Part 13 - MONSTER SIGN

Dia kembali... Dia harusnya tak kembali...

Aroma tubuhmu yang mengundangnya datang ke tempat ini.

------------------------🍁🍁🍁---------------------

Vote first before you read the story.

Silahkan tinggalkan vote sebelum kamu baca storynya.

(100 vote for next chapter)

------------------------🍁🍁🍁---------------------
"Jadi ada dimana dia sekarang?" Tanya satu sosok yang saat itu tengah menyandera satu iblis kecil. Yang tak lain adalah adik dari Ernest.

"Aku.. tak tahu, sungguh. Aku tak pernah lagi melihat sosoknya di sekitar sini. Aku bersumpah!" Ucap iblis perempuan kecil yang menangis menahan rasa sakit yang begitu luar biasa karena tangannya terikat ke atas dan menerima banyak cambukan di punggungnya.

"Jangan menipuku!! Hubungan kalian cukup dekat bahkan untuk sekedar bertukar kabar! Cepat katakan, dimana malaikat KEPARAT itu berada sekarang!!" Teriak sosok menakutkan itu sekali lagi.

Ctarr!!!

Cambuk itu kembali melayang dan mengenai punggung kecil iblis perempuan itu sampai satu iblis lainnya kini datang dengan tergopoh-gopoh dan berlutut di hadapan sosok kuat yang mencambuk punggung sang adik.

"Ernest! Hahahah... Akhirnya kau muncul juga, iblis kotor!" Ucap sosok itu saatelihat Ernest berlutut.

"Hentikan, aku mohon. Dia tak tahu apapun soal kejadian ini. Dia tak ada hubungannya sedikitpun tentang kejadian ini. Kalau kau mau mendapatkan informasi, kau bisa tanyakan apapun padaku. Tapi aku mohon... Jangan sakiti dia, dia sama sekali tak tahu apa-apa..." Pinta Ernest dengan wajah memerah menahan amarahnya sekaligus rasa sakit saat melihat kondisi adik semata wayangnya.

"Hahahahha... Kau jangan bergurau padaku Ernest. Jangan pernah!!" Teriak sosok itu tanpa memberi Ernest belas kasihan sedikitpun. "Kau pikir, aku bodoh??!! Kau yang membuat semua keadaan menjadi kacau, Ernest! Kau!! Dasar iblis kotor!" Amarahnya kini meledak.

"Ampuni aku Lumos. Aku minta ampun padamu. Aku mohon, tolong lepaskan adikku. Dia tak bersalah..." Mohon Ernest sekali lagi dengan penuh harap.

"Ringan sekali ucapanmu, iblis kotor! Kau tak sadar apa yang telah kau lakukan beberapa ratus tahun yang lalu?! Apa yang kau lakukan, sampai akhirnya aku dan juga malaikat brengsek itu harus menjalani hari seperti neraka??!!! Bagaimana kami saling membunuh dan saling menyerang keluarga juga sahabat dan anak buah kami satu per satu karena nafsu bejadmu itu?!!!" Lumos seolah menuliskan pendengarannya dan memutar kembali memori menyakitkan yang dia alami dulu.

"Aku tahu itu kesalahanku, aku tahu... Jadi aku akan mengganti semuanya. Tapi jangan libatkan adikku. Dia tak bersalah, aku mohon... Lakukan apapun padaku tapi jangan lukai adikku." Ernest kini menitikkan air mata dan sekali lagi memohon dengan nada merendah pada Lumos. Sampai iblis menakutkan itu kini mencekik leher Ernest.

"Dimana malaikat brengsek itu sekarang berada?" Tanya Lumos pada Ernest dengan nada mengancam.

-------------------------🍁---------------------------

"Mau pesan apa?" Tanya Chanyeol begitu sampai ke sebuah tempat makan. Gadis itu memegang erat tangan Chanyeol dan berbisik.

"Kamu aja yang pilih, kan aku gak bisa lihat menunya." Ujar Putri, yang terdengar seperti ucapan menyakitkan untuk Chanyeol. Lelaki itu juga menatap tajam ke arah beberapa orang yang menatap aneh ke arah gadisnya kini. Pandangan mereka yang meremehkan dan seolah menghina kondisi putri. Jelas membuat emosi Chanyeol naik sampai ke ubun-ubun.

"Ada tteobokki pedas, warnanya entah kental seperti darah. Ada taburan wijen dan daun bawang di atasnya. Ada juga Ramyun yang punya level pedas berbeda. Samyang, Jajangmyeon, dan Jjampong dengan seafood lengkap dan kerang di atasnya." Jelas Chanyeol sambil membacakan setiap apa yang ada di menu. Dia ingin mengabaikan setiap orang yang memandang sinis ke arah gadisnya itu sekarang.

"Chan..."

"Pilihlah, bayangkan apa yang ingin kau makan. Lalu katakan padaku. Kau mau makan yang mana saja." Ucap Chanyeol dengan terus memegang daftar menu.

"Semuanya enak Chan. Aku bingung, kamu aja yang pil--"

"Aku pesan semuanya ya. Yang paling enak dan harus yang spesial, tapi juga jangan terlalu pedas karena aku tak mau nanti istriku ini sakit perut." Ucap Chanyeol dan segera mengeluarkan black card miliknya tanpa menunggu lama. "Ayo, kita cari tempat duduk dulu sayang." Setelahnya, Chanyeol segera menarik tangan Putri menuju ke sebuah meja yang agak jauh dari keramaian.

.....

"Chan, kamu apa-apaan sih. Kenapa kamu bilang kalau aku ini istri kamu segala seperti tadi?" Tanya Putri.

"Biarkan saja, siapa suruh tadi mereka menatapmu dengan pandangan aneh begitu. Memuakkan tahu tidak, membuatku gerah melihatnya." Ujar Chanyeol sambil menyesap minuman yang beberapa waktu sebelumnya di antarkan ke meja mereka.

Putri tersenyum tipis, "Jelas saja kalau mereka menatap kita seperti itu. Laki-laki tampan seperti dirimu berjalan bersama dengan gadis buta sepertiku. Rasanya memang aneh kan?" Ucap putri. Tapi Chanyeol terlihat tak menyukai gagasan gadis itu, dia menghela nafas berat dan menunduk sebentar.

"Jangan pernah merendahkan dirimu seperti itu, Putri. Aku tidak pernah memandangmu dengan cara seperti itu, aku juga tak suka kalau ada orang lain yang berani meemandang kau begitu. Jadi, aku harap.. kau tak akan pernah melakukan itu pada dirimu sendiri, puu.." ucap Chanyeol.

"Apa kau marah, Chan?" Tanya Putri sekali lagi.

"Sedikit, tapi kalau kamu mengatakan hal semacam itu lagi atau bersikap seperti tadi lagi. Aku tak akan memaafkanmu. Mengerti?" Ucap Chanyeol, tepat sesaat setelahnya makanan mereka pun di antar ke meja dan Chanyeol kini menggenggam tangan gadis itu yang terlihat sedikit takut setelah mendengar ucapan Chanyeol. "Makanlah, jangan pikirkan lagi. Aku minta maaf sudah memarahimu."

Putri menggeleng kecil menjawab ucapan Chanyeol. "Tak apa, memang aku yang bersalah disini Chan." Ucapnya.

-------------------------🍁---------------------------

Rahang wanita paruh baya itu mengeras, tangannya mengepal kencang dan wajahnya memucat. Dia melihat apa yang Jongin lihat sebelumnya, tepat saat wanita yang adalah ibu Chanyeol itu mengunjungi rumah putra sulungnya.

Sosok itu, adalah sosok yang sama dengan sosok yang telah menghancurkan hidup dan masa depan putra sulungnya beberapa ratus tahun yang lalu. Yang membuat Chanyeol harus hidup terpisah dari orangtuanya dan di asibgkan dari keluarga juga sahabatnya sendiri selama ini.

"Minum dulu teh nya ibu." Sehun kini duduk di hadapan ibunya sambil mengangsurkan secangkir teh hangat ke hadapan sang ibu.

"Apa kamu sudah menghubungi mereka? Kapan mereka akan sampai kesini?" Tanya ibu Chanyeol.

"Sebentar lagi ibu, mereka sedang dalam perjalanan ke rumah ini. Ayah juga bilang kalau dia akan datang. Kita tinggal menunggu saja. Tapi ibu, apa tidak sebaiknya kita beritahukan ini juga pada Hyung? Ini menyangkut hidupnya dan gadis itu juga." Ucap Sehun dengan wajah khawatir.

"Tidak, ini belum waktunya. Kita harus menyiapkan semuanya dan berada di belakang kakakmu jika sesuatu yang buruk terjadi. Jangan sampai.. kejadian dulu itu terulang kembali untuk kedua kalinya." Ujar ibu Chanyeol dengan pandangan menerawang. "Lumos, dia harus di hancurkan dan mati." Lanjut wanita paruh baya itu lagi di hadapan putra bungsunya.

.....

"Kau mau mampir?" Tawar Putri pada Chanyeol sembari melepaskan sabuk pengaman di tubuhnya.

"Tidak, aku hanya akan mengantarkanmu sampai ke depan pintu rumah. Ini sudah terlalu larut, dan aku rasa... Kita tak akan bisa berhenti mengobrol bahkan sampai pagi menjelang besok. Aku tak ingin kau kekurangan waktu istirahatmu hanya karena menghabiskan waktu denganku." Ucap Chanyeol.

"Hmmhh.. ya sudah, pulanglah. Aku tak perlu di antar sampai depan pintu rumahku Chan. Aku sudah besar dan kau tahu bagaimana aku kan? Jangan perlakukan aku seperti anak balita." Mohon Putri dan Chanyeol menatap lekat wajah si gadis. "Oke, tapi aku akan melihatmu dari sini sampai kau benar-benar masuk ke dalam rumah." Tegas Chanyeol tanpa bisa di bantah lagi.

Putri terkekeh, "Sebenarnya kita ini apa sih Chan. Kau memperlakukan aku seperti ini dan memberikan aku perhatian manis seperti sekarang." Ucap Putri yang memang bingung dengan hubungan antara dirinya juga Chanyeol. Belum lagi, kedua sahabatnya yang juga terus menanyakan tentang sosok lelaki yang kini berada di dekatnya.

"Sudah aku katakan, aku mencintaimu. Menyayangimu. Dan aku ingin menjagamu, mulai saat ini sampai seterusnya. Apa itu masih kurang jelas untukmu? Tentang bagaimana arti dirimu untukku? Tentang hubungan kita?" Tanya Chanyeol balik.

Putri terdiam, gadis itu mencoba mencerna secara perlahan arti dari setiap ucapan Chanyeol. Tangannya terulur ke wajah Chanyeol dan meraba perlahan setiap lekuk wajah lelaki itu dengan jari jari kecilnya. Membuat Chanyeol memejamkan matanya dan hanyut dalam setiap sentuhan lembut gadis itu.

Cupp

Bibir Chanyeol mengecup jari Putri yang kini menyentuh permukaan bibir tebalnya itu. Membuat putri tersentak dan hampir menarik tangannya menjauh dari wajah Chanyeol, tapi sebelum itu terjadi. Lelaki itu sudah menahan tangan putri dan menarik tubuh putri lebih mendekat lagi padanya.

Ssrrttt

Putri merasakan tangannya kini di tarik dan di sentuhkan ke tubuh Chanyeol, mungkin tepatnya di dada lelaki jangkung itu. Tempat jantungnya berada...

Duugg duugg duugg

Degupan kencang itu begitu terasa di setiap jari kecil putri. "Bisa kau rasakan ini?" Tanya Chanyeol. "Detakannya begitu cepat dan tak beraturan, membuatku bingung dan tak mengerti apa yang sedang terjadi padaku beberapa waktu belakangan ini. Dan sekarang... Aku sudah menemukan jawaban dari semua pertanyaan itu."

Chanyeol terdiam sebentar sebelum melanjutkan. "Jawabannya adalah kau... Jantungku, berdetak begitu kuat karena dirimu. Dan hanya untukmu..." Lanjutnya dengan nada lembut dan lirih yang membuat gadis itu menitikkan air matanya.

"Aku mencintaimu... Kau, adalah milikku. Selamanya... Milikku." Tegas Chanyeol dan menarik tubuh putri. Menahan tubuh gadis itu dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menahan tengkuk putri saat lelaki itu mencium lembut bibir putri sembari menitikkan air matanya. Ciuman lembut yang penuh rasa, yang Chanyeol berikan hanya untuk satu orang.

Putri...

--------------------------🍁-------------------------

"Jadi dia benar-benar telah kembali lagi?" Tanya minseok dengan raut wajah datar tapi keningnya sedikit berkerut. Jongin mengangguk dan ibu Chanyeol juga melakukan hal yang sama.

"Lalu, apa dia sudah tahu?" Tanya Junmyeon.

"Tidak, Hyung belum tahu. Dan dia belum boleh tahu untuk saat ini. Terlalu berbahaya untuknya mengetahui hal semacam ini sekarang." Ucap Sehun lagi, tapi Jongdae menggeleng kuat.

"Tidak, jangan... Dia harus tahu. Kalau apa yang aku lihat benar, dan kalau memang catatan kelahiran itu tepat. Maka... Keturunan Chanyeol akan lahir sebentar lagi. Yang artinya, akan ada interaksi antara Chanyeol dengan penyembuhnya dalam waktu dekat." Ujar Jongdae.

"Apa maksudmu dengan keturunan Chanyeol? Maksudnya, mereka akan menikah atau memiliki anak begitu? Aku akan memiliki cucu sebentar lagi begitu?!" Tanya ayah Chanyeol dan Jongdae mengangguk.

"Hubungan mereka memang baru saja di mulai di dunia manusia, tapi pada takdirnya. Mereka bahkan sudah di takdirkan untuk bersama, jauh sebelum mereka lahir ke dunia ini dari rahim ibunya. Dan... tak ada yang bisa mengubah bagaimana kuatnya ikatan batin mereka berdua untuk hal ini." Jelas Jongdae yang sekali lagi membuat semua orang di ruangan itu terdiam.

"Putri harus di lindungi bagaimanapun caranya. Atau.. Chanyeol tak akan pernah memiliki keturunan sampai kapanpun." Ucap Kyungsoo serius.

"Tapi kalau ada orang yang bisa melindungi Putri dengan baik. Hanya satu orang yang bisa melakukan itu." Ucap Baekhyun. "Dan dia adalah Chanyeol..." Lanjutnya lagi.

......

"Hahahhahaha... Hahahhahaha..." Tawa menakutkan itu menggema di seluruh ruangan gelap dan pengap yang ada di dasar neraka. Ruangan dimana Lumos, iblis terkuat dan paling kejam di seluruh neraka tinggal.

Di hadapannya terdapat sebuah kotak kecil yang berisi racun mematikan, yang mana jika racun itu masuk ke dalam tubuh manusia. Maka hanya dalam waktu kurang dari 1 detik, manusia itu akan mati dan jiwanya tak akan pernah bisa masuk ke alam akhirat. Sedangkan jika makhluk sepertinya yang terkena racun itu, maka seluruh kekuatannya akan hilang dan tubuhnya akan hancur secara perlahan dan menyakitkan.

Hingga butuh waktu lama untuk bisa kembali lagi seperti semula, dengan perjuangan yang sangat menyakitkan.

Lumos tertawa terbahak, karena beberapa detik yang lalu. Iblis kejam itu berhasil menangkap Ernest dan seluruh keluarganya. Dan kini dia mengincar dua makhluk lagi untuk merasakan nasib yang sama dengan iblis kotor itu.

Chanyeol dan August....

.....

Hujan kini mulai mereda, seiring dengan ciuman Chanyeol yang terhenti. Lelaki itu menatap lekat wajah putri yang masih memejamkan matanya, entah sejak berapa lama.

Jemari Chanyeol kini mengusap lembut pipi gadis itu. "Chanyeol..." Panggil Putri yang kini mulai membuka matanya.

"Ayo pulang, aku akan mengantarkanmu sampai ke dalam rumah. Di luar sedang hujan deras." Bisik Chanyeol.

"Bisa tidak kalau kau tidak langsung pulang setelah mengantarkan aku ke dalam?" Tanya Putri yang membuat Chanyeol terkekeh.

"Jangan katakan kalau kau sudah merindukanku sekarang? Hahahha, aku tak tahu kalau ciumanku bisa memiliki efek sekuat ini padamu." Ejek Chanyeol hingga gadis itu merajuk dan memukuli lengan Chanyeol.

"Isshh! Menyebalkan! Aku mau pulang sendiri saja!" Teriak Putri.

Grepp!

Chanyeol menahan tangan Putri dan menghentikan pukulan kecil yang gadis itu berikan. "Sakit puu, jangan memukulku lagi kecuali aku menyakitimu. Aku akan lakukan apapun untukmu, apapun yang kau minta. Jangan marah lagi." Chanyeol mengecup bibir Putri sekilas, dan segera keluar dari mobilnya untuk membukakan pintu mobilnya untuk Putri dan menggendong gadis itu menerobos gerimis yang di ciptakan oleh dirinya sendiri.

"Pegangan tuan Putri!" Teriak Chanyeol.

.....

Perasaan ku tak bisa di bohongi, ada yang akan membuat kita terpisah.

Meskipun itu bukan diriku atau pun kau sendiri....

-----------------------🍁🍁🍁--------------------

Satu chapter selesai!

Nilai 10-100?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top