jadi wajar kalau dia punya wajah bak malaikat seperti ini.
Oh, lupakan. Chanyeol bahkan mengabaikan tatapan mereka yang menggoda plus lekukan tubuh indah yang mereka tunjukkan secara sengaja di hadapannya, hanya untuk mengikuti kemana gadis buta itu pergi dengan salah satu temannya.
....
"Kau yakin bisa sendirian? Astaga, aku lupa kalau ada pertemuan dengan klien penting sore ini. Seharusnya aku bisa mengantarkanmu pulang." Ucap Dewi dengan nada khawatir.
"Tak apa kok. Aku masih bisa pulang sendiri, ini belum sore jadi masih sangat aman untuk pulang sendirian." Jawab putri meyakinkan, Dewi bisa saja mengantarkan Putri. Kalau saja arah mereka tak berlawanan arah dan sangat jauh.
"Aku pesankan taksi, oke?" Ucap Dewi tapi Putri baru saja akan membantah kalau Dewi tak keburu memberhentikan salah satu mobil berplat kuning itu tepat di hadapannya.
"Masuklah, cepat pulang dan nanti aku akan menghubungimu lagi kalau urusanku sudah selesai. Kabari aku kalau kau sudah sampai rumah. Paham?" Terang Dewi dan Putri kini hanya mengangguk sambil tersenyum lagi.
"Ya sudah, aku pulang dulu ya kak. Kakak juga hati-hati di jalan."
Putri masuk ke dalam taksi itu dan Chanyeol mengikutinya, bukan dengan mobil atau motornya. Tapi terbang, bukan.. bukan.. dia menghilang seperti di tiup oleh angin siang itu.
--------------------------🍁-------------------------
"Kau sudah bahagia, aku benar kan? Lalu bagaimana caraku membuatmu lebih bahagia?"
"Penyembuhku.. kau penyembuhku???"
----------------------🍁🍁🍁----------------------
SATU CHAPTER SELESAI!
Silahkan tinggalkan jejak untuk masuk ke chapter selanjutnya. Terima kasih...
With love,
Author
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top