Part 19 - CRUSH!!

Apapun akan ku lakukan

Asal kau, bisa tetap di sampingku.

Selamanya...

------------------------🍁🍁🍁---------------------

Please vote first before you read the story.

Silahkan tinggalkan vote sebelum kamu baca storynya.

(100 vote for next chapter)

------------------------🍁🍁🍁---------------------

"Aku mau menikah sama putri."

"Uhuk! Uhuk!!" Junmyeon kini tersedak begitu mendengar ucapan Chanyeol yang meluncur mulus dari bibir tebal sahabatnya itu. "Kau.. apa tadi?" Tanya Junmyeon sekali lagi untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Aku. Mau. Menikahi. Putri. Hyungnim..." Jawab Chanyeol dengan penuh penekanan pada setiap kata yang dia ucapkan. Junmyeon sendiri kini menatap tajam ke arah Chanyeol dan berdecak.

"Nanti juga kau akan menikahi dia, tak perlu bicara. Kau tahu bagaimana takdir gadis itu, takdir kalian berdua kan nantinya? Kau dan dia memang akan menikah, saat waktunya tiba nanti." Jelas junmyeon namun Chanyeol menggeleng tegas.

"Sekarang Hyung, bukan nanti atau menunggu waktu yang tepat. Tapi sekarang. Aku mau menikahi putri sekarang juga." Junmyeon tercekat, lelaki di sebelahnya pasti sudah gila. Tak waras dan kehilangan semua akal sehatnya karena rasa cinta. Bagaimana mungkin dia melakukan itu, saat Chanyeol sendiri tahu perbedaan besar antara dirinya dengan putri saat ini?

"Kalau mau bergurau, jangan padaku. Tidak mempan! Katakan saja pada yang lain. Siapa tahu mereka mau percaya." Jawab junmyeon tak acuh, dan membuat Chanyeol geram.

"Astaga, apa kau melihat aku sedang main-main sekarang Hyung?! Aku serius!! Terserah kau mau percaya atau tidak, aku benar-benar ingin menikahi dia." Junmyeon kini mnegheela nafasnya, dia menyesap sebentar cola di tangan kanannya dan menyandarkan punggungnya ke sofa.

"Kau tahu dengan benar apa jawaban dari ucapanmu sendiri park chanyeol. Jelas itu tidak mungkin kalau kau melakukannya sekarang, mau jadi apa anak kalian nanti? Manusia setengah malaikat? Yang fisiknya manusia, tapi punya kekuatan seperti malaikat? Atau sebaliknya?!" Junmyeon sedikit menyentak Chanyeol.

Chanyeol menunduk, dia paham benar apa yang dimaksud Junmyeon. Tapi hatinya masih begitu keras menentang akal sehatnya yang menolak keinginannya sendiri itu.

"Kau mencintai dia, dia mencintai kamu. Kalian sudah bertemu dan bersama sekarang. Apa menunggu sampai waktunya nanti begitu berat untukmu? Sampai kau harus berkeras untuk menikahi dia Yeol?" Junmyeon kini mulai bertindak seperti seorang kakak pada Chanyeol.

"Aku ingin dia jadi milikku seutuhnya Hyung..." Jawab chanyeol.

"Demi Tuhan, Chanyeol. Kau sudah tahu persis jawabannya. Jangan memaksakan sesuatu yang tak mungkin bisa di lakukan. Kau bukan Tuhan dan bahkan kau sedang menjalani hukuman dari Tuhan sekarang. Jangan membangkang lagi Yeol! Lagipula, apa itu tadi? Kau mau menjadikan dia milikmu seutuhnya, apa sekarang sedang ada lelaki lain yang mengincar putri?! Sampai kau berniat dan bersikeras seperti itu?!" Tanya Junmyeon.

"Tidak, tapi aku hanya tak bisa meninggalkan dia lagi Hyung. Aku ingin terus ada di sampingnya tanpa harus mencari alasan agar bisa selalu menjaga dia. Hyung tahu kan, kalau dia sedang di incar?" Junmyeon mengerutkan keningnya. Dia bingung.

"Menikah bukan hal semudah itu Yeol. Bahkan untuk yang sama-sama manusia saja, itu adalah sebuah hal rumit yang membuat seluruh hidupmu berubah dalam hitungan detik. Apalagi untuk kita, untuk kaum sebangsa kita dan juga putri yang jelas sangat berbeda dunia. Ada dinding pembatas yang hanya bisa ditembus oleh kematian." Jelas junmyeon, "aku tahu kau begitu mencintai dia, ingin berada di sisinya. Menjaga dia, memeluk dia, melakukan apapun yang kalian mau tanpa batas lagi. Tapi, di waktu ini. Hal itu bahkan bisa di bilang mustahil Yeol. Bagaimanapun alasannya, tak ada yang bisa di benarkan. Kamu akan di anggap melanggar hukum yang sudah Tuhan buat, jika kamu melakukan itu. Dan bukan cuma kamu yang akan mendapat hukuman untuk itu semua. Tapi juga putri. Pikirkan itu," lanjut Junmyeon yang akhirnya membuat Chanyeol berpikir keras. Lelaki itu seolah sadar akan sesuatu yang selama ini luput dari pikirannya.

......

"Selamat sore tuan putri, bagaimana kabar kamu hari ini?" Sapa Chanyeol dengan lembut saat putri baru saja memasuki mobilnya.

Raut wajah gadis itu meredup tak seperti biasanya hari ini, wajahnya terlihat kusam dan bahkan bibirnya tak melengkungkan sebuah senyuman seperti biasanya.

Hingga Chanyeol melepaskan sabuk pengamannya yang sebelumnya telah terpasang sempurna di tubuhnya dan menghadap putri. "Katakan, ada apa? Apa dan yang mengganggumu? Atau ada yang berbuat kurangajar padamu?" Tanya Chanyeol.

Putri tak menjawab, tapi gadis itu menunduk. "Mereka tak percaya kalau kau adalah pacarku Chan." Jawab putri yang membuat kening Chanyeol mengerut. Dia tak paham dengan arah pembicaraan gadisnya saat ini.

"Maksud mu, siapa yang tak percaya?"

"Teman-teman ku Chan. Mereka tadi bertanya, siapa yang setiap hari mengantar dan menjemput ku ke kampus sekarang. Dan kenapa aku tak lagi naik angkutan umum seperti biasanya. Lalu aku jawab, kalau aku di antar pacarku. Terus mereka tanya lagi, 'oh ya? Siapa?' akhirnya aku tunjukkan fotomu di ponselku chan. Cuma satu foto pria di ponselku dan itu adalah fotomu. Tapi mereka tak percaya padaku. Mereka bilang, aku berkhayal dan terlalu berharap kalau pacarku setampan kau. Karena aku tak bisa melihat wajah pacarku, mereka kira aku tak tahu bagaimana wajah pacarku sebenarnya." Jelas putri dengan bibir mengerucut.

Chanyeol tersenyum dan menyelipkan rambut putri ke belakang telinga gadis itu, sangat menggemaskan! Itu yang Chanyeol pikirkan pertama kali saat melihat ekspresi putri saat ini.

"Ayo turun." Ajak Chanyeol tiba-tiba.

"Turun kemana? Kita belum sampai ke rumah kan?" Tanya putri bingung.

"Memang belum sayang, tapi ada makanan yang mau aku beli. Kebetulan, penjualnya ada di kantin kampus ini." Jawab Chanyeol dan membantu putri melepaskan sabuk pengamannya.

"Oh, aku tunggu disini aja." Tapi Chanyeol tak mengindahkan ucapan gadis itu. Lelaki itu sudah keluar dari mobil dan memutari mobilnya sendiri untuk membukakan pintu gadisnya. Membawa putri turun dan mengalungkan tangan putri ke lengan kekarnya.

"Antar aku kesana ya. Kita makan dulu sebelum pulang. Kamu belum makan juga kan?" Ucap Chanyeol yang akhirnya hanya di ikuti oleh gadis itu tanpa banyak bertanya.

.......

Pandangan mata setiap orang kini tertuju ke arah putri. Meskipun gadis itu tak bisa melihatnya langsung, tapi Chanyeol melihatnya dengan sangat jelas. Tatapan yang menusuk dan seolah meremehkan dan merendahkan pada gadisnya itu.

Membuat Chanyeol ingin sekali mencongkel setiap mata kurangajar yang menatap putri dengan pandangan itu dan membuangnya ke dasar laut terdalam, kalau saja dia tak ingat sedang berada di dekat putri sekarang.

"Kamu mau pesan apa? Biar aku pesankan." Ujar Chanyeol begitu mereka menemukan sebuah tempat duduk yang berada tepat di tengah kantin kampus. Bersyukurnya Chanyeol karena gadis itu tak harus melihat pemandangan tak menyenangkan yang akan membuat hati gadisnya sakit.

"Apa aja, aku ikut kamu. Tapi minumnya yang dingin ya.." jawab putri di selingi senyum manis. Hingga Chanyeol akhirnya mencubit gemas pipi putri.

"Tunggu sebentar ya princess. Aku kesana dulu. Jangan kemana-mana." Balas Chanyeol dan segera menuju ke sebuah kedai yang menjual makanan seperti bento khas Jepang yang menurut Chanyeol cukup mengenyangkan.

-------------------------🍁🍁🍁--------------------

Brakk!!

Putri berjengit, dia terkejut dan memundurkan tubuhnya ke belakang secara refleks.

"Dia siapa?! Pacar kamu itu? Atau kamu sengaja bayar dia buat jadi pacar pura-pura kamu, karena kamu gak mau nanggung malu. Karena ketahuan bohong sama kita?!" Tanya seseorang yang putri tak terlalu kenal siapa sebenarnya.

Putri diam, air matanya hour saja menetes keluar kalau dia tak menahannya dengan sekuat tenaga. "Dia memang pacarku." Jawab Putri lirih, tapi masih bisa terdengar cukup jelas oleh sekelompok perempuan yang mengelilinginya.

"Hahahahah... Pacar katanya, kau itu gadis buta yang bahkan hanya mengandalkan otakmu untuk bisa tetap kuliah disini!! Ini bukan negeri dongeng, dimana kamu bisa berubah dari itik buruk rupa menjadi seorang putri cantik! Sadar putri!!!" Teriak salah satu gadis dan menekan dagu putri cukup keras.

Plakk!!!

Tangan itu kini di tampar keras hingga memerah oleh seseorang.

"Kalian preman disini?!" Suara Chanyeol menggema begitu keras hingga seluruh kantin menoleh dan mengalihkan perhatiannya ke arah meja mereka.

Semua perempuan yang ada disana segera menatap Chanyeol dengan pandangan takjub. Dia bukan manusia... Itu pikiran mereka pertama kali saat melihat sosok Chanyeol disana, terlalu sempurna dan begitu sempurna sampai mata mereka tak berkedip melihatnya.

Chanyeol sendiri mengabaikan semua pandangan kagum yang dirinya terima dan segera menarik putri menjauh dari gerombolan kuman berbentuk manusia yang memakai make up tebal itu. Membawa tubuh gadis itu ke belakang tubuhnya dan menatap tajam ke arah kuman itu.

"Menyingkir! Ini tempat kami." Ujar chanyeol tegas.

"Kau--... Siapanya putri?" Tanya seseorang yang akhirnya membuka mulut setelah kesadarannya pulih.

"Kau bukan pacarnya kan?" Tanya salah satu gadis lagi dengan nada congkak. Chanyeol sendiri hanya menyeringai.

Lelaki itu segera meraih tangan putri dan menaikkannya. Menunjukkan tangannya dan tangan putri dimana ada sepasang cincin cantik yang melingkar manis di jari keduanya.

"Dia istriku. Berani kalian mengganggu nya, aku pastikan kalian akan segera di keluarkan dari kampus dengan tidak hormat karena kasus bullying. Orang tua kalian akan di panggil, dan kalian akan aku seret ke penjara atas apa yang kalian lakukan pada istriku." Tegas Chanyeol.

"Mengeluarkan? Kau pikir kau siapa?! Kau tak tahu, orang tuaku itu salah satu ketua yayasan dari kampus ini. Dan kau--..."

Chanyeol mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan sebuah pesan. Pesan singkat yang di kirim oleh ayah si gadis angkuh yang menyatakan dirinya di pecat dari posisinya saat itu dan membuat wajah gadis angkuh itu memucat seketika

"Ayahmu memang salah satu pemilik yayasan, tapi aku adalah pemegang saham utama dari yayasan ini dan ratusan yayasan lainnya. Jadi, apa yang terjadi disini. Adalah karena ulahmu. Ayahmu di pecat dari pekerjaannya karena membiarkan putri tunggalnya sendiri melakukan tindak kriminal dan bullying ke setiap mahasiswa disini. Dan mengijinkan mafia berkembang di lingkungan kampus. Hingga dia memutuskan untuk mengundurkan diri, atau di pecat secara tidak hormat karena harus menanggung malu atas segala perbuatanmu. Tidak hanya pada istriku, tapi juga mahasiswa lain disini." Jelas Chanyeol yang sekali lagi menyentak seluruh orang di sana.

Gadis yang lainnya kini mundur ke belakang dengan wajah pias. Mereka ketakutan dan gemetar. Entah pengaruh besar apa yang dimiliki oleh Chanyeol sampai bisa melakukan hal semacam itu. Aura iblis kini terpancar jelas di wajah tampan Chanyeol tanpa bisa di tampik lagi, sementara putri hanya meremat lengan Chanyeol.

"Pulang..." Lirih gadis itu tepat di telinga Chanyeol.

Chanyeol menoleh sekilas dan mengangguk, "Iya, kita pulang sekarang ya sayang." Chanyeol melemparkan bento makanan yang ada di meja tepat ke hadapan gerombolan gadis itu dan tepat mengenai wajah si gadis angkuh itu sebelum menarik putri menjauh dari tempat itu.

.......

"Menikah?!! Ibu yakin?!" Ayah chanyeol terdengar begitu syok mendengar ucapan sang istri.

"Chanyeol sendiri yang bilang pada ibu tadi. Dia bilang dia yakin dengan keputusannya dan akan menerima segala resiko atas jalan yang akan dia ambil nantinya." Jelas sang ibu, ayah Chanyeol sendiri hanya menghela nafas begitu berat saat ini.

"Astaga anak itu. Apa tidak bisa sekali saja tidak membuat masalah?! Apa dia tidak tahu bagaimana peraturannya berjalan selama ini, kenapa selalu saja ada alasan untuknya melanggar setiap aturan yang ada. Membuat pusing!" Keluh sang ayah dengan sedikit emosi.

"Tenang dulu.. kita bicarakan ini baik-baik nantinya dengan Chanyeol dan semuanya ya. Aku yakin, dia punya alasan kuat di balik permintaannya itu ayah..." Tenang sang istri.

"Apa putri yang meminta Chanyeol secara langsung untuk segera menikahinya?" Tanya sang ayah, dan ibu chanyeol menggeleng. Dia bahkan yakin, bahwa gadis itu sama sekali tak tahu niatan Chanyeol yang sangat ingin menikahinya secepat ini. "Lalu apa yang harus di bicarakan lagi?" Tanyanya sekali lagi.

"Atau... Chanyeol meminta hal semacam ini karena putri yang hamil terlebih dahulu sebelum waktunya?" Ucapan sang ayah jelas menyentak batin ibu Chanyeol kala itu.

"Ayah jangan bicara sembarangan, kita sedang membicarakan tentang putra sulung kita dan juga calon menantu kita sendiri ayah. Calon ibu dari cucu kita nantinya. Bagaimana bisa ayah bicara begitu terhadap anak anak kita?!" Sergah sang ibu.

"Maaf, aku terbawa emosi tadi. Aku sama sekali tak bermaksud seperti itu. Maafkan aku..." Ujar ayah Chanyeol yang emosinya mulai redam

"Kita dengarkan dulu alasan di balik permintaan putra kita. Baru kita putuskan jalan yang terbaik untuk semua ini. Sekaligus, meredam emosimu terlebih dahulu." Ujar sang ibu yang di angguki oleh ayah Chanyeol.

----------------------------🍁-----------------------

"Ayo turun, nanti aku pesankan makanan yang baru untuk kita begitu sampai ke rumah." Ucap Chanyeol.

"Chan..."

"Hngg?"

"Kenapa kamu bicara begitu tadi? Kau bilang, aku istrimu dan kau memecat ayahnya dengan semudah itu. Itu tak baik chan.. itu bukan tindakan yang benar." Jelas putri.

"Apa maksudmu dengan tindakan yang tidak benar? Apa salah, jika aku membelamu yang sedang di perlakukan tidak adil seperti tadi? Lalu bagaimana tindakan yang benar menurut mu? Diam saja dan membiarkan itu semua terjadi di depan mataku, begitu?!" Chanyeol sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran gadis di hadapan nya sekarang.

"Kau berbohong soal status kita. Kita belum resmi menjadi suami istri. Apa kata orang jika mereka tahu nanti? Lagipula, kenapa semudah itu kau memecat seseorang Chan? Dia kepala keluarga, dia harus menghidupi banyak orang. Tapi kau mengambil pekerjaannya dengan mudah dan membuat dunia terjungkal tepat di depan matanya. Dia pasti sedih, terpukul dan kecewa Chan. Itu... Agak... Keterlaluan menurutku."

Chanyeol menghela nafas, dia meraih tangan putri. "Lalu bagaimana dengan duniamu? Bagaimana dengan perasaanmu, bagaimana dengan rasa kecewa yang melingkupi hatimu saat tadi dia memperlakukanmu dengan tidak pantas? Apa itu bukan hal penting untukmu? Kau berpikir soal perasaan orang lain, beban orang lain. Tapi kau lupa... Kau juga manusia, kau punya hati yang bisa terluka. Bisa merasakan kecewa, dan merasakan beban yang jauh lebih berat dari orang lain. Bahkan, malaikat sekalipun bisa memiliki beban putri..."

Putri diam, dia tak menyalahkan ucapan Chanyeol. "Aku melakukan itu, bukan semata-mata untuk melindungimu. Tapi juga untuk membuat dia bisa jadi orang yang lebih baik. Yang lebih menghargai orang lain dan menghargai apa yang dia miliki sebelum dia merendahkan orang lain." Lanjut Chanyeol. "Dan soal status kita. Kita bisa menikah sekarang kalau kau setuju. Bagaimana?"

.......

Daun berguguran. Tanda bahwa kepergianmu tinggal menunggu waktu.

Itu sebabnya aku disini, untuk memegang tanganmu sampai akhir.

------------------------🍁🍁🍁---------------------

ONE CHAPTER DONE!

SUKA?

NILAI 10-100?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top