Part 22 - Cruel Destiny
Bismillahirrahmanirrahim
.......
"Sayang, kamu apa kabar?" Sapa ibu Chanyeol begitu dia melihat putri ada di depan pintu rumahnya. Beliau jelas terkejut karena ini adalah kali pertamanya bagi putri untuk datang ke rumah mereka sendirian tanpa Chanyeol yang menemani dirinya.
"Baik mah.." putri tersenyum, wajahnya yang sayu karena semalaman menangis dan tak tidur sama sekali terlihat cukup jelas.
"Sini, sini. Ayo masuk dulu... Ya Tuhan, kamu kenapa tidak bilang dulu kalau mau kesini sih. Chanyeol mana? Kamu naik apa kesini, kenapa mendadak? Ayo masuk."
..............
Di dalam, putri langsung di bawa masuk ke kamar Chanyeol oleh ibu Chanyeol. Bukan tanpa alasan, karena memang menurut sang ibu pasti ada hal yang sangat penting ingin di bicarakan oleh calon menantunya itu. Sehingga lebih baik kalau mereka membicarakan hal semacam itu di ruangan yang lebih pribadi.
"Maaf ya mah, aku ganggu mamah hari ini di rumah." Ucap putri. Dia tahu dirinya dimana sekarang, aroma kamar itu begitu khas hingga tanpa melihatnya pun dia tahu dengan sangat jelas.
"Duh, gak usah bilang begitu sayang. Kamu tenang aja. Anggap ini rumah kamu juga, kamu bisa kapan aja kok datang kesini, jadi gak perlu khawatir lagi, ya.." ujar ibu chanyeol. "Jadi kenapa sayang, ada apa? Apa yang bikin kamu datang kesini?"
Dan setelahnya, putri menceritakan segala yang dia tahu dari chanyeol semalam. Termasuk rencana Chanyeol yang ingin menikahi dirinya lebih cepat agar bisa membawa putri bersama Chanyeol nantinya. Semuanya tanpa terkecuali.
Reaksi ibu Chanyeol jelas sangat terkejut, tapi hal itu tak bisa di lihat langsung oleh putri. Hanya saja, sang ibu tetap mendengarkan dalam diam dan sekaligus mencari jalan keluar dari apa yang di hadapi oleh putra sulungnya dan calon menantunya itu.
.................
"Nak, ibu harus menceritakan semuanya. Semua yang ibu tahu dan selama ini Chanyeol simpan rapat dari kalian semua, termasuk orang tuanya sendiri. Sebuah fakta yang baru saja ibu tahu beberapa waktu belakangan ini. Dan itu, kemungkinan besar akan mengubah jalan hidup kalian dan jalan takdir kalian berdua nantinya." Jelas ibu Chanyeol. "Kamu mau mendengarkan cerita ibu dulu kan?" Putri mengangguk, gadis itu juga penasaran karena dia yakin Chanyeol masih menutupi beberapa hal.
Sampai akhirnya cerita itu mengalir dari bibir sang ibu.
--flashback on--
"Chanyeol! Kau di panggil oleh pemimpin ke ruangannya siang nanti." Ucap salah seorang malaikat yang dia temui di salah satu ruangan.
"Aku tidak membuat masalah hari ini, bahkan beberapa hari belakangan. Kenapa aku harus kesana lagi?" Tanya Chanyeol. Orang yang di sebut ketua atau pemimpin itu sebenarnya hanya malaikat dengan golongan yang lebih tinggi dari Chanyeol. Yang bertugas untuk mengawasi gerak gerik setiap malaikat yang ada dan memberi teguran atau bahkan hukuman jika ada yang membangkang.
Malaikat itu hanya mengangkat kedua bahunya, "aku tak tahu. Aku hanya menyampaikan perintah, kau juga sebaiknya tetap datang kesana agar tak menambah rentetan daftar hitammu di catatannya." Chanyeol berdecak, dia benci membahas catatan yang di sebut sebagai catatan kuasa.
Apapun yang di catat di sana akan di hitung kebaikan dan keburukannya.
"Ya ya.. aku nanti kesana. Terima kasih." Jawab Chanyeol.
................
Chanyeol benar-benar datang, dia bahkan datang lebih cepat karena dia pikir supaya urusannya bisa cepat selesai dan dia bisa dengan lebih cepat bersantai atau sekedar bermain bersama kedua saudaranya.
Belum sempat mengetuk pintu besar ruangan itu. Pintu besar itu justru sudah terbuka lebih dulu, "Masuklah, aku sudah menunggumu daritadi." Kata suara dari dalam itu.
Chanyeol menghela nafasnya sejenak dan merapihkan penampilannya. Dia masih punya sopan santun sebagai malaikat meskipun dia sering berbuat seenaknya terhadap banyak orang. Tapi di depan orang yang di anggap lebih tua dan lebih tinggi tingkatannya di banding dirinya, Chanyeol selalu bersikap hormat.
"Anda memanggilku?" Tanya Chanyeol. Di hadapannya kini ada seorang lelaki yang sudah sangat berumur, hampir seperti kakek untuknya tengah duduk dengan buku dan pena di tangan kanannya. Bisa di tebak, buku apa itu.
"Duduklah," ucapnya tanpa melihat ke arah Chanyeol.
"Di--sini?" Jari chanyeol menunjuk ke arah sebuah kursi yang ada di depan sang pemimpin.
"Dimana pun kau mau, buat dirimu nyaman karena kita akan bicara sangat panjang sekarang." Jawab lelaki itu dan membuat harapan Chanyeol tentang bersantai dan bermain hari ini lenyap sudah seketika.
...............
Sebuah catatan kusam kini ada di hadapan Chanyeol. Kertas itu sangat usang dan hampir robek di beberapa sisi yang membuatnya sangat rapuh. Chanyeol bahkan enggan untuk menyentuhnya karena takut akan merusak dan membuatnya berada di masalah yang lebih besar.
"Baca itu dengan teliti." Perintahnya tapi Chanyeol bergeming, lelaki itu hanya menatapnya dan tak ingin menyentuhnya. "Kau tak mau membacanya? Apa kau menunggu aku yang menjelaskan isi kertas itu?" Tanya pemimpin itu dan Chanyeol mengangguk, setidaknya itu lebih baik.
"Ada kelompok yang berkembang di wilayah iblis, kelompok yang terdiri dari banyak iblis dengan tingkatan tinggi hingga menengah. Kemampuan mereka juga tidak bisa di anggap remeh, dan aku mendapat laporan kalau kelompok itu semakin lama semakin besar dan semakin berpengaruh..." Chanyeol mengernyit, kelompok iblis?
"Apa urusan kita dengan kelompok itu? Itu urusan mereka sepenuhnya akan seperti apa nantinya, toh itu ada di wilayah mereka. Bukan di wilayah kita..." Sergah Chanyeol.
"Seharusnya, aku pun awalnya berpikiran sama seperti dirimu. Tapi akhir-akhir ini semuanya berubah, mereka tak hanya ingin menyebarkan pengaruhnya pada iblis dan di wilayahnya saja. Tapi juga masuk ke wilayah kita. Dan hebatnya, sudah ada banyak malaikat yang ikut ke dalam kelompok itu." Cerita sang pemimpin itu serius, dan Chanyeol juga menyimak dengan seksama. "Kelompok itu semakin bertambah besar dan pengaruhnya semakin kuat dan semakin berbahaya, bahkan mereka sekarang tak hanya berkumpul untuk saling bertukar informasi umum. Tapi banyak informasi yang seharusnya menjadi rahasia kita, akhirnya bocor ke wilayah mereka dan begitu pula sebaliknya. Hal ini, membuat banyak fitnah dan isu yang berkembang di antara para pimpinan dan menimbulkan banyak kekhawatiran di wilayah kita."
"Jadi apa maksud anda memanggil saya kesini? Apa hubungan semua ini dengan saya?" Tanya Chanyeol. "Dan, kenapa harus menceritakan ini pada saya?" Lanjut Chanyeol.
"Karena kau yang bisa masuk ke kelompok itu dengan mudah untuk mencari informasi pergerakan mereka nantinya, tanpa di curigai." Ujar sang pemimpin.
"Aku? Kenapa aku?"
"Kau dekat dengan salah satu pemimpin mereka. Lumos..."
...............
Waktu berjalan dan Chanyeol menjalankan perintah dari pimpinannya dengan berhati-hati, sekaligus menjalankan semuanya itu dengan setengah hati.
Menurut pikirannya, kelompok itu tak memberikan pengaruh besar terhadap wilayahnya maupun wilayah iblis. Karena pada kenyataannya, semuanya masih berjalan sebagaimana mestinya di setiap wilayah masing-masing tanpa terpengaruh sedikitpun. Juga menurut perasannya, Lumos masih menjadi sahabat sekaligus saudaranya, yang membuat chanyeol tak bisa menjalankan tugas itu secara objektif
Chanyeol mengikuti dan masuk kelompok itu begitu saja, dia merasa apa yang di lakukan oleh kelompok itu hanya bertukar informasi umum yang bisa dan boleh di ketahui banyak pihak. Juga obrolan ringan yang tak terlalu penting untuk Chanyeol.
Sampai pada satu titik. Dimana semua rahasia terungkap.
Chanyeol mendengar semuanya, rencana pemusnahan yang seharusnya tidak boleh di ketahui siapapun kecuali para pemimpin dari wilayahnya itu bocor dan menjadi perbincangan hangat di kelompok itu.
Tak hanya menjadi obrolan yang hampir tiap waktu di bicarakan, tapi muncul sebuah rencana. Rencana jahat yang kejam dan membuat kedua wilayah bisa hancur saat itu juga karena pertumpahan darah.
"Kita yang akan memusnahkan setiap iblis dan malaikat yang menyangsikan keberadaan kita, lalu menyatakan bahwa ini adalah bagian dari rencana pemusnahan yang di bicarakan oleh para pemimpin wilayah malaikat. Hal itu akan membuat nama kita tetap aman dan bersih. Dan setelahnya, kita akan menghabisi para pemimpin sebelum mereka sempat mengetahui segalanya."
Chanyeol akhirnya bertindak, setelah terkumpul semua bukti yang ada dan sangat kuat untuk melumpuhkan kelompok itu. Dia segera membawa semua bukti yang dia miliki ke pemimpin, yang sebelumnya memberikan tugas untuknya.
Tapi, apa yang di dapatkan oleh Chanyeol justru di luar dugaan. Karena sang pemimpin telah tewas.
Saat memasuki ruangan pemimpin, dia melihat bagaimana pemimpin bertikai dan bertarung melawan sahabatnya sendiri. Lumos....
Hingga akhirnya pimpinan mereka itu ambruk dan tak bernyawa lagi. Kemudian, saat itu juga pandangan Chanyeol mengenai segalanya berubah. Dia tak lagi mempercayai Lumos meskipun masih ingin mengampuni sahabatnya. Dan memutuskan untuk mengadili keluarga Lumos yang berada cukup jauh dari sisi Lumos. Karena keluarganya yang telah menyerahkan diri terlebih dahulu atas tuduhan membunuh para pemimpin sebelumnya.
Namun, tanpa sepengetahuan Lumos. Chanyeol menutupi dalang pembunuhan itu, yang sebenarnya adalah Lumos. Dan membuat isu beredar di kalangan malaikat juga iblis. Hingga pertikaian terjadi di antara kedua kelompok. Membuat Chanyeol yang menjadi saksi kunci kematian pemimpin terakhir mereka mendapatkan hukuman untuk turun ke bumi karena tak mau memberikan kesaksian apapun. Dan Lumos, iblis itu di kurung karena memimpin pertikaian antara dua kelompok. Tapi tidak di adili atas kejahatannya membunuh pemimpin mereka.
Lalu August dan Ernest? Mereka hanya iblis yang tak tahu apa yang terjadi dan ikut dalam sebuah kesalahpahaman besar yang di ciptakan oleh Lumos juga Chanyeol sampai detik ini.
--flashback off--
............
Waktu bergulir, matahari pun terus terbit dan tenggelam silih berganti. Putri masih ingat dengan jelas hari itu. Hari dimana dia akhirnya terpisah dari Chanyeol.
Hari dimana dia kehilangan pasangan dan separuh jiwanya, tapi juga hari dimana dia mendapatkan kembali penglihatannya.
Benar, putri sudah bisa kembali melihat. Secara ajaib, saat gadis itu bangun dari tidurnya setelah semalaman menangisi kepergian Chanyeol untuk kembali ke tempat asalnya. Gadis itu bangun dan mendapati dirinya mampu melihat kembali.
Chanyeol meninggalkannya, tapi memberikan sebuah hadiah besar di balik kepergiannya. Mengatakan bahwa dia akan menunggu putri sampai waktunya tiba.
Meskipun dia tahu itu akan sangat lama. Membiarkan kedua adik kecilnya menjaga pasangan hidupnya selama di dunia dan menunggu waktu yang tepat untuk kembali bertemu dengan pasangan hidupnya.
............
Kau akhirnya pergi.
Benar, pergi seperti angin.
Kau datang seperti angin pagi dengan embun yang membasahi permukaan tanah.
Lalu pergi seperti angin malam yang menghembuskan air hujan dan membuat suasana sunyi.
.........
One chapter done!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top